Anda di halaman 1dari 15

KEMANDIRIAN PERTUMBUHAN

TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
Disusun oleh:
Nama

: Gigie Kurniawati Wiyono

NIM

: 05.70.0037

Kelompok

: A.6

2005

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG

1. PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran dalam volume, bobot, jumlah sel, banyaknya
protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas
pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan
melalui proses pembelahan sel di meristem (Salisbury & Ross, 1995). Pertumbuhan ini
biasanya disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan pembelahan sel
(cell division). Perbesaran sel sendiri disebabkan karena peningkatan tekanan hidrolik
internal (Pi) pada sel tersebut (Lakitan, 1995).
Reaksi fotosintesis secara keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut
6 CO2 + 12 H2O + (cahaya, klorofil) 6 H2O + C6H12O6 + 6 O2
Karena glukosa lebih banyak tereduksi daripada CO 2 jelaslah kiranya bahwa penggabungan
CO2 untuk membetuk glukosa memerlukan energi dan sumber elektron serta proton untuk
mereduksi CO2 (Volk & Wheeler, 1999).
Proses fotosintesa adalah proses di mana CO 2 di bawah pengaruh sinar matahari diubah ke
dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Sedangkan proses
respirasi adalah proses untuk memperoleh energi dari bahan organik di mana berlangsung
secara efisien di dalam sel. Dapat disimpulkan bahwa proses fotosintesa dan respirasi saling
berkebalikan (Harjadi, 1979).
Selain fotosintesa, aktivitas tumbuhan yang tidak kalah pentingnya adalah proses respirasi.
Proses respirasi adalah suatu proses yang menghasilkan karbondioksida dan air dari
karbohidrat dan oksigen. Reaksi respirasi dapat ditulis sebagai berikut :
Karbohidrat + O2 CO2 + H2O + energi kimia
Respirasi ini merupakan kebalikan dari proses fotosintesa. Respirasi mengeluarkan energi
kimia sebagai ganti yang disebut ATP (Johnson et al., 1984).

Meskipun tanpa adanya sinar matahari, penyimpanan memegang peranan penting untuk
memungkinkan tanaman memanfaatkan musim pertumbuhan yang sangat pendek.
Translokasi yang cepat dari karbohidrat yang tersimpan dari akar ke puncak batang yang
cepat pada saat temperatur yang rendah mengurangi kecepatan fotosintesa di bawah
optimumnya (Fitter, 1994).
Faktor yang berpengaruh dalam fotosintesa adalah :

CO2, merupakan faktor pembatas laju fotosintesa

Suhu, suhu yang > dari 38oC akan meningkatkan laju fotosintesa

Intensitas cahaya, laju fotosintesa akan bertambah cepat jika habitatnya di tempat terang

Suplai air, bila kondisi air kurang, maka akan berpengaruh pada luas daun yang juga
makin sempit. Apabila luas daunnya sempiot maka laju fotosintesa akan semakin
lambat

(Tjokrosomo, 1983).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Faktor dalam (internal), meliputi :
-

genetikal tumbuhan tersebut

hormon tumbuhan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut dan ada bermacam-macam,

antara lain :

Auksin, berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, memperpanjang titik tumbuh,

dan merangsang pembentukan bunga dan buah.

Giberelin, berfungsi untuk merangsang aktivitas kambium, menyebabkan tanaman

tumbuh raksasa dan menyebabkan tanaman dapat berbunga sebelum waktunya.

Sitokinin, berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel dan mempengaruhi

pertumbuhan tunas dan akar.

Asam absisat, berfungsi untuk mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan

sel, bahkan menghentikannya. Selain itu, juga untuk membantu tumbuhan untuk bertahan
pada kondisi jelek dengan menunda pertumbuhan. Konsentrasi asam absisat akan meninggi

pada kuncup ketiak sehingga tanaman akan menggugurkan daunnya. Bila kekurangan air,
maka asam absisat berkumpul pada sel penutup sehingga stomata tertutup dan penguapan
berkurang (Campbell, 1996).
2. Faktor luar (eksternal), meliputi :
-

Suhu

Untuk dapat tumbuh dengan baik, maka tanaman harus mempunyai suhu optimum untuk
pertumbuhannya. Temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimum berkisar
antara 20 30 derajat Celcius (Hendaryono, 1994).
-

Cahaya

Cahaya mutlak dibutuhkan oleh semua tumbuhan hijau untuk membantu proses
fotosintesis.
-

Kelembaban atau kadar air

Sampai pada batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena
akan lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan
menyebabkan pembentangan sel sehingga lebih cepat mencapai ukuran maksimal.
-

pH tanah

pH tanah sangat mempengaruhi nutrisi-nutrisi yang terkandung dalam tanah


(Kimball, 1992).
Empat faktor penting dalam kesuburan tanah adalah oksigen, air, toksik, dan unsur hara.
Kekurangan satu faktor penting itu maka akan menghambat proses pertumbuhan.
Contohnya bila kekurangan oksigen, maka akan mengurangi energi yang dihasilkan.
Namun, perlu diingat bahwa toksik jangan terlalu banyak karena dapat menghambat
perkembangan akar, sehingga pengambilan air dan unsur hara dapat terganggu pula
(Indranada, 1996).
Sinar matahari merupakan sumber energi yang menyebabkan tanaman dapat membentuk
gula (fotosintesis). Air adalah suatu unsur yang akan menentukan mati / hidupnya tanaman.
Angin merupakan pelaku utama penguapan dan penyerbukan maka angin mempunyai ciriciri khas. Penguapan merupakan unsur yang penting sekali bagi daerah-daerah yang

beririgasi. Suhu mengatur ritme / lingkaran perkembangan tanaman. Masa kritis adalah
masa dimanan tanaman sangat peka terhadap kekurangan air pada masa mudanya (Suhardi,
1983).
Pernafasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya.
Energi yang dihasilkan akan digunakan untuk membantu reaksi metabolisme sekunder,
misalnya untuk sintesis asam amino. Reaksi pemecahan glukosa adalah sebagai berikut :
Glukosa
(C6H12O6)

+ Oksigen Karbondioksida +
(O2)

(CO2)

Energi

(ATP + panas)

+ Air
(H2O)

Jadi dalam reaksi tersebut, selain dihasilkan energi, juga menghasilkan karbondioksida.
Karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan (Supeni, 1995).
Tropisme adalah gerakan pertumbuhan yang arahnya ditentukan oleh arah rangsangan yang
berasal atau menuju tumbuhan. Gerak tropisme yang terjadi karena rangsangan gaya tarik
bumi disebut geotropisme positif. Jika terjadi karena rangsang cahaya disebut gerak
fototropisme (Kimball et al., 1994).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman jika
diletakkan di tempat gelap dan terang, serta mengetahui adanya respirasi dan fotosintesa
yang dilakukan oleh tanaman.

2. MATERI DAN METODE


2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah stoples gelas berukuran besar dan bertutup
(yang dapat dimasuki pot dan tanamannya) sebanyak 2 buah, serta kantong plastik hitam.
2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 buah tanaman dalam pot berukuran
kecil dan air.
2.2. Metode
Mula-mula, kedua buah pot beserta tanamannya dimasukkan dalam toples dan ditutup
rapat. Kemudian toples pertama diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari tidak
langsung. Sedangkan toples kedua ditempatkan di tempat gelap (dimasukkan dalam
kantong plastik hitam). Selanjutnya kedua tanaman tersebut disiram dengan air secukupnya
setiap hari dan dilakukan pengamatan setiap hari dan diamati selama 2 minggu.

3. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan kemandirian tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hari keTempat terang
0
Arah pertumbuhan: agak bengkok
Kondisi: berwarna hijau tua

Tempat gelap
Arah pertumbuhan: agak bengkok
Kondisi: hijau tua

Arah pertumbuhan: agak bengkok


Kondisi: berwarna hijau tua

Arah pertumbuhan: agak bengkok


Kondisi: daun hijau tua

Arah pertumbuhan: agak bengkok


Kondisi: berwarna hijau tua

Arah pertumbuhan: agak bengkok


Kondisi: daun hijau tua

Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas


Arah pertumbuhan: rumbuh ke atas
Kondisi: daun ada yang patah, satu Kondisi: daun hijau tua
berbercak coklat

Arah pertumbuhan: tumbuh ke arah Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas


jendela
Kondisi: daun hijau tua, ada kuncup
Kondisi: daun ada yang berbercak daun yang berwarna hijau muda
coklat; pada bagian bawah, ada 2 daun
yang berwarna kuning

Arah pertumbuhan: tumbuh ke arah


jendela
Kondisi: ada daun yang berwarna
kuning di bagian tengah

Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas


Kondisi: daun hijau tua, yang paling
ujung (pucuk daun) berwarna hijau
muda

Tidak ada pengamatan

Tidak ada pengamatan

Arah pertumbuhan: miring ke arah Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas


jendela
Kondisi: daun hijau tua
Kondisi: daun yang berbercak coklat
ada dua

Arah pertumbuhan: miring ke jendela


Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas
Kondisi: daun yang coklat layu 2, ada Kondisi: daun hijau tua
yang berwarna hijau rontok 1

Arah pertumbuhan: miring ke jendela


Arah pertumbuhan:tumbuh ke atas
Kondisi: daun yang coklat layu dua, ada Kondisi: daun hijau tua

uang rontok
10

Arah pertumbuhan: miring ke jendela


Arah pertumbuhan:tumbuh ke atas
Kondisi: daun yang coklat layu dua, ada Kondisi: daun hijau tua
yang rontok

11

Arah pertumbuhan: miring ke jendela


Arah pertumbuhan:tumbuh ke atas
Kondisi: daun yang coklat layu dua, ad Kondisi: daun yang hijau muda
yang rontok
mengerut dan timbul bercak coklat

12

Arah pertumbuhan: miring ke jendela


Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas
Kondisi: daun yang menjadi berwarna Kondisi: daun menjadi berwarna hijau
hijau muda timbul bercak coklat
muda, batang menguning, 3 daun
berbercak coklat

13

Tidak ada pengamatan

14

Arah pertumbuhan:miring ke arah Arah pertumbuhan: tumbuh ke atas


jendela
Kondisi: daun yang berbercak coklat
Kondisi: bercak coklat mulai layu, bertambah
10,
batang
tambah
batang mulai menguning
menguning daun yang berbercak coklat
ada yang menggulung

Tidak ada pengamatan

4. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami menggunakan 2 tanaman yang berdaun. Tanaman ini dimasukkan
ke dalam toples dan ditutup rapat. Tanaman yang pertama diletakkan ke tempat yang
mendapatkan sinar matahari (tempat terang), sedangkan tanaman yang kedua diletakkan di
tempat yang tidak mendapatkan sinar (tempat gelap). Pada pengamatan ini, kami
mengamati perbedaan pertumbuhan kedua tanaman tersebut. Pertumbuhan biasanya
disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan pembelahan sel (cell
division). Perbesaran sel disebabkan karena peningkatan tekanan hidrolik internal (Pi) pada
sel tersebut (Lakitan, 1995).
4.1.1. Ciri-ciri pertumbuhan tanaman
Tanaman mengalami pertumbuhan bila terjadi pertambahan ukuran dalam volume, bobot,
jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan (Salisbury & Ross, 1995).
Selama pengamatan, tanaman yang kami amati pada awalnya menunjukkan pertumbuhan.
Pada pertengahan pengamatan, tanaman menunda pertumbuhannya. Hal ini disebabkan
karena tanaman sedang berada pada kondisi yang jelek. Arah pertumbuhan tanaman
berubah. Arah pertumbuhan tanaman yang diletakkan terang tumbuh ke atas, lalu ke arah
cahaya. Hal ini disebabkan karena adanya gerak fototropisme akibat tertimbunnya hormon
auksin yang rusak akibat terkena cahaya yang berintensitas tinggi. Fototropisme adalah
gerakan pertumbuhan karena rangsang cahaya. Sedangkan tanaman yang di tempat gelap
tumbuh ke atas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya gerak fototropisme (Kimball et al.,
1994).
Warna tumbuhan pada hari ke-0 sampai dengan hari ke-14 mengalami perubahan. Daun
yang awalnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda, kuning dan ada beberapa daun yang
mempunyai bercak coklat (pada tanaman di tempat terang mulai hari ke-4 dan tanaman
gelap mulai hari ke-11). Tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap lebih banyak
memppunyai daun yang berbercak coklat daripada tanaman di tempat terang. Tanaman

berdaun hijau karena mempunyai klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Klorofil adalah
pigmen hijau pada tumbuhan yang digunakan untuk proses fotosintesis (Kimball, 1994).
Pada hari ke-8, tanaman di tempat terang mulai rontok daunnya. Hal ini menunjukkan
keberadaan asam absisat yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan pertumbuhan dan
pemanjangan sel, bahkan menghentikannya. Asam absisat menunda pertumbuhan karena
tanaman berada dalam kondisi yang jelek. Asam absisat dapat menunda pertumbuhan
dengan meninggikan konsentrasi asam absisat pada kuncup ketiak. Bila kekurangan air,
maka asam absisat berkumpul pada sel penutup sehingga stomata tertutup dan penguapan
berkurang (Campbell, 1996).
4.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Faktor dalam (internal), meliputi :
-

genetikal tumbuhan tersebut

hormon tumbuhan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut dan ada bermacam-macam,

antara lain :

Auksin, bila tanaman tidak mempunyai auksin, maka sel akan sulit memanjang,

pembentukan bunga dan buah sulit dilakukan, dan sebagainya.

Giberelin, bila tanaman tidak mempunyai giberelin maka aktivitas kambium akan

terhambat, tanaman tumbuh kerdil dan sebagainya.

Sitokinin, bila tanaman tidak mempunyai sitokinin, maka pembelahan sel

dan

pertumbuhan tunas dan akar akan terhambat.

Asam absisat, bila tanaman tidak memiiki asam absisat, maka tanamn tidak dapat

bertahan pada kondisi jelek (Campbell, 1996).


2. Faktor luar (eksternal), meliputi :
-

Suhu, bila suhu optimum tanaman tidak tercapai, maka tanaman tidakdapat tumbuh

dengan baik. Temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimum berkisar
antara 20 30 derajat Celcius (Hendaryono, 1994).
-

Cahaya, bila cahaya tidak terpenuhi maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung.

Kelembaban atau kadar air, bila air tidak mencukupi, maka proses metabolisme dan

fotosintesis akat\n terhambat.


-

pH tanah, bila pH tanah tidak optimum maka nutrisi-nutrisi yang

terkandung dalam tanah akan sulit didapat.


(Kimball, 1992).
Tanah yang dapat menyediakan faktor-faktor tumbuh dalam kondisi optimum dinyatakan
subur dan kemampuan itu dinamakan kesuburan tanah. 4 faktor penting dalam kesuburan
tanah adalah oksigen, air, toksik, dan unsur hara (Indranada, 1996). Pada tanaman yang di
tempat terang, semua faktor di atas terpenuhi, kecuali oksigen dan unsur hara. Sedangkan
pada tanaman di tempat gelap, faktor yang tidak terpenuhi adalah unsur hara, cahaya, dan
oksigen. Ciri-ciri bahwa oksigen tidak cukup terpenuhi adalah daun menjadi layu (pada
tanaman terang mulai hari ke-3 dan pada tanaman di tempat gelap pada hari ke-5) dan
menguning. Selain itu, tanaman juga kekurangan nitrogen dan belerang. Kekurangan 2
unsur ini juga menyebabkan daun tanaman menjadi lebih muda atau kuning dan pucat
(Indranada, 1986). Tanaman yang di tempat gelap tidak mendapatkan sehingga proses
fotosintesis terganggu. Hal ini juga mengakibatkan tanaman menjadi berwarna kuning
pucat, jumlah glukosa dan energi sedikit (Campbell, 1996).
Pada tanaman di tempat terang, cahaya digunakan untuk membentuk gula (fotosintesis).
Pada tanaman di tempat terang dan gelap, air digunakan dalam proses metabolisme, bahan
fotosintesa, dan sebagainya. Suhu digunakan untuk mengatur ritme / lingkaran
perkembangan tanaman. Tanah digunakan sebagai media tumbuh dan tempat tersedianya
unsur hara yang sangat berguna bagi pertumbuhan (Suhardi, 1983).
4.1.3. Proses fisiologis tananaman
Proses fisiologis ada 4, yaitu:
Fotosintesis
Proses fotosintesa adalah proses di mana CO 2 di bawah pengaruh sinar matahari diubah ke
dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi (Harjadi, 1979).

Fotosintesis dilakukan untuk membentuk glukosa sebagai cadangan makanan. Reaksi


fotosintesis secara keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut
6 CO2 + 12 H2O + (cahaya, klorofil) 6 H2O + C6H12O6 + 6 O2
Karena glukosa lebih banyak tereduksi daripada CO 2 jelaslah kiranya bahwa penggabungan
CO2 untuk membetuk glukosa memerlukan energi dan sumber elektron serta proton untuk
mereduksi CO2 (Volk & Wheeler, 1999). Faktor yang berpengaruh dalam fotosintesa adalah
:

CO2, merupakan faktor pembatas laju fotosintesa

Suhu, suhu yang > dari 38oC akan meningkatkan laju fotosintesa

Intensitas cahaya, laju fotosintesa akan bertambah cepat jika habitatnya di tempat terang

Suplai air, bila kondisi air kurang, maka akan berpengaruh pada luas daun yang juga
makin sempit. Apabila luas daunnya sempiot maka laju fotosintesa akan semakin
lambat

(Tjokrosomo, 1983).
Absorpsi dan translokasi
Absorpsi dilakukan untuk menyerap air dan unsur hara yang ada di tanah melelui akar.
Translokasi dilakukan untuk mengangkut hasil fotosintesis dan sebagainya ke bagian
tanaman lain. Translokasi yang cepat dari karbohidrat yang tersimpan dari akar ke puncak
batang yang cepat pada saat temperatur yang rendah mengurangi kecepatan fotosintesa di
bawah optimumnya (Fitter, 1994). Selama pengamatan, tanaman melakukan proses
absorpsi dan translokasi. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya bahan fotosintesis (air dan
karbondioksida) yang terpenuhi akibat proses ini.
Metabolisne
Metabolisme digunakan untuk merombak dan menyusun protein kompleks dan lemak.
Energi yang digunakan berasal dari proses respirasi. Uap air dihasilkan juga oleh proses
metabolisme (pemecahan glukosa). Selama pengamatan, adanya uap air dapat dibuktikan
melalui tetes air pada dinding toples. Reaksi pemecahan glukosa adalah sebagai berikut :
Glukosa
(C6H12O6)

+ Oksigen Karbondioksida +
(O2)

(CO2)

Energi

(ATP + panas)

+ Air
(H2O)

Jadi dalam reaksi tersebut, selain dihasilkan energi, juga menghasilkan karbondioksida.
Karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan (Supeni, 1995).
Respirasi
Proses respirasi adalah proses untuk memperoleh energi dari bahan organik di mana
berlangsung secara efisien di dalam sel. Energi yang dikeluarkan dari reaksi hidrogen dan
oksigen digunakan untuk membentuk ATP. Untuk setiap pasang atom hidrogen yang
teroksidasi akan terbentuk tiga molekul ATP (Harjadi, 1979). Selama melakukan
pengamatan, tanaman melakukan respirasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tetesan air
yang merupakan hasil respirasi pada dinding toples.
Reaksi respirasi dapat ditulis sebagai berikut :
Karbohidrat + O2 CO2 + H2O + energi kimia
Respirasi digunakan untuk memperoleh energi yang disebut ATP (Johnson et al., 1984).

5. KESIMPULAN
Pertumbuhan disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan
pembelahan sel (cell division).
Tanaman mengalami pertumbuhan bila terjadi pertambahan ukuran dalam volume,
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan.
Arah pertumbuhan tanaman mengikuti arah cahaya datang.
Tanaman di tempat gelap tidak melakukan gerak fototropisme.
Tanaman berdaun hijau karena mempunyai klorofil yang berperan dalam fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetikal tumbuhan tersebut,
hormon tumbuhan, suhu, cahaya, kadar air, pH tanah.
Empat faktor penting dalam kesuburan tanah adalah oksigen, air, toksik, dan unsur hara.
Proses fisiologis ada 4, yaitu: fotosintesis, absorpsi dan translokasi, metabolisne,
respirasi.
Jika kekurangan cahaya, batang akan tumbuh lebih panjang, lembek, kurus, dan daun
tidak normal.

6. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. (1996). Biology Fourth Edition. Benyamin Cummings Publishing
Company, Inc. Redwood City.
Fitter, A.H. (1994). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Harjadi, S.S. (1979). Pengantar Aronomi. PT Gramedia. Jakarta.
Hendaryono, D.P & Ari W. (1994). Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.
Indranada, H.K. (1986). Pengolahan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta.
Johnson, K.D. ; D.L. Rayle & H.L. Wedberg. (1984). Biology an Introduction. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. USA.
Kimball, J.W. (1992). Biologi edisi 5 jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. (1995). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Gramedia. Jakarta.
Salisbury, F. B. & C. W. Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Edisi ke 4. ITB.
Bandung.
Suhardi. (1983). Dasar-Dasar bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Supeni, T. (1995). Biologi Tanaman. Erlangga. Jakarta.
Tjokrosomo, S.S. (1983). Botani Umum. Angkasa. Bandung.
Volk, W. A. & M. F. Wheeler. (1999). Mikrobiologi Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai