Peran Lipid Dan Oksidasi Lipoprotein Pada Patogenesa Aterosklerosis
Peran Lipid Dan Oksidasi Lipoprotein Pada Patogenesa Aterosklerosis
DJANGGAN SARGOWO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALAN G
2005
1
ABSTRACT
Atherosclerosis susceptibility associated with elevation in specific,
population of Low Density Lipoprotein (LDL) particles may involve increase
oxidation of Lipoprotein and associated changes in their biological properties.
The oxidation of LDL is now commonly implicated as an initiator of
atherosclerosis and a standard in vitro LDL "Oxidizability" test is required.
This review will discuss current problems and advances that have been
made in our understanding of the molecular mechanisms of radical mediated
LDL oxidation. How they relate to the in vitro assessment of the
"Oxidizability" of LDL and how they may be relevant to in vivo LDL oxidation.
The atherogenic consequences of increased consequences of
increased lipoprotein oxidation may be further enhance by a greater relative
potency or toxicity of the oxidized products of these lipoprotein sub
population,
Key words: Lipoprotein, Oxidation, Molecular Mechanism, Atherosclerosis,
Free Radical.
ABSTRAK
Aterosklerosis selalu dihubungkan dengan perubahan partikel LDL
pada populasi khusus dan mungkin terjadi peningkatan oksidasi lipoprotein
dan adanya perubahan biologik.
Oksidasi LDL sekarang diakui sebagai awal dari proses aterosklerosis
dan secara in vitro dapat diketahui besar oksidasinya. Makalah ini akan
mendiskusikan problem yang ada sampai perubahan lanjut yang dimengerti
pada mekanisme molekul dan radikal bebas dari oksidasi LDL. Bagaimana
hubungan dari pemeriksaan in vitro dan oksidasi LDL dan bagaimana
relevansi secara in vivo dan LDL oksidasi.
Kejadian aterogenesis dan peningkatan oksidasi lipoprotein mungkin
akan meningkatkan potensi yang lebih besar dari produksi toksik dan
lipoprotein pada populasi.
Kata kunci : Oksidasi lipoprotein, mekanisme molekuler, aterosklerosis,
radikal bebas.
I. PENDAHULUAN
Modifikasi LDL yang dihasilkan dari peroksidasi lipid telah diajukan
sebagai suatu syarat untuk pembentukan lapisan lemak (fatty streak), pada
tahun 1980 (Fogelman, 1980). Kemudian Steinberg dan teman-teman
menunjukkan bahwa LDL dapat dimodifikasi secara oksidasi oleh sel endotel
dalam kultur dengan medium tanpa serum dan mengandung cukup zat besi
atau besi tembaga (Henriksen, 1992). Satu dekade kemudian beberapa
peneliti dan beberapa hasil laboratorium (Morel, 1984; Steinbrecher 1984;
Heineke, 1984) yang memfokuskan pada modifikasi LDL oksidasi dimana
sudah tidak dikenali oleh reseptor LDL tapi dikenali oleh reseptor pemangsa
(Steinbrecher, 1987) atau oleh oksidasi LDL receptor (Sparrow, 1989) dan
bersifat sitotoksik (Hessler, 1979). Tahun 1988 telah dilaporkan adanya
produk peroksidasi lipid secara invivo pada lesi-lesi dan hubungannya
dengan Apo B (Haberland, 1988). Hal ini kemudian ditegaskan dan
dilanjutkan oleh beberapa laboratorium yang memberikan bukti bahwa
peroksidasi lipid terlibat dalam pembentukan lapisan lemak (Palinski, 1989).
Kemudian
dilaporkan
bahwa
oksidasi
ringan
LDL
dengan
cara
II.
BIOLOGI
MOLEKULER
otot polos (Navab, 1988; Navab, 1991; Merriless & Scott, 1981). Komponen
serum yang menekan cell-dependent modification of LDL (Cathcart et al,
1985) ditiadakan dari ruang ini. Coculture-modified LDL selanjutnya
menyebabkan produksi MCP-1 oleh sel endotel dan sel-sel otot polos yang
dianggap dapat menghasilkan pembentukan gradient chemotactic melewati
lapisan tunggal endotel pada coculture. Hal ini secara skematis diperlihatkan
pada gambar 1.
