Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK PENGGERAK 2


Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Penggerak semester 6
program Diploma III politeknik
Disusun oleh :

Irsal Rasyid ( 212341010 )


Kelas : 3 AEA

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA

Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http


://www.polman-bandung.ac.id
e-mail : polman@melsa.net.id

2015

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


2

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kirimkan atas limpahan Rahmat, Berkah dan Karunia-Nya
sehingga Laporan Praktikum Teknik Penggerak 2 ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan
sebagaimana mestinya.
Laporan ini merupakan suatu bentuk realisasi dari Praktikum Teknik Penggerak 2 yang
telah dilakukan selama satu minggu. Laporan ini berisi pengertian, tahap-tahap pengerjaan dan
kendala yang ditemukan selama Praktikum beserta solusinya. Tujuan dari Laporan sendiri
adalah untuk melaksanakan kewajiban setelah Praktikum Teknik Penggerak 2 selesai dan
sebagai bahan evaluasi diri untuk perbaikan bagi diri sendiri dan bagi orang lain di kemudian
hari.
Penulis pribadi mengharapkan banyak kritikan dan saran dari semua pihak, agar
penulisan laporan praktikum di kemudian hari menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Penulisan laporan ini juga melibatkan beberapa pihak yang membantu dalam kendalakendala yang dihadapi pada saat praktikum maupun saat penulisan laporan. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat menjadi acuan dalam praktikum
selanjutnya dan dapat menjadi penunjang nilai penulis pada praktikum kali ini. Atas perhatian,
penulis ucapkan terima kasih.

Irsal Rasyid
212 341 010

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Inverter
Inverter 3 phase merupakan inverter dengan tegangan keluaran berupa tegangan bolak
balik (ac) 3 phase per segi. Sebuah rangkaian dasar inverter 3 phase tunggal sederhana terdiri
dari 3 buah inveter 1 phase dengan menggunakan mosfet daya (power mosfet) sebagai sakelar
diperlihatkan pada gambar dibawah. Tegangan suplai merupakan sumber dc dengan tegangan
sebesar Vs, dengan titik netral merupakan titik hubung dari titik bintang (Y) pada beban.
Terdapat 2 jenis mode operasi dari inverter jenis ini, yaitu mode kondusi 120 dan mode
konduksi 180. Diagram blok dari inverter 3 phase dapat dilihat pada gambar berikut.

Dari mode konduksi, inverter 3 phase dibedakan atas atas:

inverter 3 phase mode konduksi 120 derjat.


o Inverter 3 phase dengan mode konduksi 120 memungkinkan
setiap komponen pensakelaran akan konduksi selama 120

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


4

dengan pasangan konduksi yang berbeda, misalnya 60 pertama

antara Q1Q6, dan 60 ke dua antara Q1Q2, dan seterusnya.


inverter 3 phase mode konduksi 180 derjat
o Inverter 3 phase dengan mode konduksi 180 memungkinkan 3
komponen pensakelaran konduksi pada saat yang bersamaan. Ke
tiga komponen pensakelaran akan konduksi selama 180 dengan
pasangan konduksi yang juga berbeda-beda. Dari segi teknik
pensakelaran (switching technique) dibedakan atas; inverter
persegi (square inverter) inverter pwm (inverter pwm) inverter
quasi pwm (quasi pwm inverter)
Inverter pada umumnya digunakan secara luas untuk keperluan industri, diantaranya:

Penyedia daya bolak-balik cadangan. Peralatan pengendali frekuensi untuk kebutuhan industri.
Peralatan pengendali kecepatan motor induksi (single phase and poly phase ac induction motor
control). Penerapan penggunaan inverter juga biasa digunakan secara luas untuk keperluan
sehari-hari, misalnya sebagai penyedia sumber energi listrik cadangan untuk keperluan
komputer, peralatan pengendali tegangan pada pusat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah sumber
tegangan searah (DC) menjadi sumber tegangan dan arus bolak-balik (AC). Sumber tegangan
input inverter dapat menggunakan :
1 .Battery
2. Cell bahan bakar
3. Tenaga surya
Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan bakar, tenaga
surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan adalah 120
V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz.
1.1.1 Tipe Inverter
a.Voltage source inverter (VSIs)
b. Current source invereter (CSIs)
c. PWM inverter
Secara umum Voltage source inverter (VSIs) ini dibagi menjadi beberapa kategori,
diantaranya :

