Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pengertian kesehatan bayi usia 0 sampai 6 bulan
a

Kesehatan
Menurut UU No.23 Tahun 1992 Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial ekonomis.
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia
(WHO), kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan
sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap
penyakit atau kelemahan.
Dengan demikian jelaslah bahwa sehat adalah suatu kondisi
yang prima meliputi tidak hanya fisik, mental maupun sosial,
melainkan diartikan pula bebas dari sakit atau cacat.
Kesehatan perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini,
karena kesehatan merupakan gambaran kesejahteraan dan kekuatan
suatu bangsa yang tercemin dari kesehatan suatu keluarga. Kesehatan
perlu diupayakan secara terus menerus dalam keluarga sehingga
tercapai status kesehatan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kesehatan
adalah keadaan dimana manusia dan lingkungan tidak ada gangguan

keseimbangan, maka seseorang dapat dikatakan sehat secara rohani,


jasmani maupun sosial.
Seorang anak dapat dikatakan sehat apabila mempunyai
kriteria perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai (sunarti,1994).
1) Kesehatan Fisik (badan, jasmani)
Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang
secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi
normal atau tidak mengalami gangguan (http//dahlanforum,2009).
Untuk mengetahui kesehatan fisik biasanya dengan
melihat

berat

dan

tinggi

badan.

Untuk

lebih

jelasnya

perkembangan berat dan tinggi badan normal dapat dilihat pada


tabel 2.1

Tabel 2.1 Tinggi Badan Rata-Rata untuk anak berumur 0 - 2 tahun, tanpa
membedakan jenis kelamin
Umur

Berat (Gram)

0 - 1 Bulan

Tinggi (Cm)

Standar

80% Standar

Standar

80% Standar

4.300

3.400

55.0

43.5

Bulan

5.000

4.000

58.0

46.0

Bulan

5.700

4.500

60.0

48.0

Bulan

6.300

5.000

62.5

49.5

Bulan

6.900

5.500

64.5

51.0

Bulan

7.400

5.900

66.0

52.5

Bulan

8.000

6.300

67.5

54.0

Bulan

8.400

6.000

69.0

55.5

Bulan

8.900

7.100

70.5

56.5

10 Bulan

9.300

7.400

72.0

57.5

11 Bulan

9.600

7.700

73.5

58.5

12 Bulan

9.900

7.900

74.5

60.0

15 Bulan

10.600

8.500

78.0

62.5

18 Bulan

11.300

9.000

81.5

65.0

21 Bulan

11.900

9.600

84.5

67.5

2 tahun

12.400

9.900

87.0

69.5

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI


2) Kesehatan Mental (psikis)
Kesehatan mental untuk bayi usia 0 sampai 6 bulan dapat
dilihat dengan perkembangan. Penjelasannya terdapat pada tabel
2.2
Perkembangan adalah hal-hal yang lebih berkaitan
dengan fungsi-fungsi organ tubuh seperti kepandaian/intelegensia,
emosi, perilaku dan panca indera.

10

a) Penilaian Perkembangan Anak dengan DDTK


Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (1996)
mempermudah petugas kesehatan yang berada di lapangan
pemantauan perkembangan anak (Nursalam, dkk. 2005)
(1) Definisi
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
Adalah merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan,
secara komprehensif untuk menentukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor
resiko pada balita (Depkes RI, 1995)
(2) Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak digunakan
KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan) untuk
memantau perkembangan anak (Depkes RI & IDAI, 2005)
(3) Tujuan

skrining

pemeriksaan

perkembangan

anak

menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan


anak normal atau ada penyimpangan
(4) Manfaat
(a) Mengetahui tahap perkembangan anak
(b) Meningkatkan kesadaran orang tua anak untuk berusaha
menciptakan

kondisi

yang

menguntungkan

perkembangan anak
(5) Alat/Instrumen yang digunakan adalah :

bagi

11

(a) Formulir KPSP menurut umur, formulir ini berisi 9-10


pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang
telah dicapai anak.
(b) Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola
tenis, kacang tanah, gelas plastik, pakaian, piring, plastik,
sendok.
(c) Buku Petunjuk
(6) Cara menggunakan KPSP
(a) Pada waktu pemeriksaan/ skrining, anak harus ada
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan
dan tahun anak lahir.
(b) Pilih KPSP sesuai dengan umur anak
(c) Observasi langsung pada anak
(7) Persiapan
Persiapan pemantauan
(a) Mengkaji kegiatan anak empat sektor
(b) Dekat dengan anak
(c) Menjelaskan kepada orang tua agar tidak ragu menjawab
pertanyaan
(d) Lingkungan diatur agar anak merasa nyaman dan aman
selama dilakukan tes.

12

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama test :


(a) Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah
untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua
(b) Memberikan pujian kepada anak walaupun gagal
(c) Setiap tugas hanya ada 1 jawaban ya atau tidak. Ya :
anak dapat melakukan. Tidak : anak tidak dapat
melakukannya/ tidak yakin anak dapat melakukan.
(d) Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua
(e) Teliti kembali apakah semua tugas telah dilaksanakan
(8) Interpretasi hasil KPSP
(a) Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
(b) Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
(c) Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P)
Untuk jawaban ya perlu dirinci menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

13

Tabel 2.2 Perkembangan anak balita sampai umur 5 tahun


UMUR
1 bl
2 bl

3 bl
4 bl
5 bl
6 bl
7 bl

8 bl
9 bl
10 bl

11 bl
12 bl

15 bl
1,5 th

2 th

2,5 th

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA


MOTORIK
MOTORIK
KOMUNIKASI/
SOSIAL/
KASAR
HALUS
BICARA
KEMANDIRIAN
Tangan & kaki
Kepala
Bereaksi terhadap
Menatap wajah
bergerak aktif
menoleh ke
bunyi lonceng
ibu/pengasuh.
samping kanan Bersuara
Mengangkat
Tersenyum
dan kiri
kepala ketika
Spontan
tengkurap
Kepala tegak
Memegang
Tertawa/Berteriak
Memandang
ketika didudukan mainan
tangannya
Tengkurapterlentang sendiri
Meraih,
Menoleh ke suara
Meraih mainan
menggapai
Duduk tanpa
Memasukkan
berpegangan
biskuit ke mulut
Mengambil
Bersuara ma, ma
mainan dengan
tangan kanan
dan kiri
Berdiri
berpegangan
Menjimpit
Melambaikan
tangan
Memukul
Bertepuk tangan
mainan di
kedua tangan
Memanggil Mama, Menunjuk,
Papa
meminta
Berdiri tanpa
Memasukkan
Bermain dengan
berpegangan
mainan ke
orang lain
cangkir
Berjalan
MencoretBerbicara 2 kata
Minum dari
coret
gelas
Lari naik
Menumpuk 2
Berbicara
Memakai
tangga
mainan
beberapa kata
sendok,
Menendang
(mimik, pipis)
menyuapi
bola
boneka
Menumpuk 4
Menunjuk
Melepas
mainan
gambar
pakaian,
(bola,kucing)
Memakai
Menggabungkan
pakaian,Menyik
beberapa kata
at gigi
(mama pipis)
Melompat
Mencuci tangan
Menunjuk bagian
dan
tubuh (mata,
mengeringkan
mulut)
tangan

14

3 th

3,5 th
4 th

Menggambar
garis tegak

Berdiri 1 kaki

4,5 th

Menyebutkan
warna benda,
menyebutkan
penggunaan
benda (gelas
untuk minum)

Menyebutkan
nama
temanMemakai
baju kaos

Menggambar
lingkaran,
menggambar
tanda tambah,
Menggambar
manusia(kepala
,
badan, kaki)

5 th

Memakai baju
tanpa dibantu
Bermain kartu,
menyikat gigi
tanpa dibantu
Menghitung
mainan

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI


2. Menyusui, ASI dan Susu Buatan
a. Menyusui
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu
diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca
buku tentang ASI. Bahkan ibu buta huruf pun dapat menyusui
anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah. (Roesli,2000)
Menyusui adalah cara terbaik, namun ada momen-momen
ketika hal ini tidak mungkin dilakukan. Jika ibu terrinfeksi HIV, jika
kondisinya jadi sakit atau jika ibu mengadopsi seorang anak mungkin
tidak sanggup untuk memilih untuk tidak menyusui. Karena itu, susu
formula adalah suatu pilihan yang diambil (Klein,2008).
Menyusui hendaknya dilakukan dalam keadaan santai tidak
dengan rasa malu atau takut, karena hal ini akan mempengaruhi

