Ilmu Dan Pengetahuan
Ilmu Dan Pengetahuan
Adakah perbedaan?
Oleh : Fahrorozi
Dalam posting kali ini saya akan membahas Ilmu dan Pengetahuan. Sebenarnya sama
atau ada perbedaan antara dua arti kata tersebut. Yang menurut hepotesa atau banyak orang
katanya bahwa ilmu dan pengetahuan itu berkesinambungan. Terus apa perbedaan dari kedua
arti kata tersebut? Mari kita bahas!
Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan
bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua
ilmu (mater scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh
kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan
berpisahnya ilmu dari filsafat.
Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat,
ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri
kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara
masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi
penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan
masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu
pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang
memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan
dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan
yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat
sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan
sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami
spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah
menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian
dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang
tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk
dikaji dan didalami .
Dasar Ilmu
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih
dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa
objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu
sendiri.
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling
kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu
diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa dikelompokkan berdasarkan
kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi
kedua adalah kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode
tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola
tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan.
Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta
pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu
pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan.
Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu
pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti
dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai
untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini .
Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia.
Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu
segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih
mudah.
Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah
mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu
pada permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya.
Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh
manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
dalam ujud eksperimen. Eksperimentasi ilmu kealaman mampu menjangkau objek potensipotensi alam yang semula sulit diamati.
Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklusempirik. Ini menunjukkan pada dua hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya
suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik menunjukkan pada sifat bahan
yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi.
Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi,
eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari
segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja
tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan.
Pembahasan
Sebelum penjabaran tentang perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, perlu
diuraikan tentang pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Tujuannya adalah untuk
memudahkan dalam mendalami perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.
1.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan
tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu
adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses
dari usaha manusia untuk tahu.
2.
Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara
langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang
diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu
menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
3.
Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah
kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada
adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak
teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Ruang Lingkup pengetahuan secara ontologi, epistomologi dan aksiologi ada tiga yaitu
Ilmu, Agama dan Seni pada skema berikut :
Ilmu
Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan
sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking),
tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh
melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif
dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak
dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif
yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang
dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera
manusia.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah
pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal.
Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek
tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia
memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan
kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih
dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa
objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu
sendiri.
Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklusempirik. Ini menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan
adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan
pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat
diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut
observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada
kelangsungan proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun
pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan
(Soeprapto, 2003).
Berdasarkan skema di atas terlihat bahwa ilmu melingkupi tiga bidang poko yaitu ilmu
pengetahuan abstrak, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan humanis. Ilmu
pengetahuan abstrak meliputi metafisika, logika, dan matematika. Ilmu pengetahuan alam
meliputi Fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan
humanis meliputi psikologi, sosiologi, antropologi, hukum dan lain sebagainya.
Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting.
Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi
sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan
hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia
berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan.
Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan contohnya: Ilmu kalam
(filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan), praktek Islam di Indonesia (wawasan).
Bahasa, matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistematis, tetapi keempatnya bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan
adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis.
Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya
pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh
oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Maka seseorang yang ingin
berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika,
matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu
metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah
diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan
menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya.
Untuk bepengetahuan seseorang cukup buka mata, buka telinga, pahami realitas,
hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka metodenya menjadi lebih serius. Tidak
sekedar buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan, secara serampangan.
Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus membaca langkah terakhir manusia
berilmu, menangkap masalah, membuat hipotesis berdasarkan pembacaan langkah terakhir
manusia berilmu, kemudian mengadakan penelitian lapangan, membuat pembahasan secara
kritis dan akhirnya barulah ia mencapai suatu ilmu. Ilmu yang ditemukannya sendiri.
Apa maksud membaca langkah terakhir manusia berilmu ? Postulat ilmu mengatakan
bahwa ilmu itu tersusun tidak hanya secara sistematis, tetapi juga terakumulasi disepanjang
sejarah manusia. Tidak ada manusia, bangsa apapun yang secara tiba-tiba meloncat
mengembangkan suatu ilmu tanpa suatu dasar pengetahuan sebelumnya. Katakanlah bahwa
sebelum abad renaisansi di Eropa, bangsa Eropa berada dalam kegelapan yang terpekat.