Gambar 1. Interaksi
dari beberapa komponen pada modifikasi LDL
subdendotel.
Studi sebelumnya tentang modifikasi LDL oleh sel-sel endotel (Morel,
1984; Steinbrecher, 1984), oleh sel-sel otot polos (Morel, 1984; Steinbrecher
1984; Heineke, 1984) dan oleh makrofag (Cathcart, 1985) pada kulture yang
semuanya menggunakan medium tanpa serum dan
menghasilkan modifikasi yang tinggi (Steinberg, 1989). Medium kultur yang
digunakan pada studi ini (Ham's F10) mengandung kadar besi 8 x lebih tinggi
(dibandingkan medium 199 yang digunakan pada studi terdahulu) yang
diketahui mengkatalisa oksidasi dari LDL (Steinbrecher, 1984; Heineke,
1984). Modifikasi ringan yang dihasilkan pada sistem coculture dianggap
sebagai hasil dari aksi prooksidan dalam lingkungan mikro yang sebagian
besar dipisahkan dari efek antioksidan pada serum coculture. Kami
5
mengamati bahwa LDL dan sel-sel dinding arteri harus dalam kontak dekat
untuk meodifiksi LDL sehingga akan merangsang transmigrasi monosit.
Selain itu, efek proteksi dari HDL dapat dihilangkan jika HDL dipisahkan dari
sel-sel dan LDL dengan filter yang impermeable terhadap HDL. Isolasi ulang
cell-modified LDL yang dihasilkan pada serum yang terkandung dalam
coculture telah diuji untuk melihat perubahan yang berkaitan dengan LDL
oksidasi tinggi (Cathcard, 1985). LDL yang diisolasi dari coculture
mempunyai berat jenis ringan sama dengan LDL murni (d=1 ,019-1, 060),
dan tidak toksik terhadap sel endotel aorta manusia atau sel otot polos, atau
monosit manusia dan tidak bersifat chemotactic bagi monosit itu sendiri. Lagi
pula, LDL yang diisolasi ulang dari coculture mempunyai mobilitas
elektroforesis yang sama pada jelly agar, kandungan conjugated dyenes
yang sama, dan emisi fluoresense yang sama pada 430nM saat dibangkitkan
pada 360 nN, serta kecepatan pengambilan dan degraasi yang sama oleh
monosit/makrofag seperti pada LDL murni.
Mekanisme modifikasi LDL pada dinding arteri tidak diketahui.
Modifikasi ini mungkin dihasilkan dari pelepasan anion superoksidasi dari sel
dinding arteri, aksi dari membran pengikat enzim pada
LDL dan/atau
transfer sel lemak peroksidasi menjadi LDL (Steinberg, 1984; Wiztum &
Steinberg, 1989). Lepasnya antioksidan seperti alpha tocopherol dan
peroksidasi poly unsaturated fatty acids pada lemak LDL tampaknya menjadi
langkah awal dalam modifikasi LDL (Esterbauer, 1987). Morel dkk. (Morel,
1984) dan Steinbrecher dkk. (Steinbrecher, 1984) telah menunjukkan bahwa
modifikasi LDL tanpa serum, dihambat secara lengkap oleh alpha tocopherol
atau butylated hydroxytoluene. Tembaga atau besi pada konsentrasi yang
cukup tinggi (3-5uM) tanpa serum dapat menghasilkan modifikasi LDL
secara oksidasi (Steinbrecher, 1984). Hal ini telah memperjelas dugaan
bahwa sumbangan terbesar dalam meningkatkan modifikasi LDL adalah
dengan meningkatkan lingkungan oksidasi (Steinbrecher, 1989). Karena
pada studi sebelumnya penambahan serum menghambat modifikasi LDL,
diperkirakan secara invivo, proses itu harus terjadi ekstravaskuler dalam
lingkungan mikro yang dilindungi terhadap antioksidan yang terbentuk
6
efek sitotoksik
dari
LDL yang
teroksidasi.
Juga
dari
lingkungan
mikro
adalah
LDL
itu
sendiri.
1991;
Esterbauer,
1991)
dan
kandungan
seperti
yang
tertulis
diatas,
kerentanan
terhadap
pada
LDL menghambat
transmigrasi
monosit
berikutnya.
Leumedin
dan
diapungkan
dengan
ultrasentrifuse
tidak
11
arteri
dengan
merangsang
kolagen.
Brinckerhoff
(1989)
atau
sebaliknya
kekurangan
enzim
yang
dibutuhkan
untuk
12
Gambar 2. Proses terbentuknya sel busa (foam cell) pada dinding arteri.
V. PENUTUP
Sejak tahap awal dari aterogenesis, ruang subendotel sebagian besar
adalah seluler dan tidak mengandung monosit-makrofag yang melepaskan
prooksidan kadar tinggi, sehingga hasilnya hanya sedikit LDL yang
dioksidasi.
MM-LDL
ini
dapat
merangsang
lapisan
endotel
untuk
menghasilkan molekul adhesi untuk monosit, mensekresikan MCP-1 dan MCSF. Peristiwa molekuler ini pada gilirannya dapat menyebabkan ikatan
monosit, migrasi monosit ke ruang subendotel dan diferesiasi monosit
menjadi makrofag. Selanjutnya makrofag dapat melepaskan oksigen reaktif
dan aldehide yang kemudian mengubah MM-LDL menjadi bentuk modifikasi
tinggi yang dikenali dan ditangkap oleh makrofag dan/atau reseptor LDL
oksidasi, menghasilkan pembentukan foam cell. Jika HDL (dianggap HDL2)
ada dalam konsentrasi yang cukup, pembentukan MM-LDL dapat dihambat
dan reaksi inflamasi dapat dicegah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Berliner, J.A, Territo, M.C, Sevanian, A. Ramin, S, Kim, J.A. Bamshad, B,
Esterson,M. and Fogelman,A.M.(1990) J.Clin.Invest. 82 (1260-1266).
Brinckerhoff, C.E., Mitchell, T .1., Karmilowicz, M.J., Kluve Beckerman, B.,
and Benson, M.D. (1989) Science 243, 655-657.
Cabana, V.G., Siegel, J.N., and Sabesin, S.M. (1989) J. Lipid Res 30; 39- 49.
de Graaf, J., Hak Lemmers, H.L., Hectors, M.P., Demacker, P.N., Hendriks
J.C., Stalenhoef, A.F. (1991) Arterioscler. Thromb 11; 298-306.
de Graaf J. Hendricks JC, Demacker PN, and Stolenhocf AF (1991)
Circulation 84; 484-489.
Dieber Rotbeneder M Publ. H Waeg G, Stiegl G, and Esterbour H (1991) J.
Lipid Res 32; 1325 1332.
Esterbauer, H., Jurgens, G., Quehenberger, O., and Koller, E. (1987) J. Lipid
Res. 28, 495-509.
Frank, J.S., and Fogelman, A. M. (1989) J. Lipid Res. 30, 967-978.
Haberland, M.E., Fong, d., and Cheng, H. (1988). Science 241, 215-218.
Heinecke, J.W., Rosen, H., and Chait, A. (1984) J. Clin. Invest.74,1890-1894.
Hessler, J.R., Robertson, Jr. A.L., and Chisolm, G.M. (1979) Arteriosclerosis
32, 213-229.
Marx, J., (1987) Science 235, 529-531.
Merrilees, M.J., and Scott, L. (1981) Atherosclerosis 39, 147-161.
Morel,D.W, DiCorleto, P.E, and Chisolm,G.M. (1984) Arteriosclerosis 4,357364.
Navab, M., Hough, G.P., Stevenson, L.W., Drinkwater, D.C., Laks, H., and
Fogelman, A.M. (1988) J. Clin, Invest. 82,1853-1863.
Parthasarathy, S., Khoo, J.C., Miller, E., Barnett, J., Wtiztum, J.L.,
Rajavashisth, T.B., Andalibi, A., Territo, M.C., Berliner, J.A., Navab,
M., Fogelman, A.M., and Lusis, A.J. (1990) Nature 344, 254-257.
Steinberg, D., Parthasarathy, S., Carew, T.E., Khoo, J.C., and Witztum, J.L.,
(1989) N. Engl. J. Med. 320, 915-924.
14