15

produksi ASI. Proses menyusui memilki beberapa manfaat bagi bayi,


antara lain :

1) Bayi memperoleh zat kekebalan tubuh dari kolostrum dan


imunoglobin A yang tinggi yang terkandung dalam ASI
2) Membantu refleks bayi untuk mengisap yang dapat menunjang
perkembangan rahang, gusi, dan gigi bayi di kemudian hari
3) Membantu proses banding antara ibu dan anak sehingga kebutuhan
kasih sayang (asih) bayi terpenuhi
4) Proses menyusui berlangsung sederhana dan tidak membutuhkan
biaya mahal
5) Membantu percepatan pengembalian bentuk rahim
6) ASI memiliki suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan atau
disterilkan terlebih dahulu, bebas dari pencemaran kuman sehingga
mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan
(Aliza ,2008).

10 (Sepuluh) langkah keberhasilan menyusui, antara lain :


a)

Mempunyai

kebijakan

b)

Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan

c)

Menjelaskan

kepada

tertulis

semua

ibu

tentang

hamil

tentang

menyusui

manfaat

menyusui dan penatalaksanaannya


d)

Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30


menit setelah melahirkan

16

e)

Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan


cara mempertahankannya

f)

Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI


kepada bayi baru lahir

g)

Melaksanakan rawat gabung

h)

Mendukung

i)

Tidak memberikan dot atau kempeng

j)

Membentuk

pemberian

dan

ASI

membantu

kepada

bayi

tanpa

pengembangan

dijadwal

kelompok

pendukung ibu menyusui (Suparno, gizi.net.2001).


b. Air Susu Ibu
ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebuah cairan berwarna
putih yang menyerupai susu, yang banyak sekali mengandung nutrisi,
yang bersumber dari ibu, ketika ibu tersebut sedang hamil dan
biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir (wordpress.com,2007).
Air Susu Ibu merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi
bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

guna mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu,


pemberian ASI perlu diberikan secara Eksklusif sampai umur 6
(enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (tahun).
Namun demikian, kendala yang dihadapi selama ini adalah kesulitan
dalam upaya pemantauan pemberian Asi Eksklusif karena belum

17

mempunyai

sistem

yang dapat

diandalkan

(Profil

kesehatan

Jateng,2005).
ASI mengandung semua nutrien yang dibutuhkan bayi
termasuk zat gizi spesifik untuk tumbuh kembang otak. Kesulitan
makan sering terjadi setelah anak berusia diatas setahun, yaitu saat
peralihan dari makanan bayi ke makanan keluarga. Hal ini perlu
segera diatasi mengingat tumbuh kembang otak masih berlangsung
sampai usia 2 tahun (Zaviera. F,2008: 96)
Dari hal diatas, jelas nutrisi pada saat tumbuh kembang otak
yang memang berlangsung pesat harus diperhatikan. Kekurangan
nutrisi saat-saat itu dapat berdampak negatif, serta mungkin
menimbulkan defisit yang menetap, sehingga mengurangi kualitas
SDM di kemudian hari (Zaviera. F,2008: 96).
Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari.
Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara khusus
terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan.
Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan
perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI
yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah
penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri menguntungkan
yang disebut flora normal. Keberadaan bakteri ini menghambat
perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi,
telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang

18

dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit


menular

dan

membantunya

agar

bekerja

dengan

benar

(Syarifah,2008:1-3).
Pada penelitian, terbukti bahwa bayi yang mendapat ASI,
kandungan asam lemak esensial dan DHA pada jaringan otaknya lebih
tinggi dari pada bayi yang mendapat susu formula biasa yang tidak
diperkaya dengan DHA (syarifah,2008 ).
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi,
aspek kecerdasan, neurologis, dan ekonomis.
1) Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi

bayi

dari

berbagai

penyakit

infeksi

terutama

diare.Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari


hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan (Arif. N,2009).

19

Untuk mengetahui komposisi antara ASI, kolostrum dan


susu sapi dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Komposisi kolostrum, ASI dan susu Sapi
GIZI
Kolostrum
SUSU
(1-5 hari)
ASI
Susu Sapi
(100g)
(100 g)
(100 g)
58
77
65
Energi (Kal)
2,7
1,1
3,5
Protein (g)
2,9
4,0
3,5
Lemak (g)
5,3
9,5
4,9
Karbohidrat(m
g)
31
33
118
Kalsium (mg)
14
14
93
Fosfor (mg)
0,09
0,1
Besi (mg)
296
240
140
Vitamin A (SI)
0,0015
0,01
0,03
Thiamin (mg)
0,029
0,04
0,17
Riboflamin
(mg)
0,075
0,2
0,1
Niacin (mg)
4,4
5
1
AsamAskorbat
(mg)
Sumber : Winarno (1995 : 87)
Dengan melihat tabel tersebut, terlihat jelas adanya
perbedaan komposisi antara ASI dengan susu sapi, sehingga
apabila kita memberikan susu dalam ukuran/dosis yang sama
diduga akan didapat hasil yang berbeda.
Adanya

perbedaan komposisi yang cukup banyak pada

protein, kalsium dan fosfor antara ASI dengan susu sapi.


Kemungkinan yang terjadi akan berbeda pengaruhnya terhadap
perkembangan dan kesehatan anak, karena protein dan kalsium
sangat diperlukan untuk pertumbuhan.

20

2) Aspek Imunologik
Imunoglobin : Semua macam Imunoglobin terdapat pada ASI,
seperti Ig A, Ig M, Ig D, dan Ig E.
Lisozim : merupakan salahsatu enzim yang terdapat dalam ASI
sebanyak 6-300 mg/100 ml, dan kadarnya bisa naik hingga
3000 - 5000 kali.

Lebih banyak dibandingkan dengan

kadar Lisozim dalam susu sapi. Enzim ini berperan sebagai


pelindung terhadap berbagai macam virus.
Laktoperoksidase : merupakan enzim yang membantu membunuh
streptokokus.
Faktor Bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung
nitrogen. Konsentrasi zat tersebut ialah 40 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi yang terdapat pada susu
sapi. Faktor bifidus mencegah pertumbuhan organisme
yang tidak diinginkan, seperti Escherichia coli patogen.
Laktoferin dan Transferin : kedua zat terdapat dalam Asi meskipun
tidak banyak. Protein-protein tersebut memiliki kapasitas
mengikat zat besi dengan baik hingga mengurangi
tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang
memerlukannya.
Komponen Komplemen : sistem komplemen terdiri atas11 protein
serum yang

dapat dibedakan satu sama lain, dan dapat

diaktifkan oleh berbagai zat seperti

antibodi,

produk

21

kuman, dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam


ASI. Dalam

kolostrum terdapat konsentrasi C3 yang

tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor


pertahanan yang berarti.
Lipase : ASI mengandung lipase yang merupakan zat anti virus
Dengan adanya zat-zat pelindung yang terdapat dalam ASI
tersebut, maka ASI dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi
hingga dapat menurunkan angka sakit dan angka kematian,
terutama dari golongan sosio-ekonomi rendah yang hidup dalam
lingkungan yang kurang bersih.
3) Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu
menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap
bayi akan

meningkatkan produksi hormon

terutama oksitosin

yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.


Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan
psikologik

bayi

tergantung

pada

kesatuan

ibu-bayi

tersebut.Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang


ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit
(skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung
ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

22

4) Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi
ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 46 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi
pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI (Wordpress.2007).
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan
kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada
bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI
dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W.
Anderson seorang ahli dari Universitas Kentucky membuktikan
bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5
angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini
ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat
bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu
tidak memberikan manfaat pada IQ (syarifah,2008:5).
Mengingat perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan
pertumbuhan otak, maka jelas bahwa faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan bayi/anak adalah nutrisi atau gizi
yang diberikan. Pada dua tahun pertama kehidupan anak, tak akan

23

tumbuh dengan pesat. Bila bayi menderita kekuragan gizi berat


pada masa pertumbuhan otak cepat ini, sel otak akan berkurang
sebanyak 20 persen (Syarifah,2008:6).
5) Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan,
menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat
lebih sempurna.
6) Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6
bulan.. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah
tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya (Panduan
Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001)
ASI mempunyai dua komponen utama, yaitu kasein dan
laktosa, mempunyai warna, bau, rasa dan tekstur dan alami, dan
mudah larut dalam air. ASI merupakan makanan yang cocok bagi
bayi dengan proporsi yang sangat bagus dan sesuai. Menurut
Nadine

Suryoprajogo

(2009:7)

ASI

mempunyai

keunggulan, antara lain :

a) Mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan gizi.


b) ASI dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi.
c) Mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi.

beberapa

24

Air Susu Ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi


terutama pada bulan-bulan pertama. ASI mengandung semua zat
gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang
diperlukan. ASI tidak memberatkan ginjal yang belum berfungsi
dengan baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan
pertumbuhan fisik yang optimum (Pudjiadi, 1997:16).
Manfaat ASI, antara lain :
(1) ASI dapat melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi telinga,
infeksi kandung kemih, eksem, diabetes, infeksi paru-paru, dan
kegemukan.
(2) ASI bisa mencegah terjadinya infeksi pada bayi, serta mendukung
perkembangan sistem pertahanan tubuhnya.
(3) Bayi yang memperoleh ASI Ekslusif selama lebih dari 3 bulan
memiliki IQ lebih tinggi ketimbang bayi yang diberi susu
formula(Prasetyono.D,2009:89)
Menurut Soekirman (1991) dalam (Wahyu W Bachtiar,
2000:3) bahwa ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang
mendapat ASI eksklusif minimal 6 bulan dengan bayi yang hanya
diberi susu formula. Bayi yang diberikan susu formula biasanya
mudah sakit dan sering mengalami problema kesehatan seperti
sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan sedangkan
bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit dan

25

kalaupun sakit

biasanya

ringan

dan jarang memerlukan

perawatan.
c. Susu Buatan
Setiap macam susu formula berbeda-beda kandungan
gizinya, akan tetapi, bahan dasar pembuatan minuman buatan paling
baik adalah susu sapi. Namun dari berbagai riset belum ada susu
formula yang mampu menyamai ASI. Sehingga sebelum memutuskan
mengganti ASI dengan susu formula harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Ibu harus mengetahui susu buatan yang cocok dengan anaknya.
2. Ibu hendaknya menguasai cara menyiapkan dan memberikan
minuman buatan yang baik.
3. Ibu juga mengetahui cara membersihkan dan mensterilkan alat-alat
untuk membuat minuman buatan untuk mencegah kontaminasi.
4. Tersedianya cukup air bersih untuk membuat minuman buatan dan
membersihkan peralatan (Marimbi, 2010 : 53).
Macam macam susu formula, antara lain :
a. Menurut rasa
Misalnya manis yaitu susu sapi yang diencerkan sendiri seperti :
SGM dan Vitalac. Rasa asam seperti dumex dan cap bendera
asam. Susu buatan rasa asam lebih tahan terhadap kontaminasi
dari pada susu buatan manis.

26

b. Menurut pH cairan
Susu yang disamakan dengan ASI, contohnya seperti susu buatan
manis
c. Menurut kandungan nutrient
Seperti rendah laktosa, misalnya Almiron, Isomil. Susu rendah
lemak seperti Eledon yang terdiri dari lemak carbon.
d. Menurut sumber protein
Ada yang dibuat dari kacang kedelai, misalnya Sobee, Isomil,
umumnya diberikan sebagai makanan tambahan pada bayi yang
alergi terhadap susu sapi (Marimbi,2010 : 53-54).
Telah banyak diketahui bahwa iklan atau promosi makanan
bayi seringkali menyesatkan. Promosi penjualan yang agresif telah
berhasil merayu ibu-ibu untuk menggunakan hasil pabrik susu atau
makanan buatan. Promosi dilakukan antara lain dengan memberikan
contoh produk dengan Cuma-Cuma, mengunjungi ibu-ibu di rumahrumah dan membagi-bagikan contoh ke klinik bersalin.
Penggunaan susu buatan sering berakibat kurang baik
terhadap kesehatan anak balita, karena dapat menimbulkan alergi yang
menyebabkan diare, atau muntah. Dan yang lebih parah lagi dapat
menyebabkan kematian, seperti yang diungkapkan Knight, disebutkan
oleh sebagian petugas kesehatan bahwa sindroma kematian bayi
secara mendadak kemungkinan terjadinya kurang pada bayi-bayi yang
mendapat ASI (Knight,1994).

27

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan ASI


paling efektif dan belum ada susu formula yang mempunyai
komposisi sama dengan ASI. Oleh karena itu ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi, susu formula belum dapat
dipergunakan sebagai pelengkap makanan anak balita. Khusus bagi
ibu-ibu yang tidak dapat menyusui anaknya karena berbagai alasan,
maka susu formula dapat diberikan kepada anaknya untuk memenuhi
kebutuhan terhadap kesehatan dan pertumbuhannya.
3. Keunggulan ASI dibandingkan Susu Formula
Banyak sekali keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu
formula yang banyak dijual dipasaran, sebetulnya teramat sangat
disayangkan apabila para ibu dengan seenaknya memberikan dan
mengutamakan susu formula dibandingakan dengan ASI.
Berikut diantaranya keunggulan ASI dibandingkan dengan susu
formula :

a.

Bayi yang diberikan ASI dibandingkan dengan yang diberikan susu


formula akan 7 kali lebih jarang terkena radang paru-paru, dan 4 kali
tidak terkena radang otak atau meningitis.

b.

Komposisi ASI dapat berubah tiap waktu, tidak hanya setiap harinya,
tapi setiap jam, menit bahkan setiap detiknya, dan uniknya perubahan
komposisi ASI ini disesuaikan dengan kondisi bayi dan kebutuhan
bayi, misalnya ketika bayi lapar, maka kandungan ASI akan lebih
kental dan padat agar bayi kenyang, namun apabila bayi hanya haus,

28

maka komposisi ASI cenderung lebih banyak mengandung mineral.


Perubahan komposisi ASI juga berlaku pada keadaan bayi, semisalnya
sedang sakit ataupun sehat. Sedangkan perubahan komposisi ini tidak
mungkin ditemukan dalam susu formula
c.

Kandungan Docosahexanoic Acid (DHA) dalam ASI sangat sesuai


dengan yang dibutuhkan oleh bayi, dan kandungannya yang lebih
lembut memungkinkan usus bayi dapat menyerapnya lebih optimal
dan tidak membutuhkan energi banyak untuk mencernanya.
Sedangkan dalam susu formula, kandungan DHA-nya berlebihan,
sehingga akan membahayakan metabolisme tubuh bayi, sebab tubuh
dipaksa untuk mengeluarkan asam lemak esensial.

d.

Karena susu formula harus melalui proses pemanasan (menggunakan


air panas) dalam proses pembuatannya. Akibatnya aktifitas enzim
desaturase dan elongase yang memfatilisasi pembentukan DHA dalam
tubuh secara otomatis hancur. Sedangkan ASI tidak mengalami proses
pemanasan dalam pembuatannya.

e.

Kelebihan DHA yang dikonsumsi dapat mengakibatkan perdarahan,


mirip flek-flek berwarna kebiruan di kulit.

f.

Setiap tetes ASI mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan


penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan
kandungan yang terdapat dalam susu formula.

29

g.

Anak yang diberi ASI tumbuh lebih cerdas, sehat, 16 kali jarang
dirawat di Rumah Sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
formula.

h.

Tingkat IQ anak yang diberi ASI memiliki point 4.3 lebih tinggi
daripada anak yang diberi susu formula pada usia 18 bulan. Memiliki
4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, 8.3 poin lebih tinggi pada usia
8.5 tahun. Dan 12.9 poin pada usia 9.5 tahun (wordpress.com/2007).

30

B. Kerangka Teori
ASI
Komposisi ASI :
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Besi
Vitamin A

Pertumbuhan
Perkembangan

Komposisi Bukan ASI/


Susu Formula
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Winarno,1995 dan Sunarti, 1994

31

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Ekslusif dan yang tidak
diberi ASI Ekslusif adapun variabel yang di bahas dalam penelitian ini adalah
seperti tertera pada kerangka konsep dibawah ini:

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Pemberian ASI

Tingkat Kesehatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis
Ada perbedaan tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI
Ekslusif dan yang tidak diberi ASI Ekslusif

Anda mungkin juga menyukai