Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karna atas berkat, rahmat, dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Penerapan
Higiene Sanitasi Dalam Pengelolaan Jasa Boga (Catering) Jemaah Haji Oleh CV.H.Iis Catering
Di Asrama Haji Pondok Gede.
Proposal ini akan membahas mengenai bagaimana penerapan higiene dan sanitasi pada
perusahaan jasa boga CV. H. Iis Catering di Asrama haji Pondok Gede. Materi pada proposal ini,
penyusun memperoleh dari berbagai sumber secara nyata, berupa beberapa buku pengetahuan
mengenai higiene dan sanitasi, makalah, dan majalah.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memenuhi persyaratan pengajuan
proposal peneitian yang mana merupakan tugas akhir dari program Pendidikan Tata Boga.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr Basuki Wibawa, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negri Jakarta.
2. Dra. Melly Prabawati M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik Universitas Negri Jakarta.
3. Dr. Rusilanti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteran Keluarga.
4. Dra. Nurlaila Am, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Nur Riska, S.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Materi yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Rusilanti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Metodologi.
7. Adik adiku tersayang Normansyam, Nobel, terimakasih sudah membantu
mendoakan dan memberikan dorongan dan dukungannya secara penuh. Terimakasih
atas perhatian dan kasih sayang yang tiada habisnya.
8. Kedua orang tua saya yang tercinta, untuk Ayah (H. Ramlan) Terimakasih Pak Aku
Sayang Bapak, untuk Ibu yang selalu memberikan dukungan dan dorongan baik
secara moril dan materil kepada peneliti dengan penuh kesabaran. Terimakasih atas
perhatian dan kasih saying yang tiada habisnya.
9. Orang yang aku sayang Drs. H. Machfuddin dan teman temanku tersayang
Dr.H.Tatang, Gito yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa untuk
pelancaran penelitian ini.
Saya menyadari skripsi ini masih jauh dari dari sempurna, untuk itu mohon maaf
apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupu tulisan. Akhir kata
saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, 5 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
5
9
9
9
9
9
11
11
13
14
15
29
29
29
30
3.3.1 Populasi
30
3.3.2 Sampel
30
30
3.3.4 Instrument
31
32
Daftar Pustaka
33
Lampiran
35
BAB I
PENDAHULUAN
dari masalah sanitasi dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene
dilakkan bersama-sama.
Peranan (aplikasi) adalah menurut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata
cara atau metode. Penerapan kebersihan hygiene dan sanitasi yang bermanfaat dapat
menghasilkan lingkungan yang memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor
dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestrikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Penerapan dalam kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah
salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak
keindahan tetapi juga dapat menimbulkan berbagai penyakit dan sakit merupakan salah satu
faktor yang mengakibatkan penderitaan (Suharsimi Arikunto 2003).
Menurut R.H.G
penyediaan makanan yang berjumlah banyak yang diadakan dalam waktu singkat atas dasar
pesanan (Catering) yaitu adanya kelemahan pengawasan dan pemeliharaan Hygiene Sanitasi.
Lemahnya Higiene Sanitasi ini khususnya di Jakarta seperti yang dikemukakan oleh
Purawidjaja, Tatang, menyebutkan bahwa lebih dari 40% Catering di Jakarta kondisi
sanitasinya buruk dan tidak terpelihara.Hal ini sejalan dengan yang tercantum didalam
terbitan Dep.Kesehatan Tahun 1986 dan 1992 ,bahwa 60% penyakit bawaan makanan berasal
dari Jasa Boga.
Hygiene dan sanitasi dapat dimulai dari proses pemilihan bahan, penerimaan bahan,
proses pengolahan, proses pengepakan, proses pengiriman dan penyajian. Produk makanan
dan minuman yang dihasilkan perusahaan jasa boga tersebut bisa dikatakan baik dan bermutu
apabila memenuhi berbagai syarat yang harus dipenuhi diantaranya makanan sehat,
penyajian yang hygienis, memiliki rasa lezat, dan aman dikonsumsi. Untuk memenuhi
bergagai syarat tersebut, maka dibutuhkan sistem pengolahan makanan yang baik dan benar
serta memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan.
Hygiene sanitasi merupakan pangkal utama dalam menciptakan makanan yang
sehat, aman dan bergizi. Bila kebersihan tidak terjaga maka akan terjadi gangguan kesehatan
bahkan penyakit. Pola pengolahan makanan dan minuman di perusahaan jasa boga yang
salah sebaiknya segera diubah, dengan cara pengolahan yang menjamin kebersihan seperti
selalu mencuci tangan sebelum mengolah makanan atau setelah keluar dari kamar mandi atau
WC, menjaga kebersihan dapur pengolahan makanan dan minuman, menggunakan alat- alat
yang bersih untuk mengolah makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang tidak
bersih bila dikonsumsi manusia tidak tertutup kemungkinan orang yang mengkonsumsi akan
terjangkit dan tertular penyakit.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadi kasus keracunan makanan yang
disebabkan karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan oleh perusahaan
jasa boga, seperti kasus keracunan makanan pada acara pernikahan, industri dll.
Untuk peningkatan kinerja perusahaan jasa boga dan memberikan jaminan kepastian
mutu terhadap perusahaan Jasa Boga CV.H .IIS Catering maka penulis melakukan penelitian
penerapan Hygiene Sanitasi
perusahaan Jasa Boga CV.H.IIS Catering khususnya Jemaah Haji di Pondok Gede.
2. Bagaimana cara pelaksanaan Hygiene Sanitasi yang baik dan benar di perusahaan Jasa
Boga CV. H.Iis Catering?
3. Apa kendala yang ada dalam melaksanakan Hygiene Sanitasi di perusahaan Jasa Boga
Catering?
4. Bagaimana penerapan hygiene dan sanitasi dalam mengelola catering jamaah haji?
Menerapkan pengetahuan dan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan di
Program Studi Tata Boga, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Tekhnik,
3. Bagi Masyarakat
- Mengetahui bahwa perusahaan Jasa Boga CV.IIS. Catering menerapkan standar
kebersihan sesuai persyaratan usaha Jasa Boga yang ditetapkan Kementerian
-
BAB II
KERANGKA TEORITIS
10
Hygiene
Sanitasi
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak
sempurna, begitu juga sebaliknya. Dari batasan batasan tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa ada 4 faktor yang harus dijaga agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan atau
penyakit yaitu faktor makanan yang akan diolah, lingkungan tempat makanan diolah,
peralatan yang digunakan dalam pengolahan serta tenaga yang bekerja dalam pengolahan
makanan.
11
Salah satu faktor resiko dalam penyediaan makanan yang aman adalah tersedianya bahan
makanan yang baik dan bermutu.Penyediaan bahan makanan yang baik dan bermutu harus
didasarkan pada prinsip Hygiene Sanitasi makanan.Prinsip Hygiene Sanitasi makanan ini
meliputi pemilihan bahan makanan,penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
penyimpanan makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan.
Menurut Institutional Catering Food Inspection terbitan WHO tahun 1986, penerapan
Hygiene Sanitasi Makanan masih merupakan masalah utama dalam penyedaian makanan
banyak yang diadakan dalam waktu singkat atas dasar pesanan (Catering ).
2.2 CV.H. IIS Catering
Sebuah perusahaan Jasa Boga berbentuk Perseroan Komanditer yang didirikan pada
tanggal 6 November 2001 dihadapan Notaris Eva Syahrial Litoto,SH dengan nama Perseroan
Komanditer CV H. Iis Catering dengan susunan pengurusnya sebagai berikut : Direktur
Utama Euis Ida Rochimah, Direktur Machfudin dan Komisaris Norman Syam. Perseroan
telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 1126/Leg/2001 pada tanggal 14
November 2001.
Perseroan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin Tetap Usaha Jasa Boga,
Sertifikat Laik Hygiene dan Sanitasi Jasaboga. Perseroan Komanditer CV H Iis Catering,
memiliki banyak pelanggan diantaranya Terminal Peti Kemas Koja Jakarta Utara, Rumah
Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta Timur, Rumah Sakit Umum Daerah Duren Sawit
Jakarta Timur, Embarkasi Haji Kanwil Propinsi DKI Jakarta, Badan Tenaga Atom Nasional,
dan lain - lain.
Kepuasan pelayanan dan nilai gizi dan kesehatan makanan serta kualitas rasa yang
tidak kalah merupakan strategi yang dilakukan CV H. Iis Catering memuaskan konsumen.
CV H. Iis Catering melakukan uji lab untuk memasikan bahwa makanan yang dihidangkan
merupakan makanan yang sehat, dan menjamin kehalalan dari makanan yang disajikan.
12
Dari paparan diatas mengenai masalah kesehatan pada makanan khususnya dalam hal
menjaga hygiene dan sanitasi, pemerintah maupun lembaga lembaga yang berhubungan
dengan pangan memberikan arahan bahwa dalam mengolah atau mengadakan makanan,
hygiene dan sanitasi merupakan hal yang patut diperhatikan.
15
No
1)
Jenis bahan
makanan
Daging, ikan,
udang dan
2)
kurang
- 5 s/d 0C
-10s/d-5C
> -10C
5s/d7C
- 5 s/d 0C
>- 5C
10C
10C
10C
4)
kurang
olahannya
Telor, susu dan
olahannya
3)
25C atau
suhu ruang
ruang
Sumber : Syarief Rizal, Tekhnologi Penyimpanan Pangan 2009
: 15 cm
: 5 cm
: 60 cm
3. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara
pengolahan makanan yang baik yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene
sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan dan dapat mencegah
masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan lainnya.
b. Menu disusun dengan memperhatikan:
1) Pemesanan dari konsumen
2) Ketersediaan bahan, jenis danjumlahnya
3) Keragaman variasi dari setiap menu
4) Proses dan lama waktu pengolahannya
5) Keahlian dalam mengolah makanan dari menu terkait
c. Pemilihan bahan sortir untuk memisahkan atau membuang bagian bahan yang rusak
atau afkir
dan
untuk
menjaga
mutu
dan
keawetan
makanan
serta
1.7.3
pengembunan (kondensasi).
Terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi/masak serta makanan
1.7.4
5) Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan karena akan
menyebabkan kontaminasi ulang
6) Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi harus menggunakan
alat seperti penjepit atau sendok
i. Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu dicuci.
j. Higiene penanganan makanan
1) Memperlakukan makanan secara hati-hati dan seksama sesuai dengan prinsip
higiene sanitasi makanan
2) Menempatkan makanan dalam wadah tertutup dan menghindari penempatan
makanan terbuka dengan tumpang tindih karena akan mengotori makanan dalam
wadah di bawahnya.
4. Penyimpanan makanan jadi/masak
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa, bau, berlendir,
berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya cemaran lain.
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku.
1) Angka kuman E. coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan.
2) Angka kuman E. coli pada minuman harus 0/gr contoh minuman.
c. Jumlah kandungan logam berat atau residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang
batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
d. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFty dan first expired
first out (FEFO) yaitu makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati
masa kedaluwarsa dikonsumsi lebih dahulu.
e. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis makanan
jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi berventilasi yang
dapat mengeluarkan uap air.
f. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah.
g. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu sebagai berikut
19
Disajikan
No Jenis makanan dalam waktu
1) Makanan kering
2) Makanan basah
(berkuah)
3) Makanan cepat
basi
disajikan
>60C
-10C
> 65,5C
-5s/d-lC
5C s/d 10C
<10C
lama
25 s/d 30C
(santan,
telur, susu)
4) Makanan
disajikan dingin
Sumber : Syarief Rizal, Tekhnologi Penyimpanan Pangan 2009
5. Pengangkutan Makanan
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang higienis.
3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan dingin,
diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan makanan tidak
rusak seperti daging, susu cair dan sebagainya.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/ siap santap
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan jadi/masak dan harus
selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan bertutup.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan jumlah
makanan yang akan ditempatkan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang mencair
(kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan diatur agar
makanan tetap panas pada suhu 60C atau tetap dingin pada suhu 40C.
20
6. Penyajian Makanan
a. Makanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik dan uji
biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada kecurigaan.
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan
menggunakan, 5 (lima) indera manusia yaitu dengan
melihat (penampilan),
serta
hambatan
yang
mungkin
terjadi
selama pengangkutan
1) Penyajian meja (table service) yaitu penyajian di meja secara bersama, umumnya
untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan jumlah terbatas 10 sampai
20 orang.
2) Prasmanan (buffet} yaitu penyajian terpusat untuk semua jenis makanan yang
dihidangkan dan makanan dapat dilih sendiri untuk dibawa ke tempat masingmasing.
3) Saung (a/a carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis makanan dan setiap
orang dapat mengambil makanan sesuai dengan kesukaannya.
4) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastik yang sudah
berisi menu makanan lengkap termasuk air minum dan buah yang biasanya untuk
acara makan siang.
5) Nasi bungkus (pack/wrap) yaitu penyajian makanan dalam satu campuran menu
(mix) yang dibungkus dan siap santap.
6) Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu rak makanan (food
counter) di rumah makan dengan cara mengambil sendiri makanan yang
dikehendaki dan membayar sebelum makanan tersebut dimakan.
7) Lesehan yaitu penyajian makanan dengan cara hidangan di lantai atau meja
rendah dengan duduk di lantai dengan menu lengkap.
d. Prinsip penyajian
1) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup
agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji
makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan berkuah)
baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat
rusak dan basi.
22
3) Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus
atau rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak sating campur
aduk.
4) Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan
panas dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum ditempatkan dalam alat saji
panas (food warmer/bean merry) makanan harus berada pada suhu > 60C.
5) Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak cacat
atau rusak.
6) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak
langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
7) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan,
bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
8) Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat sesuai
dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat
volume (sesuai jumlah).
e. Sampel atau contoh
1) Setiap menu makanan harus ada satu porsi sampel (contoh) makanan yang
disimpan sebagai bank sampel untuk konfinnasi bila terjadi gangguan atau
tuntutan konsumen.
2) Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan menggunakan kantong
plasti steril dan sampel disimpan dalam suhu 10C selama 1 x 24 jam.
3) Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh dimakan tetapi harus
dibuang.
4) Jumlah makanan yang diambil untuk sampel sebagai berikut:
(a) Makanan kering/gorengan dan kue : 1 potong
(b) Makanan berkuah sayur : 1 potong + kuah 1 sendok sayur
(c) Makanan penyedap/sambal : 2 sendok makan
(d) Makanan cair : 1 sendok sayur
(e) Nasi : 100 gram
(f) Minuman : 100 cc
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menggabungkan
antara
persyaratan
usaha
Jasa
Boga
sesuai
SK
24
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ditetapkan menjadi obyek penelitian
langsung yang dianggap mewakili populasi. Sampel yang diambil pada penelitian ini
adalah beberapa orang yang terlibat dalam pengolahan makanan, penyimpanan dan
pesortiran bahan makanan, dan pengantar makanan, karena umumnya para pekerja
itulah yang terlibat langsung dalam penerapan Hygiene dan Sanitasi makanan.
Sampel yang diteliti adalah 20 orang yang dipilih berdasarkan tempat yang paling
besar dan paling banyak pegawai yang terlibat langsung dalam pengolahan makanan
(purposive), yaitu 2 orang dari divisi purchasing, 1 orang dari administrasi, 2 orang
3.3.3
dari divisi dish washer dan 15 orang dari bagian pengolahan makanan (koki).