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


5

Pulse width Modulated inverter


o Pada inverter ini input tegangan DC pada dasarnya berupa
besaran konstan dimana sebuah dioda penyearah digunakan
untuk menyerahkan tegangan line

Square wave inverter


o Pada inverter ini input tagangan dc dikontrol dengan maksud
mengontrol besaran dari output tegangan AC,karena itu inverter
mesti hanya mengonrol frekuensi dari tegangan output.

Single phase inverters with voltage cancellation

1.1.2. Inverter 3 fasa


Aplikasi Inverter 3 fasa digunakan pada UPS,AC motor drive dan untuk mensupply
beban tiga fasa.

Bentuk rangkaian inverter 3 fasa


Keuntungan operasi inverter PWM sebagai teknik konversi dibandingkan dengan jenisjenis inverter lainya dapat dilihat dari rendahnya distorsi harmonik pada tegangan keluaran
inverter PWM. Proses pembangkitan sinyal PWM menjadi salah satu faktor penentu unjuk
kerja sistem secara keseluruhan. Selama ini pengendalian inverter PWM secara digital
dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler atau DSP.

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


6

Digital Signal Processing


o Tuntutan akan kecepatan operasi dan unjuk kerja pengendali
yang handal mendorong untuk mengimplementasikan sinyal
PWM dalam bentuk rangkian logika perangkat keras (

Hardware logic
o Operasi dalam bentuk perangkat keras ini mempunyai
kecepatan lebih tinggi dibanding operasi yang dilakukan secara
perangkat lunak oleh mikrokontroler, karena operasi dengan
perangkat lunak membutuhkan waktu untuk menerjemahkan
perintah-perintah pemrograman. Selain itu lebar data yang
dapat diproses juga terbatas oleh kemampuan mikrokontroler.
Implementasi operasi-operasi digital dalam bentuk perangkat
keras dapat dilakukan dengan FPGA (Field Programmable Gate
Array)
FPGA memuat ribuan gerbang logika yang dapat diprogram untuk membentuk suatu

logika. FPGA dapat digunakan untuk mengimplementasikan sistem kombinasional dan


sekuensial berkecepatan tinggi dengan lebar bit data tidak terbatas. Hal ini membuat FPGA
mampu melakukan operasi dengan tingkat keparalelan tinggi yang tak mungkin dilakukan oleh
mikrokontroler. Faktor daya pada inverter VVI dan CSI menurun mengikuti kecepatan,
sedangkan pada inverter PWM mempunyai faktor daya mendekati satu pada seluruh tingkat
kecepatan. Rashid (1993) menyatakan bahwa banyak penerapan dalam industri sering
memerlukan pengaturan tegangan. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sebagai berikut:
a. Tegangan searah masukan bervariasi
b. Regulasi tegangan inverter
c. Syarat volt/frekuensi tetap
Metode yang paling efisien untuk mengatur tegangan keluaran adalah memasukkan
pengaturan PWM ke dalam inverter. Teknik yang umum digunakan adalah:
a. PWM tunggal(single pulse width modulation)
b. PWM jamak (multiple pulse width modulation)
c. PWM sinusoida.

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


7

d. PWM modifikasi sinusodia


e. Pengaturan penempatan fasa (phase displacement)
PWM adalah satu teknik yang terbukti baik untuk mengatur inverter guna mendapatkan
tegangan berubah dan frekuensi berubah dari tegangan tetap sumber DC (Grant dan Seidner:
1981). Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter tidak sinusoida murni karena
mengandung banyak komponen frekuensi yang tidak diinginkan. Jika keluaran inverter ini
dicatu ke motor AC, komponen tersebut akan menambah kerugian, getaran dan riak pada motor.
Grant dan Seidner juga menyatakan bahwa harmonik yang timbul dapat dihindari jika frekuensi
pembawa mempunyai variasi berupa kelipatan dari frekuensi pemodulasi. Teknik modulasi
dengan perbandingan frekuensi pembawa dan pemodulasi yang demikian disebut PWM
sinkron. Teknik PWM sinkron ini mampu menghasilkan bentuk gelombang dengan komponen
harmonik berfrekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi fundamental. Frekuensi tinggi ini
memberikan keuntungan pada sistem. Karena kebocoran induktansi motor menyebabkan
impedansi tinggi pada komponen yang tidak diinginkan, maka secara efektif menapis keluaran
inverter (Gendroyono: 1999). Meskipun telah diketahui beberapa algoritma pembangkitan
sinyal PWM dari hasil-hasil penelitian terdahulu, akan tetapi uraian lengkap proses
pembangkitan sinyal PWM sulit diperoleh karena tidak dipublikasikan. Pada tesis ini akan
dirancang pembangkitan sinyal PWM sinusoida dua fasa secara digital berbasis FPGA XC4013.
Teknik modulasi yang digunakan adalah modulasi PWM sinkron, dengan jumlah gelombang
segitiga dalam satu periode sinus ditetapkan sebanyak 12 (mf=12). Teknik PWM sinkron ini
mempunyai harmonik lebih kecil dari PWM tak sinkron, sedangkan nilai mf menentukan
bentuk sinyal sinus yang akan dihasilkan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada tesis ini
pembangkit sinyal PWM dirancang untuk menghasilkan sinyal PWM dua fasa dengan beda fasa
90, frekuensi 50 Hz dan indeks modulasi bervariasi dari 0 hingga 0,96875 dengan tingkat
perubahan 0,03125 (32 variasi).

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


8

1.1.3. INVERTER KBVF-21D


The KBVF-21d adalah inverter yang frekuensinyadapat disesuaikan dengan AC Drive memiliki
kontrol standar 1/10 HP 3 Phase AC dan motor induksi PSC
digunakan untuk mesin atau Variable Torque (HVAC)
aplikasi. Fitur standar termasuk; Digital Pemrograman RMS
Adjustable Batas Current I2t mencegah motor Burnout slip
Kompensasi dengan Auto-Tune & Voltage Boost
menyediakan regulasi beban yang sangat baik selama 30:
1 speed Power range start,memberikan lebih torsi motor mulai 200% untuk memastikan startup
beban gesekan tinggi. Fitur standar lainnya termasuk Run / kesalahan Relay output Kontak
Electronic Inrush Current Limit (EICL) Yang menghilangkan resiko terjadinya lonjakan arus
AC Line dan built-in dV / dt filter yang mengurangi lonjakan tegangan berbahaya bagi motor.

Spesifikasi :

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


9

Rated for 208-230 Volt 50 & 60 Hz

3-Phase & PSC2 AC Induction


Motors from Subfractional thru
112 HP

Operates from 115 and 208/230


Volt 50/60 Hz AC Line 3-Input

1/10 Horsepower

1 Input 115/230 VAC, 50/60 Hz

3 Output 230 VAC

200% Starting Torque

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


10

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


11

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


12

MOTOR INDUKSI 3

DIMENSI

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


13

Cast Iron Frame .

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


14

.
AEEF /
AEVF
type

Cashing cast Iron


Konstruksi compact,
Pemakaian yang handal,

SPESIFIKASI

HP 0,37 KW

220/380V 50Hz

2820 RPM

Perfomance Data

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


15

SERVO MACHINE SYSTEM

LENZE MOTOR SERVO

SPESIFIKASI

1.7 KW

4.4 A

2,3 HP

140 Hz cos 0.76

4050 1/min

4.6 NM

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


16

INVERTER PADA MOTOR INDUKSI 3


Tujuan

Melakukan Set-Up penggerak motor induksi

Menentukan tingkah laku pada operasi pemberian beban

Mahasiswa dapat mengatur kecepatan motor induksi 3 fasa

Mahasiswa dapat mengatur Voltage Boost

Mahasiswa dapat mengatur Slip Compensation

Alat-Alat

Motor Induksi 3 Fasa

Kopling

Tachometer

Multimeter

Amphere meter AC

Jumper

KBVF-21D

Panel SERVO TEST SYSTEM

MOTOR SERVO

Power Supply

Prosedur Kerja
1. Hitung torsi nominal pada motor dengan rumus
Daya adalah torsi dikalikan putaran (kecepatan sudut):
P=x
Pada System International (SI):

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


17

satuan daya P adalah watt


satuan torsi adalah Nm (newton meter)
satuan kecepatan sudut adalah radian per detik.
RPM pada motor = 2820 RPM
Dikonversikan

2820.2
60

= 295.3 rad/s

= P/
= 370 Watt / 295.3 rad/s
= 1.25 Nm

2. Hubungkan Line pada Inverter ke Power Supply


3. Hubungkan U-V-W di Inverter ke Servo test system
4. Hubungkan U-V-W di Servo test system ke Motor Induksi 3
5. Hubungkan Poros Motor dengan Poros beban (Motor Servo)
6. Berikan Beban sesuai praktikum
7. Atur Slip Compensation sesuai praktikum
8. Atur Voltage boost pada kecepatan Rendah (25% kecepatan motor)
9. Amati kecepatan pada Servo test system
HASIL PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


18

TABEL PERCOBAAN DRIVER


INVERTER
Alat

Motor Induksi 3 fasa (LM) AE F


Inverter KBVF-26D
Slip Compen

1,5

Poten (%)

(Factory

thd Torsi

Set)

2,3

0,8

1410
1415
1255

1410
1350
1110

1410
1279
920

1410
1190
0

(Nm)
50%

0
0,25
0,5

1410
1329
1070

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


19

75%

100%

25%

Analisa Data

0,75
1
1,25
0
0,25
0,5
0,75
1
1,25
0
0,26
0,51
0,77
0,87
1,25
0
0,25
0,5
0,75
1

0
0
0
2115
2020
1850
0
0
0
2820
2705
2588
2333
0
0
705
560
0
0
0

0
0
0
2115
2114
2020
1680
0
0
2820
2784
2690
0
0
0
705
670
0
0
0

0
0
0
2115
2060
1930
1470
0
0
2820
2733
2620
2120
0
0
705
600
0
0
0

0
0
0
2115
1990
1780
0
0
0
2820
2686
2553
2222
0
0
705
500
0
0
0

0
0
0
2115
1900
1620
0
0
0
2820
2615
2414
2009
0
0
705
400
0
0
0

1,25

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


20

Speed to Torque
3000
2000

Speed (rpm)

1000
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

Torque (nM)
Comp 0 + 50%

Comp 0,8 + 50%

Comp 1,5 + 50%

Comp 2,3 + 50%

Comp 3 + 50%

Comp 0,8 +75%

Comp 0 + 75%

Comp 1,5 +75%

Comp 2,3 + 75%

Comp 3 + 75%

Comp 0 + 100%

Comp 0,8 + 100%

Comp 1,5 + 100 %

Comp 2,3 + 100%

Comp 3 + 100 %

Comp 0 + 25%

Comp 0,8 + 25%

Comp 1,5 + 25%

Comp 2,3 + 25%

Comp 3 + 25%

Gambar 1.14 Kurva perbandingan kecepatan dan beban.

Berdasarkan spesifikasi, motor induksi 3 fasa yang digunakan pada percobaan memiliki daya
374 W (0,5 Hp), dengan kecepatan 2820 RPM. Berdasarkan kecepatan putar motor, maka besar
kecepatan sudut motor sebesar :
=

28202
60

=295,3 rad /s
Dengan besar kecepatan sudut 295,3 rad/s, maka akan diperoleh besar torsi maksimal dari
motor sebesar.
w
T=

T=

374
295,3

T=

374
295,3

T =1,26 Nm

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


21

Sehingga, beban maksimum yang dapat diberikan pada motor sebesar 1,26 Nm. Namun,
pada percobaan, beban yang dapat diatur pada servo machine test system hanya mampu
mencapai 0,75 Nm pada kecepatan 100%, sebelum motor berhenti. Beban 0,75 Nm tersebut
merupakan beban dari servo machine test system, sehingga, beban yang diterima motor belum
tentu 0,75 Nm.

Berdasarkan pada tabel, penurunan kecepatan motor semakin berkurang dengan dinaikannya
slip compensation. Penurunan kecepatan motor pada slip compensation tertinggi sebesar 50
RPM. Pada slip compensation terendah, penurunan kecepatan hingga 200 RPM.
Berdasarkan pada grafik, bagian linear dari kurva kecepatan terhadap beban menjadi
semakin curam. Sehingga, dengan menaikan nilai slip compensation, penurunan percepatan
dapat diminimalisir.
Kesimpulan
Perubahan slip compensation mempengaruhi penurunan kecepatan motor. Dengan semakin
besarnya nilai slip compensation, maka penurunan kecepatan motor akan semakin kecil.
Sehingga, kurva kecepatan motor terhadap beban akan semakin curam.

PRAKTIKUM PENGENDALIAN
VOLTAGE BOOSTING
Tujuan
1. Memahami pengaruh voltage boosting pada kecepatan motor yang rendah dengan
pembenanan
Alat Praktikum :

Motor AC induksi 3 fasa 220 VAC 50 Hz 0,5 Hp 2820 RPM;


Driver Motor AC KBVF-26D;
Servo Machine Test System;
Tachometer;

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


22

Gambar Praktikum

Gambar 1.13 Wiring Praktikum.

Prosedur Percobaan
1. Lakukan wiring pada driver dan atur pengaturan driver sesuai dengan pengaturan pabrik.
2. Hubungkan driver dengan jalur input, motor, dan servo machine control system.
3. Atur kecepatan motor hingga mencapai kecepatan 50%.
4. Nyalakan driver, servo machine control system dan motor dengan mengaktifkan supply daya.
5. Atur boost menjadi 0.
6. Naikan beban dari 0 Nm; 0,25 Nm; 0,5 Nm; 0,75 Nm; 1 Nm; dan 1,25 Nm. Kemudian, ambil
data kecepatan motor untuk masing-masing nilai beban.
7. Lakukan prosedur 6 dengan mengubah nilai boost menjadi 0; 5; 8; 15; 23; 30.
Hasil Data

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


23

Tabel 2.1 Hasil Praktikum

Analisa Data
Pada tabel yang dicantumkan voltage boosting dapat dilihat bahwa RPM Sebelum diberi
voltage boosting hanya mampu mempertahankan kecepatannya dalam bukaan potensio 25%
hanya mampu menahan torsi 0.25 Nm sedangkan setelah diberi voltage boosting motor mampu
menahan torsi hingga 1 Nm.Hal ini didasarkan dari ketika kecepatan rendah sedangkan
resistansi konstan maka tegangan akan drop untuk menanggulanginya diberikannya voltage
boosting agar tegangan tidak drop dan kecepatan dipertahankan semaksimal mungkin.
Pada tabel yang dicantumkan slip Compensation kecepatan motor pada bukaan apapun jika
dibandingkan dengan nilai slip compensation 1.5 dengan 3 penurunan kecepatan atas torsi lebih
cepat pada slip compensation 1.5 hal ini sesuai dengan rumus

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI DAN MESIN LISTRIK


24

Anda mungkin juga menyukai