Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tomography merujuk pada pencitraan irisan melintang suatu obyek dari
data transmisi ataupun data pantulan yang dikumpulkan dengan mengiluminasi
obyek dari berbagai arah [1]. Tomography merupakan suatu aplikasi untuk
melihat suatu penampang melintang suatu benda tanpa perlu melakukan
pembelahan pada benda tersebut [2]. Berkembangnya tomography memberikan
efek yang revolusioner dalam diagnosa kedokteran. Dengan tomography, citra
melintang tubuh dapat diperoleh tanpa harus melukai tubuh (pembedahan). Citra
melintang tubuh mengandung informasi organ-organ dalam tubuh secara detail
yang dapat membantu dokter dalam menentukan tindakan yang perlu dilakukan
terhadap pasien [3].
Secara sederhana, pencitraan tomography didasarkan pada formulasi
matematis yang menyatakan bahwa apabila sebuah obyek ’dilihat’ dari berbagai
arah, gambar (citra) penampang dalam objek tersebut bisa dihitung (atau
”direkonstruksi”). Dengan demikian metode tomography bisa dipisahkan menjadi
dua proses: (1) pengambilan data proyeksi melalui penyinaran dan pendeteksian
Sinar-X dari berbagai penjuru, (2) proses rekonstruksi untuk memperoleh citra
penampang obyek [4]. Dengan kata lain, proyeksi ini menunjukkan interaksi
antara gelombang dengan substansi yang dilalui oleh sepanjang lintasan tersebut.
Proyeksi mengandung informasi yang didapat dari energi yang ditransmisikan [5].
Perjalanan tomography dimulai dari penemuan G.N Hounsfield (Inggris)
pada tahun 1972. Penemuan ini didasarkan pada logaritma matematika untuk
melakukan rekonstruksi citra penampang dalam sebuah objek yang disinari dari
berbagai arah, yang dikembangkan oleh A.M. Cormack satu dekade sebelumnya.
Berkat usaha mereka Hounsfield dan Cormack dihargai hadiah Nobel untuk
bidang kedokteran pada tahun 1979 [6]. Alat yang digunakan dalam tomography
biasa disebut Computed Tomograph (CT), sedangkan citra keluaran CT ini biasa
disebut dengan tomogram.

- I-1 -
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Proses pengambilan set data proyeksi (pemindaian) obyek pada
empat arah (b) Rekonstruksi data proses dari empat arah menjadi citra tiga
dimensi obyek [7]

Tomography kemudian berkembang berdasarkan teknik pemindaiannya.


Diawali dengan tomography berkas parallel, kemudian disusul dengan munculnya
tomography berkas kipas. Generasi CT terbaru adalah Multislice CT. Sumber pada
CT jenis ini adalah single x-ray tube yang membentuk berkas kerucut atau cone
beam. Detektornya berupa array dua dimensi yang berbentuk datar atau berbentuk
busur. Keuntungan penggunaan Cone Beam CT (CBCT) ini adalah pemindaian
yang cepat. Dengan satu kali putaran 3600 keseluruhan data proyeksi objek bisa
didapatkan. Dari sudut pandang ekonomi, metode cone beam ini lebih murah
karena hanya memerlukan satu buah sumber x-ray [8]. Disamping itu, cepatnya
proses pemindaian dapat mengurangi intensitas sinar-X yang meradiasi tubuh
pasien.
Salah satu aplikasi klinis dari CBCT adalah pencitraan dentolaxillofacial.
Dengan dukungan perangkat lunak tertentu, CBCT dapat membantu diagnosa dan
perencanaan operasi, misalnya: dental implant planning [9]. Pada saat ini aplikasi
klinis untuk pencitraan paru-paru telah dikembangkan [10]. Saat ini CBCT tidak

- I-2 -
haya diaplikasikan di dunia kedokteran. CBCT juga diaplikasikan di dunia
industri untuk non-destructive evaluation.
Penelitian tentang CBCT ini perlu dimulai dengan sumber daya yang ada.
Untuk itu diinisiasi sebuah sistem CBCT sederhana yang disebut sebagai
Simulated Computed Tomography (Sim CT). Penelitian Sim CT ini didukung
oleh Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi RI yang telah memberikan
pendanaan untuk pelaksanaan penelitian ini untuk tahun 2007-2009.
Pada tahun pertama penelitian telah dilakukan percobaan pemindaian dan
rekonstruksi citra obyek balok aluminium sederhana dengan sistem Sim CT. Dari
percobaan ini didapat beberapa kesimpulan diantaranya : Bentuk citra hasil
rekonstruksi tidak sepenuhnya balok. Ini disebabkan karena teknik rekonstruksi
citra yang digunakan adalah teknik untuk proyeksi parallel beam (invers Radon),
sedangkan akuisisi data dilakukan dengan teknik proyeksi berkas cone beam.
Rekomendasi dari hasil penelitian ini salah satunya adalah penggunaan teknik
rekonstruksi cone beam melalui metode FDK (Feldkamp, Davis, Kress).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah yang
akan diselesaikan dalam tesis ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
• Dapatkah algoritma FDK digunakan untuk merekonstruksi tomogram tiga
dimensi dari foto roentgen?
• Bagaimana kinerja algoritma FDK dikaitkan dengan pengaruh resolusi
angularnya pemindaian?
• Bagaimana kinerja algoritma FDK dikaitkan dengan pengaruh elevasi
bidang rekonstruksi?

1.3 Hipotesis
Penelitian tesis ini dikung oleh hipotesis sebagai berikut :
• Penggunaan algortima FDK pada rekonstruksi citra Cone Beam Simulated
CT akan didapatkan tomogram dengan kualitas yang lebih baik

- I-3 -
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dilakukan
• Implementasi algoritma rekonstruksi dengan geometri cone beam melalui
metoda FDK
• Uji coba algoritma dengan menggunakan obyek simulasi
• Uji coba algoritma dengan menggunakan obyek nyata

1.5 Pembatasan Masalah


Untuk menyelesaikan tujuan tersebut, dalam pelaksanaan tesis ini diberikan
batasan-batasan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tesis menghasilkan sistem perangkat lunak simulasi
pemindaian dan sistem rekonstruksi citra dengan algoritma FDK
yang dituangkan ke dalam kode Matlab 7.0. Konsekuensinya, sistem
ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh Matlab.
2. Citra pengamatan yang digunakan adalah obyek simulasi tiga
dimensi dengan bentuk yang sederhana. Nilai masing-masing voksel
berada pada kisaran 0.1 sampai 1. Ukuran obyek simulasi ini relatif
kecil untuk mempersingkat waktu komputasi.
3. Obyek pengamatan yang digunakan adalah obyek homogen dengan
bentuk yang asimetris serta memiliki dimensi relatif kecil.
4. Proses pemindaian dilakukan dengan metode berkas kerucut.
5. Proses pengambilan data proyeksi dilakukan dua cara :
a. Untuk obyek simulasi pemindaian dilakukan dengan simulasi.
b. Untuk obyek phantom pemindaian dilakukan dengan eksperimen
laboratorium
6. Sumber sinar-X yang digunakan diasumsikan berbentuk titik
7. Detektor sinar-X yang digunakan berupa film sinar-X berbentuk
datar
8. Perangkat keras pemindai dikembangkan oleh rekan mahasiswa yang
lain (Heri Setiawan)

- I-4 -
1.6 Diagram Blok Sistem
Sinar-X
Sumber Sinar-X teredam Film
Sinar-X Obyek
Sinar-X

Sistem Rekonstruksi
Tomogram Citra Foto roentgen digital scanner
tiga dimensi

Gambar 1.2 Diagram Blok Sim CT yang dikembangkan dalam penelitian ini

Sistem Sim CT terdiri atas dua bagian besar yaitu : perangkat keras
pemindai dan perangkat lunak rekonstruksi citra.
Perangkat keras menjalankan fungsi untuk mengambil proyeksi obyek.
Perangkat keras ini berupa sebuah sumber sinar-X, meja pemutar obyek, dan
sejumlah film sinar-X sebagai detektor. Meja pemutar obyek berfungsi untuk
memutar obyek dari sudut 00 hinga 3600 dengan kenaikan sudut tertentu.
Pengambilan foto roentgen dilakukan untuk masing-masing sudut. Perancangan
dan implementasi sitem pemindai ini dikerjakan oleh rekan mahasiswa yang lain.
Bagian ini ditunjukkan pada bagian di luar garis putus-putus dalam diagram blok.
Bagian yang berada di dalam garis putus-putus adalah bagian yang
dikerjakan dalam tesis ini. Diawali dengan digitasi citra roentgen obyek
menggunakan scanner, proses ini kemudian dilanjutkan dengan penurunan
resolusi citra untukmengurangi beban komputasi. Terakhir dilakukan rekonstruksi
citra tiga dimensi dengan algoritma FDK yang terdiri atas tiga tahap yaitu :
1. Modifikasi citra roentgen dengan faktor pembobot
2. Pem-filter-an citra roentgen terbobot
3. Proyeksi balik citra roentgen terbobot terfilter
Proses rekonstruksi ini kemudian disempurnakan dengan proses koreksi
untukmenghilangkan kesalahan rekonstruksi akibat derau. Hasil akhir dari sistem
ini adalah tomogram tiga dimensi dari obyek.
Dalam penelitian ini dibuat juga sistem simulasi pemindaian. Keluaran
sistem pemindaian ini adalah citra-citra roentgen artifisial yang akan digunakan
untuk mem-verifikasi algoritma rekonstruksi yang kaan diaplikasikan pada citra
sinar-X sebenarnya.

- I-5 -
1.7 Metode Pemecahan Masalah
Metode yang digunakan dalam penelitian tesis akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur
2. Perancangan sistem : Perancangan sistem meliputi pembuatan obyek
simulasi, pemodelan algoritma simulasi pemindaian dan algoritma FDK
secara diagram blok dan penentuan pseudocode proses FDK.
3. Implementasi sistem : Hasil perancangan diimplementasikan dalam
perangkat lunak berupa kode program yang dituangkan dalam Matlab 7.0
4. Pengambilan data :
a. Data film sinar-X obyek nyata diambil dengan menggunakan
perangkat pemindaian yang telah dirancang dan diimplementasikan
oleh mahasiswa yang lain.
b. Data film sinar-X dari obyek simulasi diambil dengan
memanfaatkan simulasi pemindaian yang dibuat dalam penelitian
ini
5. Pengujian sistem :
a. Pengujian algortima rekonstruksi dengan data proyeksi simulasi
b. Pengujian algortima rekonstruksi dengan data proyeksi nyata
6. Analisis
Setelah dilakukan pengujian, selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil
pengujian untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.
7. Penarikan kesimpulan

1.8 Sistematika Penulisan


Laporan tesis akan ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
1. BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan
masalah, diagram blok, spesifikasi teknik system, tahapan pelaksanaan dan
sistematika penulisan.

- I-6 -
2. BAB 2 : STUDI LITERATUR
Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam pelaksanaan tesis ini
yaitu : parallel beam tomography, fan-beam tomography, cone beam
tomography
3. BAB 3 : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Bab ini menjelaskan mengenai perancangan dan implementasi sistem.
Dalam bab ini dituliskan rincian mengenai pembuatan obyek artificial,
perancangan dan implementasi algoritma simulasi pemindaian berkas
kerucut serta perancangan dna implementasi system rekonstruksi citra tiga
dimensi dengan algoritma FDK
4. BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi pengujian system yang telah dirancang serta dijelaskan pada
bab 3 dan analisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam perumusan masalah.
5. BAB 5 : PENUTUP
Bab ini berisikan simpulan dari keseluruhan pekerjaan tesis dan saran
untuk pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang.

- I-7 -

Anda mungkin juga menyukai