Karena larut dalam filsafat skolastik yang mengekang ilmu dan peran gereja. Para ilmuwan
dan para filsafat abda itu tentu memiliki guru-guru yang melakukan pembacaan terhadap
mereka tentang sampai batas terakhir manusia berilmu di zaman itu. Ilmu kimia abad modern
sekarang adalah berpijak pada ilmu kimia, katakanlah abad 10 masehi yang berada di tangan
orang-orang Islam. Dan ilmu kimia di abad 10 masehi itu tentu bepijak pula pada ilmu kimia
abad 3500 tahun sebelum masehi, katakanlah itu misalanya dari negri dan zaman firaun.
Jadi seseorang yang ingin berilmu manajemen, misalnya, maka ia harus mengumpulkan
dulu pengetahuan-pengetahuan mnajemen yang telah disusun sampai hari kemarin oleh para
ahli ilmu tersebut dan merentang terus kebelakang sampai zaman yang dapat dicapai oleh
pengetahuan sejarah.
Cara praktis, cepat, kompatibel, kredibel, aksesibel, dan lain-lain bel positif lainnya,
untuk berilmu ialah dengan sekolah formal, dari SD hingga S3. Beruntunglah kawan-kawan
yang bisa meraih gelar sarjana. Gelar magister dan seterusnya. Memang sekalipun gelar
sudah s3 tapi koq masih terasa haus juga terhadap ilmu. Itu karena ilmu yang ada pada
dirinya sebenarnya barus sedikit dari khazanah ilmu yang pernah disusun manusia, sedang
disusun, dan apalagi jika dibanding dengan ilmu di masa depan sampai haru kiamat nanti.
Sedangkan ada yang berpendapat juga dari pengertian atau definisi dari arti kedua kata
tersebut:
Ilmu pengetahuan yg tersusun
Pengetahuan pengalaman yg disusun secara sistematis
Jadi ilmu ; pengetahuan yg teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam segala
golongan masalah yang sama tabiatnya maupun kedudukannya tampak dari luar maupun
menurut bangunnya dari dalam
Ilmu ingin tahu yang mempunyai sifat
ber obyek
ber metode
ber sistim dan bersifat
universal
Sedang pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut dengan pengetahuan
pengalaman
Sedang pengetahuan yang didapat dari jalan keterangan disebut dengan ilmu
Pengetahuan knowledge i Pengeth
Ilmu science
Ilmu pengeth / knowledge
Prof A Brecht menyatakan
Teori menjelaskan gejalausaha ini bersifat ilmiah
Teori ilmiah menjelaskan gejala usaha bersifat ilmu
Teori yang tak mengunakan metode ilmiah biasa disebut spekulatif falsafah
Politik
Berasal dari Belanda Politiek
Asal kata dari Yunani Polis negara kota
Istilah politik sangat bervariasi
Polities,political,policy,polity,politik
Kata politik apabila dibelakang berarti polities power contoh partai politik
Kata politik apabila didepan berarti policy/kebijaksanaan contoh politik keuangan
dll
Politik segala aktifitas/sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang
bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu
macam bentuk susunan masyarakat
Ilmu politik sekelompok ilmu pengetahuan yg teratur yg membahas gejala dalam
kehidupan masy dlm pemusatan perhatian pada perjuangan manusia atau mempertahankan
kekuasaan guna mencapai apa yg diinginkan nya.
Sedangkan menurut buku Filsafat Ilmu oleh : Dr. Amsal Baktiar, MA berpendapat
bahwa :
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur,
dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada
yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan
satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke
obyek [atau alam obyek] yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi
sistematik adalajh hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip
logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan
dirinya sendiri kepada kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus
intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap realitas tetapi oleh berpikir
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing
penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesishipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapan
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu
tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan
ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata
rapi. Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang disebut
belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara
logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu
mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder [secondary cause]
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
Daftar pustaka :
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas