Anda di halaman 1dari 7

Makalah Filsafat Ilmu

KONSEP KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


OLEH
FARHAN NASARU
471 412 006

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PROGARAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sosial budaya merupakan suatu sistem nilai. Masyarakat adalah
sekelompok individu atau orang yang saling tergantung satu sama lain dan hidup bersama
dalam satu komunitas, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu individu
yang berada dalam kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara
sistemi. Manusia yang satu dengan yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya
selain menerima dan saling memberi.
Jadi kehidupan bermasyarakat saling keterkaitan satu sama lain secara sistematis.
Manusia dikatakan sebagai makhluk individu yang pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek
yaitu aspek jasmani, rohani dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi manusia,
sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk
sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya
tersebut. Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. dalam
memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
1.2 Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari konsep kehidupan bermasyarakat yakni :
a. Bagaimana pengaruh sistem sosial budaya terhadap kehidupan bermasyarakat ?
b. Bagaimana hubungan antara individu dalam kehidupan bermasyarakat serta dampak
yang ditimbulkan dalam bersosialisasi dengan lingkungan ?
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari konsep kehiduapan bermasyarakat yakni :
a. Mengetahui pengaruh apa saja yang akan ditimbulkan dari sistem sosial budaya
terhadap kehidupan bermasyarakat.
b. Mengetahui hubungan antara individu dalam kehidupan bermasyarakat serta dampak
yang ditimbulkan dalam bersosialisasi dengan lingkungan.

BAB 2
PEMBAHASAN
Individu berasal dari kata latin yaitu individuum yang berarti tak terbagi. Dengan
kata lain individu adalah seseorang yang memiliki kepribadian serta memiliki pola tingkah
laku yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat seorang individu pasti membutuhkan orang lain
dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu
lingkungan keluarga kemudian ke lingkungan yang lebih besar ( masyarakat ). Cara ini juga
dibutuhkan untuk mempererat hubungan antar sesama individu. Hubungan timbal balik
sangat terlihat dalam bermasyarakat. Misalnya, jika hari ini seseorang berbuat baik menolong
tetangganya yang sedang kesusahan maka pada suatu hari nanti apabila ia menemui kesulitan
maka para tetangganya pun tidak akan melupakan kebaikannya dan pasti akan menolong.
Dengan siapa kita bergaul akan sangat memengaruhi cara kita hidup dan
berpikir. Maksud dari kutipan tersebut adalah dengan siapa kita bergaul atau berinterkasi
dalam kehidupan bermasyarakat ini akan sangat berpengaruh pada cara pikir serta cara hidup
kita. Maksudnya adalah jika kita bergaul dengan lingkungan yang melakukan hal hal postif,
maka tingkah laku, bola berpikir akan melakukan hal hal positif. Namun jika kita bergaul
dengan lingkungan yang bersifat negatif maka tingkah laku, bola berpikir akan negatif
a) Dampak Positif

Mempererat persaudaraan dengan individu lain

Saling menghormati dan menghargai antar individu

Saling tolong menolong antar individu

Bisa menjadi panutan bagi individu lain

b) Dampak Negatif

Tidak ada rasa saling menghormati antar individu

Membicarakan hal-hal yang tidak baik yang bisa menimbulkan fitnah

Tidak ada kerukunan antar individu


System social adalah suatu pola interaksi social yang terdiri dari komponen-

komponen social yang teratur dan melembaga (institutionalized). Adapun sistem social
budaya menurut Talcot Parson dalam Teori Fungsionalisme structural-nya adalah sebagai
berikut :
1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistim dari pada bagian-bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lain;

2. Hubungan pengaruh mempengaruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah bersifat


ganda dan timbal balik (resiprositas); sekalipun integrasi social tidak terjadi secara
sempurna, namun secara fundamental sistem social selalu cenderung bergerak kearah
equilibrium yang bersifat dinamis.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam system hanya akan mencapai derajat yang
minimal, sekalipun terjadi disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpanganpenyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi dalam jangka panjang keadaan
tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaianpenyesuaian dan proses institusionalisasi;
4. Perubahan-perubahan di dalam system social pada numumnya terjadi secara gradual
melalui penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
5. Perubahan-perubahan secara drastis hanya terjadi pada bentuk luarnya saja, akan
tetapi unsur-unsur sosial yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami
perubahan;
6. Pada dasarnya perubahan social timbul atau terjadi karena; penyesuaian-penyesuaian
yang dilakukan oleh system social tersebut terhadap perubahan-perubahan yang
datang dari luar; pertumbuhan melalui differensiasi structural dan fungsional ; dan
penemuan-penemuan baru oleh anggota masyarakat.
7. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan sistim social adalah
consensus diantara anggota massyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan
tertentu. Jadi sistem nilai meruapakan sumber berkembangnya integrasi social.
Dalam kehidupan masyarakat; masyarakat yang dinamis selalu mengalami perubahan,
dan perubahan social memperlihatkan transformasi budaya dan pergeseran institusi sosial
terus menerus tanpa henti. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan persentuhan nilai baru
dalam kehidupan masyarakat, maka akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat,
maka akan sangat berpengaruh pada perubahan masyarakat tersebut. Hal ini sebagaimana
dikonstatir oleh Peter Berger dalam mengungkapkan empat karakteristik modernisasi
(perubahan social), bahwa:
1. Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas yang melekat pada kehidupan
masyarakat tradisional. Kebersamaan dan kehidupan bersamas, sepenanggungan telah
mengalami kehancuran. Nilai-nilai primordial yang membangun masyarakat telah
bergeser kearah masyarakat yang berkarakter individual. Solidaritas mekanik seperti
yang dikemukakan oleh Durkheim telah bergeser ke solidaritas organic, hubunganhubungan impersonal berubah menjadi hubungan personal.

