TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
Disusun oleh:
Nama
NIM
: 05.70.0037
Kelompok
: A.6
2005
1. PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran dalam volume, bobot, jumlah sel, banyaknya
protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas
pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan
melalui proses pembelahan sel di meristem (Salisbury & Ross, 1995). Pertumbuhan ini
biasanya disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan pembelahan sel
(cell division). Perbesaran sel sendiri disebabkan karena peningkatan tekanan hidrolik
internal (Pi) pada sel tersebut (Lakitan, 1995).
Reaksi fotosintesis secara keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut
6 CO2 + 12 H2O + (cahaya, klorofil) 6 H2O + C6H12O6 + 6 O2
Karena glukosa lebih banyak tereduksi daripada CO 2 jelaslah kiranya bahwa penggabungan
CO2 untuk membetuk glukosa memerlukan energi dan sumber elektron serta proton untuk
mereduksi CO2 (Volk & Wheeler, 1999).
Proses fotosintesa adalah proses di mana CO 2 di bawah pengaruh sinar matahari diubah ke
dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Sedangkan proses
respirasi adalah proses untuk memperoleh energi dari bahan organik di mana berlangsung
secara efisien di dalam sel. Dapat disimpulkan bahwa proses fotosintesa dan respirasi saling
berkebalikan (Harjadi, 1979).
Selain fotosintesa, aktivitas tumbuhan yang tidak kalah pentingnya adalah proses respirasi.
Proses respirasi adalah suatu proses yang menghasilkan karbondioksida dan air dari
karbohidrat dan oksigen. Reaksi respirasi dapat ditulis sebagai berikut :
Karbohidrat + O2 CO2 + H2O + energi kimia
Respirasi ini merupakan kebalikan dari proses fotosintesa. Respirasi mengeluarkan energi
kimia sebagai ganti yang disebut ATP (Johnson et al., 1984).
Meskipun tanpa adanya sinar matahari, penyimpanan memegang peranan penting untuk
memungkinkan tanaman memanfaatkan musim pertumbuhan yang sangat pendek.
Translokasi yang cepat dari karbohidrat yang tersimpan dari akar ke puncak batang yang
cepat pada saat temperatur yang rendah mengurangi kecepatan fotosintesa di bawah
optimumnya (Fitter, 1994).
Faktor yang berpengaruh dalam fotosintesa adalah :
Suhu, suhu yang > dari 38oC akan meningkatkan laju fotosintesa
Intensitas cahaya, laju fotosintesa akan bertambah cepat jika habitatnya di tempat terang
Suplai air, bila kondisi air kurang, maka akan berpengaruh pada luas daun yang juga
makin sempit. Apabila luas daunnya sempiot maka laju fotosintesa akan semakin
lambat
(Tjokrosomo, 1983).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Faktor dalam (internal), meliputi :
-
hormon tumbuhan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut dan ada bermacam-macam,
antara lain :
sel, bahkan menghentikannya. Selain itu, juga untuk membantu tumbuhan untuk bertahan
pada kondisi jelek dengan menunda pertumbuhan. Konsentrasi asam absisat akan meninggi
pada kuncup ketiak sehingga tanaman akan menggugurkan daunnya. Bila kekurangan air,
maka asam absisat berkumpul pada sel penutup sehingga stomata tertutup dan penguapan
berkurang (Campbell, 1996).
2. Faktor luar (eksternal), meliputi :
-
Suhu
Untuk dapat tumbuh dengan baik, maka tanaman harus mempunyai suhu optimum untuk
pertumbuhannya. Temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimum berkisar
antara 20 30 derajat Celcius (Hendaryono, 1994).
-
Cahaya
Cahaya mutlak dibutuhkan oleh semua tumbuhan hijau untuk membantu proses
fotosintesis.
-
Sampai pada batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena
akan lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan
menyebabkan pembentangan sel sehingga lebih cepat mencapai ukuran maksimal.
-
pH tanah
beririgasi. Suhu mengatur ritme / lingkaran perkembangan tanaman. Masa kritis adalah
masa dimanan tanaman sangat peka terhadap kekurangan air pada masa mudanya (Suhardi,
1983).
Pernafasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya.
Energi yang dihasilkan akan digunakan untuk membantu reaksi metabolisme sekunder,
misalnya untuk sintesis asam amino. Reaksi pemecahan glukosa adalah sebagai berikut :
Glukosa
(C6H12O6)
+ Oksigen Karbondioksida +
(O2)
(CO2)
Energi
(ATP + panas)
+ Air
(H2O)
Jadi dalam reaksi tersebut, selain dihasilkan energi, juga menghasilkan karbondioksida.
Karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan (Supeni, 1995).
Tropisme adalah gerakan pertumbuhan yang arahnya ditentukan oleh arah rangsangan yang
berasal atau menuju tumbuhan. Gerak tropisme yang terjadi karena rangsangan gaya tarik
bumi disebut geotropisme positif. Jika terjadi karena rangsang cahaya disebut gerak
fototropisme (Kimball et al., 1994).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman jika
diletakkan di tempat gelap dan terang, serta mengetahui adanya respirasi dan fotosintesa
yang dilakukan oleh tanaman.
3. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan kemandirian tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hari keTempat terang
0
Arah pertumbuhan: agak bengkok
Kondisi: berwarna hijau tua
Tempat gelap
Arah pertumbuhan: agak bengkok
Kondisi: hijau tua
uang rontok
10
11
12
13
14
4. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami menggunakan 2 tanaman yang berdaun. Tanaman ini dimasukkan
ke dalam toples dan ditutup rapat. Tanaman yang pertama diletakkan ke tempat yang
mendapatkan sinar matahari (tempat terang), sedangkan tanaman yang kedua diletakkan di
tempat yang tidak mendapatkan sinar (tempat gelap). Pada pengamatan ini, kami
mengamati perbedaan pertumbuhan kedua tanaman tersebut. Pertumbuhan biasanya
disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan pembelahan sel (cell
division). Perbesaran sel disebabkan karena peningkatan tekanan hidrolik internal (Pi) pada
sel tersebut (Lakitan, 1995).
4.1.1. Ciri-ciri pertumbuhan tanaman
Tanaman mengalami pertumbuhan bila terjadi pertambahan ukuran dalam volume, bobot,
jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan (Salisbury & Ross, 1995).
Selama pengamatan, tanaman yang kami amati pada awalnya menunjukkan pertumbuhan.
Pada pertengahan pengamatan, tanaman menunda pertumbuhannya. Hal ini disebabkan
karena tanaman sedang berada pada kondisi yang jelek. Arah pertumbuhan tanaman
berubah. Arah pertumbuhan tanaman yang diletakkan terang tumbuh ke atas, lalu ke arah
cahaya. Hal ini disebabkan karena adanya gerak fototropisme akibat tertimbunnya hormon
auksin yang rusak akibat terkena cahaya yang berintensitas tinggi. Fototropisme adalah
gerakan pertumbuhan karena rangsang cahaya. Sedangkan tanaman yang di tempat gelap
tumbuh ke atas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya gerak fototropisme (Kimball et al.,
1994).
Warna tumbuhan pada hari ke-0 sampai dengan hari ke-14 mengalami perubahan. Daun
yang awalnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda, kuning dan ada beberapa daun yang
mempunyai bercak coklat (pada tanaman di tempat terang mulai hari ke-4 dan tanaman
gelap mulai hari ke-11). Tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap lebih banyak
memppunyai daun yang berbercak coklat daripada tanaman di tempat terang. Tanaman
berdaun hijau karena mempunyai klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Klorofil adalah
pigmen hijau pada tumbuhan yang digunakan untuk proses fotosintesis (Kimball, 1994).
Pada hari ke-8, tanaman di tempat terang mulai rontok daunnya. Hal ini menunjukkan
keberadaan asam absisat yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan pertumbuhan dan
pemanjangan sel, bahkan menghentikannya. Asam absisat menunda pertumbuhan karena
tanaman berada dalam kondisi yang jelek. Asam absisat dapat menunda pertumbuhan
dengan meninggikan konsentrasi asam absisat pada kuncup ketiak. Bila kekurangan air,
maka asam absisat berkumpul pada sel penutup sehingga stomata tertutup dan penguapan
berkurang (Campbell, 1996).
4.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Faktor dalam (internal), meliputi :
-
hormon tumbuhan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut dan ada bermacam-macam,
antara lain :
Auksin, bila tanaman tidak mempunyai auksin, maka sel akan sulit memanjang,
Giberelin, bila tanaman tidak mempunyai giberelin maka aktivitas kambium akan
dan
Asam absisat, bila tanaman tidak memiiki asam absisat, maka tanamn tidak dapat
Suhu, bila suhu optimum tanaman tidak tercapai, maka tanaman tidakdapat tumbuh
dengan baik. Temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimum berkisar
antara 20 30 derajat Celcius (Hendaryono, 1994).
-
Cahaya, bila cahaya tidak terpenuhi maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung.
Kelembaban atau kadar air, bila air tidak mencukupi, maka proses metabolisme dan
Suhu, suhu yang > dari 38oC akan meningkatkan laju fotosintesa
Intensitas cahaya, laju fotosintesa akan bertambah cepat jika habitatnya di tempat terang
Suplai air, bila kondisi air kurang, maka akan berpengaruh pada luas daun yang juga
makin sempit. Apabila luas daunnya sempiot maka laju fotosintesa akan semakin
lambat
(Tjokrosomo, 1983).
Absorpsi dan translokasi
Absorpsi dilakukan untuk menyerap air dan unsur hara yang ada di tanah melelui akar.
Translokasi dilakukan untuk mengangkut hasil fotosintesis dan sebagainya ke bagian
tanaman lain. Translokasi yang cepat dari karbohidrat yang tersimpan dari akar ke puncak
batang yang cepat pada saat temperatur yang rendah mengurangi kecepatan fotosintesa di
bawah optimumnya (Fitter, 1994). Selama pengamatan, tanaman melakukan proses
absorpsi dan translokasi. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya bahan fotosintesis (air dan
karbondioksida) yang terpenuhi akibat proses ini.
Metabolisne
Metabolisme digunakan untuk merombak dan menyusun protein kompleks dan lemak.
Energi yang digunakan berasal dari proses respirasi. Uap air dihasilkan juga oleh proses
metabolisme (pemecahan glukosa). Selama pengamatan, adanya uap air dapat dibuktikan
melalui tetes air pada dinding toples. Reaksi pemecahan glukosa adalah sebagai berikut :
Glukosa
(C6H12O6)
+ Oksigen Karbondioksida +
(O2)
(CO2)
Energi
(ATP + panas)
+ Air
(H2O)
Jadi dalam reaksi tersebut, selain dihasilkan energi, juga menghasilkan karbondioksida.
Karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan (Supeni, 1995).
Respirasi
Proses respirasi adalah proses untuk memperoleh energi dari bahan organik di mana
berlangsung secara efisien di dalam sel. Energi yang dikeluarkan dari reaksi hidrogen dan
oksigen digunakan untuk membentuk ATP. Untuk setiap pasang atom hidrogen yang
teroksidasi akan terbentuk tiga molekul ATP (Harjadi, 1979). Selama melakukan
pengamatan, tanaman melakukan respirasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tetesan air
yang merupakan hasil respirasi pada dinding toples.
Reaksi respirasi dapat ditulis sebagai berikut :
Karbohidrat + O2 CO2 + H2O + energi kimia
Respirasi digunakan untuk memperoleh energi yang disebut ATP (Johnson et al., 1984).
5. KESIMPULAN
Pertumbuhan disebabkan karena adanya perbesaran sel (cell enlargement) dan
pembelahan sel (cell division).
Tanaman mengalami pertumbuhan bila terjadi pertambahan ukuran dalam volume,
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan.
Arah pertumbuhan tanaman mengikuti arah cahaya datang.
Tanaman di tempat gelap tidak melakukan gerak fototropisme.
Tanaman berdaun hijau karena mempunyai klorofil yang berperan dalam fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetikal tumbuhan tersebut,
hormon tumbuhan, suhu, cahaya, kadar air, pH tanah.
Empat faktor penting dalam kesuburan tanah adalah oksigen, air, toksik, dan unsur hara.
Proses fisiologis ada 4, yaitu: fotosintesis, absorpsi dan translokasi, metabolisne,
respirasi.
Jika kekurangan cahaya, batang akan tumbuh lebih panjang, lembek, kurus, dan daun
tidak normal.
6. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. (1996). Biology Fourth Edition. Benyamin Cummings Publishing
Company, Inc. Redwood City.
Fitter, A.H. (1994). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Harjadi, S.S. (1979). Pengantar Aronomi. PT Gramedia. Jakarta.
Hendaryono, D.P & Ari W. (1994). Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.
Indranada, H.K. (1986). Pengolahan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta.
Johnson, K.D. ; D.L. Rayle & H.L. Wedberg. (1984). Biology an Introduction. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. USA.
Kimball, J.W. (1992). Biologi edisi 5 jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. (1995). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Gramedia. Jakarta.
Salisbury, F. B. & C. W. Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Edisi ke 4. ITB.
Bandung.
Suhardi. (1983). Dasar-Dasar bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Supeni, T. (1995). Biologi Tanaman. Erlangga. Jakarta.
Tjokrosomo, S.S. (1983). Botani Umum. Angkasa. Bandung.
Volk, W. A. & M. F. Wheeler. (1999). Mikrobiologi Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta.