Anda di halaman 1dari 18

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: 065 348 DUKCAPIL TAHUN 2015
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN
KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL TAHUN ANGGARAN 2015

PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN
BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN/KOTA
TAHUN ANGGARAN 2015
I.

PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
14 Tahun 2011 dinyatakan bahwa Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana Kementerian di bidang
kependudukan dan pencatatan sipil, yang mempunyai tugas merumuskan
dan

melaksanakan

kebijakan

dan

standardisasi

teknis

di

bidang

kependudukan dan pencatatan sipil.


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
24

Tahun

2013

beserta

peraturan

pelaksanaan,

yaitu:

Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Peraturan Presiden Nomor
112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Nomor Induk kependudukan Secara Nasional serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Standar dan
Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko KTP Berbasis
NIK Secara Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun
2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor
Induk Kependudukan Secara Nasional, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2014 dan menjadi dasar

kebijakan dan memuat pengaturan serta pembentukan sistem yang


mencerminkan adanya reformasi di bidang kependudukan dan pencatatan
sipil, dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan membawa
konsekuensi

kepada

semua

pihak

untuk

mematuhi

amanat

yang

terkandung didalamnya.
Dengan berjalannya otonomi daerah seperti diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun

2014

tentang

Pemerintah

Daerah,

telah

menempatkan

Kabupaten/Kota sebagai pusat-pusat pembangunan yang mempunyai


kewenangan untuk mengatur dan menentukan arah pembangunannya.
Namun demikian pembangunan yang dilaksanakan tetap harus mengacu
pada

kerangka

Pembangunan

Nasional,

yaitu

pembangunan

yang

berwawasan kependudukan yang berkelanjutan. Untuk itu Pemerintah


telah mengimplementasikan program Penerapan KTP-el dan NIK secara
Nasional dimulai sejak Tahun 2011 yang merupakan program nasional
bidang kependudukan dan pencatatan sipil untuk mewujudkan data
kependudukan
pelayanan

yang

publik,

pembangunan

akurat

guna

perencanaan

demokrasi

dan

memenuhi

berbagai

pembangunan,

penegakan

alokasi

hukum

dan

kepentingan
anggaran,
pencegahan

kriminal dan memberikan pelayanan dokumen kependudukan

secara

efektif dan gratis kepada masyarakat.


Mulai tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013, personalisasi KTPberbasis NIK Nasional dilaksanakan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota efektif dimulai sejak
APBN-P Tahun 2014.
Dalam

rangka

mengimplementasikan

amanat

Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan dimaksud,


maka Pemerintah Pusat melalui APBN-P Tahun 2015, mengalokasikan
anggaran Dekonsentrasi untuk Provinsi dan Tugas Pembantuan untuk
Kabupaten/Kota.
Agar

penyelenggaraan

administrasi

kependudukan

di

Kabupaten/Kota berjalan dengan baik, maka pengelolaannya harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Unit kerja yang menangani bidang kependudukan dan pencatatan sipil
di Tingkat Kabupaten/Kota, perlu menjalin koordinasi yang baik dan
berkesinambungan dengan instansi terkait.

2. Pemerintah Kabupaten/Kota perlu memahami regulasi dan kebijakan


nasional khususnya yang berkaitan dengan kependudukan dan
pencatatan sipil.
3. Manajemen pelaksanaan dan tertib Administrasi Keuangan serta
Barang Milik Negara perlu ditingkatkan dengan mendalami peraturan
perundangan yang berlaku, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan
sesuai rencana, tepat waktu dan tepat sasaran.

II.

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan

dan

sasaran

kegiatan

penyelenggaraan

administrasi

kependudukan di Kabupaten/Kota adalah:


a. Tujuan
1. Melakukan pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan Aka
Pencatatan

Sipil

(Akta

Kelahiran,

Kematian,

Perkawinan,

Perceraian, Pengakuan Anak, Pengesahan Anak)


2. Mempersiapkan rencana pelayanan pemanfaatan NIK, Database
kependudukan

dan

KTP-el

kepada

lembaga

pengguna

di

kabupaten/kota, meliputi: Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


kabupaten/kota dan Badan Hukum Indonesia yang memberikan
pelayanan publik yang tidak memiliki hubungan vertikal dengan
lembaga pengguna tingkat pusat.
3. Meningkatkan peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah kabupaten/kota dalam
bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
4. Meningkatkan

peran

pemerintah

kabupaten/kota

dalam

pengelolaan keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang


didanai dari APBN.
b.

Sasaran
1. Terlaksananya pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan
Akta Pencatatan Sipil (Akta Kelahiran, Kematian, Perkawinan,
Perceraian, Pengakuan Anak, Pengesahan Anak).

2. Terlaksananya

pelayanan

kependudukan

dan

KTP-el

pemanfaatan
kepada

NIK,

lembaga

Database

pengguna

di

kabupaten/kota, meliputi: Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


kabupaten/kota dan Badan Hukum Indonesia yang memberikan
pelayanan publik yang tidak memiliki hubungan vertikal dengan
lembaga pengguna tingkat pusat.
3. Terfasilitasinya

penyiapan

DAK2

dan

DP4

dalam

rangka

mendukung suksesnya Pilkada serentak tahun 2015.


4. Meningkatnya peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah kabupaten/kota dalam
bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
5. Meningkatnya

peran

pemerintah

kabupaten/kota

dalam

pengelolaan keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang


didanai dari APBN.
III.

RUANG LINGKUP KEGIATAN.


Dalam rangka mendorong tercapainya kinerja Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana tercermin dalam
Rencana Kerja Tahunan Kementerian Dalam Negeri, maka Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Program Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang pembiayaannya melalui dana tugas pembantuan
memuat Kegiatan, Komponen Input dengan uraian sebagai berikut :
1. Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK)Terpadu
2. Komponen Input:
-

Penyusunan

Laporan

Pengelolaan

Kegiatan

Penyelenggaraan

Adminduk di kabupaten/kota;
-

Koordinasi dan Konsultasi Administrasi Kependudukan ke Provinsi


dan Pusat serta lintas sektor;

Monitoring dan Evaluasi ke Kecamatan;

Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran;

Pengelolaan Akuntansi Administrasi Kependudukan;

Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui


Media Cetak/Elektronik dan pertemuan;

Pelayanan dokumen kependudukan;

IV.

Penerbitan dokumen kependudukan;

Pengelolaan sistem informasi adminstrasi kependudukan.

PENGGUNAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA


Pelaksanaan tugas pembantuan program administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil merupakan belanja barang dan belanja modal.
1. Belanja Barang
Belanja Barang adalah pengeluaran yang menampung pembelian
barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan
jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan belanja
perjalanan, meliputi:
a. Belanja Bahan (Akun 521211) menampung pengeluaran yang
digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan
(yang

habis

pakai)

seperti

konsumsi/bahan

makanan,

penggandaan bahan, dokumentasi, spanduk, banner, dokumen


pelelangan, biaya foto copy, perlengkapan/peralatan peserta.
b. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (Akun
521811)

menampung

pengeluaran

yang

digunakan

untuk

pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis pakai)


seperti Alat Tulis Kantor, toner.
c. Belanja Barang Persediaan Lainnya (Akun 521832) menampung
pengeluaran yang digunakan untuk mencatat belanja barang yang
menghasilkan persediaan lainnya, seperti blangko dan formulir
pendaftaran penduduk serta blangko dan formulir pencatatan
sipil.
d. Belanja Honor output kegiatan (Akun 521213) menampung biaya
untuk substansi antara lain :
1) Honor tim pelaksana kegiatan (orang/bulan);
2) Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
3) Honor Panitia Penerima Hasil Pengadaan Barang/Jasa.
e. Belanja Barang Non Operasional
menampung

distribusi

laporan

Lainnya (Akun 521219),


dan

penyusunan

Data

Kependudukan per Semester.


f. Belanja jasa lainnya (Akun 522191), menampung biaya sosialisasi
melalui media cetak/elektronik.

10

g. Belanja Perjalanan bagi pejabat negara, PNS dan pegawai tidak


tetap, menampung biaya antara lain:
1) Belanja Perjalanan Dinas Biasa (524111), dalam rangka
melaksanakan dinas jabatan yang melewati batas kota.
2) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dalam rangka
melaksanakan dinas jabatan yang berada didalam kota dan
biaya koordinasi.
Besaran nilai biaya paket meeting dalam kota maupun luar
kota, uang transport, uang saku dan uang harian mengikuti
ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya masukan
tahun 2015.
h. Belanja

Honor

Operasional

Satuan

Kerja

(Akun

521115)

menampung biaya untuk honor Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan dan
Penandatangan SPM (PPSPM), Bendahara Pengeluaran (BP) dan
Staf Pengelola.
2. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran yang menampung pembelian
barang dan jasa yang menambah aset tetap, terdiri:
Belanja Modal Peralatan dan Mesin (akun 532111) digunakan untuk
mencatat pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam
pelaksanaan

kegiatan

antara

lain

biaya

pembelian,

biaya

pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk


memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan, seperti pembelian perangkat SIAK dan
perangkat KTP-el.
V.

PELAKSANAAN ANGGARAN TUGAS PEMBANTUAN


A. Tugas dan Kewenangan
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri.

Pengelola

Dana

Tugas

pembantuan

Program

Penataan

Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai Tugas,


Kewenangan dan Tanggungjawab sebagai berikut:

11

1.

Kepala Dinas selaku Kepala SKPD


a. Menetapkan bendahara Pengeluaran;
b. Mengawasi pelaksanaan anggaran;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
d. Mengawasi, menyimpan dan memelihara dokumen;
e. Menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa Pengguna Barang (KPB)


a. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Menetapkan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar;
c. Menetapkan Pejabat pengadaan barang/jasa;
d. Panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa;
e. Menetapkan Panitia dan/atau pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
f. Menyusuan

Rencana

pelaksanaan

kegiatan

dan

rencana

penarikan dana;
g. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran negara;
h. Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas
beban anggaran negara;
i. Memberikan

supervisi,

konsultasi

dan

pengendalian

pelaksanaan kegiatan dan anggaran;


j. Mengawasi

penatausahaan

dokumen

dan

transaksi

yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran;


k. Menyusun laporan

keuangan dan kinerja

sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;
l. Unit Akuntansi;
m. Bertanggungjawab secara formal dan materiil kepada Pengguna
Anggaran (PA) atas pelaksanaan kegiatan yang berada dalam
penguasaannya;
n. Wajib melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dengan
meneliti kesesuaian antara saldo buku dan saldo kas dan

12

disertai Berita Acara Pemeriksaan Kas yang tembusannya


disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri u.p. Ditjen
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
o. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara
yang berada dalam penguasaannya;
p. Menyusun dan menyampaikan laporan barang semesteran dan
tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada pengguna
barang melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. Menetapkan PPTK sesuai kebutuhan;
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan
dana;
c. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
d. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan
penyedia barang/jasa;
e. Melaksanakan kegiatan swakelola;
f. Memberitahukan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)
atas perjanjian yang dilakukannya;
g. Mengendalikan pelaksanaan perikatan;
h. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih
kepada Negara;
i. Membuat dan menandatangani SPP atau dukumen lain yang
dipersamakan dengan SPP;
j. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
k. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA
dengan Berita Acara Penyerahan;
l. Menyimpan

dan

menjaga

keutuhan

seluruh

dokumen

pelaksanaan kegiatan;
m. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja Negara;
n. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

13

o. Bertanggungjawab atas kebenaran materiil, keabsahan dan akibat


yang timbul dari penggunaan bukti mengenai hak tagih kepada
negara.

4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)


a. Menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan SPP beserta dokumen pendukung;
b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
c. Membebankan

tagihan

pada

mata

anggaran

yang

telah

disediakan;
d. Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SPM;
e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran
kepada KPA;
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran;
h. Bertanggungjawab terhadap kebenaran administrasi, kelengkapan
administrasi dan keabsahan administrasi yang menjadi dasar
penerbitan SPM, serta ketepatan jangka waktu penerbitan dan
penyampaian SPM kepada KPPN;
i. Menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sekurang-kurangnya :
1) Jumlah SPP yang diterima;
2) Jumlah SPM yang diterbitkan;
3) Jumlah SPM yang tidak dapat diterbitkan/ditolak.
5. Bendahara Pengeluaran (BP)
a. Menerima,

menyimpan,

menatausahakan

dan

membukukan

uang/surat berharga dalam pengelolaannya;


b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah
PPK;

14

c. Menolak perintah pembayaran


persyaratan untuk dibayarkan;

apabila

d. Melakukan pemotongan/pungutan
pembayaran yang dilakukannya;

tidak

penerimaan

memenuhi
negara

dari

e. Menyetorkan pemotongan/pungutan kewajiban kepada negara ke


kas negara;
f. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan (UP);
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN
selaku Kuasa BUN;
h. Membukukan, menutup dan menandatangani Buku Kas Umum
diketahui KPA;
i. Bertanggungjawab secara pribadi atas uang/surat berharga yang
berada dalam pengelolaannya;
j. Bertanggungjawab secara fungsional atas pengelolaan uang/surat
berharga yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa BUN.
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan anggaran, Kuasa Pengguna
Anggaran dapat menunjuk Staf Pengelola Keuangan/Administrasi untuk
membantu Bendahara Pengeluaran yang mempunyai tugas :
1.

Melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen administrasi


pendukung Surat Permintaan Pembayaran sebelum diterbitkan SPM;

2.

Melakukan monitoring dan evaluasi atas pertanggungjawaban


pelaksanaan anggaran.

B. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Dalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan yang di danai dari
APBN melalui tugas pembantuan bidang kependudukan dan pencatatan
sipil dengan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK) Terpadu mencakup:
1. Penyusunan

Laporan

Pengelolaan

Kegiatan

Penyelenggaraan

Adminduk kabupaten/kota.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai rapat-rapat, koordinasi
dan konsultasi ke KPPN atau Kanwil Perbendaharaan, penyusunan
laporan,

honor

terkait

pengelolaan

keuangan

DIPA

dan

teknis

pelaksanaan anggaran untuk kegiatan penyelenggaraan Administrasi


kependudukan.

15

2. Konsultasi dan Koordinasi Administrasi Kependudukan


Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai kegiatan aparatur
kabupaten/kota dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke provinsi,
ke pusat serta lintas sektor terkait kebijakan dan Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan.
3. Monitoring dan Evaluasi ke kecamatan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai kegiatan aparatur
kabupaten/kota

dalam

rangka

monitoring

dan

evaluasi

ke

kecamatan terkait penyelenggaraan administrasi kependudukan.


4. Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi kegiatan rapat dalam
rangka Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran di
kabupaten/kota.
5. Pengelolaan Akuntansi Administrasi Kependudukan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk pemberian honor tim pengelolaan
keuangan dan pengelolaan barang milik negara dalam rangka
menyusun laporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Instansi
Berbasis Akrual (SAIBA) yang dibayarkan setiap bulan sesuai dengan
SK Penetapan dari Pejabat yang berwenang dan perjalanan dinas
lintas sektor dalam rangka koordinasi pengelolaan keuangan dan
pengelolaan BMN.
6. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Sosialisasi

Kebijakan

Kependudukan

dan

Pencatatan

Sipil

dilaksanakan melalui media cetak/elektronik dan pertemuan.


Kegiatan

ini

dimaksudkan

untuk

memfasilitasi

Implementasi

pelaksanaan Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan


melalui publikasi di media cetak/elektronik dan pertemuan.
7. Pelayanan dokumen kependudukan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
dokumen kependudukan baik di kabupaten/kota

maupun di

kecamatan.
8. Penerbitan dokumen kependudukan
Kegiatan

ini

dimaksudkan

untuk

kelancaran

pelaksanaan

penerbitan dokumen kependudukan di kabupaten/kota termasuk

16

didalamnya pengadaan blangko dan formulir pendaftaran penduduk


serta pengadaan blangko dan formulir pencatatan sipil.
9. Pengelolaan sistem informasi administrasi kependudukan
Kegiatan

ini

dimaksudkan

untuk

membiayai

pemeliharaan

perangkat operasional SIAK dan penyusunan serta penggandaan


buku data kependudukan skala kabupaten/kota semester II tahun
2014 dan semester I tahun 2015 dari sumber data hasil konsolidasi
dan pembersihan di Kementerian Dalam Negeri. Di samping itu
terdapat pengadaan perangkat SIAK dan perangkat KTP-el untuk 17
(tujuh belas) kabupaten pemekaran.
C. Dasar Pelaksanaan Anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran tugas pembantuan agar mengacu
pada:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
2012.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.02/2014 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pegawi Negeri dan Pegawai
Tidak Tetap;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang
Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja
Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman

Pelaksanaan

Kegiatan

dan

Anggaran

di

lingkungan

Kementerian Dalam Negeri.


D. Pertanggungjawaban Keuangan danVerifikasi Pelaksanaan Anggaran
Pertanggungjawaban Keuangan dan Verifikasi Pelaksanaan Anggaran
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

17

E.

Pelaporan Pelaksanaan Tugas pembantuan


1. Kuasa

Pengguna

Anggaran

berkewajiban

membuat

Laporan

Keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual


(SAIBA) berdasarkan dokumen sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSPB,
SSBP, memo penyesuaian), aset (aset lancar dan aset tetap)kepada
Menteri Dalam Negeri melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.
2. Pejabat

Pembuat

Komitmen

berkewajiban

membuat

laporan

pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran sesuai dengan PP 39


Tahun 2006 secara periodik (Triwulan), sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Bendahara

Pengeluaran

setiap

bulan

menyusun

laporan

pertanggungjawaban (LPJ) atas uang yang dikelolanya berdasar


Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu, Buku Pengawas Anggaran
yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA selanjutnya
disampaikan kepada KPPN.
4. Pelaporan Dana Tugas pembantuan untuk Penyelenggaraan Program
dan Kegiatan Administrasi Kependudukan meliputi:
Laporan Keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan Arsip Data Komputer (ADK).
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan realisasi
Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, ADK,
CaLK, CaLK BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan
Kondisi Barang, hasil stock opname persediaan dalam bentuk
hardcopy dan softcopy dan melampirkan fotocopy SSBP (Setoran
Sisa UYHD), SSPB dan Berita Acara (BA) Rekonsiliasi dengan KPPN
dan KPKNL.
5. Pada akhir tahun anggaran, KPA wajib menyerahkan Laporan Akhir
Tahun serta hasil kegiatan (output) kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
6. Pengiriman Laporan:
1) Laporan butir 1 (satu) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
tanggal 5 setiap bulan.
2) Laporan butir 2 (dua) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
minggu pertama setelah triwulan berakhir (triwulan I, II, III dan
IV).

18

3) Laporan butir 3 (tiga) tersebut di atas dikirimkan paling lambat


tanggal 5 setiap bulan.
4) Laporan butir 4 (empat) point a tersebut di atas dikirimkan
paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
5) Laporan butir 4 (lima) point b tersebut diatas dikirimkan per
semester paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
Laporan dimaksud disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil,

tembusan

ke

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

(BAPPEDA).
VI.

REVISI DOKUMEN ANGGARAN


A. Kewenangan Revisi Anggaran
Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Anggaran Belanja
Pemerintah serta percepatan pencapaian kinerja tugas pembantuan
program Penataan Administrasi Kependudukan, maka terhadap
kegiatan-kegiatan yang memerlukan revisi agar diproses dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015, sebagai
berikut:

1. Ruang lingkup Revisi Anggaran terdiri dari:


a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan
atau pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian
anggarannya;
b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam pagu
anggaran tetap;
c. Ralat karena kesalahan administrasi.
2. Kewenangan Revisi.
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

257/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun


Anggaran 2015, bahwa revisi anggaran diatur sebagai berikut:
a.

Revisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Perbendaharaan

19

1) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan


atau

pengurangan

pagu

anggaran

belanja

termasuk

pergeseran rincian anggarannya;


2) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal
pagu anggaran tetap;
3) Ralat karena kesalahan administrasi meliputi :
a)

Ralat

kode

akun

sesuai

kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan


sasaran yang sama;
b)

Ralat kode KPPN dalam satu


wilayah

kerja

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan;
c)

Perubahan

nomenklatur

bagian anggaran dan atau Satker sepanjang kode tetap;


d)

Ralat

kode

lokasi

KPPN

dalam satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat


Jenderal Perbendaharaan;
e)

Ralat
wilayah

kerja

Kantor

Wilayah

kode

lokasi

Direktorat

dalam
Jenderal

Perbendaharaan yang berbeda dan lokasi KPPN dalam


satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
f)

Ralat

rencana

penarikan

dana atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA;


g)

Perubahan

Pejabat

Perbendaharaan.
b. Revisi Kuasa Pengguna Anggaran
1) Revisi yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
merupakan revisi anggaran dalam pagu anggaran, meliputi:
a) Pergeseran dalam 1 (satu) keluaran, 1 (satu) kegiatan
dan 1 (satu) satker;
b) Pergeseran antar keluaran, 1 (satu) kegiatan dan 1 (satu)
satker.
2) Revisi anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

20

a) Revisi

anggaran

petikan,

Kuasa

usulan

revisi

mengakibatkan
Pengguna

anggaran

perubahan

Anggaran
kepada

DIPA

menyampaikan

Kantor

Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


b) Dalam hal tidak mengakibatkan perubahan petikan,
Kuasa Pengguna Anggaran mengubah ADK RKA-Satker
berkenaan melalui aplikasi RKA-KL DIPA, mencetak
Petunjuk

Operasional

Kegiatan

(POK)

dan

kuasa

pengguna anggaran menetapkan perubahan POK.

B. Mekanisme Revisi
1. Revisi DIPA Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Kuasa pengguna Anggaran (KPA) menyampaikan usulan revisi
anggaran kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
dilengkapi dokumen pendukung, berupa :
a) Surat

usulan

revisi

anggaran

yang

dilampiri

matriks

perubahan(semula-menjadi);
b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang
ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
c) Arsip Data Komputer (ADK) RKA-KL revisi;
d) Copy DIPA petikan terakhir;
e) Dokumen pendukung terkait.

2. Revisi Lampiran Petunjuk Operasional Kegiatan (POK):


a)

Pejabat

Pembuat

Komitmen

(PPK)

mengajukan

permintaan revisi kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


dengan melampirkan matriks perubahan semula menjadi dan
dilengkapi data pendukung.
b)

Setelah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) meneliti


usulan dimaksud, dan tidak menyimpang dari tujuan, sasaran
program kerja tahunan Satuan Kerja dan tidak mengubah isi
DIPA maka KPA menetapkan Revisi Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) dimaksud.

3. Satker Daerah tidak diperkenankan melakukan revisi :

21

a. Belanja barang ke belanja modal atau sebaliknya,


b. Jenis belanja yang ada dalam RKA-KL/POK ke Belanja peralatan
dan

mesin

untuk

diserahkan

kepada

Masyarakat/Pemda

(akun 526112) serta belanja uang lembur (akun 512211).

VII.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Tugas Pembantuan bidang Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Tahun Anggaran 2015 untuk kegiatan Pengembangan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu dimulai sejak diterima DIPA
APBN-P Tahun 2015 sampai dengan Desember 2015. Sedangkan jadual
pelaksanaan kegiatan disusun oleh Satker Pengelola DIPA masingmasing kabupaten/kota.
Pelaksanaan DIPA Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015 agar
dikoordinasikan

dengan

Direktorat

Jenderal

Kependudukan

dan

Pencatatan Sipil selaku Komponen Pembina, dengan alamat Jl. Pasar


Minggu Jakarta Selatan.

VIII.

HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil

yang

diharapkan

dari

penyelenggaraan

administrasi

kependudukan di kabupaten/kotaadalah:
a. Terselenggaranya

pelaksanaan

administrasi

kependudukan

dan

pencatatan sipil secara optimal sesuai target yang diharapkan.


b. Meningkatnya pembinaan administrasi kependudukan bagi aparatur
kecamatan dan kelurahan/desa.
c. Terlaksananya

penerbitan/pencetakan

KTP-el

dan

dokumen

kependudukan lainnya di kabupaten/kota.


d. Terlaksananya

pengelolaan

data

kependudukan

skala

kabupaten/kota, termasuk penyiapan DAK2 dan DP4 bagi daerah


yang akan menyelenggarakan Pilkada yang difasilitasi oleh Direktorat
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam
Negeri.
e. Terlaksananya

pemeliharaan

perangkat

SIAK

dan

tersedianya

perangkat SIAK serta perangkat KTP-el bagi kabupaten pemekaran.

22

f. Terlaksananya tertib pengelolaan keuangan dan barang milik negara.


g. Terlaksananya penyusunan laporan keuangan dan barang milik
negara.
IX.

PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Pembantuan Bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil disusun untuk menjadi acuan
dalam

pelaksanaan

Program

Administrasi

Kependudukan

dan

Pencatatan Sipil di Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2015.

Jakarta,
An. MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Dr. Ir. H. IRMAN, M.Si

Anda mungkin juga menyukai