2. Terjadi ekpansi pilihan personal (personal choice), modernisasi telah merubah


masyarakat tradisional yang pada mulanya dibingkai oleh kekuatan diluar control
manusia kini diwarnai menjadi pilihan individual. Misalnya ditandai dengan selera
masing-masing individu untuk melakukan pilihan-pilihan.
3. Terjadi peningkatan keragaman keyakinan, terjadi peluang adanya rekonstruksi nilai
dan norma. Nilai-nilai baru terbentuk oleh berbagai hasil dari masyarakat;
4. Terjadi orientasi kedepan dan kesadaran akan waktu, artinya modernisasi telah
menggeser kehidupan masyarakat tradisional yang semula ditandai oleh orientasi kini
dan disini (aposteriori) kepada orientrasi ke depan (apriori).11 Dari perspektif teoriteori tersebut, dapat dikatakan bahwa apabila terjadi penetrasi sistim nilai menjadi
nilai baru panutan berbenturan dengan nilai lama pada masyarakat tertentu, maka
akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat tersebut.
Didalam Al-Quran mengatakan terdapat empat konsep kehidupan masyarakat yang
apabila jika seorang presiden, gubernur, bupati, walikota, dan lurah memegang empat prinsip
tersebut maka tugas kepemimpinan yang diberikan kepada sesorang pemimpin itu bisa
menyelesaikan persoalan yang ada. Empat konsep tersebut yakni :
a) Yang pertama adalah bebaskan kehidupan manusia pada sebuah negara daripada
perbudakan. Indikator perbudakan adalah kebodohan, kemiskinan dan ketakutan.
Kebodohan tentu dengan pengetahuan dan ilmu yaitu pendidikan. Dunia menyatakan
negara yang maju itu adalah pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat.
b) Yang kedua adalah kemiskinan yaitu harus dijadikan sebagai sebuah sinergitas antara
yang kaya dengan yang miskin.
c) Yang ketiga, Allah menitipkan kepada manusia yaitu tentang anak yatim. Anak yatim
bukan di dalam pengertian etimologi tapi anak yatim di dalam pengertian terminologi,
orang yang tidak mampu membaca Al Quran, walaupun usianya sudah lima puluh
tahun maka ia termasuk anak yatim.
d) Kemudian konsep yang keempat adalah pemelihara orang yang miskin. Orang yang
miskin tidak mungkin dihilangkan daripada kehidupan masyarakat, sebab kemiskinan
akan menyatu. Adanya orang yang kaya, adanya orang yang miskin. Oleh karena
itulah, maka di dalam UUD 45 diletakan kewajiban negara tentang orang yang
miskin ini, apalagi di dalam agama. Orang yang tidak memelihara anak yatim dan
miskin dikatakan orang yang mendustakan agama.

BAB 3
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas kehidupan bermasyarakat seorang individu membutuhkan
orang lain dalam memenuhi semua kebutuhan dalam hidupnya. Dalam hal ini manusia atau
makhluk sosial saling membutuhkan satu sama lain dan berinteraksi tentunya akan
berpengaruh pada pola / cara pikir serta cara hidup.
Selain itu juga dalam Al Quran telah dikatakan terdapat empat konsep kehidupan
bermasyarakat yang apabila jika seorang pemimpin memengang empat prinsip tersebut maka
Insya Allah semua tugas kepemimpinan yang diberikan kepada seorang pemimpin itu bisa
menyelesaikan semua persoalan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Ajid Bin Tahir, M.Si : Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir.Journal
........, 04/2011 : kehidupan dalam bermasyarakat. html
http://hanya-ingin-berbagi-ilmu.blogspot.com/2011/04/kehidupan-dalam-bermasyarakat.html
........,03/2014 : emapat konsep kehidupan masyarakat.
http://islamiccenter.upi.edu/2014/03/empat-konsep-kehidupan-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai