Anda di halaman 1dari 17

SKENARIO 2

KUNJUNGAN KE RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN


PERNAPASAN
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

KELOMPOK A-2
Ketua

: Ermi Atiyah

(1102009100)

Sekertaris

: Fahada Indi

(1102007106)

Anggota

:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anika Rifany
(1102009033)
Anneu Rostiana
(1102009036)
Arwan Firmansyah
(1102009042)
Dea Rizqi Rohmah
(1102009070)
Dian Puspitarini
(1102009079)
Fatihah Iswatun Sahara
(1102009109)
G. Ayu Amelinda Hanjani (1102009119)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


Tahun Ajaran 2012/2013

SKENARIO 2
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN
Seseorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan
keluan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari sehingga dokter ingin
mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 4 x 7 meter bersama keluarganya yang
terdiri dari ayah ibu dan dua orang kakak yang berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu dirumah
tersebut tinggallah kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi dalam rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat asma bronchial. Kakek dan ayahnya
adalah perokok berat.
Ayah pasien adalah lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD yang
bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangganya, sedangkan kakek dan neneknya tidak
kerja. Kedua orangtua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien kurang mendapat
perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering terlambat berobat ke
dokter.
Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini
dalam kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut ?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga?

STEP 1

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga
1.1.
Definisi Keluarga
1.2.
Struktur Keluarga
1.3.
Bentuk Keluarga
1.4.
Ciri ciri Keluarga
1.5.
Fungsi Keluarga
1.6.
Peranan Keluarga
1.7.
Dinamika Keluarga
1.8.
Genogram
2. Memahami dan menjelaskan Mekanisme yang Mendasari berbagai gangguan serta
Faktor External yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan Keluarga
3. Memahami dan menjelaskan Konsep Keluarga Islami
4. Memahami dan menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit

STEP 2
(MANDIRI)

1. Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga


1.1.

DEFINISI KELUARGA
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

1.2.

Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
STRUKTUR KELUARGA

2. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
3. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibuMatrilokal :
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
1.3.

BENTUK KELUARGA
TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu


rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

1.4.

NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
CIRI-CIRI KELUARGA

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota


keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masingmasing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.5.

Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:


Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran
yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan-keluarga
di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu
sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
Ciri ciri Keluarga Indonesia:
Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong
FUNGSI KELUARGA

Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa


fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh
BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilainilai budaya keluarga
3. Fungsi Cinta Kasih

4.
5.
6.

7.

8.

Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi
dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara
serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan
yang berubah secara dinamis..

1.6.

PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku
dari
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

1.7.

DINAMIKA KELUARGA
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.

1.8.

Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota


keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di
lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan
dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang
sebagai sistem nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.
GENOGRAM
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan
untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga
pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah
biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota
keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit
spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi
tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi
lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk
menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan
selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota
keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem
keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional
keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi
keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi
antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

I.

2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme yang mendasari berbagai


gangguan serta Faktor External Yang mempengaruhi masalah kesehatan
keluarga
Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu
(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
Resiko internal :
Genetic
Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua
cenderung lebih perhatian terhadap anggota keluarga yang lain
Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
meneriam informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki
Pekerjaan
Sex
Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling
tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor
genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada
factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap

2.

3.

4.

5.

3.

awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang
tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak
mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi
pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan
fisik maupun perilakunya.
Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka
tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah
terserang penyakit tersebut
Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo
membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi daripada
mereka yang berkeluarga.
Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis
jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada
keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit

Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami


Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan
keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al-Quran dan asSunnah. Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat
untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan
adab-adab Islam Islam sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut
HammudahAbdul Al-Ati dalam bukunya The Family Structure in Islam definisi
keluarga dilihat secara operasional adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus
yang satu sama lain mempunyai ikatan khusus, baik lewat hubungan darah atau
pernikahan. Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya rasa saling berharap
(mutual expectation) yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan
kekuatan hukum serta secara individual saling mempunyai ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas
suami istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat
tinggal. Namun demikian menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah
dibatasi oleh kerangka tempat tinggal. Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah
selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya rasa saling harap sebagai
unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran.
Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia
untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan
diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri

dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan
diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri
itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala
sesuatu maka ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti
membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya.
Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka
diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian
atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan
seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah
dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terusmenerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan
pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan
banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia
sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumbersumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama
mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka
bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh
menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri
mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai
pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga
dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan
mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya. Inilah istri shalihah
sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan
dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan
jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang
meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi,
Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam
sebuah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga
muslim. Karakteristik tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan
norma Islam.

Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah


islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan
dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan
rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masingmasing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses
mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).

4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang


Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau
keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala
tanggung jawab social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai
hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini
boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak, tergantung tingkat keparahan atau
tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah
maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya
menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya
tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya,
misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila
tidak akan dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas
kerja menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebihlebih bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan
anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena
tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini
didelegasikan kelpada lembaga-lembaga masyarakat atau individu tertentui seperti
dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.
Kewajiban keluarga merawat orang sakit :
1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan
yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah
kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam
keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga merupakan
pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang
masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi
anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
BIMBINGAN TERHADAP PASIEN YANG SAKARATUL MAUT
Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh
karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan
motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi
rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut
terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan
upaya dihadapan-nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan
menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas
kehendaknya.
Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang
menghindar darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata
mati. Tidak hanya oleh manusia, binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang
sudi mati. Hal ini wajar bagi makhluk yang bernyawa, karena mati merupakan
sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia senangi, berpisah dari dunia dan
segala isinya. Sementara manusia memang mencintai dunia dan seisinya.
Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata'ala, yang artinya;
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Al-Imran: 14)
Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan.
Karenanya, kita sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian
merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua masalah. Ada juga golongan
manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan
menjemputnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
2. http://ikanpaus09.blogspot.com/2011/03/genogram.html
3. http://oncomko.multiply.com/journal/item/83/Dinamika_Keluarga..._ilmu_lagie..nie...?
4.
5.
6.
7.
8.

&item_id=83&view:replies=reverse&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://epidemiolog.wordpress.com/2008/12/01/32/
http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/08/27/hak-orang-sakit/
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/04/konsep-keluarga/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/pengertian-keluarga.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0608824_chapter2.pdf

Anda mungkin juga menyukai