1102010052
Skenario 2 Kedkel
1.
1.1.
DEFINISI KELUARGA
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
1.2.
STRUKTUR KELUARGA
Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibuMatrilokal : sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
1.3.
BENTUK KELUARGA
TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati
NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama bergantiganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
1.4.
CIRI-CIRI KELUARGA
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:
1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang
mempunyai tanggung jawab besar.
3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
4. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan-keluarga di pedesaan masih
bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima
inovasi baru.
Ciri ciri Keluarga Indonesia:
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
1.5.
FUNGSI KELUARGA
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga
dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi
keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian
diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan
untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7. Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini
dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras,
seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis..
1.6.
PERANAN KELUARGA
DINAMIKA KELUARGA
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut dapat
diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok sosial
yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan
juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga
diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
1.8.
GENOGRAM
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga
pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi
tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram
adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat
sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anakanak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan.
Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan.
Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan
(abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi. Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik
dan mental di dalam keluarga
pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
2.
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b.
Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit
c. Factor nutrisi
Factor yang mempengaruhi :
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai
pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat
dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic (fungsi
reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic tersebut, yang antara lain
muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami
bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan
mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan anak
tersebut maka perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik
maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah sulit
diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit tersebut.
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang atau
bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka penyakit dan kematian
yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih baik pada
keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga yang
sakit.
3.
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau keluarganya.
Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab social yang
normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan
sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak,
tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat
keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan
seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya
tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya
menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat
menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau bahkan
dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain.
Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila sakitnya
berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota masyarakat
berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan
10
11
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan
mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati
ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya
maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam bentuk
dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
12