Material Knowledge
Material Knowledge
POWDER
Bubuk calcium/strontium fluoroaluminosilikat glass:
SiO2 (quartz)
Al2O3 (alumina)
CaF2 (fluorte)
Na3AlF6(cryolite)
AlF3
AlPO4
POWDER
Ukuran partikel dari bubuk antara 4-50m
Ukuran partikel berpengaruh pada:
Karakteristik kerja
Kecepatan pengerasan
Sifat fisik
LIQUID
Larutan poliasam
Asam poliakrilat
Asam polimaleat
Poliasam:
Memberikan kemampuan GIC untuk melekat pada struktur gigi
KOMPOSISI
Fluorite
20% kandungan dalam powder
Mempunyai fungsi:
Efek remineralisasi
Translusensi yang baik
Menghambat pembentukan plak
Hydrogel phase
Dimulai 5 10 menit setelah penncampuran.
Selama fase ini ion positif pd calsium lepas lebih cepat dan
bereaksi dengan ion negatif pada poliasam membentuk
ionic cross links
Setelah 24 jam alumunium terikat pada matriks semen
Tampilam
GIC rigid dan opak
2.
keuntungan
KEKURANGAN
Rentan terhadap dehidrasi selama seumur hidup
Sensitivitas terhadap kelembaban pada penempatan
ketahanan terhadap abrasi buruk
Estetika cukup baik
kekuatan tarik kurang daripada komposit
tekanan besar
Tidak tahan asam
Klasifikasi GIC
Klasifikasi Traditional
Tipe I u/ luting inlay,onlay,crown dan bridge
Tipe II.1 restoratif estetik auto cure dan dual cure
Tipe II.2 restoratif reinorced
Tipe III u/ lining dan base
Klasifikasi terbaru
1. Tradisional glass ionomer
a.
b.
c.
2.
a.
b.
Miracle mix
Cermet cement
a.
b.
Fluoride release
Peningkatan fluoride release beberapa hari setelah aplikasi
menurun pada minggu pertama setelah aplikasi stabil pada
2-3 bulan setelah aplikasi
Permukaan bubuk glass pelepasan ion-ion(memiliki
ukuran dan mobilitas = ion hidroksil) pertukaaran secara
terus menerus dari ion fluoride
Fluoride release dipengaruhi oleh jumlah fluor yang tersedia
pada lingkungan mulut pada kondisi fluor tinggi fluor
ditarik kembali ke semen fluoride reservoir
Kelarutan
GIC < Zinc fosfat, zinc polikarboksilat, semen silikat
GIC > bahan resin
RMGIC lebih tahan teradap kelarutan dibanding tradisional
GIC
Resistensi terhadap fraktur
Lebih rentan terhadap fraktur dibandingkan hybrid composite
resin dan amalgam
RMGIC lebih resisten terhadap fraktur
Bubuk
Sama dengan GIC tradisional
photosentizer
Liquid
acrylic acid copolymer
Tartaric acid
HEMA (hydoxyl ethyl methacrylate monomer)bersifat hidrofilik
potential for water uptake
photoinitiator
Reaksi pengerasan
Indikasi
Low stress area
Estetik diutamakan
Pasien dengan resiko karies tinggi
Keuntungan
Koefisien friksi rendah
Resisten terhadap abrasi
Kerugian
Diskolorisasi migrasi dari partikel perak
Tidak estetik bila digunakan u/ build up pada crown
sebagian
Menggunakan emas mahal tetapi tidak membuat
perubahan warna pada gigi
Miracle mix
Pada tahun 1980an diperkenalkan miracle mix atau disebut
admixtures
Bubuk glass ionomer + bubuk amalgam (12 14% dr
volume)
Digunakan untuk :
Core buildups
Bases
Retrofill
Siler endodontik
Crown repairs
Kontraindikasi
Kavutas besar pada posterior pada gigi dewasa tekanan
kunyah besar dan rawan fraktur
Contoh : Miracle mix (GC)
pertukaran ion
Diperlukan aplikasi etsa dan bonding
Pelepasan fluaor sedikit tiak tjd faktor remineralisasi
Keuntungan
Tidak dibutuhkan pencampuran
Mudah diletakkan
Mudah dipoles
Estetik baik
Handling sangat baik
Kelemahan
Membutuhkan bahan bonding
Kebocoran > RMGIC
Mudah aus dibandingkan dengan resin komposit
Serapan Fluoride terbatas
Sulit memprediksi keawetan
Resin komposit
Composite adalah dua atau lebih fase berbeda yang
unfilled resin
Matrix
Fase polimerisasi menjadi bahan padat dan berikatan
Kandungan filler
Kandungan filler menurun
maka aliran resin akan
menurun
Kekerasan dan resistensi
terhadap abrasi meningkat
Partikel filler
Bertambah filler meningkatkan sifat mekanikal dari RK
Kekuatan
Resistensi abrasi
Estetik
Handling
Inhibitors
Inhibitors berfungsi meminimalisirkan atau menahan
Pigmen/optical modifier
Berperan dalam translusensi dan opasitas dari bahan RK
sewarna igi
Partikel metal oksida
Titanium dioxide
Alumunium oxide
Berdasarkan karakteristik
handling
Conventional
Flowable
Condensable
Packable
Lab atau indirek komposit
Chemical cure
Sistem dengan dua pasta
1. Tertiary amine
2. BPO initiator
Dicampur jadi satu hingga warna menjadi satu
Light cure
Single pasta
Bahan akan setting bila disinari
Dual cure
Terdiri dari dua pasta
BPO dan aromatic tertiary amine
Light curing kombinasi amine/Camphoroquinone
Chemical interaksi amine/BPO
Biasanya digunakan untuk sementasi
Macrofilled
Conventional / tradisional composite
Permukaan kasar selama pemakaian
Finishing pada restorasi akan menghasilkan permukaan yang
kasar
Mengalami perubahan warna dari waktu ke waktu
Resistensi terhadap tekanan kunyah buruk
Komposisi
Filler quartz
Kandungan filler 70 80% berat atau 60-70% volume
Small particle
Kandungan filler lebih banyak daripada tradisional
Filler : amorphus silica, incorporate glasses
Compressive strength > macro dan micro
Tensile strength 2 kalinya micro dan 1,5 kalinya macro
Microfilled
Warna seperti email dan permukaan saat dipole sangat halus
Ikatan antara partikel komposit dengan matriks lemah
Hybrid
Sifat fisik dan mekanis nya ada diantara Tradisional composite
Nanofiller
Ukuran filler 0.005-0.01 m
Lebih kecil dari panjang gelombang visible light 0.02 2
m
Karena ukuran kecil dapat masuk diantara beberapa rantai
polimer very high filler loading levels in composites
Volume dari inorganik filler 78.5%
High polishing, high strength, high modulus
Flowable composite
Modifikasi dari small particle filler dan hybrid composite
Kandungan filler dikurangi viskositas rendah dapat
mengalir
Biasa dipakai untuk base, liner dan fissure sealant
Condensable composite
Mempunyai partikel filler yang menghambat partikel filler
Packable komposit
Komposit yang diperuntukkan u/ restorasi posterior kekuatan
menyaingi amalgam
Diperkenalkan tahun 1990an
Ukuran filler sekitar 100 m
Indikasi
Etetik
Alergi merkuri
Meminimalisir konduksi thermal
Kelemahan
Kebocoran tepi
Lebih cepat aus daripada amalgam
Bahan Bonding
Tediri dari
Etsa/conditioner
Primers
adhesives
Etsa / conditioner
Asam organik: asam maleic,EDTA, asam sitrat, asam tartaric
Asam polimer : asam poliakrilik
Asam anorganik: asam phosporic, asam nitrat
Primer
NTG-GMA
PMDM
BPDM
PENTA
HEMA
ADHESIVE RESIN
Monomer hidrofobik
BIS-GMA
UDMA
Diluent
TEGDMA
Wetting agent
HEMA
Generasi I
Perkembangan NPG-GMA merupakan permukaan aktif co-
Generasi II
Tahun 1970an beikatan dengna komponen dentin baik
Generasi III
Mulai mengarah kepada smear layer dan cairan dentin
Ada 2 pendekatan :
modifikasi smear layer untuk meningkatkan properti
Atau
Membuang smear layer tanpa menganggu smear plugs pada
permukaan tubuli dentin
Contoh :
Tenure
Scotch bond
Gluma C&B metabond
Generasi IV
Dikembangkan tahun 1990an
Ada 3 botol: etching, primer, adhesif
Etsa : asah phosporic, asam sitrat/calcium chloride, asam
axalat/alumunium nitrat
Primer: NTG-GMA/BPDM,HEMA/GPDM,4META
Adhesif : Bis GMA,TEDGMA
Solvent : acetone, ethanol /water
Contoh :
all bond 2
Panavia 21
Generasi V
Bentuk simpel dari generasi IV dimana bahan primer dan adhesif
dijadikan satu
Memerlukan etsa dan pembilasan
Kekuatan ikat masih kurang bila dibandingkan dengan generasi IV
Etsa : asam phosphoric
Primer : PENTA, Methacrylated phophonates
Solvent : acetone,ethanol/water
Contoh:
Prime Bond NT
Single bond
Generasi VI
Terdapat dua botol: botol A berisi etsa dan primer dan botol
Generasi VII
Hanya satu botol
Tiak perlu pencampuran
Tidak memerlukan etsa dan pembilasan