Anda di halaman 1dari 21

INFO DEMAM "Klinik Demam Online"

Informasi, Edukasi dan Konsultasi Online Masalah Demam pada Anak, Remaja dan Dewasa

Lanjut ke konten
Home
Artikel Favorit

Konsultasi Online

Parenting

Artikel Ilmiah

Professional

Klinik Favorit

Klinik Khusus

Tentang Kami

PENANGANAN DBD
KRITERIA ATAU INDIKASI RAWAT DAN INDIKASI PULANG PENDERITA DBD

PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE


Posted on Mei 5, 2009 by The Children Indonesia
PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Dr Widodo Judarwanto pediatrician
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Salah
satu varian klinik infeksi virus dengue, yang ditandai oleh gejala panas 2- 7 hari dan pada
saat panas turun disertai/disusul dengan gangguan hemostatik dan kebocoran plasma (plasma
leakage).
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah

yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah


disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dalam istilah kedokteran disebut Dengue
Hemorrhagic Fever. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika
termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seringkali salah dalam
penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain
seperti Flu dan Tifus.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di
Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
Virus Dengue
Mekanisme terjadinya penyakit

Berhubungan dengan strain virus, dengan urutan Den 2, Den 3, Den 4 dan Den 1
Berhubungan dengan infeksi sekunder

Berhubungan dengan antibody- dependent enhancement

Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue


Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan
mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi
penduduk disekitarnya.
Penyebab dan perantara penularan.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Tanda dan gejala
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah
mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah
badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain
itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntahmuntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi

dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi
ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak
penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejalagejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam
yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh
hingga pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /
menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.


Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di
bawah kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan


dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,
dubur dsb.

Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung padakematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya
cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam
Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit,
mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan,
trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom
shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Pada awal sakit, dimana penderita infeksi virus dengue timbul gejala panas, tidak dapat
dibedakan apakah akan menjadi varian klinis Demam Dengue atau Demam Berdarah
Dengue. Pada saat panas turun, penderita Demam Berdarah Dengue ditandai dengan
penampilan klinis yang memburuk. Penderita tampak sakit berat, gangguan hemostatik yang
berupa gejala perdarahan menjadi lebih prominen dan kebocoran plasma yang ditandai
dengan adanya defisit cairan yang ringan berupa peningkatan PCV 20 % sampai gangguan
sirkulasi/syok.
1. Demam

Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari

Disertai dengan tidak mau bermain (not doing well), nafsu makan menghilang,
mual , dan tidak jarang disertai muntah.

Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)


Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/tampak membaik dan muncul
nafsu makan.
1. Nyeri

Nyeri kepala

Nyeri belakang mata (retro orbital)

Nyeri otot (myalgia)

Nyeri sendi (arthralgia)


1. Ruam

Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderita

Pada periode penyembuhan dapat muncul confalescence rash, berupa morbilli like
rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe like appearance) dan di ekstremitas atas
(handglove like appearance)
1. Manifestasi perdarahan

tidak selalu ada

Dapat berupa tourniquet test yang positip, petekiae, epistaksis, perdarahan gusi dan
dapat terjadi perdarahan masif berupa hematemesis/melena yang sampai membutuhkan
transfusi darah.
1. Dapat dijumpai gejala gastro intestinal, berupa diare dan gejala saluran napas atas
berupa batuk serta pilek yang ringan
Manifestasi klinis infeksi virus dengue
Spektrum
Klinis

DD

DBD

Manifestasi Klinis

Demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih


manifestasi berikut: nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia,
manifestasi perdarahan, dan leukopenia.

Dapat disertai trombositopenia.

Hari ke-3-5 ==> fase pemulihan (saat suhu turun), klinis


membaik.
Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri
kepala, nyeri retroorbita, mialgia dan nyeri perut.

Uji torniquet positif.

Ruam kulit : petekiae, ekimosis, purpura.

Perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran kemih : epistaksis,


perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri.

Hepatomegali.

Perembesan plasma: efusi pleura, efusi perikard, atau


perembesan ke rongga peritoneal.

Trombositopenia.

Hemokonsentrasi.

Hari ke 3-5 ==> fase kritis (saat suhu turun), perjalanan


penyakit dapat berkembang menjadi syok
Manifestasi klinis seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi (syok).
Gejala syok :Anak gelisah, hingga terjadi penurunan kesadaran,
sianosis.Nafas cepat, nadi teraba lembut hingga tidak
teraba.Tekanan darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg.

SSD

Akral dingin, capillary refill turun.


Diuresis turun, hingga anuria.
Keterangan:

Manifestasi klinis nyeri perut, hepatomegali, dan perdarahan terutama perdarahan


GIT lebih dominan pada DBD.
Perbedaan utama DBD dengan DD adalah pada DBD terjadi peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma yang mengakibatkan
haemokonsentrasi, hipovolemia dan syok.
Uji torniquet positif : terdapat 10 20 atau lebih petekiae dalam diameter 2,8 cm (1
inchi).

Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah
demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia
relatif.Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam
berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat
mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.

Diagnosis DD ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang


sesuai tabel 1, dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda perembesan plasma
(hemokonsentrasi, hipovolemia, dan syok).
Sedangkan diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO sebagai
berikut:
1. Kriteria klinis

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus


selama 2-7 hari.

Terdapat manifestasi perdarahan : uji torniquet positif, petekiae,


ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena.

Hepatomegali.

Syok

2. Kriteri laboratoris

Trombositopenia (trombosit =100.000 mm3)

Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit =20% menurut standar


umur dan jenis kelamin)

Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria : 2 kriteria klinis pertama +
trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Pada DBD harus dinilai derajat penyakit, karena membutuhkan penatalaksanaan yang
berbeda.

Derajat
penyakit
Derajat Penyakit Kriteria
DBD
Demam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
DBD derajat I
manifestasi perdarahan ialah uji torniquet positif.
Diagnosis etiologis :
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit
DBD derajat II
atau perdarahan lain.
1. Serologis eliza,
Terdapat kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lembut,
memeriksa IgM
tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi,
dan
IgG
DBD derajat III
sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab,
dengue, lakukan
dan anak tampak gelisah.
pada hari sakit
5, untuk lebih
Syok berat (profound shock): nadi tidak dapat
DBD derajat IV
memperoleh
diraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur.
hasil positip
2. Serologis hemaglutinasi inhibisi, dengan mengambil serum sepasang, di mana serum
pertama saat masuk rumah sakit dan serum kedua usahakan 7 hari kemudian (sering
kali susah dipenuhi).
3. Virologi, isolasi virus dari spesimen darah, usahakan pengambilan serum saat
periode febris, kemudian dengan dry ice dikirim ke pusat-pusat pemeriksaan virologi
(dilakukan saat riset)
Diagnosis Banding

Demam Berdarah Dengue grade I/II perlu dibedakan dengan Demam Dengue
Demam Berdarah Dengue grade III/IV yang disertai febris perlu dibedakan dengan
sepsis.

Exanthema subitum

German Measles

Chikungunya

Penyulit

Dehidrasi
Kejang demam

Asidosis

Efusi pleura dan ascites, apalagi kalu masif

Perdarahan

Disseminated Intravascular Coagulation

Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Disarankan untuk menjaga
penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,
penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun
drastis.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok,
namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji
kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara
manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.
Periode febris
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana belum/tidak dapat
dibedakan apakah Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic Fever, maka pengobatan yang dapat
diberikan adalah sbb :
Antipiretik

Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg/BB/kali tidak lebih dari 4 kali
sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen, sebab dapat menimbulkan
gastritis dan atau perdarahan.
Antibiotika tidak diperlukan

Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya.

Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan didapat
keluhan dan tanda klinis seperti dibawah ini dianjurkan untuk segera datang ke rumah
sakit untuk pengobatan selanjutnya.

Segera datang ke rumah sakit :

Nyeri abdomen

Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis

Perdarahan lain seperti epistaksis dan perdarahan gusi

Penderita tampak loyo dan pada perabaan terasa dingin

Kriteria rawat inap dan memulangkan pasien


Sampai saat ini seringkali terjadi kontroversi dalam hal memulangkan pasien.
Beberapa pasien menganggap seorang dokter terlalu cepat memulangkan penderita
tetapi dokter lainnya dianggap terlalun lama merawat penderita.
Demuikian pula dalam indiokasi rawat, beberapa pasien menganggap seorang dokter
terlalu cepat mengadviskan dirawat penderita tetapi dokter lainnya dianggap terlalu
lama mengadviskan perawatan rumah sakit bagi penderita.

