Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOLOGI LINGKUNGAN

DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN

Oleh
1. Lastri (122220
2. Lekat Harmeni (122220
3. Muchammad Sangkut (12222065)
4. Melindawati (12222066)
5. Nia Nopita (12222072)

Dosen Pembimbing
Meika Puspita, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, lingkungan di sekitar

kita masih begitu alami dan sejuk, banyaknya lahan hutan yang menjadi habitat bagi
berbagai jenis hewan kini sudah berubah menjadi pemukiman-pemukiman penduduk,
pabrik, area perbelanjaan, lahan pertanian, dan sebagainya. Hal ini akan
menimbulkan dampak yang luas bagi kehidupan kita dimasa yang akan datang.
Seperti banjir, tanah longsor kepunahan berbagai satwa langka, ketersediaan air
bersih yangterbatas dan sebagainya, hingga berujung pada pemanasan global.
Pembangunan tidak dapat dihentikan, sebab pembangunan berbanding lurus
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan masyarakat. Semakin
banyak penduduk, maka semakin banyak pula lahan yang harus digunakan untuk
membuat pemukiman tempat tinggal mereka, semakin banyak penduduk maka
semakin banyak pula kebutuhan akan bahan pokok yang menyebabkan pembangunan
industry dan lahan pertanian akan semakin menjamur. Oleh karena itu, dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk yang ikut menambah jumlah pembangunan,
kita hanya dapat melakukan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan, dan
saling menguntungkan antara kehidupan manusia dan kehidupan makhluk hidup
lainnya serta lingkungan sekitar kita tinggal agar terjaga selalu keseimbangan
lingkungan .
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini, agar dapat membantu pembaca
agar dapat mengetahui dampak-dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dengan
pembangunan yang asal-asalan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
Kami berharap pembaca sadar akan pentingnya pembangunan yang ramah akan
lingkungan, mengingat sangat sulit bagi kita untuk menghentikan laju pertumbuhan
penduduk yang menjadi salah satu faktor pembangunan yang masih berlangsung
sekarang, kita hanya dapat melakukannya dengan melakukan pembangunan yang
ramah dengan lingkungan. Maka dari itu, kami menuliskan pula beberapa solusi yang
akan membantu kita dalam melakukan pembangunan yang tidak merusak lingkungan
dan baik untuk kehidupan manusia itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:


1. Apakah dampak pembangunan terhadap Ekosistem?
2. Apakah dampak pembangunan terhadap stuktur tanah?
3. Apakah dampak pembangunan terhadap perubahan iklim?
4. Apakah dampak pembangunan terhadap tata ruang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem.
2. Mengetahui dampak pembangunan terhadap struktur tanah.
3. Mengetahui dampak pembangunan terhadap perubahan iklim.
4. Mengetahui dampak pembangunan terhadap tata ruang.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan
dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya
alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam
2

pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan kelestanannya, bahkan


cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu
sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.
2.1.1 Pengertian Lingkungan
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik (benda hidup)
misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan dan lingkungan

abiotik (benda mati).

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
2.1.2 Lingkungan Hidup
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap
makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat
adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota
3.

masyarakat.
Unsur Fisik (Abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari bendabenda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Dampak dari
hilangnya unsur fisik yang baik di muka bumi adalah terjadinya bencana
3

kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak
teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
2.1.3 Kerusakan Lingkungan Hidup
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Peristiwa Alam.
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia

telah

menimbulkan

dampak

rusaknya

lingkungan

hidup.

Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi


Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY
dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap
mampu merubah bentuk muka bumi.
b) Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia.
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola
kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang
ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi
dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup. Contohnya:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).


Perburuan liar.
Merusak hutan bakau.
Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
Pembuangan sampah di sembarang tempat.
Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

2.1.4 Dampak pembangunan


a. DAMPAK POSITIF
a) Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b) Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
4

c)
d)
e)
f)

Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.


Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industri.

b.

DAMPAK NEGATIF
a) Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b) Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c) Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatangbinatang,manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lainlain.
d) Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah
memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan

berbagai masalah berikut :


1.

Mutasi Gen.
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau

kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi


bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Hal ini dapat diakibatkan oleh
adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik
alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan
usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.
2.

Dampak rumah kaca


Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah

kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia.
Akibat yang dialami adalah meningkatnya suhu permukaan bumi yang akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global

mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat


menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.
3.

Hujan asam
Istilah Hujan Asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia

menulis tentang Polusi Industri di Inggris. Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat,
yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena
dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan
ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun
juga pada lingkungan abiotik.
4.

Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan

air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Manfaat terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan
air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Akibat
dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, erosi, kekurangan sumber air, dapat
membuat sumber penyakit, tanah longsor, dapat merusak ekosistem sungai.
2.1.5 Solusi dari dampak Pembangunan Berkelanjutan
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Upaya pemerintah untuk

mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan
kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan
berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Menjamin pemerataan dan keadilan.


Menghargai keanekaragaman hayati.
Menggunakan pendekatan integratif.
Menggunakan pandangan jangka panjang.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian

lingkungan hidup antara lain:


1.
2.

Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan).


Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat

antara lain:
A. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
B. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon.
C. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan.
1). Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4). Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
D. Pelestarian laut dan pantai
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau
di areal sekitar pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun


di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
E. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1)
Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2)
Melarang kegiatan perburuan liar.
3)
Menggalakkan kegiatan penghijauan

Gambar 1. Dampak Pembangun Perumahan Terhadap Ekosistem

2.2 DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP STRUKTUR TANAH


Aspek lingkungan adalah dimensi khusus yang sebenarnya berfungsi sebagai
alat penjaga dan penyelaras pola pembangunan, terutama dari peran lingkungan yang
mensejahterakan dan melindungi kehidupan manusia. Setidaknya pembangunan
berkelanjutan mensyaratkan 3 aspek pembangunan yang harus diperhatikan yaitu,
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, yang ketiganya harus terimplementasikan di
dalam program pembangunan negara-negara di dunia.

Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas
komponen-komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik. Tanah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki
sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat-sifat sebagai akibat pengaruh
iklim dan organisme yang bekerja pada batuan induk pada relief tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang terkandung, tanah merupakan unsur
yang penting dalam Geografi.
1.

Sifat fisika tanah


Meliputi kandungan air, bobot isi, tekstur, struktur, konsistensi, agregat,

permeabilitas tanah, infiltrasi, tata air dan udara, warna, temperature.


a) Sifat fisik jelek: struktur tanah pejal, pengolahan tanah yngg berat, drainase
jelek/sering tergenang, porositas rendah sehingga tata air dan udara jelek,
warna tanah terang / pucat.
b) Sifat fisik baik: Struktur tanah yg gembur, tekstur lempung, tata air dan udara
yang seimbang sehingga drainase baik, porositas = 30 50 %, permeabiliats
sedang cepat, warna tanah kehitama/ gelap.
c) Sifat kimia tanah, Meliputi reaksi tanah (pH Tanah), ketersediaan unsur hara,
kandungan bahan organik, kandungan Al, kejenuhan basa (KB), kapasitas
Tukar kation (KTK). Unsur hara unsur-unsur kimia dalam tanah yang
diperlukan sebagai makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.
d) Sifat Biologi Tanah, Tanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi, tidak
hanya terdiri dari komponen-komponen padat, cair dan udara saja. Tapi harus
mengandung jasad hidup tanah yang cukup. Karena jasad hidup memegag
peranan penting dalam proses-proses pelapukan / dekomposisi bahan organic
tanah, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Dalam segumpal
tanah yang subur akan di jumpai bermacam-macam organisme hidup.
Dalam 1 gram tanah : (Berat 90 136 kg/ha)
0,3 95 juta bakteri
7500 1 juta cendawan
500.000 1 juta protozoa
100.000 500.000 amoeba
80 1000 golongan ciliates

2.2.1 Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah


1.
2.
3.
4.
5.

Erosi.
Kekeruhan tanah
Hilangnya unsur hara
Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah
Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan

2.2.2 Faktor dan proses terjadinya kerusakan tanah


Terjadinya kerusakan tanah merupakan akibat proses alam yang berjalan tidak
seimbang sehingga bersifat destruktif yang dipengaruhi oleh adanya pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dan tidak terkendali. Pembangunan gedung-gedung serta
infrastuktur lain di daerah peresapan/tangkapan hujan serta pembangunan
infrastruktur di daerah buffer yang melebihi kapasitas maksimal kepadatan misalnya,
hal ini akan berujung pada dampak terjadinya banjir dimana air hujan yang
seharusnya dapat meresap terhalang dan menjadi suatu aliran permukaan. Terjadinya
banjir tersebut akan menimbulkan erosi yang pada akhirnya akan membawa dampak
pada kerusakan tanah. Eksplorasi lahan yang tidak terkendali menyangkut
pembukaan lahan hutan secara tidak terkendali guna mendukung pembangunan
infrastruktur serta kepentingan industri, akan menimbulkan terganggunya kestabilan
ekosistem alam.
Faktor penyabab terjadinya kerusakan tanah juga dipicu oleh akibat adanya
pencemaran tanah oleh akumulasi berbagai zat pencemar. Pembangunan infrastruktur
terutama menyangkut industrialisasi yang tidak memperhatikan dan kuran bertumpu
pada aspek lingkungan sering kali menimbulkan pencemaran termasuk juga
pencemaran tanah oleh limbah yang dihasilkan. Zat pencemar tersebut pada akhirnya
akan menyebabkan kerusakan tanah. Tanah yang tercemar mengalami perubahan
fisik, struktur, maupun tekturnya. Selain itu juga akan berdampak pada kematian
organisme

yang

menggunakan

tanah

sebagai

medium hidupnya

sehingga

produktifitas ekosistem menurun. Dampak bagi manusia terjadi secara tidak langsung
oleh zat polutan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kesehatan.

10

2.2.3 Akibat masalah kerusakan dan pencemaran tanah


1. Pencemaran dan kerusakan tanah akan berpengaruh pada menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat dan lingkungan oleh pengaruh zat pencemar yang ada
2. Menurunnya angka produktifitas ekosistem oleh akibat kerusakan tanah yang
terjadi.
2.2.4 Contoh Dampak Pembangunan Kota pada Air Tanah
Dalam cekungan Great Lakes, sebagian besar debit air tanah terjadi langsung ke
danau atau sungai mereka. Kontaminan air tanah yang paling erat terkait dengan
praktek penggunaan lahan perkotaan: pestisida yang berlebihan dan penggunaan
pupuk; bocor tangki penyimpanan bawah tanah; rusak sistem septik pribadi, dan
tumpahan atau lindi dari situs industri, membuka tutup sumur dan garam jalan. Air
tanah juga berfungsi sebagai jalur untuk pencemaran bakteri dari pantai perkotaan.
2.2.5 Solusi Perbaikan Struktur Tanah
a) Menjaga dan memperbaiki lingkungan agar air baku tetap tersedia adalah
b)
c)
d)
e)

jalan keluar yang terbaik, bukan air kemasan.


Membangun sumur resapan atau bidang resapan
Tidak membuang sampah dan limbah di sungai dan kali
Membangun bangunan di sempadan sungai adalah cara yang bisa dilakukan.
Memulihkan kembali vegetasi yang dapat menyerap air hujan dan menyimpan

air tanah
f) Menggunakan air secara hemat
g) Melakukan penanggulangan terhadap komponen bahan pencemaran tanah
h) Mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa
dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding
i) Mengolah limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai atau kelaut
j) Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk
pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk
kompos

11

2.3 Dampak Pembangunan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca


2.3.1 Pengertian iklim, cuaca dan perubahan iklim
Beberapa definisi cuaca adalah :
1) Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan,
perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.
2) Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang
waktu yang pendek.
3) Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara
lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu
tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari,
bulan, musim, tahun).
4) Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.
Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :
1) Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya.
2) Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer
disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
3) Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin
kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
4) Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka waktu
berdekade ke jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan perubahan dalam ratarata kondisi iklim, dapat mennyebabkan perubahan iklim yang berkondisi ekstrim,
atau setiap bagian dalam iklim. Dengan kata lain perubahan iklim merupakan
perubahan musiman jangka panjang dalam pola suhu.
2.3.2 Penyebab Perubahan Iklim
Faktor penyebab perubahan iklim tak lain adalah manusia sendiri. Kegiatankegiatan manusia seperti konsumsi energi, meningkatnya industri dan transportasi,
dan pembukaan lahan baru merupakan pemicu awal dari perubahan iklim.
2.3.4 Dampak Perubahan Iklim
1. Meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang.

12

2. Mengakibatkan gunung es mencair.


3. Panen gagal, yang hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia
terutama di Asia akan mengalami kelaparan.
4. Permukaan laut meningkat,
5. Lenyapnya beberapa spesies,
6. Bencana nasional yang makin meningkat.
Faktor faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
1. Perairan laut Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas,
sehingga terbentuk iklim laut yang sangat berpengaruh di Indonesia.
2. Topografi
Indonesia memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi seperti dataran
rendah, dataran tinggi, dan pegunungan yang memiliki suhu yang berbeda-beda.
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan iklim secara vertikal seperti
iklim panas, sedang, sejuk, dan dingin.
3. Letak Astronomis
Posisi wilayah Indonesia secara Astronomis berada di antara 6 Lintang Utara
11 Lintang Selatan dan 95 141 Bujur Timur. Keberadaan wilayah Indonesia
dalam posisi ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan matahari
yang bersinar sepanjang tahun.
4. Letak Geografis
Indonesia berada di antara benua Asia dan Australia sehingga menjadi
tempat perlintasan arah angin yang berubah setiap enam bulan. Hal ini
menyebabkan terjadinya dua musim di Indonesia, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Angin dari benua Australia yang kering menyebabkan musim
kemarau, sedangkan angin yang bertiup dari Samudera Pasifik melewati Laut
Cina Selatan yang basah menyebabkan musim penghujan di wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh iklim musim.
2.3.5 Hubungan Pembangunan dan Iklim
Secara umum pasti kita sudah pernah mendengar tentang rumah kaca. Rumah
yang dibangun dengan konstruksi khusus pada bagian atapnya ini biasa digunakan

13

untuk lahan proses pembibitan pada kegiatan perkebunan dan berfungsi untuk
menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Hal di atas juga terjadi pada
bumi, di mana radiasi yang dipancarkan oleh matahari, menembus lapisan atmosfer
dan masuk ke bumi. Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang
pendek, menembus atmosfer bumi dan berubah menjadi gelombang panjang ketika
mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang
dipantulkan kembali ke atmosfer. Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di
atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian
terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi
menjadi semakin hangat. Peristiwa alam ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca
(ERK), karena peristiwanya serupa dengan proses yang terjadi di dalam rumah kaca.
2.3.6 Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim daerah perkotaan
1) Perubahan karakteristik permukaan fisik tanah dan akibat sampingan dari
kegiatan tersebut adalah perubahan unsur iklim.
2) Adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi ini dapat menghambat gerakan
angin. Angin yang bergerak keatas ini akan membawa partikel-partikel
(polutan, debu, asap kendaraan dan sebagainya) dan partikel-partikel ini
berfungsi sebagai inti kondensasi.
3) Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan memantulkan
radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar gedung ini akan
mengalami peningkatan panas.
2.3.7 Contoh perubahan iklim dan perubahan cuaca
Contoh perubahan cuaca: perubahan harian dalam temperatur, kelembaban,
angin, dll. Contoh perubahan iklim: musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan dan
kemarau) dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir). Contoh perubahan
cuaca ekstrim panas yang diluar biasanya, hujan yang disertai angin kencang, angin
puting beliung atau gelombang laut yang tinggi.
2.3.8 Solusi mengenai dampak pembangunan terhadap perubahan iklim

14

Upaya-upaya pembangunan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 (dua)


kelompok besar, yaitu upaya mitigasi dan upaya adaptasi :
1) Upaya Mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon
dan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer yang
berpotensi menipiskan lapisan ozon. Untuk itu, upaya mitigasi terutama
difokuskan untuk 2 (dua) sektor, yaitu : (1) sektor kehutanan sebagai sumber
mekanisme carbon sink (pemeliharaan hutan berkelanjutan, pencegahan
deforstasi dan degradasi hutan, pencegahan illegal logging, pencegahan
kebakaran hutan dan lahan); serta (2) sektor energi untuk mengurangi emisi
GRK yang berasal dari pembangkitan energi, transportasi, industri, perkotaan
dan lahan gambut.
2) Upaya Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial
untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya
tersebut akan sulit memberikan manfaat secara efektif apabila laju perubahan
iklim melebihi kemampuan beradaptasi. Upaya ini bertujuan untuk : (1)
mengurangi kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang bersumber dari
perubahan iklim, (2) meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat dan
ekosistem, sekaligus (3) meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal
(mengentaskan kemiskinan).
Beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum
dalam melakukan mitigasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak perubahan iklim,
antara lain :
1) Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dalam rangka pengendalian iklim mikro, serta pengalokasian
lahan parkir air dan resapan.
2) Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS) untuk
hutan lindung dan kawasan konsrvasi dalam rangka pengendalian fungsi
ekosistem.
3) Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang
lebih efisien (menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling).

15

4) Mendorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung kebutuhan


pergerakan orang dan barang/jasa/logistik yang dituangkan dalam produkproduk RTRW.
5) Langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum dalam
melakukan adaptasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak perubahan
iklim, antara lain:
Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan
migrasi dari kawasan perdesaan ke kawasan perkotaan.
6) Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan
rawan bencana iklim (tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif,
serangan angin topan/siklon, dsb).
7) Meningkatkan
kapasitas
adaptasi

kota/kabupaten/kawasan

dengan

mengutamakan kearifan local.


2.4 DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP TATA RUANG
Kebijakan nasional penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan
diundangkannya undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang [uu
24/1992], yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang nomor 26 tahun 2007
[uu 26/2007]. Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan kualitas tata ruang
nasional yang semakin baik, yang oleh undang-undang dinyatakan dengan kriteria
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Namun, setelah lebih dari 25 tahun
diberlakukannya kebijakan tersebut, kualitas tata ruang masih belum memenuhi
harapan. Bahkan cenderung sebaliknya, justru yang belakangan ini sedang
berlangsung adalah indikasi dengan penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan.
Pencemaran dan kerusakan lingkungan bahkan makin terlihat secara kasat mata baik
di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan.
Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang tersebut, maka
tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidak direncanakan. Tata ruang menjadi produk
dari rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penegasan sanksi atas pelanggaran tata ruang
sebagaimana diatur dalam UU 26/2007 menuntut proses perencanaan tata ruang harus
16

diselenggarakan dengan baik agar penyimpangan pemanfaatan ruang bukan


disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang wilayah.
Peningkatan aktivitas pembangunan membutuhkan ruang yang semakin besar
dan dapat berimplikasi pada perubahan fungsi lahan/kawasan secara signifikan.
Euphoria otonomi daerah yang lebih berorientasi pada peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) juga memotivasi pertumbuhan penyediaan sarana dan prasarana di
daerah, yang faktanya menyebabkan peningkatan pengalihan fungsi ruang dan
kawasan dalam jangka panjang. Di antara kenyataan perubahan lahan dapat ditemui
pada pembangunan kawasan perkotaan yang membutuhkan ruang yang besar untuk
menyediakan lahan untuk sarana dan prasarana permukiman, perkantoran,
perindustrian, pusat-pusat perdagangan (central business district, CBD) dan
sebagainya. Demikian halnya pada pola perubahan kawasan seperti kawasan hutan
menjadi lahan pertanian atau perkebunan, yang menyebabkan penurunan fungsi hutan
sebagai kawasan penyangga, pemelihara tata air, pengendali perubahan iklim mikro
dan sebagainya. Perubahan fungsi ruang kawasan meyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan, seperti terjadinya pencemaran, kemacetan, hilangnya ruang publik dan
ruang terbuka hijau, serta terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir, longsor,
kekeringan dan sebagainya. Pemanfaatan sumberdaya ruang juga dapat memicu
perbedaan persepsi dan persengketaan tentang ruang, seperti munculnya kasus-kasus
persengketaan batas wilayah pada berbagai daerah dan juga internasional. Hal
tersebut seolah-olah menunjukkan adanya trede off antara perkembangan ekonomi
dengan kelestarian lingkungan.
Permasalahan konflik antara perkembangan ekonomi dengan kelestarian
lingkungan semakin jelas terlihat dewasa ini pada hal dalam penataan ruang
kebijakan-kebijakan

telah

mengakomodasi

prinsip-prinsip

utama

menuju

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti prinsip-prinsip


keterpaduan, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. Pada makalah ini akan
dijelaskan mengenai permasalahan- permasalahan dalam penataan ruang dan solusisolusi yang dapat digunakan untuk melakukan harmonisasi pemanfaatan sumber daya
alam, lahan dan perkembangan aspek sosial-ekonomi dalam penataan ruang. Pada

17

dasarnya pengembangan wilayah adalah usaha pembangunan daerah yang


memperhitungkan keterpaduan program sektoral seperti pertanian, pertambangan,
aspirasi masyarakat dan potensi loin dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
Pembangunan

industri

dasar

berorientasi

pada

lokasi

tersedianya

sumber

pembangunan lain.
Pada umumnya lokasi industri dasar belum tersentuh pembangunan, baik dalam
arti kualitatif maupun kuantitatif bahkan masih bersifat alami. Adanya pembangunan
industri ini akan mengakibatkan perubahan lingkungan seperti berkembangnya
jaringan infra struktur dan akan menumbuhkan kegiatan lain untuk menunjang
kegiatan yang ada.
Pembangunan di satu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan
dan masyarakat seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air,
kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan
juga meningkatkan pendapatan bagi langsung dapat menikmati sebagian dari hasil
pembangunannya. Di pihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan
menimbulkan berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan,
kerusakan, pengurasan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial
lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat.
Pembangunan industri pada gilirannya membentuk suatu lingkungan kehidupan
zona industri. Dalam zona industri kehidupan masyarakat makin berkembang; zona
industri secara bertahap dilengkapi pembangunan sektor ekonomi lain seperti
peternakan, perikanan, home industry, dan pertanian sehingga diperlukan rencana
pembangunan wilayah berdasarkan konsep tata ruang.
Tujuan rencana tata ruang ini untuk meningkatkan asas manfaat berbagai
sumberdaya yang ada dalam lingkungan seperti meningkatkan fungsi perlindungan
terhadap tanah, hutan, air, flora, fungsi industri, fungsi pertanian, fungsi pemukiman
dan fungsi lain. Peningkatan fungsi setiap unsur dalam lingkungan artinya
meningkatkan dampak positif semaksimum mungkin sedangkan dampak negatif
harus ditekan sekecil mungkin. Konsepsi pembangunan wilayah dengan dasar tata

18

ruang sangat dibutuhkan dalam upaya pembangunan industri berwawasan


lingkungan.
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan
beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
2.4.1 Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),
nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran
udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida)
adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal
dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit
listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan
mikroorganisme yang mengurai zat organik). Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah
pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan
peleburan logam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4 (metana) adalah
pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak
dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan
salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah

19

energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2
ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
2.4.2 Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan
minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan
lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat
menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan
oleh kesalahan manusia.
2.4.3 Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari
pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul
terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini
memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat
di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu
bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama
waktu tertentu.
Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang menekankan
pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan
keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi pertama, KLHS berfungsi untuk
menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau
program pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan pada keberlanjutan
pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.
2.4.4 Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang
KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan,
dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan
dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program [KRP].
Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada

20

mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan
tata ruang, maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana
tata ruang wilayah [RTRW]. KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa
memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai
instrument metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari
penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya. menciptakan tata pengaturan
yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku kepentingan.
2.4.5 Pendekatan KLHS
Pendekatan KLHS dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja dan
metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat)
model pendekatan KLHS untuk penataan ruang, yaitu :
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe)
2. KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada efek
dan dampak yang ditimbulkan RTRW terhadap lingkungan hidup.
Perbedaannya adalah pada ruang lingkup dan tekanan analisis telaahannya
pada tiap hirarhi KRP RTRW.
3. KLHS sebagai Kajian Penilaian

Keberlanjutan

Lingkungan

Hidup

(Environmental Appraisal)
4. KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan KRP
RTRW menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, sehingga bisa
diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang
aspek lingkungan hidup.
5. KLHS sebagai Kajian

Terpadu/Penilaian

Keberlanjutan

(Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)


Faktor Penyebab:
1. Lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penataan ruang

21

2. Lemahnya kemampuan pengawasan dan pengendalian pembangunan baik


oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat
3. Lemahnya penegakan hokum
4. Belum terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah dalam
pembangunan yang sinergis.
DAMPAK POSITIF :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran


Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi

DAMPAK NEGATIF :
1. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
2. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
3. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatangbinatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lainlain.
Solusi :
1. Penyelarasan implementasi terhadap rencana pembangunan dengan rencana
tata ruang melalui mekanisme yang diatur didalam suatu kebijakan/peraturan.
2. Perlunya sinkronisasi kebijakan antar sektor dan instansi pemerintahan secara
hirarki untuk mewujudkan keselarasan program pembangunan.
3. Mewujudkan keterpaduan dan kerjasama pembangunan lintas provinsi dan
lintas sektor untuk optimasi dan sinergi struktur pemanfaatan ruang.
4. Perlunya penyusunan rencana tata ruang yang berkualitas dan menyeluruh.
5. Produk rencana tata ruang daerah harus dibuat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing daerah yang selaras dengan visi dan misi daerah.
6. Ketegasan sanksi dan ketetapan hukum sebagai alat yang digunakan untuk
mengendalikan segala bentuk pemanfaatan ruang.
7. Penyelenggaraan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi pentingnya
peranan penataan ruang didalam pelaksanaan program pembangunan kepada
masyarakat.

22

8. Peningkatan manajemen kelembagaan penataan ruang baik di Pusat maupun


di daerah.
9. Mendorong kemitraan secara vertikal dan horisontal yang bersifat kerjasama
pengelolaan (co-management) dan kerjasama produksi (co-production).
10. Mewujudkan konsistensi dalam penyerasian rencana tata ruang dengan
rencana pembangunan antar pemangku pemerintahan, baik pada tingkat
legislatif maupun eksekutif.
2.5 UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNA
N BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang
kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi
generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.
Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a) Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang
hidup.
b) Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

23

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai


berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah
oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah
serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan
karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga
menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan
mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah
dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau

24

penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering
atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan

udara.

Kalian

mengetahui

bahwa

dalam

udara

terkandung

beranekaragam gas, salah satunya oksigen.


Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan
hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia.
Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya
hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi
atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air,
sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar
kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin
pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika,
adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan
lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang

25

berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet
yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan
meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena
makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi
rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian
kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun
bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan
menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan
biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir
pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang
mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

26

1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di


areal sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem
tersebut

akan

mengakibatkan

gangguan

dalam

kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1.
2.
3.

Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.


Melarang kegiatan perburuan liar.
Menggalakkan kegiatan penghijauan.

27

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, masalah pembangunan di satu

pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat seperti


tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta
produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan
pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Masyarakat sekitar pabrik langsung atau
tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di pihak lain
apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah
seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan, pengurasan
sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada
dasarnya merugikan masyarakat.
B.

SARAN
Pembangunan adalah salah satu usaha yang sebenarnya sangat membantu

manusia. Tetapi bila pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada, dimana

28

manusia tidak memperhitungkan dampak-dampak yang terjadi dimasa mendatang


maka dampak dari perubahan itu akan ditanggung sendiri oleh manusia.
Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan dengan semuanya,
baik itu, iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya.
Pemerintah diharapkan mempertimbangkan dengan baik, pembangunan yang
dilakukan dan sebaiknya memilih wilayah yang akan dibanguni sesuai dan tidak akan
merusak ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA
Dirga. 2012. Definisi Iklim dan Perubahan Iklim. http://iklim.dirgantara-lapan.or.id,
diakses 15 Desember 2014..
Hendro. 2012. Perubahan Iklim dan Cuaca. http://advertisinglampung.com,
diakses 15 Desember 2014.
Hilman, Masnellyarti. 2012. perubahan cuaca karena pengaruh pembangunan.
http://www.google.co.id, diakses 15 Desember 2014.
Komli. 2012. Pengertian Perubahan Iklim. http://id.shvoong.com, diakses 15
Desember 2014.
Masad, Ali. 2012. Dampak pembangunan terhadap
http://www.google.co.id, diakses 15 Desember 2014.

perubahan

iklim.

Medrilzam. 2008. Hubungan Tata Ruang dan Iklim. bulletin.penataanruang.net,


diakses 15 Desember 2014.
Nurdyahsari. 2011. Pemanasan Global. http://siklus.lmb.its.ac.id, diakses 15
Desember 2014.
Oktav. 2012. Hubungan Pembangunan dan Iklim. http://www.google.co.id, diakses
15 Desember 2014.

29

Rengga. 2012. Perubahan Iklim. http://www.greenpeace.org, diakses 15 Desember


2014.Riandi, Renaldi. 2008. Perubahan Iklim Indonesia. diakses 15 Desember
2014.
Yoesoef. 2012. Dampak Perubahan Iklim. http://iaaipusat.wordpress.com, diakses
15 Desember 2014.

30

Anda mungkin juga menyukai