Teknik Pengumpulan Data.
Dalam pengumpulan data- data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa
tekhnik yaitu :
a. Teknik Studi Kepustakaan (library study)
Penulis mencari, membaca dan mempelajari literatur- literatur, buku- buku dan
dokumen- dokumen yang berisi tentang teori- teori yang berkaitan dengan hygiene
sanitasi serta hal- hal lain yang berkaitan.
b. Wawancara
Jenis wawancara yang dilakukan adalah in depth interview. Maksudnya adalah suatu
proses tanya jawab yang dilakukan secara mendalam dan detail antara penanya dengan
narasumber. Tanya jawab dapat dilakukan secara terstruktur, yaitu dengan
25
Instrument
Instrument yang digunakan pada penelitian kali ini adalah kuisioner berbentuk table
kegiatan dan kebiasaan kebiasaan yang mungkin dilakukan dalam penerapan
Hygiene dan Sanitasi pada CV.H.IIS.
Penerapan Higiene dan Sanitasi oleh para pegawai di CV.H.IIS, instrument yang
digunakan adalah kuisioner atau angket dengan bentuk pertanyaan sangat setuju,
setuju, dan tidak setuju, sehingga pengisi hanya memberi jawaban dengan tanda pada
jawaban yang dipilih.
Dalam memperoleh nilai dari kuisioner dari Penerapan Hygiene dan Sanitasi diberikan
pemberian skor pada tiap pertnyaan yaitu 3 untuk benar, dan 1 untuk salah, serta 2
untuk sisanya. Sebelum menyusun angket terlebih dahulu disusun kisi kisi
instrumentseperti pada table 4 .
26
Tabel 3. Kisi Kisi Instrument Penerapan Higiene dan Sanitasi di CV.H.IIS (sebelum
uji coba instrument)
No.
Indikator
No. Butir
Point
1.
Penerapan Sanitasi
-Alat
-Bahan
-Tempat / Area
-Lingkungan
1,4,9,13,14,35,37,3
24
18
18
15
2.
Penerapan Hygiene
-Hygiene
8
3,7,11,15,19,40
5,6,12,18,20,36
2,8,10,16,17
21,24,27,28,33, 36
15
Pegawai
23,26,29,32,34, 40
15
-Kelengkapan
18
Uniform
sesuai standar.
-Prilaku
pegawai sesuai
dengan standar
catering.
27
22,25,30,31,35,39
Penelitian ini diarahkan pada tinjauan/ observasi atas teori seperti tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1096/ MENKES/ PER/ VI/ 2011 dengan konsep dan
penerapan prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dilapangan.
Adapun kriteria penilaian penerapan Higiene dan Sanitasi dapat dilihat pada table 4
berikut ini:
Tabel 4. Kriteria PenilaianPenerapan Hygiene dan Sanitasi CV.H.IIS
Kriteria
Nilai
A ( Sangat Baik)
B (Baik)
C (Cukup)
D (Kurang)
E (Sangat Kurang)
95 100
80 94
70 79
60 69
50 59
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif. Tabel diatas dibuat
berdasarkan skala penulis untuk menilai sejauh mana pengetahuan dan penerapan
Hygiene dan Sanitasi yang dilakukan oleh CV.H.IIS. Setelah beberapa responden yang
dapat mewakili data tersebut mengisi kuisioner, maka selanjutnya akan menghasilkan
angka yang dapat ditinjau masuk kedalam kriteria manakah responden mengetahui dan
menerapkan Sanitasi dan Higiene di CV.H.IIS. Selanjutnya dari angka - angka yang
terkumpul dari beberapa responden, maka dapat diambil nilai rata rata yang mewakili
seluruh sampel dan menentukan kriteria dari para pegawai di CV.H.IIS.
Pada penilaian untuk mendapatkan kriteria keseluruhan, maka sebelumnya dicari terlebih
dahulu nilai dari tiap responden, yang didapat dengan cara :
Hasil Point
28
X 100
120
Sedangkan untuk mendapatkan kriteria keseluruhan, diambil dengan rata rata yang
didapat dari jumlah nilai responden yang dibagi dengan jumlan responden, yaitu :
Point responden
n
DAFTAR PUSTAKA
29
1.
2.
3.
4.
5.
16,1992
Petunjuk Tekhnis Pengawasan/ Pemeriksaan Jasa Boga (Catering), Direktor Jenderal
Pemberatasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Dep Kesehatan
6.
RI,1988
Jacob M .Safe Food Handling, A Training Guide For Managers Of Food Service
7.
8.
Haji
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 10961/ Menkes/ Per/ VI/2011.
10. Undang- Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan
11. Moehyisjahmin,B.Sc Penyelenggara Makanan Iistitusi dan Jasa Boga, Bhatara, Jakarta,
1992
12. Laporan Hasil Kegiatan Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Pangan Asal Hewan (PAH)
Hasil Bahan Asal Hewan (HPAH) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Tahun 2011,
UPT Laboratorium Kesmavet Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Prop OKI Jakarta,
Jakarta Timur.
13. Saksono
Lukman,
Ph.D, Saksono
Isrono,Ny.Isroin,
30
Lampiran
LEMBAR KUISIONER
Nama
:
Umur
:
Jabatan
Lama Bekerja :
Jawaban
No
Pertanyaan
.
Sangat
Setuju
Setuju
31
Tidak setuju
1.
Pemahaman mengenai
asal bahan alat alat
pengolahan yang aman
dan tidak berbahaya bagi
kesehatan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tempat sampah
sebaiknya tetap terbuka
agar efisien dalam
bekerja, khususnya dalam
membuang sampah
sampah atau bahan yang
sudah tidak terpakai lagi.
Mencuci sayuran haruslah
menggunakan air yang
mengalir.
Mencuci kembali alat
alat yang telah digunakan
dengan sabun pencuci
yang tepat.
Lantai tepat bekerja
(dapur) harus dibersihkan
atau di pel minimal 2
(dua) kali dalam sehari.
Mencuci alat alat
dengan sabun krim, karna
akan lebih bersih dan
hemat.
Pemahaman dan
ketelitian dalam memilih
bahan yang baik sebelum
diolah.
9.
Pemeriksaan rutin
32
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Hanya air yang yang
benar benar bersih yang
33
19.
20.
21.
Area tempat bekerja
seharusnya adalah
tempat yang tertutup.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Perlunya menutup
kembali bahan makanan
yang sudah terbuka dari
kaleng atau wadahnya.
Bahan makanan yang
disimpan digudang
seharusnnya tidak
berkontak langsung
dengan lantai.
Pegawai pria yang
berkontak langsung
dengan makanan
sebaiknya memiliki
panjang rambut tidak
lebih dari 5cm
Sebaiknya mencuci
tangan dengan sabun dan
air hangat setelah
memegang uang.
Seragam sebaiknya
berwarna putih bersih
bagi pekerja dibagian
pengoahan makanan.
34
28.
29.
30.
Tidak diperbolehkan
menyentuh makanan
setelah memegang
bagian anggota tubuh
seperti rambut, dan
bagian wajah.
31.
Menggunakan seragam
dalam keadaan yang
bersih ketika bekerja.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Diperbolehkan berbicara
didepan makanan jadi
yang tidak tertutup.
Sebaiknya menyimpan
hand glove pada kantung
35
38.
39.
Diperbolehkan menyeka
keringat dengan
menggunakan celemek
atau seragam.
40.
Tidak menyentuh
makanan setelah
mengkorek bagian hidung
(mengupil).
Tidak menyentuh
makanan dengan tangan
terluka (berdarah atau
terbakar).
Pisau yang digunakan
untuk memotong sayuran
tidak boleh digunakan
untuk memotong daging.
36
37