Anda di halaman 1dari 18

5

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 065 347 DUKCAPIL TAHUN 2015
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN
KEGIATAN
DEKONSENTRASI
BIDANG
KEPENDUDUKAN
DAN
PENCATATAN SIPIL TAHUN ANGGARAN 2015

PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI PROVINSI
TAHUN ANGGARAN 2015
I.

PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun
2011

dinyatakan

bahwa

Direktorat

Jenderal

Kependudukan

dan

Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana Kementerian di bidang


kependudukan dan pencatatan sipil, yang mempunyai tugas merumuskan
dan

melaksanakan

kebijakan

dan

standardisasi

teknis

di

bidang

kependudukan dan pencatatan sipil.


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
24

Tahun

2013

beserta

peraturan

pelaksanaan,

yaitu:

Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Peraturan Presiden Nomor
112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk kependudukan Secara Nasional serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Standar dan Spesifikasi
Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko KTP Berbasis NIK Secara
Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011
tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk
Kependudukan

Secara

Nasional,

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2014 dan menjadi dasar
kebijakan dan memuat pengaturan serta pembentukan sistem yang

6
mencerminkan adanya reformasi di bidang kependudukan dan pencatatan
sipil, dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan membawa
konsekuensi

kepada

semua

pihak

untuk

mematuhi

amanat

yang

terkandung didalamnya.
Dengan berjalannya otonomi daerah seperti diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana
23

Tahun

telah
2014

diubah
tentang

terakhir

dengan

Pemerintah

Undang-Undang

Daerah,

telah

Nomor

menempatkan

Kabupaten/Kota sebagai pusat-pusat pembangunan yang mempunyai


kewenangan untuk mengatur dan menentukan arah pembangunannya.
Namun demikian pembangunan yang dilaksanakan tetap harus mengacu
pada

kerangka

Pembangunan

Nasional,

yaitu

pembangunan

yang

berwawasan kependudukan yang berkelanjutan. Untuk itu Pemerintah


telah mengimplementasikan program Penerapan KTP-el dan NIK secara
Nasional dimulai sejak Tahun 2011 yang merupakan program nasional
bidang kependudukan dan pencatatan sipil untuk mewujudkan data
kependudukan
pelayanan

yang

publik,

akurat

guna

perencanaan

memenuhi

berbagai

pembangunan,

kepentingan

alokasi

anggaran,

pembangunan demokrasi dan penegakan hukum dan pencegahan kriminal


dan memberikan pelayanan dokumen kependudukan

secara efektif dan

gratis kepada masyarakat.


Mulai Tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013, personalisasi KTPberbasis NIK Nasional dilaksanakan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota efektif dimulai sejak
APBN-P Tahun 2014.
Dalam

rangka

mengimplementasikan

amanat

Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan dimaksud,


maka Pemerintah Pusat melalui APBN-P Tahun 2015, mengalokasikan
anggaran Dekonsentrasi untuk Provinsi dan Tugas Pembantuan untuk
Kabupaten/Kota.
Agar

penyelenggaraan

administrasi

kependudukan

di

Provinsi

berjalan dengan baik, maka pengelolaannya harus memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:
1. Unit kerja yang menangani bidang kependudukan dan pencatatan sipil
di

Tingkat

Provinsi,

perlu

menjalin

koordinasi

yang

baik

dan

berkesinambungan dengan instansi terkait.


2. Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat perlu memahami
regulasi dan kebijakan nasional khususnya yang berkaitan dengan
kependudukan dan pencatatan sipil.

7
3. Manajemen pelaksanaan dan tertib Administrasi Keuangan serta Barang
Milik

Negara

perlu

ditingkatkan

dengan

mendalami

peraturan

perundangan yang berlaku, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan


sesuai rencana, tepat waktu dan tepat sasaran.

II.

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dan sasaran kegiatan penyelenggaraan administrasi kependudukan
di provinsi adalah:
a. Tujuan
1. Memfasilitasi

pemerintah

Kabupaten/Kota

dalam

melakukan

pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan


Sipil (Akta Kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan
anak, pengesahan anak).
2. Mempersiapkan rencana pelayanan pemanfaatan NIK, Database
kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi,
yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.
3. Meningkatkan peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina
aparat

kabupaten/kota

dalam

bidang

kependudukan

dan

pencatatan sipil.
4. Meningkatkan

peran

pemerintah

provinsi

dalam

pengelolaan

keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.
b.

Sasaran
1. Terlaksananya fasilitasi oleh pemerintah Provinsi kepada pemerintah
Kabupaten/Kota dalam melakukan pelayanan penerbitan KTP-el,
Kartu

Keluarga

dan

Akta

Pencatatan

Sipil

(Akta

Kelahiran,

kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan


anak).
2. Terlaksananya

pelayanan

pemanfaatan

NIK,

Database

kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi,


yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.
3. Terfasilitasinya penyiapan DAK2 dan DP4 dalam rangka mendukung
suksesnya Pilkada serentak tahun 2015.
4. Meningkatnya peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina
aparat

kabupaten/kota

pencatatan sipil.

dalam

bidang

kependudukan

dan

8
5. Meningkatnya

peran

pemerintah

provinsi

dalam

pengelolaan

keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.

III.

RUANG LINGKUP KEGIATAN.


Dalam rangka mendorong tercapainya kinerja Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana tercermin dalam
Rencana Kerja Tahunan Kementerian Dalam Negeri, maka Petunjuk
Teknis

Penyelenggaraan

Program

Administrasi

Kependudukan

dan

Pencatatan Sipil yang pembiayaannya melalui dana dekonsentrasi


memuat Kegiatan, Komponen Input dengan uraian sebagai berikut :
1. Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK) Terpadu
2. Komponen Input:

Penyusunan

Laporan

Pengelolaan

Kegiatan

Penyelenggaraan

Adminduk di Provinsi;

Koordinasi dan Konsultasi Administrasi Kependudukan ke Pusat;

Koordinasi Administrasi Kependudukan ke Kabupaten/Kota dan


Lintas Sektor;

Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran;

Pengelolaan Akuntansi Administrasi Kependudukan;

Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui


Media Cetak/Elektronik dan pertemuan;

Pembinaan Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada


Kabupaten/Kota,

melalui

Bimbingan

Teknis

dan

monitoring

evaluasi;

Pengelolaan Data Kependudukan Tingkat Provinsi;

Pengadaan Perangkat SIAK untuk Provinsi Kalimantan Utara;

Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el Kabupaten/Kota, melalui


pengadaan Printer, Ribbon, Film Printer dan Pembersih Printer
untuk Pencetakan KTP-el Kabupaten/Kota.

IV.

PENGGUNAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA


Pelaksanaan dekonsentrasi program administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil merupakan belanja barang dan belanja modal.

9
1. Belanja Barang
Belanja Barang adalah pengeluaran yang menampung pembelian
barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan
jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan belanja
perjalanan, meliputi:
a. Belanja Bahan (Akun 521211) menampung pengeluaran yang
digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan
(yang

habis

pakai)

seperti

konsumsi/bahan

makanan,

penggandaan bahan, dokumentasi, spanduk, banner,dokumen


pelelangan, biaya foto copy, perlengkapan/peralatan peserta.
b. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (Akun
521811)

menampung

pengeluaran

yang

digunakan

untuk

pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis pakai)


seperti Alat Tulis Kantor, toner, ribbon, film printer, pembersih
printer
c. Belanja Honor output kegiatan (Akun 521213) menampung biaya
untuk substansi antara lain:
1) Honor tim pelaksana kegiatan (orang/bulan);
2) Honor pelaksanaan lapangan/tim sekretariat (orang/kegiatan);
3) Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
4) Honor Panitia Penerima Hasil Pengadaan Barang/Jasa.
d. Belanja Barang Non Operasional
menampung

distribusi

laporan

Lainnya (Akun 521219),


dan

penyusunan

Data

Kependudukan per Semester.


e. Belanja Jasa Profesi (Akun 522151), menampung biaya untuk
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan
kepada

Pegawai

PNS

dan

Non

PNS

sebagai

Instruktur,

Narasumber, moderator, pembicara, praktisi dan pakar.


Khusus narasumber tidak dapat diberikan kepada narasumber
yang berasal dari Satuan Kerja yang bersangkutan untuk
kegiatan yang berlangsung didalam dan diikuti oleh peserta
satker/unit eselon I yang bersangkutan.
f. Belanja jasa lainnya (Akun 522191), menampung biaya sosialisasi
melalui media cetak/elektronik.
g. Belanja Perjalanan bagi pejabat negara, PNS dan pegawai tidak
tetap, menampung biaya antara lain :

10
1) Belanja Perjalanan Dinas Biasa (524111), dalam rangka
melaksanakan dinas jabatan yang melewati batas kota.
2) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dalam rangka
melaksanakan dinas jabatan yang berada didalam kota dan
biaya koordinasi.
3) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114),
menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang dilaksanakan di dalam kota satker penyelenggara dan
dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang
dilaksanakan di dalam kota satker peserta dengan biaya
perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker, meliputi :
a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau
Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.
b) Biaya Paket Meeting (Halfday/Fullday/Fullboard)
c) Uang

Saku

Peserta,

Panitia/Moderator,

dan/atau

Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun


dari luar kota.
d) Uang

Harian

dan/atau

biaya

penginapan

peserta,

panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami


kesulitan transportasi.
4) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119),
menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang dilaksanakan di luar kota satker penyelenggara dan
dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang
dilaksanakan di luar kota satker peserta dengan biaya
perjalanan

dinas

yang

ditanggung

oleh

satker

peserta,

meliputi :
a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau
Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.
b) Biaya Paket Meeting (Fullboard)
c) Uang

Saku

Peserta,

Panitia/Moderator,

dan/atau

Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun


dari luar kota.

11
d) Uang

Harian

dan/atau

biaya

penginapan

peserta,

panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami


kesulitan transportasi.
Besaran nilai biaya paket meeting dalam kota maupun luar
kota, uang transport, uang saku dan uang harian mengikuti
ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya masukan
tahun 2015.
h. Belanja

Honor

Operasional

Satuan

Kerja

(Akun

521115)

menampung biaya untuk honor Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan dan
Penandatangan SPM (PPSPM), Bendahara Pengeluaran (BP) dan
Staf Pengelola.
i. Belanja Sewa (akun 522141) digunakan untuk pembayaran sewa
kendaraan.
2. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran yang menampung pembelian
barang dan jasa yang menambah aset tetap, terdiri :
Belanja Modal Peralatan dan Mesin (akun 532111) digunakan untuk
mencatat pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam
pelaksanaan

kegiatan

antara

lain

biaya

pembelian,

biaya

pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk


memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan, seperti pembelian perangkat pencetakan
KTP-el (printer).

V.

PELAKSANAAN ANGGARAN DEKONSENTRASI


A. Tugas dan Kewenangan
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri. Pengelola Dana Dekonsentrasi Program Penataan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai Tugas, Kewenangan
dan Tanggungjawab sebagai berikut:
1.

Kepala Biro/Dinas selaku Kepala SKPD

12
a. Menetapkan bendahara Pengeluaran;
b. Mengawasi pelaksanaan anggaran;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
d. Mengawasi, menyimpan dan memelihara dokumen;
e. Menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa Pengguna Barang (KPB)
a. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Menetapkan Pejabat Penandatangan Surat PerintahMembayar;
c. Menetapkan Pejabat pengadaan barang/jasa;
d. Panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa;
e. Menetapkan Panitia dan/atau pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
f. Menyusuan

Rencana

pelaksanaan

kegiatan

dan

rencana

penarikan dana;
g. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran negara;
h. Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas
beban anggaran negara;
i. Memberikan

supervisi,

konsultasi

dan

pengendalian

pelaksanaan kegiatan dan anggaran;


j. Mengawasi

penatausahaan

dokumen

dan

transaksi

yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran;


k. Menyusun

laporan

keuangan

dan

kinerja

sesuai

dengan

peraturan perundang-undangan;
l. Unit Akuntansi;
m. Bertanggungjawab secara formal dan materiil kepada Pengguna
Anggaran (PA) atas pelaksanaan kegiatan yang berada dalam
penguasaannya;
n. Wajib melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dengan meneliti
kesesuaian antara saldo buku dan saldo kas dan disertai Berita
Acara Pemeriksaan Kas yang tembusannya disampaikan kepada
Kementerian Dalam Negeri u.p. Ditjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;

13
o. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara
yang berada dalam penguasaannya;
p. Menyusun dan menyampaikan laporan barang semesteran dan
tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada pengguna
barang melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. Menetapkan PPTK sesuai kebutuhan;
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan
dana;
c. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
d. Membuat,

menandatangani

dan

melaksanakan

perjanjian

dengan penyedia barang/jasa;


e. Melaksanakan kegiatan swakelola;
f. Memberitahukan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)
atas perjanjian yang dilakukannya;
g. Mengendalikan pelaksanaan perikatan;
h. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih
kepada Negara;
i. Membuat dan menandatangani SPP atau dukumen lain yang
dipersamakan dengan SPP;
j. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
k. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA
dengan Berita Acara Penyerahan;
l. Menyimpan

dan

menjaga

keutuhan

seluruh

dokumen

pelaksanaan kegiatan;
m. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja Negara;
n. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
o. Bertanggungjawab atas kebenaran materiil, keabsahan dan
akibat yang timbul dari penggunaan bukti mengenai hak tagih
kepada negara.

4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

14
a. Menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan SPP beserta dokumen pendukung;
b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
c. Membebankan

tagihan

pada

mata

anggaran

yang

telah

disediakan;
d. Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SPM;
e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran
kepada KPA;
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran;
h. Bertanggungjawab

terhadap

kebenaran

administrasi,

kelengkapan administrasi dan keabsahan administrasi yang


menjadi dasar penerbitan SPM, serta ketepatan jangka waktu
penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN;
i. Menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sekurang-kurangnya :
1) Jumlah SPP yang diterima;
2) Jumlah SPM yang diterbitkan;
3) Jumlah SPM yang tidak dapat diterbitkan/ditolak.
5. Bendahara Pengeluaran (BP)
a. Menerima, menyimpan, menatausahakan dan membukukan
uang/surat berharga dalam pengelolaannya;
b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah
PPK;
c. Menolak

perintah

pembayaran

apabila

tidak

memenuhi

persyaratan untuk dibayarkan;


d. Melakukan

pemotongan/pungutan

penerimaan

negara

dari

pembayaran yang dilakukannya;


e. Menyetorkan pemotongan/pungutan kewajiban kepada negara ke
kas negara;
f. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan (UP);
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN
selaku Kuasa BUN;

15
h. Membukukan, menutup dan menandatangani Buku Kas Umum
diketahui KPA;
i. Bertanggungjawab secara pribadi atas uang/surat berharga yang
berada dalam pengelolaannya;
j. Bertanggungjawab

secara

fungsional

atas

pengelolaan

uang/surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya kepada


Kuasa BUN.
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan anggaran, Kuasa Pengguna
Anggaran dapat menunjuk Staf Pengelola Keuangan/Administrasi untuk
membantu Bendahara Pengeluaran yang mempunyai tugas :
1.

Melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen administrasi


pendukung Surat Permintaan Pembayaran sebelum diterbitkan SPM;

2.

Melakukan monitoring dan evaluasi atas pertanggungjawaban


pelaksanaan anggaran.

B. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Dalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan yang di danai dari
APBN melalui Dekonsentrasi bidang kependudukan dan pencatatan sipil
dengan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK) Terpadumencakup :
1. Penyusunan

Laporan

Pengelolaan

Kegiatan

Penyelenggaraan

Adminduk Provinsi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai rapat-rapat, koordinasi
dan

konsultasi ke

pusat,

penyusunan

laporan,

honor

terkait

pengelolaan keuangan DIPA dan teknis pelaksanaan anggaran untuk


kegiatan penyelenggaraan Administrasi kependudukan.
2. Konsultasi dan Koordinasi Administrasi Kependudukan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai kegiatan aparatur
propinsi dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke pusat serta ke
Kabupaten/Kota terkait kebijakan dan Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan serta koordinasi dengan lintas sektor/provinsi.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran
Kegiatan ini untuk memfasilitasi kegiatan rapat dalam rangka
Perencanaan

dan

Pelaksanaan

Program

dan

perjalanan dinas ke Jakarta.


4. Pengelolaan Akuntansi Administrasi Kependudukan

Anggaran

serta

16
Kegiatan ini dimaksudkan untuk pemberian honor tim pengelolaan
keuangan dan pengelolaan barang milik negara dalam rangka
menyusun laporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Instansi
Berbasis Akrual (SAIBA) yang dibayarkan setiap bulan sesuai dengan
SK Penetapan dari Pejabat yang berwenang dan perjalanan dinas ke
Jakarta

dalam

rangka

koordinasi

pengelolaan

keuangan

dan

pengelolaan BMN.

5. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Sosialisasi

Kebijakan

Kependudukan

dan

Pencatatan

Sipil

dilaksanakan melalui media cetak/elektronik dan pertemuan.


Kegiatan ini untuk memfasilitasi Implementasi pelaksanaan UndangUndang tentang Administrasi Kependudukan melalui publikasi di
media cetak/elektronik.
6. Pembinaan Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
a. Bimbingan Teknis Pemeliharaan dan Pemanfaatan Database
Kependudukan dan Pencetakan KTP-el
Kegiatan ini untuk memfasilitasi aparat Provinsi dan Kab/Kota
berupa Bimbingan Teknis terkait Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Database Kependudukan dan Pencetakan KTP-el, dengan cara
swakelola dengan Narasumber berasal dari aparat Pemerintah
Pusat.
b. Sosialisasi Dalam Rangka Pelaksanaan Kebijakan Administrasi
Kependudukan
Kegiatan ini untuk mensosialisasikan

Pelaksanaan Kebijakan

Administrasi Kependudukan kepada aparat Provinsi dan aparat


Kabupaten/Kota termasuk persiapan dalam bentuk DAK2 dan
DP4 dalam rangka mendukung suksesnya Pilkada Serentak
Tahun 2015.
c. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan tugas
aparat provinsi dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kabupaten/Kota.
7. Pengelolaan Data Kependudukan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi penyusunan dan
penggandaan buku data kependudukan skala Provinsi semester II

17
tahun 2014 dan semester I Tahun 2015 dari sumber data hasil
konsolidasi dan pembersihan di Kementerian Dalam Negeri.
8. Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el di Kab/Kota
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayaipengadaan perangkat
pencetakan KTP-el (printer), ribbon, film printer, pembersih printer
untuk diserahkan kepada kab/kota dalam rangka memfasilitasi
Pelaksanaan Penerbitan KTP-el di Kab/Kota.
C. Dasar Pelaksanaan Anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran dekonsentrasi agar mengacu pada:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010


tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
2012.
2. Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

53/PMK.02/2014

tentang

Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015;


3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pegawi Negeri dan Pegawai
Tidak Tetap;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang
Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja
Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman

Pelaksanaan

Kegiatan

dan

Anggaran

di

lingkungan

Kementerian Dalam Negeri.