Kriteria rawat inap


Ada kedaruratan:
Syok
Muntah terus menerus
Kejang
Kesadaran turun
Muntah darah
Berak hitam
Hematokrit cenderung meningkat setelah 2
kali pemeriksaan berturut-turut
Hemokonsentrasi (Ht meningkat = 20%)

Kriteria memulangkan pasien


Tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik

Nafsu makan membaik


secara klinis tampak perbaikan

Hematokrit stabil

Tiga hari setelah syok teratasi

Trombosit > 50.000/uL

Tidak dijumpai distres


pernafasan

Demam dengue dengan kondisi stabil dan baik tidak harus dilakukan rawat inap, tetapi harus
dilakukan control rutin pemeriksaan ke dokter atau pemeriksaan darah ulang dalam hari ke 45
Penggantian volume plasma

Anak cenderung menjadi dehidrasi. Penggantian cairan sesuai status dehidrasi pasien
dilanjutkan dengan terapi cairan rumatan.
Jenis cairan adalah kristaloid : RL, 5% glukosa dalam RL, atau NaCl.

Tabel 3. Kebutuhan cairan pada rehidrasi ringan-sedang


Berat Badan (Kg)
<7
7 11

Jumlah Cairan
(ml/kg BB/hari)
220
165

12 18
>18

132
88

Tabel 4. Kebutuhan cairan rumatan


Berat Badan (Kg) Jumlah cairan (ml)
10
100 per kg BB
10 20
1000 + 50 x kg BB (untuk BB di atas 10 kg)
>20
1500 + 20 x kg BB (untuk BB di atas 20 kg)
Kebutuhan cairan harus dipenuhi. Pemberian cairan dapat diberikan per oral, akan
tetapi apabila penderita tidak mau minum, muntah terus, atau panas yang terlalu tinggi
maka pemberian cairan intravena menjadi pilihannya.
Apabila cairan intravena dijadikan pilihan terapi, maka dikenal formula untuk
memenuhi cairan rumatan yaitu formula HallidaySegar dengan rincian sbb :

Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % dari kebutuhan


rumatan.

Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D5 Saline untuk anak usia > 3 tahun
atau D5 Saline untuk penderita berumur 3 tahun..

Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya, dengan tujuan
untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma (plasma leakage), yang
mengarah ke dengue haemorhagic fever.

Periode afebris
Demam Dengue
Kebanyakkan penderita Demam Dengue, setelah panas turun, penderita merasa/tampak lebih
segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa disertai komplikasi, sehingga tidak
ada pengobatan khusus. Kadang timbul gejala klinis confalescence petechial rash pada tangan
atau kaki dengan memberi kesan seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase
yang kecil periode konfalesence ini membutuhkan waktu agak panjang.

Demam Berdarah Dengue


Pada saat temperatur turun, pada penderita Demam Berdarah Dengue terjadi 2 phenomena
yang dapat membawa penderita pada keadaan kritis bahkan dapat berakhir dengan kematian
apabila tidak tertangani secara benar, yaitu adanya gangguan hemostatik berupa penurunan
jumlah dan kwalitas trombosit, gangguan faktor beku darah, bahkan dapat timbul diseminated
intravascular coagulation dan adanya kebocoran plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas pembuluh darah. Proses kebocoran plasma dari pembuluh darah ini akan
menimbulkan defisit plasma didalam pembuluh darah.
Apabila diurut tahapan klinis defisit plasma dalam pembuluh darah akan didapat urutan sbb :
1. Peningkatan hematokrit > 20%, tanpa disertai gejala gangguan sirkulasi

2. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai munculnya gejala penyempitan tekanan nadi
3. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai dengan timbulnya gejala shock, yang ditandai
dengan tekanan darah sistole dan diastole menurun, nadi kecil dan cepat serta pada
perabaan akral dingin.
4. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai gejala nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur.(profound shock).
Kalau dihadapkan pada penderita Demam Berdarah Dengue yang termasuk kelompok 3 dan
4, akan dengan mudah mengenalinya, sehingga segera dapat diberikan penatalaksanaannya.
Akan tetapi untuk kasus jenis kelompok 2, untuk mendeteksi penyempitan tekanan nadi
memerlukan ketelitian dari dokter yang memeriksanya. Apabila menemukan kasus dari
kelompok 1 agak sukar untuk menetapkan penderita tersebut tanpa/disertai kebocoran
plasma, sebab hematokrit penderita saat sehat tidak diketahui.
Setelah diagnosis Demam Berdarah Dengue dibuat oleh seorang dokter, maka tetapkan
terlebih dahulu derajatnya, apakah grade I/II yang tidak disertai gangguan sirkulasi, ataukah
grade III/IV yang sudah disertai shock.

Penatalaksanaan penderita Demam Berdarah Dengue


yang paling penting adalah

Pemberian cairan intravena, sebatas cukup untuk


mempertahankan sirkulasi yang efektif selama periode
plasma leakage

Pengamatan yang ketat, teliti dan cermat secara


periodik
Cairan yang dipakai dapat berupa kristaloid seperti D5 Normal Saline, Ringer Laktat , D5
Ringer Laktat, D5 Ringer Asetat dan koloid yang mempunyai berat molekul yang tinggi
seperti Plasma, Plasma pengganti (Dextran, Haess dll).
Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor
nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna
(misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal yang dapat
mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore,
karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan
berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada

penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit
DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
o Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD,
segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot
nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah
dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta
fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
o

Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama


dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesma setempat dilakukan dengan
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai
pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi


tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah.

Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air
kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau


timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan
sedemikian rupa sehingga tidak menampung air.

Taburkan serbuk abate (temephos) yang dapat dibeli di apotik pada


pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga,
kolam, bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit
atau selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu
airnya kurang mengalir.

Kolam atau akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah


dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah
dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan
obat semprot nyamuk

Daftar Pustaka

WHO. Dengue Hemorrhagic Fever : diagnosis, treatment, prevention and control.


Geneva, 1997.
WHO. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue hemorrhagic fever in small
hospitals. New Delhi, 1999.
Innis B.L Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever In : Porterfield J.S. ed Kass
Handbook Of Infectious Diseases Exotic Viral Infections 1st ed Chapman & Hall
Medical London 1995; 103-46.

Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue


Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan

mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi
penduduk disekitarnya.
Penyebab dan perantara penularan.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Manifestasi penyakit
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya
cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam
Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah
Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Pengobatan.
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan,
mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita
banyak
minum,
bila
perlu
dilakukan
pemberian
cairan
melalui
infus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS BANDING
1. Demam Berdarah Dengue grade I/II perlu dibedakan dengan Demam Dengue
2. Penderita Demam Berdarah Dengue grade III/IV yang disertai febris perlu dibedakan
dengan sepsis.
PENYULIT
1. Asidosis
2. Efusi pleura dan ascites, apalagi kalu masif
3. Perdarahan
4. Disseminated Intravascular Coagulation
PENATALAKSANAAN
Periode febris
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana belum/tidak dapat
dibedakan apakah Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic Fever, maka pengobatan yang dapat
diberikan adalah sbb :
Antipiretik

Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg/BB/kali tidak lebih dari 4 kali
sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen, sebab dapat menimbulkan
gastritis dan atau perdarahan.
Antibiotika tidak diperlukan

Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya.

Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan didapat
keluhan dan tanda klinis seperti dibawah ini dianjurkan untuk segera datang ke rumah
sakit untuk pengobatan selanjutnya.

Segera datang ke rumah sakit :

Nyeri abdomen
Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis

Perdarahan lain seperti epistaksis dan perdarahan gusi

Penderita tampak loyo dan pada perabaan terasa dingin

Kriteria rawat inap dan memulangkan pasien


Kriteria rawat inap
Ada kedaruratan:
Syok
Muntah terus menerus
Kejang
Kesadaran turun
Muntah darah
Berak hitam
Hematokrit cenderung meningkat setelah 2 kali
pemeriksaan berturut-turut
Hemokonsentrasi (Ht meningkat = 20%)

Kriteria memulangkan pasien


Tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik
Nafsu makan membaik
Secara klinis tampak perbaikan
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Trombosit > 50.000/uL
Tidak dijumpai distres pernafasan

Penggantian volume plasma

Anak cenderung menjadi dehidrasi. Penggantian cairan sesuai status dehidrasi pasien
dilanjutkan dengan terapi cairan rumatan.
Jenis cairan adalah kristaloid : RL, 5% glukosa dalam RL, atau NaCl.

Tabel 3. Kebutuhan cairan pada rehidrasi ringan-sedang


Jumlah Cairan
(ml/kg BB/hari)

Berat Badan (Kg)


<7
7 11
12 18
>18

220
165
132
88

Tabel 4. Kebutuhan cairan rumatan


Berat Badan (Kg)
Jumlah cairan (ml)
10
100 per kg BB
10 20
1000 + 50 x kg BB (untuk BB di atas 10 kg)
>20
1500 + 20 x kg BB (untuk BB di atas 20 kg)
Kebutuhan cairan harus dipenuhi. Pemberian cairan dapat diberikan per oral, akan
tetapi apabila penderita tidak mau minum, muntah terus, atau panas yang terlalu tinggi
maka pemberian cairan intravena menjadi pilihannya.
Apabila cairan intravena dijadikan pilihan terapi, maka dikenal formula untuk
memenuhi cairan rumatan yaitu formula HallidaySegar dengan rincian sbb :

Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % dari kebutuhan


rumatan.

Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D5 Saline untuk anak usia > 3 tahun
atau D5 Saline untuk penderita berumur 3 tahun..

Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya, dengan tujuan
untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma (plasma leakage), yang
mengarah ke dengue haemorhagic fever.

Periode afebris
Demam Dengue
Kebanyakkan penderita Demam Dengue, setelah panas turun, penderita merasa/tampak lebih
segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa disertai komplikasi, sehingga tidak
ada pengobatan khusus. Kadang timbul gejala klinis confalescence petechial rash pada tangan
atau kaki dengan memberi kesan seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase
yang kecil periode konfalesence ini membutuhkan waktu agak panjang.

Demam Berdarah Dengue


Pada saat temperatur turun, pada penderita Demam Berdarah Dengue terjadi 2 phenomena
yang dapat membawa penderita pada keadaan kritis bahkan dapat berakhir dengan kematian
apabila tidak tertangani secara benar, yaitu adanya gangguan hemostatik berupa penurunan
jumlah dan kwalitas trombosit, gangguan faktor beku darah, bahkan dapat timbul diseminated
intravascular coagulation dan adanya kebocoran plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas pembuluh darah. Proses kebocoran plasma dari pembuluh darah ini akan
menimbulkan defisit plasma didalam pembuluh darah.
Apabila diurut tahapan klinis defisit plasma dalam pembuluh darah akan didapat urutan sbb :
1. Peningkatan hematokrit > 20%, tanpa disertai gejala gangguan sirkulasi
2. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai munculnya gejala penyempitan tekanan nadi

3. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai dengan timbulnya gejala shock, yang ditandai
dengan tekanan darah sistole dan diastole menurun, nadi kecil dan cepat serta pada
perabaan akral dingin.
4. Peningkatan hematokrit > 20%, disertai gejala nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur.(profound shock).
Kalau dihadapkan pada penderita Demam Berdarah Dengue yang termasuk kelompok 3 dan
4, akan dengan mudah mengenalinya, sehingga segera dapat diberikan penatalaksanaannya.
Akan tetapi untuk kasus jenis kelompok 2, untuk mendeteksi penyempitan tekanan nadi
memerlukan ketelitian dari dokter yang memeriksanya. Apabila menemukan kasus dari
kelompok 1 agak sukar untuk menetapkan penderita tersebut tanpa/disertai kebocoran
plasma, sebab hematokrit penderita saat sehat tidak diketahui.
Setelah diagnosis Demam Berdarah Dengue dibuat oleh seorang dokter, maka tetapkan
terlebih dahulu derajatnya, apakah grade I/II yang tidak disertai gangguan sirkulasi, ataukah
grade III/IV yang sudah disertai shock.

Penatalaksanaan penderita Demam Berdarah Dengue


yang paling penting adalah

Pemberian cairan intravena, sebatas cukup untuk


mempertahankan sirkulasi yang efektif selama periode
plasma leakage

Pengamatan yang ketat, teliti dan cermat secara


periodik
Cairan yang dipakai dapat berupa kristaloid seperti D5 Normal Saline, Ringer Laktat , D5
Ringer Laktat, D5 Ringer Asetat dan koloid yang mempunyai berat molekul yang tinggi
seperti Plasma, Plasma pengganti (Dextran, Haess dll).
DAFTAR KEPUSTAKAAN

WHO.. Dengue Haemorrhagic Fever: Diagnosis, Treatment and Control. World


Health Org; 1986:1-2

WHO. Dengue Hemorrhagic Fever : diagnosis, treatment, prevention and control.


Geneva, 1997.

WHO. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue hemorrhagic fever in small


hospitals. New Delhi, 1999.

Mandell GL, Douglas RG Jr, Bennett JE, eds; Monath TP. Principles and Practice of
Infectious Disease. 3rd ed. Churchill Livingstone Inc; 1990:1248-1251.

Guzman
MG,
Kouri
Dis. Jan 2002;2(1):33-42.

G. Dengue:

an

update. Lancet

Halstead SB. Pathogenesis of dengue: challenges


biology. Science. Jan 29 1988;239(4839):476-81.

Halstead S.B. Dengue. In : Warren S.K, Mahmoud A.A.F eds. Tropical and
geographical medicine, 2nd ed New York Mc Graw-Hill Information Services
Co., 1990; 675-85.

Innis B.L Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever In : Porterfield J.S. ed Kass
Handbook Of Infectious Diseases Exotic Viral Infections 1 st ed Chapman &
Hall Medical London 1995; 103-46.

Kuno G. Review of the factors modulating dengue transmission. Epidemiol


Rev. 1995;(2):321-35

to

Infect
molecular

www.infodemam.com

Provided By: KLINIK ANAK ONLINE Supported By: GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl
Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 08131592-2012 GRoW UP CLINIC II MENTENG
SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 29614252 08131592-2012 08131592-2013 email : judarwanto@gmail.com
http://growupclinic.com Facebook http://www.facebook.com/GrowUpClinic Twitter: @growupclinic Professional Healthcare Provider
GRoW UP CLINIC Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967
Clinical Editor in Chief : Dr Widodo Judarwanto, Pediatrician email : judarwanto@gmail.com Mobile Phone O8567805533 PIN BBM
76211048 Komunikasi dan Konsultasi online : twitter @widojudarwanto facebook dr Widodo Judarwanto, pediatrician Komunikasi dan
Konsultasi Online Alergi Anak : Allergy Clinic Online Komunikasi dan Konsultasi Online Sulit makan dan Gangguan Berat Badan : Picky
Eaters Clinic Komunikasi Profesional Pediatric: Indonesia Pediatrician Online
GRoW UP CLINIC Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and
Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and
Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta ***
Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU Premature Follow up Clinic ***
Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen *** We are guilty of
many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should
not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product
packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright 2015, WWW.INFODEMAM.COM Information Education Network. All rights reserved

About these ads

Terkait

PERJALANAN KLINIS PENYAKIT DBD


dalam "dengue-DBD"

Demam Berdarah Dengue atau Bukan?


dalam "demam"

Kenali Deteksi Dini dan Tanda Bahaya DBD


dalam "demam"

Tentang The Children Indonesia


WORKING TOGETHER SUPPORT TO THE HEALTH OF ALL CHILDREN. Advancing
of the future children to optimalized physical, mental and social health and well being for
fetal, newborn, infant, children, adolescents and young adult
Lihat semua tulisan dari The Children Indonesia
Tulisan ini dipublikasikan di dengue-DBD dan tag DBD Awalnya Didiagnosis Tifus, demam
anak dokter anak tifus DBD, Demam Berdarah Dengue atau Bukan?, demam dengue anak
dokter nak DBD demam dengue malarian penyakit. Tandai permalink.
PENANGANAN DBD
KRITERIA ATAU INDIKASI RAWAT DAN INDIKASI PULANG PENDERITA DBD

Berikan Balasan

INFORMATION AND EDUCATION OF FEVER

Artikel Favorit
o

Penanganan Terkini Demam Tifoid (Tifus)

Penanganan Terkini Cacar Air Pada Anak

5 Penyebab Demam dan 5 Obat Demam Paing Sering Pada Anak

PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PENANGANAN DAN PENGOBATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK

Manfaat dan Interpretasi Hasil Laboratorium Saat Anak Demam

Kesalahan Sering Terjadi, DBD Awalnya Didiagnosis Tifus

KRITERIA ATAU INDIKASI RAWAT DAN INDIKASI PULANG


PENDERITA DBD

DIAGNOSIS TIFUS SERING TIDAK BENAR, Tes Widal positif Belum


tentu tifus.

DEMAM TIDAK DIKETAHUI SEBABNYA

Artikel Terkini
o

Gangguan kulit: Erupsi Obat, Morbilifomis, Urtikaria dan Papuloskumosa

Etiology of UFO (Fever of Unknown Origin)

100 Jenis Antibiotika dan Efek Sampingnya

4 Penyebab Timbulnya Resistensi Antibiotika

The young febrile child. Results of a multicenter survey

Clinical practice guidelines with emergency department management of


febrile infants.

Daftar Lengkap Obat Medis Demam Pada Anak

Respon Imunologi dan Infalamsi Terhadap Demam dan Nyeri

Headlines News

KLIK DOKTER: Informasi dan Edukasi Obat Medis dan


Tradisional Indonesia

KLIK DOKTER: WWW.OBATINDONESIA.COM Informasi dan Konsultasi


Online Farmasi Obat Medis dan Tradisional

Berbagai Khasiat Luar Biasa Lidah Buaya

Update Research: Remediation of Hemorrhagic Shock-Induced Intestinal


Barrier Dysfunction by Treatment with Diphenyldihaloketones EF24
and CLEFMA

Update Research: Dopamine Receptors and the Persistent Neurovascular


Dysregulation Induced by Methamphetamine

Update Abstract: Canagliflozin: A newer hypoglycemic drug on the horizon

Internal Links
o

Children Allergy Clinic

Children Antibiotic Clinic

Children Tuberculosis Clinic

Clinic for Children

Clinical Pediatric Infectious and Tropical Disease

H1n1-Swine Influenza Clinic

Special Links
o

American Academy of Pediatrics

Centers for Disease Control (CDC)

Konsutasi Via Facebook

Komunikasi Facebook

POINT OF INTEREST
POINT OF INTEREST

BENARKAH ANAKKU TIFUS ?

INFO DEMAM "Klinik Demam Online"


The Twenty Ten Theme. Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti

Follow INFO DEMAM "Klinik Demam Online"


Get every new post delivered to your Inbox.

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai

  • SAP Penkes Hipertensi
    SAP Penkes Hipertensi
    Dokumen7 halaman
    SAP Penkes Hipertensi
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • PPOK
    PPOK
    Dokumen7 halaman
    PPOK
    Pfr-ThieChoeriahBenqscarhead
    Belum ada peringkat
  • K Askep DHF
    K Askep DHF
    Dokumen22 halaman
    K Askep DHF
    Amille Rossalina
    Belum ada peringkat
  • Sap KB
    Sap KB
    Dokumen13 halaman
    Sap KB
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Askep Child Abuse
    Askep Child Abuse
    Dokumen10 halaman
    Askep Child Abuse
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Tumor Abdome1
    Tumor Abdome1
    Dokumen9 halaman
    Tumor Abdome1
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Stase KMB
    Stase KMB
    Dokumen8 halaman
    Stase KMB
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Tumor RR
    Tumor RR
    Dokumen7 halaman
    Tumor RR
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Tumor RR
    Tumor RR
    Dokumen7 halaman
    Tumor RR
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Askep Child Abuse
    Askep Child Abuse
    Dokumen10 halaman
    Askep Child Abuse
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • LK Laparotomy
    LK Laparotomy
    Dokumen29 halaman
    LK Laparotomy
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Dokumen10 halaman
    Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Dokumen10 halaman
    Efek Jangka Panjang Bencana 7C
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat
  • Pre Planning MMD 1 Golantepus
    Pre Planning MMD 1 Golantepus
    Dokumen7 halaman
    Pre Planning MMD 1 Golantepus
    Riezky D'wyliea
    Belum ada peringkat