Anda di halaman 1dari 19

7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Antenatal Care
1. Pengertian
Antenatal

Care

adalah

merupakan

cara

penting

untuk

memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan


mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal
(Prawirohardjo. S, 2006, p.52).
Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan Antenatal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal
yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal 7T(Prawirohardjo, 2007, p.90) yaitu
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
e. Pemberian Tablet zat besi,minimum 90 tablet selama hamil

f. Tes terhadap penyakit menular seksual


g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

2. Tujuan Antenatal Care


Tujuan Antenatal Care (Saifuddin, 2002, p.67) adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Menyiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Antenatal Care (ANC)


Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005, p.27),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisis praktik antenatal care
dari perilaku kesehatan orang dapat dipengaruhi 3 faktor yaitu :

a. Faktor yang mempermudah (predisposing factors)


Mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, moral sosial dan unsur
lain yang terdapat dalam diri individu
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan perasa.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2005, p.50)
Pengetahuan bagi masyarakat yang di desa-desa mereka
tidak selalu membaca pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan
kehamilan dari media cetak. Terlebih lagi kesadaran masyarakat
untuk membeli bahan-bahan bacaan baik yang berupa buku
maupun koran atau majalah masih rendah yang akibat dari
minimalnya pengetahuan tentang kesehatan kehamilan, serta
ketidakmengertian

ibu

pemeriksaan kehamilan

dan

keluarga

terhadap

berdampak pada

pentingnya

ibu hamil tidak

memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

10

2) Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu simulus atau objek. Manifestasi
sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu dalam kata lain fungsi sikap belum
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi praktik (tindakan) atau (reaksi tertutup).
(Notoatmodjo, 2005, p.52)
Sikap terhadap pentingnya pemeriksaan ANC merupakan
reaksi (respon) yang masih tertutup dari seseorang atau ibu hamil.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi atau arti tambahan
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap tersebut merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan
ANC, penghayatan tentang pengetahuan ini meliputi komponen
pokok untuk pemeriksaan ANC yaitu kepercayaan (keyakinan), ide
dan konsep, kehidupan emosional (evaluasi) kecenderungan untuk
bertindak, ke tiga komponen ini secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh. Dalam pemantauannya, pengetahuan berfikir,

11

keyakinan, dan emosi memang peran penting (Notoatmodjo, 2005,


p.53).
Berbagai tindakan sikap yang berpengaruh terhadap
pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC antara lain
menerima (receiving), merespon, menghargai, dan bertanggung
jawab menerima sendiri. Artinya orang mau memperhatikan
pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC. Merespon
(responding) dapat diartikan memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikator dari sikap. Dihargai (valuing) artinya mengajak
orang lain untuk mengerjakan suatu masalah adalah suatu indikasi
tingkat tiga, sedangkan tanggung jawab (responsible), bertanggung
jawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2005, p.54).
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan
sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.
Sumberdaya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, klinik atau
sumberdaya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut
keterjangkauan berbagai sumberdaya yaitu biaya,
ketersediaan transportasi. (Green, 1980, p.129)

jarak, dan

12

1) Keterjangkauan fasilitas
Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari
faktor-faktor yang menjadi masa rantai terjadinya penyakit yang
kesemua itu tidak terlepas dari faktor lingkungan dimana
masyarakat itu berada, perilaku masyarakat yang merugikan
kesehatan ataupun gaya hidup yang dapat merusak tatanan
masyarakat

dalam

bidang

kesehatan,

ketersediaan

dan

keterjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat
2) Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,
krisis ekonomi yang berkepanjangan berakibat pada penurunan
kemampuan daya beli masyarakat termasuk kebutuhan kesehatan
ibu hamil. Ketika biaya hidup semakin meningkat sementara
pendapatan tidak meningkat maka banyak ibu hamil tidak mampu
untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu
hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan
tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi
dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.(Depkes, 2001,
p.57)

13

3) Jarak
Indonesia merupakan negara yang sangat luas sayangnya
banyak masyarakat yang tinggal jauh dari sarana kesehatan. jarak
sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini
karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat
terpencil.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat perubahan
perilaku seseorang dikarenakan adanya sikap dan perilaku yang lain
seperti sikap suami, orang tua, tokoh kesehatan. Perilaku individu
sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, perilaku yang positif
akan menunjang atau meningkatkan derajat kesehatan (Istiarti, 2000)
Masyarakat Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang
mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam. Lingkungan
budaya tersebut sangat mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang
memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman budaya
menimbulkan variasi dalam perilaku masyarakat termasuk dalam
perilaku kesehatan. Keadaan lingkungan keluarga yang tidak
mendukung

akan

mempengaruhi

ibu

dalam

memeriksakan

kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang


wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

14

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil


memeriksakan kehamilannya.

4. Standar Minimal Kunjungan Kehamilan


Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungankunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3
trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2 (Prawirohardjo, 2007, p.89),
yaitu sebagai berikut
a. 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28)
c. 2 kali pada trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke
36)
Pada setiap kali kunjungan antenatal care perlu didapatkan informasi
yang sangat penting (Saifuddin, 2002, p.47)
a. Trimester I (sebelum minggu ke 14)
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.

15

4) Memulai

persiapan

kelahiran

bayi

dan

kesiapan

untuk

menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat
dan sebagainya)
b. Trimester II (sebelum minggu ke 28)
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsi, pantau
tekanan

darah,

evaluasi

edema,

periksa

untuk

mengetahui

proteinuria)
c. Trimester III (antara minggu 28-36)
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester III (setelah 36 minggu)
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), pemantauan dan
pelayanan antenatal yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan
meliputi anamnesis dan memantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemi, kurang
gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi human
immune deficiency virus/ acquired immune deficiency syndrome
(HIV/AIDS), memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan

16

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan melakukan rujukan.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan
b. Meningkatkannya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat
c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan
d. Ibu hamil, suami dan keluarga dan masyarakat mengetahui tanda
bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan
e. Mengurus transportasi rujukan bila sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

5. Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
profesional untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai
standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung
arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan
Antenatal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001, p.31)

17

a. Kunjungan ibu hamil Kl


Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan.
b. Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
c. Kunjungan ibu hamil K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke
empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC)
sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36).
4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

B. Dukungan Keluarga
1. Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
dalam sebuah rumah tangga Sayekti (1994) dalam Setiadi (2008, p.3)

18

Menurut Duvall dan Logan (1986) dalam Murwani (2008, p.24)


keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan pertahanan fisik, mental, emosional serta sosial dari
tiap anggota.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah
a.

Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
perkawinan atau adopsi

b.

Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka


tetap memperhatikan satu sama lain.

c.

Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing


mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.

d.

Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya serta


meningkatkan pertahanan fisik, psikologis, sosial anggota

2. Ciri-ciri Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam (Setiadi,
2008, p.4) ciri-ciri keluarga dibagi beberapa macam :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan

19

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.


e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.

3. Struktur Keluarga
Struktur

keluarga

menggambarkan

bagaimana

keluarga

melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari


bermacam-macam (Setiadi, 2008, p.7) diantaranya adalah
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami

20

e. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998, p.100) fungsi keluarga pada proses yang
digunakan keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Secara
umum fungsi keluarga adalah
a. Fungsi efektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi, dalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan

keluarga

mengembangkan

secara

ekonomi

dan

kemampuan

individu

dalam

tempat

untuk

meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.

21

Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya


menurut Effendy (1998, p.36) dalam Setiadi (2008) yaitu :
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga.
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anggota
keluarga agar kesehatan selalu terpelihara.
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan.

5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara
keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam semua tahap, dukungan sosial
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga
akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Friedman (1998, p.174)
Menurut Friedman (1998, p.196) dalam Setiadi (2008) dukungan
keluarga dibagi menjadi 2 yaitu
a. Dukungan keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga,
sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat
ibadah, praktisi kesehatan.
b. Dukungan keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri,
dari saudara kandung, atau dukungan dari anak.
6. Jenis Dukungan Keluarga
Ada empat jenis dukungan keluarga menurut Friedman (1998,
p.198) dalam Setiadi (2008) yaitu :

22

a. Dukungan

instrumental,

adalah

keluarga

merupakan

sumber

pertolongan praktis dan kongrit. Keluarga menyedikan sarana


prasarana yaitu misalnya menyediakan alat transportasi untuk ibu
hamil memeriksakan kehamilan di tenaga kesehatan
b. Dukungan informasional, adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor dan diseminator (penyebar informasi). Keluarga memberikan
informasi mengenai kehamilan yang dibutuhkan ibu hamil tentang
pemeliharaan kesehatan kehamilan
c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai
sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah
dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Keluarga
memberi pujian untuk menyemangati ibu hamil dalam pemeriksaan
kehamilan, saling bertukar pendapat antara ibu dan keluarga tentang
kehamilan, menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah antara
ibu dan keluarga.
d. Dukungan emosional, adalah keluarga sebagai sebuah tempat yang
aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi. Keluarga selalu mengingatkan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan.

7. Ciri-Ciri Bentuk Dukungan Keluarga


Menurut House (Smet, 1994, p.136) dalam Setiadi (2008) setiap bentuk
dukungan sosial keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain :

23

a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat


digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan
yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau
informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi yang dapat
disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan
yang sama
b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi
dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati,
cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang
yang menghadapi persoalan meras adirinya tidak menanggung beban
sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau
medengar segala keluhannya, bersimpati, dan emapti terhadap
persoalan yang dihadapinya, bahakan mau membantu memecahkan
masalah yang dihadapinya
c. Bantuan

instrumental,

bantuan

bentuk

ini

bertujuan

untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan


dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara
langsung kesulitan yang dihadapi misalkan dengan menyediakan
peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat
yang dibutuhkan dan lain-lain
d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan
seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari
penderiat. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana

24

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan


dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu
adalah penilaian yang positif

C. Kerangka Teori
Dukungan
informasional
Dukungan
emosional

Dukungan keluarga

Dukungan
penilaian

Dukungan
instrumental

Faktor
Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap

Faktor
pemungkin
1. Keterjangkau
an fasilitas
2. Ekonomi
3. jarak
Faktor
penguat

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Teori


(Sumber L W Green (1980, p.117) dan Friedman (1998, p.198))

D. Kerangka Konsep
Dukungan keluarga

Kunjungan ANC

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Konsep

Kunjungan
ANC

25

E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau
dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut. (Notoatmodjo, 2010, p.105)
Ha : ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal
care

Anda mungkin juga menyukai