D. Pertanggungjawaban Keuangan danVerifikasi Pelaksanaan Anggaran


Pertanggungjawaban

Keuangan

danVerifikasi

Pelaksanaan

Anggaran

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

E.

Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi

18
1. Kuasa

Pengguna

Anggaran

berkewajiban

membuat

Laporan

Keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)


berdasarkan dokumen sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSPB, SSBP,
Memo Penyesuaian), aset (aset lancar dan aset tetap) kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
2. Pejabat

Pembuat

Komitmen

berkewajiban

membuat

laporan

pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran sesuai dengan PP 39


Tahun 2006 secara periodik (Triwulan), sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Bendahara

Pengeluaran

setiap

bulan

menyusun

laporan

pertanggungjawaban (LPJ) atas uang yang dikelolanya berdasar Buku


Kas Umum, Buku-buku Pembantu, Buku Pengawas Anggaran yang
telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA selanjutnya disampaikan
kepada KPPN.
4. Pelaporan Dana Dekonsentrasi untuk Penyelenggaraan Program dan
Kegiatan Administrasi Kependudukan meliputi:
Laporan Keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan Arsip Data Komputer (ADK).
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Operasional, LaporanPerubahan Ekuitas, ADK,
CaLK, CaLK BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Kondisi
Barang, hasil stock opname persediaan dalam bentuk hardcopy dan
softcopy dan melampirkan fotocopy SSBP (Setoran Sisa UYHD), SSPB
dan Berita Acara (BA) Rekonsiliasi dengan KPPN dan KPKNL.
5. Pada akhir tahun anggaran, KPA wajib menyerahkan Laporan Akhir
Tahun serta hasil kegiatan (output) kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
6. Pengiriman Laporan:
1) Laporan butir 1 (satu) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
tanggal 5 setiap bulan.
2) Laporan butir 2 (dua) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
minggu pertama setelah triwulan berakhir (triwulan I, II, III dan
IV).
3) Laporan butir 3 (tiga) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
tanggal 5 setiap bulan.
4) Laporan butir 4 (empat) point a tersebut di atas dikirimkan paling
lambat tanggal 5 setiap bulan.

19
5) Laporan butir 4 (lima) point

btersebut diatas dikirimkan per

semester paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.


Laporan dimaksud disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil,

tembusan

ke

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

(BAPPEDA).

VI.

REVISI DOKUMEN ANGGARAN


A. Kewenangan Revisi Anggaran
Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Anggaran Belanja
Pemerintah serta percepatan pencapaian kinerja dekonsentrasi program
Penataan

Administrasi

Kependudukan,

maka

terhadap

kegiatan-

kegiatan yang memerlukan revisi agar diproses dengan mengacu pada


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 tentang Tata
Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015, sebagai berikut:
1. Ruang lingkup Revisi Anggaran terdiri dari:
a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau
pengurangan

pagu

anggaran

termasuk

pergeseran

rincian

anggarannya;
b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam pagu
anggaran tetap;
c. Ralat karena kesalahan administrasi.
2. Kewenangan Revisi.
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

257/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun


Anggaran 2015, bahwa revisi anggaran diatur sebagai berikut:
a.

Revisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Perbendaharaan
1) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan
atau

pengurangan

pagu

anggaran

belanja

termasuk

pergeseran rincian anggarannya;


2) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal
pagu anggaran tetap;
3) Ralat karena kesalahan administrasi meliputi :
a)

Ralat

kode

akun

sesuai

kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan

20
sasaran yang sama;
b)

Ralat kode KPPN dalam satu


wilayah

kerja

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan;
c)

Perubahan

nomenklatur

bagian anggaran dan atau Satker sepanjang kode tetap;


d)

Ralat kode lokasi KPPN dalam


satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;

e)

Ralat
wilayah

kerja

Kantor

Wilayah

kode

lokasi

Direktorat

dalam
Jenderal

Perbendaharaan yang berbeda dan lokasi KPPN dalam


satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
f)

Ralat rencana penarikan dana


atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA;

g)

Perubahan

Pejabat

Perbendaharaan.

b. Revisi Kuasa Pengguna Anggaran


1) Revisi yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
merupakan revisi anggaran dalam pagu anggaran, meliputi :
a) Pergeseran dalam 1 (satu) keluaran, 1 (satu) kegiatan dan
1 (satu) satker;
b) Pergeseran antar keluaran, 1 (satu) kegiatan dan 1 (satu)
satker.

2) Revisi anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:


a) Revisi anggaran mengakibatkan perubahan DIPA petikan,
Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan revisi
anggaran kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
b) Dalam hal tidak mengakibatkan perubahan petikan,
Kuasa Pengguna Anggaran mengubah ADK RKA-Satker
berkenaan melalui aplikasi RKA-KL DIPA, mencetak
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan Kuasa
Pengguna Anggaran menetapkan perubahan POK.

21

B. Mekanisme Revisi
1. Revisi DIPA Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Kuasa pengguna Anggaran (KPA) menyampaikan usulan revisi
anggaran kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
dilengkapi dokumen pendukung, berupa :
a) Surat usulan revisi anggaran
perubahan(semula-menjadi);

yang

dilampiri

matriks

b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)


ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

yang

c) Arsip Data Komputer (ADK) RKA-KL revisi;


d) Copy DIPA petikan terakhir;
e) Dokumen pendukung terkait.
2. Revisi Lampiran Petunjuk Operasional Kegiatan (POK):
a)

Pejabat

Pembuat

Komitmen

(PPK)

mengajukan

permintaan revisi kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


dengan melampirkan matriks perubahan semula menjadi dan
dilengkapi data pendukung.
b)

Setelah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) meneliti


usulan dimaksud, dan tidak menyimpang dari tujuan, sasaran
program kerja tahunan Satuan Kerja dan tidak mengubah isi
DIPA maka KPA menetapkan Revisi Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) dimaksud.

3. Satker Daerah tidak diperkenankan melakukan revisi :


a. Belanja barang ke belanja modal atau sebaliknya,
b. Jenis belanja yang ada dalam RKA-KL/POK ke Belanja peralatan
dan

mesin

untuk

diserahkan

kepada

Masyarakat/Pemda

(akun 526112) serta belanja uang lembur (akun 512211).

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dekonsentrasi bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tahun Anggaran 2015 untuk kegiatan Pengembangan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu dimulai sejak diterima DIPA
APBN-P Tahun 2015 sampai dengan Desember 2015. Sedangkan jadual

22
pelaksanaan kegiatan disusun oleh Satker Pengelola DIPA masingmasing Provinsi.
Pelaksanaan

DIPA

dikoordinasikan

Dekonsentrasi

dengan

Direktorat

Tahun

Anggaran

Jenderal

2015

Kependudukan

agar
dan

Pencatatan Sipil selaku Komponen Pembina, dengan alamat Jl. Pasar


Minggu Jakarta Selatan 12750.
VIII.

HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan administrasi kependudukan
di Provinsi adalah:
a. Terselenggaranya pelaksanaan administrasi kependudukan
pencatatan sipil secara optimal sesuai target yang diharapkan.

dan

b. Terlaksananya sosialisasi kebijakan kependudukan dan pencatatan


sipil.
c. Terlaksananya pembinaan kependudukan dan pencatatan sipil
kepada kabupaten/kota.
d. Terlaksananya pengelolaan data kependudukan skala provinsi.
e. Terlaksananya fasilitasi penerbitan KTP-el kab/kota.
f. Terlaksananya tertib pengelolaan keuangan dan barang milik negara.
g. Terlaksananya penyusunan laporan keuangan dan barang milik
negara.
IX.

PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil disusun untuk menjadi acuan
dalam pelaksanaan Program Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil di Provinsi Tahun Anggaran 2015.
Jakarta,
An. MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Dr. Ir. H. IRMAN, M.Si

Anda mungkin juga menyukai