TELAAH PUSTAKA
membeli
saham
perusahaan
dan
melakukan
transformasi
perpustakaan.uns.ac.id
modal, bahkan
dilakukan
digilib.uns.ac.id
oleh
besar sekalipun.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Pengakuan investor
Pencatatan saham di bursa yang cukup terkenal dan besar seolaholah menjadi pengakuan bagi investor bahwa perusahaan memang cukup
layak. Hal ini menumbuhkan kesadaran bagi investor dan mereka tertarik
untuk memilikinya.
f) Perubahan kontrol
Keputusan untuk go public yang dilakukan oleh pemilik adalah
untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Selain itu, pemilik juga
menjadikan penawaran perdana sebagai langkah untuk mengubah
struktur kepemilikan serta memaksimalkan hasil penjualan sahamnya.
Kim et al. (1993) mengemukakan ada dua alasan mengapa perusahaan go
public , yaitu karena pemilik lama ingin mendiversifikasikan portofolio mereka dan
karena perusahaan tidak memiliki alternatif sumber dana lain untuk membiayai
proyek investasinya.
3. Tahapan-tahapan go public
Menurut Mohamad Samsul (2006) suatu perusahaan yang untuk pertama
kalinya akan menjual saham atau obligasi kepada masyarakat umum atau disebut
Initial public offering (IPO),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Perbaikan organisasi
Organisasi perusahaan yang ada sebelum go publik harus disesuaikan
dengan ketentuan perundangan yang berlaku di pasar modal. Misalnya, kewajiban
mengelola perusahaan secara baik atau disebut good corporate governanceyang
tercemin dari kewajiban mengangkat komisaris independen, kewajiban membentuk
komite audit dan kewajiban mengangkat corporate secretary.
4) Perbaikan sistem informasi
Mengingat banyak kewajiban pelaporan yang harus dilaksanakan oleh
emiten, baik yang bersifat rutin maupun insidentil, yang diminta oleh BAPEPAM
atau Bursa Efek, maka emiten harus memiliki sistem informasi yang dapat
diterbitkan setiap kali dibutuhkan. Perbaikan sistem meliputi keberadaan sistem
akuntansi keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan
Akuntan Indonesia, sistem laporan tahunan yang memasukkan standar tambahan
dari bursa efek seperti hasil kerja dari komite audit, dan sistem akuntansi
manajemen yang dapat menghitung laba ekonomis yang akan digunakan sebagai
dasar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar penuh dana pada saat penawaran umum
usai dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam perjanjian penjaminan.
Jumlah penuh yang dimaksudkan disini adalah jumlah saham yang ditawarkan
dikali harga perdana.
b) Best effort commitment
Penjamin emisi berkomitment untuk membayar kepada emiten sebesar yang didapat
dalam penawaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
umum atau dengan kata lain tidak penuh. Komitmen ini muncul karena kondisi
pasar sedang lesu (bearish) sehingga penjamin emisi tidak berani member
komitmen pembayaran penuh.
c) Standby commitment
Penjamin emisi member komitmen siap untuk membeli sendiri atau ada pihak lain yang
bersedia membeli apabila kondisi pasar sangat lemah sehingga sasaran yang
ditargetkan dalam penawaran umum tidak tercapai. Penjamin emisi atau pihak lain
akan membeli dengan harga lebih rendah daripada harga perdana seperti yang telah
disepakati sejak awal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Penjatahan.
5) Pengembalian dana.
6) Penyerahan saham.
7) Pencatatan saham/perdagangan saham.
Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berkaitan dengan penawaran
umum dan bertujuan agar pihak lain membeli efek. Pada umumnya, prospektus
dibagikan oleh emiten melalui underwriter dan agen penjual efek yang ditunjuk oleh
underwriter menjelang penawaran umum dilaksanakan. Calon investor harus berupaya
untuk mendapatkan propektus itu dan mempelajarinya sebelum melakukan pesanan
saham. Prospektus berisikan antara lain:
a) Penawaran umum.
b) Tujuan penawaran umum tentang perusahaan seperti sejarah, organisasi, dan
personalia.
c) Kegiatan usaha dan prospeknya.
d) Ikhtisar keuangan perusahaan.
e) Modal sendiri sebelum dan sesudah penawaran umum.
f) Kebijakan deviden.
g) Pendapat dari segi hukum.
h) Laporan akuntan publik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tanpa bunga.
d) Menyampaikan laporan keuangan yang sudah diaudit (short form report)
langsung ke alamat pemegang saham.
e) Menyampaikan
laporan
berkala
yang
sudah
diwajibkan
oleh
Bapepam/Bursa.
f) Menyampaikan laporan insidentil atas suatu peristiwa yang terjadi dan
dapat mempengaruhi harga saham di pasar.
4. Keuntungan dan Kerugian go-publik
Brigham et al. (2006) menjelaskan beberapa keuntungan dan kerugian
perusahaan yang melakukan IPO atau go public.
Keuntungan go public adalah:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
para pesaingnya. Selain itu keterbukaan berapa saham yang dipegang oleh direksi,
mayoritas pemegang saham dan gaji pegawai. Namun dengan go publik semua data data tersebut harus disajikan secara publik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Rasio rugi laba (income statement ratio), yaitu angka rasio yangdatanya
bersumber pada laporan rugi laba, misalnya
gross profit margin,net profit margin, operating profit margin dll.
c. Rasio antar laporan (inter statement ratio) yaitu semua rasio yang
datanya bersumber pada neraca dan laporan laba
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rugi, misalnya inventory turn over, account receivable turn over, total
asset turn over dll.
2. Berdasarkan tujuan penganalisa
Analisis keuangan yang dilakukan oleh pihak intern maupun ekstern
mempunyai tujuan yang berbeda. Jenis analisis keuangannya bervariasi sesuai
dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis. Pada umumnya tujuan
penganalisaan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas. Dalam menggolongkan rasio keuangan berdasarkan tujuan dari
penganalisis, banyak penulis yang memberikan istilah atau pengelompokan yang
berbeda-beda.
Menurut Brigham (2001), rasio keuangan yang berguna untuk membantu
mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas empat kategori yaitu:
1. Rasio likuiditas, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi hutang yang telah jatuh tempo.
2. Rasio manajemen aktiva, adalah rasio yang mengukur keefektifan
perusahaan dalam mengelola aktivanya.
3. Rasio manajemen hutang, adalah rasio yang mengukur nilai besaran
perusahaan dibiayai dengan hutang, dan kemungkinan tidak terpenuhinya
hutang perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas sering juga disebut dengan rasio leverage. Rasio ini
dihitung dari perbandingan hutang dengan aktiva dan modal sendiri perusahaan.
Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan.
Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana
dari pihak luar atau kreditur.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan
berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola
aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Fixed asset turn over
Fixed asset turn over menghitung seberapa efektif perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya. Semakin rendah aset turn over, berarti pengguna aktiva tetapnya
semakin kurang. Untuk mengukur besarnya Fixed asset turn over
Fixed asset turn over=
Sales
Sales
Total asset
perpustakaan.uns.ac.id
F. Rasio Profitabilitas
digilib.uns.ac.id
Laba Bersih
Total Aktiva
Laba Bersi
Total Equitas
Laba Bersih
Penjualan
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan
setelah initial public offering (penawaran perdana) telah dilakukan. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Payamta dan Machfoedz (1999) pada perusahaaan
perbankan hingga akhir tahun 1996 dengan sampel penelitian sebanyak 22
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang telah memenuhi kriteria
purposive sampling. Penelitian tersebut mengamati kinerja operasional perusahaan
perbankan sebelum dan sesudah menjadi perusahaan publik. Dalam penelitiannya,
Payamta dan Machfoedz (1999) menggunakan rasio-rasio CAMEL yang merupakan
dasar penilaian kinerja perbankan dengan variabel-variabel antara lain CAR,
RORA, NPM, ROA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
operasional (BOPO), NCM, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima (KDN).
Penelitian menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon dan uji Manova,
memberikan hasil bahwa kinerja rasio-rasio perbankan tersebut tidak mengalami
perbedaan yang signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah IPO, namun
Payamta dan Machfoedz (1999) menilai perbedaan kinerja tersebut hanya bersifat
temporer dan tidak konsisten. Hal ini mungkin terjadi karena emiten telah menetapkan
kinerja sebelum IPO yang terlalu tinggi, dengan cara melakukan window dressing
Menurut Payamta dan Machfoedz (1999), window dressing adalah penyajian laporan
keuangan yang menunjukkan laba tahun berjalan yang tinggi.
Penelitian oleh Sun dan Tong (2003) melakukan evaluasi kinerja keuangan
setelah melakukan privatisasi. Dalam penelitiannya, Sun dan Tong (2003) mengamati
perubahan profitabilitas, perubahan output, perubahan
dan produktiifitas
tenaga kerja. Sampel yang digunakan adalah 634 perusahaan di Shanghai Stock
Exchange dan Shenzhen Stock Exchange yang melakukan privatisasi. Penelitian yang
menggunakan uji analisis cross sectional regression pada perubahan kinerja,
memberikan hasil bahwa privatisasi dapat meningkatkan
perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(ROS) net profit level, real sales, real assets, total employment,
signifikan pada real sales, real assets, sales efficiency dan net profit level, serta
penurunan yang signifikan pada rasio leverage sesudah privatisasi yang diukur dari
TOTA. Namun ditemukan pula dalam penelitian ini dengan tidak adanya yang
perubahan signifikan pada tingkat keuntungan (profitabilitas) yang pada penelitian ini
diukur melalui ROS.
Penelitian oleh Nasir dan Pamungkas (2005) menganalisa kinerja keuangan
perusahaan perbankan sebelum dan sesudah go publik. Sampel yang digunakan adalah
31 perusahaan non-perbankan yang melakukan IPO pada tahun 2001 di Bursa Efek
Jakarta berdasarkan hasil purosive sampling. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ada
perbedaan kinerja yang signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah go public.
Meskipun terjadi perbedaan kinerja pada rasio likuiditas dengan tingkat signifikansi 5%
pada penelitian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah IPO, namun perbedaan
tersebut hanya bersifat temporer dan tidak konsisten
H. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rasio Keuangan :
Rasio Keuangan :
Waktu
pelaksanaan
Fix
Fix
proses IPO
Public offering perusahaan akan mendapat dana tambahan dari publik/masyarakat yang
mempengaruhi rasio likuiditas (Current ratio dan quick ratio) dan solvabilitas (DAR &
DER). Seiring dengan meningkatnya tingkat likuiditas maka efektifitas perusahaan
dalam mengelola aktivanya juga meningkat dan dapat ditinjau dari rasio aktivitas (Total
Asset Turnover & Fixed Asset Turnover) dan rasio profitabilitas ( ROA, ROE & NPM).
I. Hipotesis
H1: Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan antara
sebelum dan sesudah IPO ditinjau dari Rasio Likuiditas
H2: Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan antara
sebelum dan sesudah IPO ditinjau dari Rasio Solvabilitas
H3: Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan antara
sebelum dan sesudah IPO ditinjau dari Rasio Aktivitas
H4: Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan antara
sebelum dan sesudah IPO ditinjau dari Rasio Profitabilitas