Anda di halaman 1dari 14

PREPLANING KEGIATAN LATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA

BALITA YANG MENGALAMI MUNTABER DI RUMAH


DI KELURAHAN BINTORO KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)


Stase Keperawatan Komunitas

oleh:
Ferry Dwi Cahya Riftana, S.Kep
NIM 082311101025

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember
Telp./Fax (0331) 323450 Jember

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Ada beragam gangguan pencernaan yang perlu diwaspadi agar bisa
melakukan tindakan pencegahan di rumah. Salah satu gangguan pada pencernaan
yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber
merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami
muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang
satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada
kondisi yang membahayakan jiwanya (Andriyani, 2010)
Penyakit muntaber masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan
juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian
anak di dunia. Salah satu program Millenium Development Goals (MDGs)
adalah bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita sebesar duapertiganya
antara 1990 dan 2015. Pada tahun 1990, jumlah kematian balita 97 kematian per
1000 kelahiran hidup sehingga target pada tahun 2015 adalah sejumlah 32
kematian per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2007 angka kematian balita di
Indonesia 44 kasus, artinya negara Indonesia cukup berhasil. Namun keberhasilan
ini harus tetap diwaspadai karena diare sampai sekarang diare masih menjadi
masalah kesehatan masyarkat dan sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar
Biasa (KLB) disertai angka kematian yang tinggi, terutama di Indonesia bagian
Timur. (GlobalHealth Organization, 2010).
Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau
minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika
kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena
muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan
saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus
merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu
cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan
yang ia makan (Vosi, 2012).
Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan
terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan
muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan
bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu,
diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang
mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian
makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang
bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak,
sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep
umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber.
Berdasarkan hasil pengkajian pada sampel jumlah penduduk di Kelurahan
Bintoro didapatkan hasil bahwa jumlah bayi,batita, dan balita yang terdata di
Kelurahan Bintoro adalah sebanyak 72. masalah kesehatan yang banyak dialami
oleh bayi, batita, dan balita yaitu demam sebanyak 18 anak (25%), diare sebanyak

Page

2 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

12 lansia (16,6%), hipertermi sebanyak 10 anak (13,8%), dan muntaber sebanyak


3 anak (5%).
Dari permasalahan diatas, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK
Universitas Jember perlu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat di daerah
Bintoro untuk membantu meningkatkan status kesehatan pada kelompok bayi,
batita, dan balita dengan masalah kesehatan diare.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah pemberian kegiatan latihan pertolongan pertama pada bayi/balita
yang mengalami muntaber dirumah mampu memandirikan masyarakat dalam
mengatasi muntaber serta meningkatkan derajak kesehatan bayi/batita/balita di
Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember?

Page

3 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian informasi mengenai latihan pertolongan
pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat
khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita mampu melakukan
pertolongan pertama dan mampu mengatasi muntaber secara mandiri
dirumah.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian informasi mengenai latihan pertolongan
pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat
khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita dapat mempraktikkan
dan mengetahui langkah-langkah penatalaksanaan muntaber dirumah.
2.2 Manfaat
a. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang konsep umum
muntaber pada anak
b. Dapat mengetahui pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika
bayi/batita/balita mengalami muntaber
c. Dapat mengetahui dan mempraktikkan langkah-langkah penatalaksanaan
muntaber dirumah
d. Dapat menurunkan prevalensi kejadian muntaber di Kelurahan Bintoro

Page

4 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

BAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Muntaber salah satu penyakit yang mengakibatkan si penderita muntahmuntah dan sering buang air besar. istilah lain dari penyakit muntaber biasa
disebut flu perut karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh maka si
penderita bisa terkena dampak dehidrasi (kurang cairan) dan Penanganan untuk
penyakit ini harus segera mungkin karena sangat bahaya jika di biarkan karena
akan mengalami dehidrasi (kurang cairan) kepada si penderita.
Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau
minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika
kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena
muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan
saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus
merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu
cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan
yang ia makan (Vosi, 2012).
Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan
terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan
muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan
bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu,
diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang
mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian
makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang
bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak,
sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep
umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber.
Masyarakat khususnya yang mempunyai bayi/batita/balita harus mengetahui
pertolongan pertama pada saat anak muntaber agar dapat melakukan tindakan
yang cepat saat anak mengalami muntaber, sehingga dibutuhkan latihan
pertolongan pertama untuk menangani muntaber pada anak.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Masalah yang terjadi pada bayi/batita/balita di kelurahan bintoro adalah
masih tingginya keluhan muntaber pada bayi/batita/balita dengan prosentase
sebanyak 5%. Anak dengan masalah muntaber yang tidak segera diberikan
pertolongan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu, perlu diberikan
pengetahuan dan informasi mengenai konsep umum penyakit muntaber pada anak
serta penanggulangan muntaber dengan cara mengenal makanan untuk anak
dengan muntaber serta mencegah makanan-makanan yang dihindari. Untuk
seorang bayi yang masih menyusui, perlu diberikan ASI secara berkala selama
bayi mau minum, karena makanan terbaik untuk bayi adalah ASI.
Pertolongan paling menentukan bagi penderita muntaber adalah pada
beberapa jam pertama sejak anak terserang. Pertolongan amat sederhana dan dapat
dilakukan dengan bahan yang tersedia di rumah yaitu gula pasir, garam, dan air
masak. Masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai bayi/batita/balita harus

Page

5 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

mengetahui pertolongan pertama pada saat anak muntaber agar dapat melakukan
tindakan yang cepat saat anak mengalami muntaber, sehingga dibutuhkan latihan
pertolongan pertama untuk menangani muntaber pada anak.

Page

6 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Realisasi dari hasil kegiatan ini adalah masyarakat memiliki pengetahuan
tentang pertolongan pertama pada anak yang mengalami muntaber dan mampu
mempraktikkan langkah-langkah penatalaksanaan muntaber di rumah.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat khususnya ibu yang
mempunyai bayi/batita/balita di kelurahan Bintoro Kabupaten Jember.
4.3 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah praktik dan demonstrasi.
Praktik dan demonstrasi ini dilakukan oleh mahasiswa P3N Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember bersama-sama dengan masyarakat.

Page

7 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Topik/Materi : Pertolongan Pertama Saat Muntaber Di Rumah
Sasaran
: Ibu yang memiliki bayi/batita/balita di Kelurahan Bintoro
Hari/Tanggal : Senin, 16 Desember 2013
Waktu
: 1 x 45 menit
Tempat: Rumah Ibu J di Kelurahan Bintoro Kabupaten Jember
A. Latar Belakang
Ada beragam gangguan pencernaan yang perlu diwaspadi agar bisa
melakukan tindakan pencegahan di rumah. Salah satu gangguan pada pencernaan
yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber
merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami
muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang
satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada
kondisi yang membahayakan jiwanya (Andriyani, 2010)
Penyakit muntaber masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan
juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian
anak di dunia. Salah satu program Millenium Development Goals (MDGs)
adalah bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita sebesar duapertiganya
antara 1990 dan 2015. Pada tahun 1990, jumlah kematian balita 97 kematian per
1000 kelahiran hidup sehingga target pada tahun 2015 adalah sejumlah 32
kematian per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2007 angka kematian balita di
Indonesia 44 kasus, artinya negara Indonesia cukup berhasil. Namun keberhasilan
ini harus tetap diwaspadai karena diare sampai sekarang diare masih menjadi
masalah kesehatan masyarkat dan sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar
Biasa (KLB) disertai angka kematian yang tinggi, terutama di Indonesia bagian
Timur. (GlobalHealth Organization, 2010).
Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau
minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika
kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena
muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan
saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus
merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu
cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan
yang ia makan (Vosi, 2012).
Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan
terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan
muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan
bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu,
diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang
mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian
makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang
bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak,

Page

8 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep


umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber.
Berdasarkan hasil pengkajian pada sampel jumlah penduduk di Kelurahan
Bintoro didapatkan hasil bahwa jumlah bayi,batita, dan balita yang terdata di
Kelurahan Bintoro adalah sebanyak 72. masalah kesehatan yang banyak dialami
oleh bayi, batita, dan balita yaitu demam sebanyak 18 anak (25%), diare sebanyak
12 lansia (16,6%), hipertermi sebanyak 10 anak (13,8%), dan muntaber sebanyak
3 anak (5%).
Dari permasalahan diatas, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK
Universitas Jember perlu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat di daerah
Bintoro untuk membantu meningkatkan status kesehatan pada kelompok bayi,
batita, dan balita dengan masalah kesehatan diare.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah dilakukan pelatihan pelatihan pertolongan pertama pada anak saat
mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki
bayi/batita/balita mampu melakukan pertolongan pertama dan mampu
mengatasi muntaber secara mandiri dirumah
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan pelatihan pelatihan pertolongan pertama pada anak saat
mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki
bayi/batita/balita dapat mempraktikkan dan mengetahui langkah-langkah
penatalaksanaan muntaber dirumah.
C. Garis Besar Materi
1. Pengertian muntaber
2. Penyebab muntaber pada anak
3. Tanda gejala muntaber pada anak
4. Mengenali bahaya muntaber
5. Tindakan awal ketika terjadi muntaber
D. Metode:
1. Demonstrasi
2. Praktik
E. Media/Alat yang digunakan:
1. Leaflet
2. Gambar
3. Bahan larutan gula garam (aquades, gula, garam)

Page

9 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

F. Proses Kegiatan
Tindakan

Proses
Pendahuluan (5
menit)

Kegiatan Penyuluhan
1.
2.
3.
4.

Penyajian

1.

(35 menit)

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memberi salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
Menjelaskan tentang materi
secara umum
Menjelaskan tentang TIU dan
TIK
Memberikan pertanyaan terkait
materi yang akan di sampaikan
(pretest)
Menjelaskan tentang pengertian
muntaber
Menjelaskan penyebab
muntaber
Menjelaskan tanda gejala
muntaber
Mendemonstrasikan tindakan
awal saat muntaber
Mempraktikkan langkahlangkah penatalaksanaan
muntaber
Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan dari
peserta.

Kegiatan Peserta
Memperhatikan dan
menjawab salam

Media/alat
Leaflet

Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan

Leaflet

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Mempraktikkan secara
mandiri
Memberi pertanyaan
Memperhatikan

Penutup

1.

(5 menit)
2.
3.
4.

Memberikan pertanyaan
tentang materi yang telah
dijelaskan
Memberikan komentar atas
jawaban peserta
Menyimpulkan materi yang
telah dibahas bersama dengan
peserta
Menutup pertemuan dan
memberi salam

Menjawab pertanyaan

Leaflet

Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab salam

G. Evaluasi:
1. Apa penyebab muntaber pada anak?
2. Bagaimana langkah-langkah pertolongan pertama pada anak yang
mengalami muntaber?
H. Referensi:
Global Health Organization. 2010. Causes of Child Mortality for the Year
2010. [serial online] (diakses tanggal 4 Desember 2013 melalui
http://www.who.int/gho/child_health)
Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta
Sacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.

Page

10 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

Sardjito. 2008. Standar Pelayanan Medis, Yogyakarta: Salemba Medika.


Vosi. 2012. Makanan untuk Bayi Muntaber. [serial online]. Diakses pada
tanggal 5 Desember 2013
I. Lampiran:
1. Materi pertolongan pertama pada muntaber
2. Leaflet
Pemateri
Ferry Dwi Cahya Riftana, S.Kep.
NIM 082311101025

Page

11 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

Lampiran 1: Materi
Pertolongan Pertama Pada Muntaber Di Rumah
1. Pengertian
Muntaber adalah salah satu jenis penyakit yang umumnya disebabkan oleh
bakteri atau virus, muntaber juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi
saluran nafas atau radang tenggorokan, infeksi saluran kemih (kencing) dan
penyakit penyakit tifus. Namun demikian yang paling sering terjadinya
penyakit muntaber adalah bakteri E. Coli yang menyerang usus. Umumnya
orang yang terserang penyakit muntaber adalah mereka yang mengkonsumsi
makanan atau minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan pada saat
kondisi tubuh yang sedang tidak fit atau turun.
Muntaber merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan si penderita
muntah-muntah dan sering buang air besar. istilah lain dari penyakit muntaber
biasa disebut flu perut karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh maka
si penderita bisa terkena dampak dehidrasi (kurang cairan) dan Penanganan
untuk penyakit ini harus segera mungkin karena sangat bahaya jika di biarkan
karena akan mengalami dehidrasi (kurang cairan) kepada si penderita.
2. Penyebab muntaber pada anak
Muntaber bisa disebabkan oleh kuman, bakteri, atau virus. Muntaber juga
dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan,
infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit tifus. Akan tetapi, yang paling
sering menyebabkan muntaber adalah bakteri Eschericia coli (E.coli) yang
menyerang usus. Biasanya muntaber terjadi karena seseorang mengkonsumsi
makanan yang sudah tercemar dengan bakteri E.coli dan saat itu daya tahan
tubuhnya sedang turun (tidak fit).
3. Tanda dan gejala muntaber yang harus diwaspadai
a. Anak akan sakit perut bahkan mencret, sehari bisa 5-10 kali
b. Anak akan merasa kembung, mual, dan muntah
c. Muntaber juga dapat disertai dengan demam tinggi
d. Kepala pusing
e. Tidak nafsu makan
f. Lemas
g. Elastisitas kulit menurun
h. Anak yang mengalami kekurangan cairan bisa menimbulkan halusinasi
4. Langkah-langkah penatalaksanaan muntaber pada anak
a. Mengenal makanan untuk bayi yang mengalami muntaber.
Makanan yang baik untuk bayi yang tengah mengalami muntaber adalah
makanan yang mudah dicerna dan mudah diserap nutrisinya oleh tubuh bayi.
Karena bayi masih menyusui pada ibunya, ASI adalah asupan yang baik bagi
tubuh bayi. Berikan ASI sesering mungkin kepada buah hati Anda tetapi
usahakan untuk memberinya selama 5 menit dalam sekali menyusui. Terlalu
sering menyusu dan terlalu banyak ASI juga tidak baik untuk kesehatan bayi.
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, berikan cairan pengganti
yang mengandung elektrolit dari apotek karena hal ini lebih baik daripada

Page

12 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

Anda memberi bayi air putih biasa. Air biasa bisa jadi akan membahayakan
kesehatan bayi, jika Anda merasa tidak perlu cairan pengganti yang
mengandung elektrolit, gunakan ASI sebagai pengganti cairan yang hilang
tersebut.
Seperempat atau setengah gelas cairan yang mengandung elektrolit
berikan pada bayi yang sakit muntaber secara berkala yakni setiap 30 menit
atau satu jam sekali. Makanan yang mudah dicerna seperti bubur ayam,
pisang, roti, agar-agar, dan sup sangat cocok untuk mengembalikan nafsu
makan anak hingga kembali normal seperti semula.
b. Makanan yang perlu dihindari ketika bayi mengalami sakit
muntaber
Tidak sembarang makanan bisa diberikan kepada bayi yang tengah
menderita sakit muntaber. Makanan asam, pedas dan panas sangat perlu
dihindari baik bagi bayi maupun ibu bayi. Selain makanan yang pedas, asam
dan panas makanan yang merangsang pencernaan juga sangat perlu untuk
dihindari selama bayi menderita muntaber. Kurangi konsumsi makanan yang
mengandung soda dan juga terlalu berserat karena dapat membuat pencernaan
bekerja secara cepat serta berat.
Bagi bayi yang menderita muntaber, jangan coba-coba untuk memberinya
susu formula karena hal ini dapat memperparah muntaber. Kandungan laktosa
dalam susu formula akan merangsang parahnya muntaber karena sifat laktosa
yang kurang baik terhadap pencernaan bayi terlebih bayi yang masih lemah
pencernaannya. Jika bayi sudah sembuh, pemberian susu formula bisa
dilakukan dengan secara bertahap dan harus dengan snagat hati-hati, jika
pemberian susu formula tidak menimbulkan efek negatif maka pemberian ini
bisa dilanjutkan.
c. Pembuatan larutan air garam
Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memberikan larutan gula
garam dengan segera begitu terlihat adanya gejala-gejala muntaber agar tidak
terjadi dehidrasi. Cara mencampur bahan : larutkan 1 sendok teh gula pasir (4
gram) dan 1 ujung sendok teh garam dapur (1 gram) ke dalam segelas air
masak (200 cc)
5. Obat herbal untuk muntaber pada anak
a. Bahan bahan yang dibutuhkan : Daun jambu 7 biji lembar, pisang biji
yang muda 1 buah, the minum 1 sendok makan, kesemua ramuan tersebut
ditumbuk sampai halus, kemudian ditambahkan 1 gelas air matang. Aduk
sampai tercampur rata, kemudian disaring, diminum 3-4 kali perhari
b. Ambil beberapa suing bawah putih, diparut kemudian diseduh dengan
gelas air panas, kemudian beri sedikit garam dapur, lalu diminum
sekaligus.
c. Siapkan 5 tangkai daun sembung yang masih muda, kemudian rebus
dengan volume air satu botol hingga akhirnya berkurang menjadi botol.

Page

13 of 14

Preplaning P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

2013

Kemudian minum air ramuan tersebut hingga beberapa kali dalam sehari
selagi hangat.

Page

14 of 14

Anda mungkin juga menyukai