Pembimbing :
dr. Y.M Agung, Sp.PD
Diajukan Oleh :
Aulia Luthfi Kusuma, S.Ked
J510145078
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
CASE REPORT
J510145078
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada, April 2015
Pembimbing :
dr. Y.M Agung, Sp.PD
(.................................)
(.................................)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif
nonreversible atau reversible parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan keduanya. Bronkhitis kronik sendiri ditandai dengan
adanya batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurangkurangnya dua tahun berturut-turut, dan tidak disebabkan penyakit lainnya.
Sedangkan emfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh
pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding
alveoli.
Pada prakteknya
mortalitas akibat kasus PPOK di Indonesia adalah tinggi, maka sebagai dokter
umum harus dapat mengenali dan melakukan terapi pada PPOK.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: Bp.H
Usia
: 65 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
Pekerjaan
: Petani
Status Pernikahan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal Masuk RS
: 23 Maret 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 24 Maret 2015
No Rekam Medik
: 2613xx
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sesak
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar pukul 14.58 WIB
dengan keluhan sesak, keluhan tersebut dirasakan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). Sesak dirasakan jika batuk dan di bagian
dada dengan rasa terengah-engah hingga mengganggu aktivitas, dalam
sehari sesak dirasakan terus menerus dan dalam waktu yang lama, serta
dari hari ke hari semakin memberat. Sesak dirasakan sedikit berkurang
jika pasien berbaring. Jika tidur pasien menggunakan 1 bantal.
Pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan sejak
Riwayat Asma
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat merokok
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
KU
: Tampak sesak
Kesadaran
: Compos Mentis
BB
: 47 Kg
TB
: 160 cm
Gizi
: Cukup
2. Vital Sign
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
Pernafasan
: 24 x / menit
Suhu
: 36,20 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi
(-), spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-)
b. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direct
dan indirect (+/+), pupil isokor (+), oedem palpebra (-/-)
c. Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
d. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
e. Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah tremor (-),
stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
f. Leher
Simetris, deviasi trakea (-), peningkatan JVP (-/-), pembesaran
kelenjar getah bening (-/-), nyeri tekan (-/-), benjolan (-/-).
g. Thoraks
Normochest, simetris, retraksi (-), spider naevi (-), ketertinggalan
pergerakan paru (-).
Pulmo
Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi : pergerakan dada simetris (+), ketertinggalan gerak dada
(-), fremitus dada simetris (+)
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler melemah, Suara dasar bronkial
(+/+) ekpirasi memanjang, Rhonki (+/+), Whezing
(+/+).
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: SIC V 1 cm
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: timpani
i. Ekstremitas
Oedem tangan dan kaki (-), akral dingin (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 23-3-2015
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Angka
14,5
43,5
6,29
156
Satuan
g/DL
%
X10^3uL
X10^3uL
Nilai Normal
14.00-18.00
42.00-52.00
5-10
150-300
9
Eritrosit
4,70
X10^6/uL
4.50-5.50
MPV
PDW
MCV
MCH
MCHC
Limfosit%
Monosit%
Gran%
GDS
7,8
16,4
92,5
30,9
33,4
19,4
9,6
69,4
122
Fl
%
fL
Pg
g/dL
%
%
X10^3uL
Mg/100ml
6.5-12.00
9.0-17.0
82.0-92.0
27.0-31.0
32.0-37.0
25.0-40.0
3.0-9.0
1.25-4.0
70-150
Satuan
Mg/100ml
Mg/dL
Mg/100ml
Nilai Normal
70-150
10-50
0,8-1,1
Tanggal 24-3-2015
Pemeriksaan
GDS
Ureum
Creatinin
Angka
135
28,4
0,92
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan rontgen thorax tanggal 24-4-2015 :
10
Pulmo
Gambaran hiperlusen
Gambaran diafragma mendatar
Sela Iga melebar
Cor
Gambaran jantung : Tear Drop Appereance, CTR<50%
c. Pemeriksaan EKG
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
Pernafasan
: 24 x / menit
Suhu
: 36,20 C
Cor
Pulmo:
Simetris, perkusi hipersonor, suara dasar vesikuler /, SDB (+/+)
ekspirasi memanjang, suara tambahan ronkhi (+/+), wheezing (+/+)
Abdomen : Dalam batas normal, NT(-)
Ekstremitas : oedem (-/-)
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Rontgen
Pulmo
Gambaran hiperlusen
Gambaran diafragma mendatar
Sela Iga melebar
Cor
Tear Drop Appereance
CTR < 50%
Asma Bronchial
12
CPC
Decomp Cordis
F. ASSESMENT
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
G. PLANNING
O2 3L/mnt
Neb. Ventolin+Flexotid/ 8 jam
Inf. RL 20tpm + aminophilin 1amp
Inf. Levofloxacin 1 fl/hr
Inj. Norages 1A/8j
Inj. Ranitidin 1A/12j
Ambroxol syr 3xCI
H. FOLLOW UP
24/3/2015
P/ O2 3L/mnt
Neb.
Ventolin+Flexotid/ 8
jam
Inf. RL 20tpm +
aminophilin 1amp
Inf. Levofloxacin 1
fl/hr
(+/+) Wz(+/+)
A/ PPOK
S/ Sesak (+) buat bergerak sesak,
pusing cekot2, sulit tidur, batuk
P/ - O2 3L/mnt
Neb.
13
Ventolin+Flexotid/ 8
jam
berdahak (+)
O/ KU: tampak sesak
Inf. RL 20tpm +
aminophilin 1amp
Inf. Levofloxacin 1
fl/hr
A/ PPOK
26/3/2015
P/ O2 3L/mnt
Neb.
Ventolin+Flexotid/ 8
jam
Inf. RL 20tpm +
aminophilin 1amp
Inf. Levofloxacin 1
fl/hr
Inj. Norages 1A/8j
Inj. Ranitidin 1A/12j
Ambroxol syr 3xCI
14
27/3/2015
P/ O2 3L/mnt
Neb.
Ventolin+Flexotid/ 8
jam
Inf. RL 20tpm +
aminophilin 1amp
Inf. Levofloxacin 1
fl/hr
(+/+) Wz(+/+)
J: BJ I/II murni reguler, suara tam(-)
Abd: NT (-)
P/ O2 3L/mnt
-
Ventolin+Flexotid
Neb.
tiap 8 jam
If. RL 20tpm
Metyl Prednisolone
(+/+) Wz(+/+)
2x62,5mg
Abd: NT (-)
Aminophilin drip
16tpm
A/ PPOK
29/3/2015
Gastritis
S/ Sesak sudah berkurang banyak,
batuk kadang-kadang, pusing
P/ O2 3L/mnt
-
Ventolin+Flexotid
Neb.
tiap 8 jam
If. RL 20tpm
15
Metyl Prednisolone
(+/+) Wz(+/+)
2x62,5mg
Abd: NT (-)
Aminophilin drip
16tpm
A/ PPOK
Gastritis
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak
minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Pada prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga
memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten
berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan
memenuhi kriteria PPOK (PDPI, 2003)
B. .PERMASALAHAN DI INDONESIA
Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK.
Pada Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis
kronik dan emfisema menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebab
kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama. SKRT Depkes RI
1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian
di Indonesia ( PDPI, 2003)
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :
17
Pertambahan penduduk
Industrialisasi
18
Perokok aktif
Perokok pasif
Bekas perokok
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
19
E. D
I
A
G
N
O
S
IS
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
a. Gambaran klinis
1. Anamnesis
Faktor predisposisi
20
2. Pemeriksaan fisis
- Pernapasan purs lip breathing
- Takipneu
- Dada barel chest
-Tampilan pink puffer dan blue bloater
-vesikuler melemah
- ekspirasi memanjang
- ronki kering atau whezing
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi, pemeriksaan spirometri,dll (Riyanto,
2007)
F. DIAGNOSIS BANDING
Asma
Pneumotoraks
21
I. KLASIFIKASI
Terdapat ketidak sesuaian antara nilai VEP1 dan gejala penderita,
oleh sebab itu perlu diperhatikan kondisi lain. Gejala sesak napas mungkin
tidak bisa diprediksi dengan VEP1.
22
J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum PPOK
Tujuan penatalaksanaan :
Mengurangi gejala
Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
23
Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil analisa
gas darah menunjukkan PCO2 < 45 mmHg dan PO2 > 60 mmHg
Mencegah eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai
b. Steroid
c. Obat tambahan lain : Mukolitik, anti oksidan, imunolegurator,
antitusif
Terapi non farmakologi : Rehabilitasi, terapi oksigen jangka panjang,
Nutrisi, dll (PAPDI, 2006)
24
25
26
Bronkodilator seperti pada PPOK stabil dosis 4-6 kali 2-4 hirup
K. KOMPLIKASI
-
Gagal Napas
Septikemia
(PAPDI, 2006)
L. PROGNOSIS
Dubia tergantung dari stage, penyakit paru komorbid, dan penyakit
komorbid lain
27
DAFTAR PUSTAKA
Antariksa Budhi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Bagian Pulmonologi
& Ilmu Kedokeran Respirasi FKUI RS Persahabatan Jakarta : 2009.
Guntur H. A. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Solo: Sebelas Maret
University Press.
Harun, Sjarudin, Ika Prasetya Wijaya. 2007. Kor Pulmonal Kronik. Dalam:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. Hlm 1680-1
PAPDI. 2006. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UI. Hlm 105-8.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK ) - Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia
Riyanto, B.S & Barmawi Hisyam. 2007. Obstruksi Saluran Pernapasan Akut.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. Buku
ajar ilmu penyakit dalam jilid I.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Hlm 984-5.
Yogiarto, Muhammad. 2004. Buku Pedoman Kursus Elektrokardiografi.
Surabaya: Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Universitas
Airlangga
28