Anda di halaman 1dari 9

BAHAN SGD LBM 3 BLOK 14

GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS


PENGERTIAN
Gigi tiruan sebagian lepasan berujung bebas (GTSL.BB) (distal extension) mempunyai lebih banyak
masalah dibandingkan dengan GTSL bersandaran ganda (all tooth supported). Klasifikasi Kennedy maupun
klasifikasi Soelarko yang berdasarkan topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi
berujung bebas sebagai kelas yang pertama (Kelas-1) (Giffin, 1996; Keng , 1996; Navas dan del Campos,
1993; Boucher dan Renner, 1982; Henderson dan Steffel, 1973;). Hal ini menunjukkan bahwa GTSL
Berujung Bebas lebih banyak mempunyai masalah yang memerlukan penanganan istimewa. Dukungan
GTSL.BB bukan hanya dari gigi sandaran saja, tetapi juga diperoleh dari mukosa pendukung dengan tulang
di bawahnya (Margo, 1995).Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu
gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanya Gigi kodrat sebelah distal ujung
bebas dan perbedaan kompresibilitas dukungan (support) antara bagian distal sadel ujung bebas dengan
bagian anteriornya (Keng, 1996).
Penelitian Machmud et al. (1996) menunjukkan bahwa kompresibilitas mukosa daerah edentulous berujung
bebas di rahang bawah, makin ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar.
Pada GTSL.BBPj selain masalah GT yang tidak stabil, juga ada masalah estetik karena penempatan
retainer (ekstrakoronal) akan terlihat. Penanganan masalah ini dengan cara lain umumnya lebih komplek,
antaralain: retainer intrakoronal; implan; splinting; retainer swinglock; overdenture; dan lain-lain
MASALAH YANG TIMBUL PADA GTSL BERUJUNG BEBAS
Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu gigi tiruan mudah
bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kompresibilitas dukungan (support) antara
bagian posterior sadel ujung bebas dengan bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distal
sadel (Keng, 1998).
Masalah yang timbul adalah:
2.1 Ungkitan Pada Arah Vertikal
Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal. Ungkitan pada arah vertikal
dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah oklusal, dan ungkitan ke arah apikal.
a. Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar)
Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan yang lengket, yang
menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan terangkat. Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat
dilakukan :
1. Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi
Makin panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major maka ungkitan ke arah oklusal makin mudah
diatasi. Bagian landasan yang memanjang ke anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arah
oklusal.
2. Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II
Ungkitan kelas II pada kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titik fulkrum berada sebelah anterior dari
titik retensi. Pada posisi seperti ini sadel ujung bebas akan tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin
jauh jarak antara titik fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik.
3. Pembuatan retainer indirek yang lebih jauh ke anterior
Sama seperti sudah dijelaskan pada no.2
4. Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang lengket
b. Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar)

Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah sadelujung bebas. Sadel akan
menekan jaringan pendukung di bawahnya. Akibatadanya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung
yang mendukung sadelujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya. Gerak dan kekuatanungkitan
yang terjadi tergantung pada perbedaan kompresibilitas jaringanpendukung, tekanan penggigitan, dan letak
tempat penggigitan.Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah ujung sadel
berujung bebas dengan :
1. Mukosa dekat gigi sandaran yang kompresibilitasnya relatif lebih kecil.
Penelitian Machmud et al. (1969) menunjukkan bahwakompresibilitas mukosa daerah edentulous berujung
bebas di rahang bawahbahwa makin ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar. Rata-rata didaerah P1
= 0,34 mm; P2 = 0,42 mm; M1 = 0,6 mm; M2 = 1,31 mm; M3 = 2,4mm; dan di daerah Retromolar pad =
4,0. Di rahang atas perbedaan ini tidakbegitu mencolok, karena adanya Tuber maxillae.
2. Gigi sandaran paling dekat sadel ujung bebas yang berfungsi mendukung
(support) (ada sandaran oklusal/retainer indirek).Perbedaan kompresibilitas akan lebih besar, karena
kompresibilitas jaringanperiodontal sangat kecil sekali yaitu kurang-lebih 0,2 0,3 mm.
Resorpsi Lingir Alveolar
Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah ke arahapikal akan lebih
terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung bebas), sehinggaakan menimbulkan tekanan berlebih
(overload/overfunction), yang selanjutnya akanmengakibatkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat di
tempat tersebut.
Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan :
Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior) Makin luas landasan/sadel maka penyaluran tekanan
kunyah per satuanluas tertentu akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan,dan gerak
ungkit yang terjadi juga akan makin kecil. Perluasan
landasan/sadel yang maksimal dapat diperoleh dengan cara melakukanmuscle trimming.
2. Implan di daerah ujung bebas yang akan mendukung sadel, sehinggaperbedaan kompresibilitas jaringan
pendukung yang menyebabkan ungkitanakan lebih kecil.
3. Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada saat
pengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan cetak
mukostatik; dan teknik alter cast.
4. Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung bebasMakin kecil/sempit luas
permukaan kunyah, makin sedikit bagian bolusmakanan yang dikunyah, sehingga makin kecil
tenaga/tekanan/gaya yangdiperlukan.
5. Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal
Dengan dikuranginya jumlah gigi artifisial di distal, maka selain akanmengurangi luas permukaan oklusal,
juga akan memperpendek panjanglengan ungkit (jarak dari titik beban ke titik fulkrum), sehingga apabila
disainretainernya ungkitan kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
6. Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum paling distal
Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya jarak dari titik fulkrum ke titik retensi, sedangkan
jarak lengan ungkit dan besar beban tetap, maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil. Untuk mengatasi
masalah estetik dipilih jenis retainer antara lain: T clasp; I clasp; bahan plastik khusus; atau kombinasi
dengan cara sebagian retainer yang nampak dibuat dari bahan cangk. kawat. Selain itu agar ujung tangan
retentif dapat ditempatkan serendah mungkin mendekati margin gusi, tangan retentif harus dibuat sangat
fleksibel.
Titik retensi yang lebih jauh ke mesial dari titik/garis fulkrum dan berada di sisi lain, juga dapat menambah
mengurangi mengungkitnya gigi tiruan berujung bebas.
6. Menganjurkan pasien mengunyah makanan yang lebih lunak Mengunyah makanan yang lebih lunak
berarti tekanan kunyah akanlebih kecil, sehingga ungkitan yang terjadi juga akan lebih kecil.
Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran

Terjadi apabila disain retainer pada gigi sandaran tersebut menimbulkanungkitan kelas I. Gigi
sandaran seolah-olah diputar dan ditarik ke arah posterior. Karena hal ini berlangsung kontinu, maka dapat
terjadi kerusakan jaringanperiodontal.
Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan ujung bebas
terhadap gigi sandaran dapat dilakukan :
1. Disain retainer ungkitan kelas II
Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya ungkitanoleh gigi tiruan terhadap
gigi sandaran, disain ini akan meyebabkan gigi tiruanlebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan kelas I
pada saat terjadi tekanankunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal
sekarangsepenuhnya ditanggung oleh lingir alveolar.
2. Penghubung Minor fleksibel
Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan fleksibel(seperti per pada shock
breaker). Penghubung minor yang fleksibel antara lain:Stress Breaker; Precission Attachment yang
mempunyai per; tangan retainerdibuat dari bahan kawat klamer.
3. Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnyayang lebih ke anterior.
2.2 Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal
Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian ini bebas bergeser/berrotasi
baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros rotasi yang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum
paling distal pada gigi sandaran. Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya
komponen gaya lateral/medial pada fungsi pengunyahan. Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut
dapat dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut :
1. Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain)
Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan muscle trimming.
2. Retainer indirek (makin ke anterior > baik)
Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di anterior akan menahan sadel ujung bebas
bergeser ke arah lateral/medial.
3. Menghilangkan sangkutan oklusi (interference)
Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi.
4. Gigi artifisial non-anatomik
2.3 Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital
Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir alveolar. Pada sadel ujung bebas satu
sisi sehubungan tidak ada gigi penyanggadi posterior sadel, cenderung lebih mudah terjadi. Untuk mencegah
atau mengurangi kemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut :
1. Perluasan landasan ke sisi lain
Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan mencegah terputarnya sadel ke arah medial pada
poros rotasi sagital.
2. Retensi di sisi lain
Adanya retensi di sisi lain akan mencegah penghubung major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga
selanjutnya akan mencegah sadel ujung bebas terputar ke arah lateral.
3. Sandaran oklusal yang lebih lebar
Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk
dapat lebih mencegah terputarnya sadel ujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah.
4. Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod. Akers)
5. Perluasan landasan maksimal
2.4 Pergeseran Anteroposterior
Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior dapat
dilakukan hal-hal berikut :

1. Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200 Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran
dirangkum oleh tanganretainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah distalmaupun ke
mesial.
2. Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal gigisandaran.
3. Retainer indirek
Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan mencegahpergeseran sadel ujung bebas ke
posterior.
4.Ada sadel all tooth supported (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)Sadel lain yang menempati daerah
tidak bergigi sebelah anterior sadelujung bebas juga akan menahan bergesernya sadel ujung bebas ke
posterior.
Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan ujung bebas
terhadap gigi sandaran dapat dilakukan :
1. Disain retainer ungkitan kelas II
Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya ungkitanoleh gigi tiruan terhadap gigi
sandaran, disain ini akan meyebabkan gigi tiruanlebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan kelas I
pada saat terjadi tekanankunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal
sekarangsepenuhnya ditanggung oleh lingir alveolar.
2. Penghubung Minor fleksibel
Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan fleksibel(seperti per pada shock breaker).
Penghubung minor yang fleksibel antara lain:Stress Breaker; Precission Attachment yang mempunyai per;
tangan retainerdibuat dari bahan kawat klamer.
3. Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnyayang lebih ke anterior.

Penatalaksanaan kasus di skenario


Tahap 1 : anamnesa, pemriksaan subjektif
Tahap 2 : pemeriksaan objektif dan penunjang
Tahap 3 : perawatan pendahuluan
Tahap 4 : pencetakan model study dan work model
Tahap 5 : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi
Tahap 6 : menentukan macam-macam dukungan dari tiap sadel
Tahap 7 : menentukan macam-macam retainer
Tahap 8 : menentukan macam konektor
Tahap 9 : pembuatan GTSL
Tahap 10 : kontrol

Klasifikasi Free End Saddle

Klasifikasi Free
End Saddle

Klasifikasi Free
End Saddle

MASALAH ESTETIKA PADA GTSL BERUJUNG BEBAS PANJANG


Pada GTSL.BBPj (Long Free End) khususnya di rahang bawah,kemungkinan hanya enam gigi anterior
tersisa yaitu dua buah gigi kaninus kiri dankanan, serta empat buah gigi seri, bahkan mungkin kurang dari
itu. Makin panjangsadel GTSL BB, kemungkinan GT akan makin tidak stabil. Lengan ungkit yangmakin
panjang memungkinkan ungkitan yang terjadi akan makin kuat, sehingga akanlebih berbahaya bagi gigi
sandaran. Bagian ujung bebas juga akan lebih bebasbergerak.Selain makin sedikit gigi kodrat tersisa, gigigigi tersebut umumnya jugasudah mengalami resesi gusi dan resorpsi lingir alveolar yang parah. Disain
gigitiruan sebelumnya yang pernah dipakai sering tidak baik. Gigi kaninus bermigrasi
ke posterior, sehingga celah yang terjadi antara gigi kaninus dan insisif makin melebar. Kemungkinan
kondisi ini disertaidengan berkembangnya penyakit periodontal. Kemampuannya untukdigunakan
sebagaisandaran makin berkurang. Selain itu pemilihan retainer yang estetis akan makinberkurang. Pada saat
menangani masalah-masalah ketidakstabilan, masalah estetikajuga harus tetap diperhatikan. Penempatan
tangan retentif yang estetis makinterbatas.
FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN GTSL FREE END
Faktor Keberasilan GTSL antara lain:
1. pengetahuan serta kemahiran operator untuk tahap klinis.
2. Retensi yang dapat menimbulkan efek pada dukungan jaringan sekitar sehingga dapat
mempertahankan jaringan yg normal. Hal ini mencangkup:
a. Kondisi edontolus: proc.alveolaris, saliva, batas mukosa
bergera dan tidak bergerak,
kompisibilitas jar mukosa, bentuk, dan gerakan otot muka, dan gerakan lidah.
b. Ukuran, warna, bentuk gigi, gusi yang cocok
c. Sifat dan material yang sama dengan kondisi muut
d. Penempatan dan pengaturan gigi yang benar
e. Posisi dan bentuk lengkung deretan gigi
f. Posisi individual gigi
Faktor Kegagalan GTSL :
Kesalahan-Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Gigitiruan Penuh
Pada tahap pemasangan gigi tiruan penuh, sering timbul masalah- masalah yang meliputi evaluasi dan
perawatan terhadap estetis, fonetik, iritasi, dan kurangnya retensi dan stabilisasi.
a. Estetis
seperti:
Kesempurnaan di bawah hidung
Bibir atas konkaf
Gigi dan basis terlihat berlebihan
b.Fonetik,
untuk sesaat cara berbicara akan berubah
c.Iritasi Jaringan Lunak
Iritasi merata pada daerah pendukung gigi tiruan
. Hal ini disebabkan oleh:
Dimensi vertikal oklusi yang tinggi

Disharmoni antara oklusi sntrik dan relasi sentrik


Gangguan oklusi pada posisi eksentrik
Kebiasaan jelek, bruksisim, xerostomia
Iritasi pada puncak linggir alveolus
Tulang yang tajam
Kontak oklusal yang defleksi
Tidak teratur permuakaan gigi tiruan
Puncak linggir yang tajam
Penekanan basis gigi tiruan
d.Hilangnya Retensi dan Stabilisasi Rahang Atas
Gigi tiruan jatuh saat mulut dibuka lebar
Basis posterior kurang luas
Kurang post. Palatal seal
Perluasan berlebihan pada bukkal, labial, hamular notch
Gigi tiruan jatuh saat bernyanyi atau berbicara
Kesalahan oklusi
Kurang posterior palatal seal

Perluasan kurang
Perluasan berlebihan

Syarat pemilihan gigi abutment untuk pembuatan GTSL


-

Gigi harus kuat, akar >1, lebih dekat dengan sadel

Melihat jaringan periodontal, jaringan periodontal harus sehat

Jika terdapat karies, batas nya karies media, jika sudah karies profunda, gigi
tersebut diragukan untuk menjadi gigi abutmen

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMASANGAN GTSL FREE END BILATERAL DAN


UNILATERAL
INDIKASI UNILATERAL:
- Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
- Gigi antagonis lebih ekstruktif
- Kelainan TMJ
KONTRAINDIKASI:
- Tidak untuk kehilangan gigi posterior 2 sisi rahang
INDIKASI BILATERAL:
Jarak antar lengkung rahang posterior lebih kecil
- Gigi asli yg masih tinggal sudah migrasi
- Gigi antagonis ekstruksi brp derajat
KONTRAINDIKASI :
- Tidak untuk kehilangan gigi 1 sisi rahang
PERBEDAAN BEBAN KUNYAH UNILATERAL DAN BILATERAL
Untuk unilateral free end klas II : suport kombinasi : gigi dan mukosa.
Untuk bilateral free end klas I
: beban kunyahnya mukosa saja.

HUBUNGAN USIA DENGAN PEMAKAIAN GTSL


Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan pertimbangan. Proses
menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa
igi, serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, wa rna, serta ukuran gigi
seseorang.Kemampuan adaptasi penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding
penderita usia lanjut. Pada penderita usia lebih dari empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai berkurang
dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.
Biasanya bentuk gusi dan rahang berubah, gtsl memerlukan penyesuaian scr periodik . perlu diganti scr
berkala .
Perubahan hormon, Perubahan pd mukosa mulut , menyebabkan sel epitel mulut mengalami penipisan,
berkurangnya keratinisasi, berkurangnya kapiler dan suplai darah , penebalan kolagen , mukosa mulut lebih
mudah mengalami iritasi.
Perubahan yg plg sering : berkurangnya suplai darah,sering terlihat mahkota klinik memanjang,
Pencetakan berbeda utk kasus free end kompresibilitasnya beda adanya perubahan oleh krn itu
menggunakan bahan yg mudah mengalir.
VERTIKAL DIMENSI
PENGERTIAN
Menurut The Glossary of Prosthodontic Terms, pengertian dimensi vertikal adalah jarak
antara 2 tanda anatomis (biasanya 1 titik pada ujung hidung da titik lainnya pada dagu), dimana 1
titik pada daerah yang tidak bergerak dan titik lainnya pada daerah anatomis yang dapat bergerak.
Penetapan vertikal dimensi sangat penting dalam pembuatan gigi tiruan lepas, tidak hanya
untuk mendapatkan keadaan oklusi yang harmonis, tetapi juga untuk kenyamanan dan estetika
pasien.
Apabila vertikal dimensi tidak diukue secara tepat akibatnya adalah pasien akan kehilangan
efisiensi pengunyahan, kerusakan pada residual ridge dan sendi temporomandibular. Apabila vertikal
dimensi yang ditetapkan terlalu besar, maka otot-otot mulut akan terasa tegang sehingga mudah lelah
dan mukosa mulut akan teriritasi karena adanya resorbsi tulang yang sangat cepat. Apabila vertikal
dimensi yang ditetapkan terlalu kecil, maka efisiensi pengunyahan akan terganggu, terkadang
disertai adanya perubahan penampilan dan kemungkinan adanya gejala-gejala pada sendi
temporomandibular.
MACAM-MACAM
Terdapat 2 macam vertikal dimensi :
1. Vertikal Dimensi fisiologis (Physiologic vertical Dimension)
Vertikal dimensi fisiologis adalah jarak vertikal antara 2 titik pada maksila dan mandibula yang telah
ditentukan saat kepala dalam posisi tegak, otot-otot rahang dalam keadaan istirahat atau tidak
berkontraksi dan condyle berada pada posisi yang netral. Gunanya untuk menentukan jarak vertikal
antara permukaan gigi geligi yang beroklusi pada galangan gigit oklusal atau puncak sisa processus
alveolaris (residual ridge)
2. Vertikal Dimensi Oklusal (Occlusal Vertikal Dimension)
Vertikal dimensi oklusal adalah jarak vertikal antara 2 titik pada maksila dan mandibula yang telah
ditentukan saat otot-otot rahang dalam keadaan kontraksi dan gigi beroklusi. Selisih antara dimensi
vertikal saat gigi geligi beroklusi dan dimensi vertikal saat mandibula dalam keadaan istirahat disebut
free way space . Range dari free way space berkisar antara 2-4mm.

DAFTAR PUSTAKA

Boucher, L.J.; Renner, R.P. 1982.Treatment of Partially Edentulous Patients. The CV.Mosby Co..
St.Louis. Toronto. London.

Gibb,C.H.; Mahan, P.E.; Lundeen, H.C.; Brechnan, K.; Walsh, E.K.; Halbrook, W.B. 1981. Occlusal
Forces During Chewing and Swallowing Measured by Sound Transmission. J.Pros.Dent, 46(4). 4439.

Giffin, K.M. 1996. Solving Distal Extension Removable Partial Denture Base Movement Dilemma :
A Clinical Report. J.Pros.Dent. 76(4). 347-9.

Henderson, D.; Steffel,V.L. 1973. McCrackens Partial Prosthodontics. 4th ed. The CV.Mosby Co.
St.Louis.

Keng, S.B. 1996. Acrilic Resin Labial Flange for Kennedy Class I Partial Denture : A Clinical
Report. J.Pros.Dent. 75(2) 114-6.

Anda mungkin juga menyukai