Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan,
terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah peserta didik
merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan
peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi
harus merupakan bagian dari kualitas dari lembagaan pendidikan. Artinya
bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga
pendidikan itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial
emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sesuai filosofi tujuan pendidikan
yaitu memanusiakan manusia.
Dalam menjalankan prose pendidikan, setiap sekolah memiliki cara
tersendiri untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada para peserta
didik. Setiap sekolah memiliki peserta didik yang berasal dari latar
belakang yang berbeda. Seperti halnya ada sekolah negeri dan ada sekolah
swasta, ada sekolah menengah umum dan ada sekolah kejuruan, sekolahsekolah tersebut terdiri dari peserta didik

dengan kebutuhan dan

kemampuan yang berbeda. Untuk menghadapi hal tersebut, maka tiap


sekolah menjalankan manajemen peserta didik sesuai tingkat kebutuhan
dan kemampuan masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen penerimaan peserta didik baru di SMP Negeri
8 Salatiga?
2. Bagaimana manajemen peserta didik di dalam kelas di SMP Negeri 8
Salatiga?
3. Bagaimana manajemen pembinaan peserta didik di SMP Negeri 8
Salatiga?
C. Tujuan

1. Mengetahui manajemen penerimaan peserta didik baru di SMP Negeri


8 Salatiga.
2. Mengetahui manajemen peserta didik di dalam kelas di SMP Negeri 8
Salatiga.
3. Mengetahui manajemen pembinaan peserta didik di SMP Negeri 8
Salatiga.
D. Manfaat
Memahami pelaksanaan manajemen peserta didik di SMP Negeri 8
Salatiga.
E. Metode
Obserasi dilakukan dengan wawancara langsung kepada komponen
yang terkait dengan manajemen peserta didik di SMP Negeri 8 Salatiga.
Narasumber meliputi siswa kelas VII, siswa kelas IX, guru salah satu mata
pelajaran, dan wakasek kesiswaan

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Peserta Didik dan Manajemen Peserta Didik

Menurut Suharsimi Arikunto (1986:12) bahwa peserta didik adalah


siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.
Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat
yang

berusaha

mengembangkan

potensi

dirinya

melalui

proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan


tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang
terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu,
yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek
akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
Knezevich (dalam Mantja) mengartikan manajemen peserta didik
atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di
kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.
B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatankegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah. Lebih lanjut, proses belajar mengajar di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
peserta didik. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
peserta didik. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta
didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik
serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang
manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan
3

peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan


disiplin
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan
fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
2. Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan
untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar
belakang dan punya banyak perbedaan.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.
7. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

C. Pendekatan Manajemen Peserta Didik


Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta
didik, yaitu:
1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif
dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian,

peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan


harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut
berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat
matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat memenuhi
aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh
lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara
operasional adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi
peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin
yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta
didik menjadi mampu.
2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach).
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan
peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta
didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar
peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta
didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik
serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di
lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan
perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi
pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan
tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan
padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutantuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi
lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa

diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari


lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif
untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan
kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif,
pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.

D. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan
data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang
secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan
di sekolah. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:
1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah
melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
a. Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima.
b. Menyusun progam kegiatan kesiswaan
2. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan
menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga
pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
6

Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah


sebagai berikut:
a. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
b. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta
didik baru yang dilakukan secara terbuka.
3. Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a. Melalui tes atau ujian
b. Melalui penelusuran bakat kemampuan
c. Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN
4. Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru
dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah)
tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya
orientasi bagi peserta didik antara lain:
a. Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala
peraturan yang berlaku di sekolah.
b. Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan sekolah.
7

c. Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik


secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam
mengikuti

proses

pembelajaran

di

sekolah

serta

dapat

menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.


5. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu
perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.
Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
6. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga
anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal
kehidupannya di masa yang akan datang.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu
dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang
optimal pada peserta didik.
8. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen
peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan
(sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang
harus diikuti oleh peserta didik. Ketika peserta didik sudah lulus, maka
secara formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai.
Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni dan
sekolah telah terjalin. Hubungan antara sekolah dan para alumni dapat
8

dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan


oleh para alumni yang tergabung dalam IKA (Ikatan Alumni) dan
biasanya melakukan suatu kegiatan yang disebut reuni.

BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Wawancara dengan Siswa Kelas VII
Wawancara yang dilakukan kepada peserta didik adalah mengenai
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada kebutuhan
peserta didik serta pelayanan yang diberikan peserta didik dalam rangka
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang tepat tujuan. Peserta didik
yang pertama adalah siswa kelas VII.
Menurut siswa tersebut, pembagian jumlah siswa tiap kelas di SMP
Negeri 8 Salatiga suah dapat dikatakan ideal. Setiap kelas terdiri dari 30
siswa yang dibagi berdasarkan peringkat nilai NEM dan setiap kenaikan
kelas diacak lagi berdasarkan nilai raport.
Untuk proses belajar mengajar, guru-guru menggunakan LCD dan
ada yang melakukan diskusi kelas. Namun tidak semua guru melakukan

hal yang sama, ada guru yang melakukan diskusi kelas dan ada pula guru
yang

sering

memberikan

tugas

mandiri.

Menurut

siswa

yang

diwawancarai, metode pembelajaran yang dilakukan gurunya sudah


efektif, bahkan ia merasa puas. Menurut siswa tersebut guru yang ideal
adalah guru yang tegas, guru yang disiplin saat mengajar, seorang guru
tidak boleh mainan hape dan tidak boleh merokok, jika memberi tugas
harus mengajari dahulu.
Mengenai sarana dan prasarana, siswa yang menjadi narasumber
mengatakan bahwa sarana dan prasarana belajar di SMP Negeri 8 Salatiga
masis kurang lengkap, pintunya belum ada gemboknya, dinding sekolah
perlu dicat ulang, langit-langitnya harus diperbaiki, dan perlu ditambah
LCD lagi.
Selanjutnya mengenai tata tertib, siswa tersebut mengatakan bahwa
tata tertib untuk siswa di SMP Negeri 8 Salatiga belum terlalu ketat, masih
ada banyak siswa yang melanggar tata tertib. Pemberian sanksi
menggunakan sistem poin, hukuman lari, pemberian surat peringatan
hingga pemanggilan orang tua.
Untuk kegiatan yang dilakukan para siswa ketika jam pelajaran
kosong, ada yang ke perpustakaan, makan di kantin, ngobrol dan ada juga
yang nongkrong di luar kelas. Sedangkan setelah jam sekolah usai, mereka
sholat di mushola sekolah, absen sholat di mushola, kemudian pulang.
Selain itu ada kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti siswasiswi SMP Negeri 8 Salatiga, seperti sepak bola, voli, karawitan, rebana,
drum band, basket, cheerleaders, dll. Siswa yang menjadi narasumber
mengikuti ekstrakurikuler rebana. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan jam 2
siang. Menurutnya, jadwal kegiatan ekstrakurikuler sudah berjalan dengan
baik.
B. Wawancara dengan Siswa Kelas IX
Wawancara kepada peserta didik juga dilakukan kepada siswa
kelas IX. Daftar pertanyaan yang diajukan masih sama, yaitu mengenai
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada kebutuhan
peserta didik serta pelayanan yang diberikan peserta didik dalam rangka

10

mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang tepat tujuan. Namun jawaban


dari kedua narasumber ada yang berbeda.
Yang pertama, menurut siswa kelas IX yang menjadi narasumber
pembagian jumlah siswa di setiap kelas belum ideal. menurutnya itu
terlalu sedikit sehingga kurang ramai. Tapi jumlah siwa untuk masingmasing kelas berbeda, ada yang 23, ada yang 24, dan ada yang 25. Karena
ada yang tinggal kelas dan juga ada yang pindah. Menurut siswa tersebut,
kelas ideal itu terdiri dari 28 sampai 30 siswa. Dalam pembagian kelas,
bagi anak yang pintar dikelompokkan menjadi satu kelas di kelas ungulan
berdasarkan prestasi akademis dan perilaku siswa.
Untuk kegiatan pembelajaran, biasanya guru menggunakan LCD
tetapi ada juga yang tidak. Namun setiap guru tidak menggunakan metode
yang sama dalam mengajar. Menurut siswa tersebut metode yang
digunakan gurunya belum efektif karena belum terjadi diskusi kelas, siswa
kurang aktif dalam berdiskusi. Mengenai guru ideal, menurut narasuber
guru itu harus aktif dalam memberikan inovasi baru agar siswa-siswanya
semangat belajar, dalam mengajar tidak santai-santai, ada guru yang dalam
mengajar itu menyindir siswanya. Menurut saya guru harus lebih aktif
karena di sini muridnya kurang aktif dalam pembelajaran.
Selanjutnya menurut siswa tersebut sarana dan prasarana di SMP
Negeri 8 Salatiga tidak lengkap. Narasumber mengatakan bahwa ruang
kelas terlalu sempit untuk siswa yang berjumlah 24 anak, karena ruangan
yang digunakan adalah bekas ruang kurikulum. Untuk perpustakaan
sendiri sudah cukup, jadi tidak perlu diperbaiki lagi karena siswanya juga
tidak terlalu aktif di perpustakaan.
Beralih ke tata tertib, menurut narasumber peraturan sudah cukup
baik karena peraturan sendiri dibuat untuk menertibkan siswa, jadi ketat
atau tidaknya tata tertib itu tergantung pada siswa yang menjalankan.
Pelaksanaanya sudah berjalan dengan baik, jika ada pelanggaran langsung
diberikan sanksi. Pemberian sanksi sebenarnya berupa poin, namun pada
kenyataannya lebih sering berupa tindakan langsung, seperti teguran,
bersih-bersih WC dan kelas yang kotor.

11

Untuk kegiatan yang dilakukan para siswa ketika jam pelajaran


kosong, menurut siswa kelas IX yang menjadi narasumber jika pelajaran
kosong biasanya siswa bermain di luar kelas, seperti ngobrol, jajan di
kantin, bahkan ada yang mengganggu kelas lain. Sepulang sekolah,
biasanya sekitar jam setengah 3 sampai setengah 5 sore siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, tetapi pelaksanaanya jika musim hujan dari jam 2
sampai jam 4 sore. Menurutnya jadwal kegiatan ekstrakurikuler sudah
berjalan dengan baik, tetapi waktu pelaksanaannya kurang pas karena
terlalu sore.

C. Wawancara dengan Guru Mapel


Dalam menciptakan suatu kelas yang kondusif , guru harus mampu
menarik perhatian siswa. Ketika siswa sudah tertarik dengan mata
pelajaran dan guru itu , maka kelas akan kondusif dengan sendirinya
sehingga proses belaja mengajar akan lancar. Ada beberapa cara menarik
perhatian siswa , misalnya sebagai guru bahasa Jawa mengaitkan hal apa
yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata yang sedang mereka alami
saat ini. Misalkan dalam membuat geguritan, untuk siswa kelas IX kan
sudah tertarik dengan lawan jenis, berarti membuat geguritan yang
berhubungan dengan kasmaran atau katresnan jadi siswa dapat memahami
pelajaran..
Kelas yang kondusif juga dipengaruhi oleh penerapan tata tertib.
Dalam hal ini , seorang guru harus mampu mengawasi tata tertib peserta
didik di dalam kelas. Ketika terjadi pelanggaran, maka guru maple berhak
menegur siswa itu. Contohnya ketika siswa tidak mengerjakan PR , maka
seorang guru berhak dan wajib memeberikan sanksi kepada siswa tersebut
dengan memberikan tugas yag jumalahnya dua kali lipat dari tugas
sebelumnya. Ketika siswa membuat keonaran , maka guru akan menegur

12

siswa itu dengan memanggilnya tulah contoh penerapan tata tertib dalam
suatau kelas.
Dalam suatu kelas , tidak mugkin diisi oleh siswa yang semuanya
cerdas. Dalalm kelas , pasti ada fluktuasi hasil belajar (nilai ulangan).
Ketika ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), siswa akan mendapatkan kesempatan untuk
memperbaiki nilainya, yaitu dengan diadakannya remidial. Di SMP Negeri
8 Salatiga, untuk mata pelajaran bahasa jawa remidial untuk ulangan
harian

dilaksanakan 1 minggu setelah ulangan tersebut dan serentak

dalam satu kelas karena tingkat kompetensi dalam satu kelas itu sama.
Biasanya dilakukan pada hari Sabtu. Walaupun telah remidi lagi, tetapi
nilainya belum tuntas, maka akan dilakukan remidi lagi sampai tuntas,
batasnya yaitu remidi 3 kali. Kalau sampai 3 kali masih remidi, siswa yang
bersangkutan akan diberikan tugas.
Untuk meunjang proses pembelajaran di dalam kelas , seorang
guru menggunakan alat penunjang pembelajaran. Dalam mata pelajaran
bahasa jawa, alat yang digunakan adalah soundsystem . Dengan
menggunakan alat penunjang pembelajaran ,diharapkan siswa dapat lebih
paham dengan materi yang disampaikan.
D. Wawancara Dengan Wakasek Kesiswaaan
Dalam manajemen peserta didik , yang paling berperan adalah bagian
kesiswaan. Dalam proses penerimaan peserta didik , SMP Negeri 8
Salatiga menggunakan sistem online. Hal ini telah diatur oleh dinas
pendidikan , pemuda dan olah raga. Namun ada juga sekoah yang masi
menggunakan system offlie dimana calon peserta didik mendaftarkan
dirinya langsung ke sekolah yang dituju. Untuk system online sebenarnya
masih kurang efektif ,tapi karena itu sudah meruoakan peraturan dari
DISDIKPORA, system penerimaan siswa baru secara online tetap
dilaksanakan.

Dalam PPPD ini , tidak ada unsure KKN. Seleksi

didasarkan pada prestasi akademik. Tapi ketika ada calon peserta didik

13

yang nilai akademiknya kurang bagus namun prestasinya cukup


membanggakan (misalnya juara satu menyanyi tingkan kota), ia bisa saja
diterima di SMP 8 Salatiga.
Untuk MOS (Masa Orientasi Siswa) , dilakukan serentak se-Salatiga
dan materinya sudah ditentukan oleh kantor pendidikan dan olahraga.
Sedangkan narasumber dan instrukturnya pun dari berbagai instansi.
Misalnya jika yang berhubungan dengan kesehatan diambil dari DKK,
masalah ketertiban lalu lintas dari polres. Saat MOS , tidak ada praktek
perploncoan, di sini sistem MOS-nya tidak fisik tetapi dengan pendidikanpendidikan tadi seperti kesehatan, keamanan, dan wawasan wiyata
mandala yaitu pengenalan yang dilakukan intern sekolah sendiri untuk
mengenalkan lingkungan sekolah.
Tata tertib di SMP 8 Salatiga sangat kompleks. Semua itu sudah
tertulis di kesiswaan. Misalnya saja anak tidak masuk mencapai 15% dari
efektif tidak naik dan contoh yang berat adalah merokok, memakai
narkoba, dan mencuri itu dikeluarkan. Bagi siswa yang melanggar tata
tertib , ia akan diberi hukuman yang sesuai denganpelanggaran yang
dilakukan. Hukuman bisa diberikan dalam bentuk teguran lisan, teguran
tertulis, skorsing, dan yang paling berat adalah dikeluarkan dari sekolah.
Pemberian sanksi didasarkan pada system poin ,jadi apabila ada siswa
yang melanggar peraturan akan diberi poin sesuai jenis pelanggarannya
dengan poin maksimal sebesar 100. Jika poin siswa telah mencapai 100
maka siswa tersebut akan dikeluarkan. Pelanggaran/ kenakalan peserta
didik yang sering terjadi adalah pemakaian seragam yang tidak sesuai
aturan, membolos sekolah, tidak mengerjakan tugas, terlambat datang ke
sekolah, dan lain sebagainya. Cara menanggulanginya yaitu dengan
pemberian hukuman untuk menimbulka efek jera.
Dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik , SMP N 8
Salatiga sudah berusaha memberikan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan

sekolah,

seperti

pengadaan

laboraturium

bahasa,

laboratorium IPA, dan perpustakaan untuk menunjang belajar siswa.

14

Pelayan yang deberikan juga bisa dalam bentuk lain , seperti kegiatan
ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang disediakan misalnya voli, basket,
cheerleaders, sepak bola, badminton, rebana, drum band, karawitan, tari,
dan lain-lain. Di sini kebanyakan ekstra kurikulernya berbentuk olah raga
karena prestasi yang menonjol di SMP 8 Salatiga ini memang di bidang
olah raga. Pelayanan ekstrakurikuler di SMP 8 Salatiga dinilai sudah
sesuai harapan , karena ekstrakurikuler yng ada sudah sesuai dengan minat
siswa.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam manajemen peserta didik , perlu adanya sinkronisasi antara murid,
guru mata pelajaran, dan wakasek kesiswaan, dari itulah kami melakukan
wanacara kepada ketiga warga sekolah itu. Manajemen peserta didik dimulai dari
proses penerimaan peserta didik baru , kemudian proses belajar mengajar di dalam
kelas, pelaksanaan tata tertib bagi peserta didik , hingga pemberian pelayananan
non-kurikuler (ekstra kurikuler). Semua itu disusun sedemikian rupa sehingga
peserta didik merasa nyaman belajar di sekolah .
A. Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru
Hal pertama yang dilakukan dalam manajemen peserta didik adalah proses
penerimaan peserta didik baru , atau sering disebut dengan PPDB. Dalam
PPDB, di SMP 8 Salatiga menggunakan system online. Sistem ini diterapkan
sudah lama. Walaupun dinilai kurang efektif, sisitem ini tetap digunakan
karena sudah peraturan dari dinas pendidikan dan olah raga. Jadi sekolah
hanya bisa mengikuti instruksi dari pusat. Pada dasarnya, seleksi penerimaan
peserta didik baru dapat menggunakan 3 cara seleksi, yaitu melalui tes ,
melaui penulusuran bakat dan menggunakan nilai hasil ujian (NEM). Di SMP
N 8 Salatiga menggunakan sistem seleksi berdasarkan nilai ujian SD serta

15

menggunakan system penelusuran bakat dan minat (prestasi yang teah dicapai
sewaktu SD, juara satu menyanyi tingkat Kota Salatiga contohnya) walaupun
secara akademik calon peserta didik itu tidak memenuhi standar bisa diterima
di SMP N 8 Salatiga. Dari tipe seleksi ini, system yang diterapkan di SMP N 8
Salatiga sesuai dengan teori yang ada.
Selanjutnya pada proses orientasi siswa baru di SMP N 8 Salatiga
dilaksanakan dengan tujuan mengenalkan seluruh bagian sekolah kepada
siswa baru agar mereka bisa mengenal sekolahnya baik secara fisik, mental
dan emosional sehingga PBM menjadi lancar. MOS yang diadakan di SMP N
8 Salatiga tidak mengandung unusr perploncoan. Masa orientasi diisi dengan
materi yang telah diinstruksikan oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota
Salatiga sehingga untuk setiap sekolah (SMP) di Kota Salatiga menyampaikan
materi yang sama dalam proses orientasi siswa baru.
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Untuk
pembagian kelas di SMP Negeri 8 Salatiga didasrakan pada nilai UAN (untuk
siswa baru). Selanjutnya untuk pembagian kelas setelah kenaikan kelas,
didasrakan pada akumulasi nilai hasil ulangan dan perilaku siswa. Hal ini
bertujuan agar pengelolaan peserta didik dalam suatu kelas menjadi lebih
efektif karena warga kelas tidak terlalu heterogen. Dalam satu kelas , diisi oleh
30 siswa, dan menurut pihak peserta didik jumlah tersebut sudah ideal. Tidak
terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak.
B. Manajemen Peserta Didik di Dalam Kelas
Di dalam kelas, tetap diperlukan suatu manajemen untuk mengatur KBM
agar kondusif. Pengelolaam kelas dilakukan oleh guru dan peserta didik itu
sendiri. Proses belajar mengajar akan kondusif ketika ruangan untuk belajar
tertata rapi. Selain itu, kondisi emosional warga kelas juga harus stabil.
Disinlah peran guru sangat berperan. Untuk menciptakan kelas yang nyaman,
guru bahasa jawa di SMP N 8 Salatiga menggunkan metode-metode tertentu.
Diantaranya adalah mengaitkan hal apa yang akan dipelajari dengan
kehidupan nyata yang sedang mereka alami saat ini. Misalkan dalam membuat

16

geguritan, untuk siswa kelas IX kan sudah tertarik dengan lawan jenis, berarti
membuat geguritan yang berhubungan dengan kasmaran atau katresnan jadi
siswa dapat memahami pelajaran.
Manajemen peserta didik tidak hanya bertumpu pada penciptaan kelas
kondusif. Di dalam kelas tentu harus ada tata tertib guna mengatur siswa di
dalam kelas. Seorang guru diwajibkan mengawasi semua kegiatan peserta
didik di dalam kelas. Keiga terjadi pelanggaran, maka uru berhak menegur
bahkan memberikan sanksi kepada siswa yang telah melanggar tata terib
kelas. Ketika siswa tidak mengerjakan PR, maka guru memberikan sanksi.
Berdasarakan wawancara dengan guru Bahasa Jawa SMP N 8 Salatiga, sanksi
yang deiberikan haruslah mendidik. Contohnya siswa diberi hukuman untuk
mengerjakan soal latihan yang jumlahnya dua kali lipat dar tugas sebelumnya
yang tidak dia kerjakan. Pemberian sanksi dilakukan guna menonmulkan efek
jera pada siswa tersebut. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
manajer kelas harus perhatian terhadap siswanya. Misalnya ketika terjadi
kegaduhan di dalam kelas maka fungsi guru adalah menegur siswa tersebut.
Itu adalah salah satu bentuk perhatian guru kepada siswanya.
Bukan hanya itu, guru juga harus memberikan kesempatan kepada peserta
didik yang mendapat nilai dibawah standar KKM untuk memperbaiki nilainya.
Kesempatan diberikan dalam bentuk remidial. Di SMP Negeri 8 Salatiga,
untuk mata pelajaran bahasa jawa remidial untuk ulangan harian dilaksanakan
1 minggu setelah ulangan tersebut dan serentak dalam satu kelas karena
tingkat kompetensi dalam satu kelas itu sama. Biasanya dilakukan pada hari
Sabtu. Walaupun telah remidi lagi, tetapi nilainya belum tuntas, maka akan
dilakukan remidi lagi sampai tuntas, batasnya yaitu remidi 3 kali. Kalau
sampai 3 kali masih remidi, siswa yang bersangkutan akan diberikan tugas.
Untuk menunjang KBM , guru dapat menggunakan alat penunjang
pembelajaran. Alat penunjang yang digunakan bisa berupa LCD, soundsystem,
dll. Pemggunaan alat penunjang dimaksudkan agar siswa dapat lebih mudah
memahami maeri yang disampaikan.
C. Manajemen Peserta Didik dalam Pebinaan Peserta Didik
Peserta didik di dalam suat sekolah tidk hanya membutuhkan materi
pelajaran. Tapi mereka juga perlu mendapatkan pembinaan. Pada hakekatnya
17

tujuan pembinaan dan pengembangan peserta didik itu sesuai degan Tujuan
Pendidikan Nasional Indonesia yang tercantum dalam GBHN. Peserta didik
sebagai agen penerus bangsa harus dipersiapakan agar tercipta warga Negara
yang berjiwa Pancasila. Tujuan dari pembinaan sendiri adalah agar peserta
didik menjadi manusia yang baik dan terhindar dari kecaman globlalisme yang
terlewat batas.
Di SMP Negeri 8 Salatiga, pembinaan peserta didik diatur dalam Tata
Tertib Peserta Didik. Ketika terjadi suatu pelanggaran, maka peserta didik
tersebut akan mendapatkan sanksi. Hukuman diberikan dengan system poin.
Sanksi yang diberikan kepada peserta didik tergantung pada jumlah poin yang
didapat. Semakin banyak poin, maka hukuman pun semakin berat.
Penggunaan tata tertib di SMP Negeri 8 Salatiga dimaksudkan agar siswa
menjadi pemuda yang berkepribadian baik. Contohnya , setiap terjadi
keterlambatan , maka siswa akan mndapatkan hukuman. Hukuma diberikan
untuk menimbulkan efek jera sehingga peserta didik menjadi pribadi yang bisa
menghargai waktu dan selalu.
Pengembangan peserta didik di SMP Negeri 8 Salatiga dilakukan dengan
pengadaan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang disediakan misalnya voli,
basket, cheerleaders, sepak bola, badminton, rebana, drum band, karawitan,
tari, dan lain-lain. Di sini kebanyakan ekstra kurikulernya berbentuk olah raga
karena prestasi yang menonjol di SMP 8 Salatiga ini memang di bidang olah
raga. Ekstrakuriuler diadakan sesuai dengan bakat dan minat siswa tentunya.
Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bentuk non
akademik. Kegiatan ini diadakan untuk menciptakan peserta didik yang
mumpuni dalam berbagai bidang sehingga dapat hidup mandiri. Kegiatan
ekstrakurikuler

juga bermanfaat untuk siswa sehingga mereka bisa

menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan yang bermafaat.


Pengadaan kegiatan ekstra kurikuler di SMP Negri 8 Salatiga juga
digunakan untuk menangkal kenakalan peserta didik. Dengan mengikuti
kegiatan ekskul ,peserta didik akan sibuk dengan kegiatan di sekolah sehingga
ia tidak memiliki kesempatan untuk berbuat nakal. Pelayanan ekstrakurikuler

18

di SMP 8 Salatiga dinilai sudah sesuai harapan , karena ekstrakurikuler yng


ada sudah sesuai dengan minat siswa.
Semua bentuk manajemen peserta didik yang diterapkan di SMP Negeri 8
Salatiga sesuia dengan aturan pemerinstah dan teori yang ada.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Proses penerimaan peserta didik di SMP Negeri 8 Salatiga
menggunakan system seleksi melalui nilai UAN dan penelusuran
minat dan bakat calon peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan
masa orientasi siswa baru ,dimana kurikulum untuk materi MOS sudah
disesuaikan dengan instruksi dari Dinas Pendidikan dan Olah raga
Kota Salatiga. Pembagian kelas untuk siswa didasarkan pada prestasi
siswa.
2. Manajemen peserta didik di dalam kelas dilakukan untuk menciptakan
kelas yang kondusif. Berbagai cara dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana yang kondusif. Pengadaan remedial ,penggunaan
alat penunjang, pemberian sanksi kepada peserta didik dilakukan guna
menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
3. SMP Negeri 8 Salatiga juga membekali peserta didiknya dengan
pembinaan dan pengembangan peserta didik guna menciptakan
generasi mua yang berjiwa Pancasila.
B. Saran
1. Dalam proses pembelajaran, seorang guru hendaknya bisa menjadi
guru favorit yang dicintai pesrta didik agar proses belajar mengajar
menjadi lebih efekif

19

2. Sekolah hendaknya mengadakan pembinaan peserta didik secara


kontinu , bukan hanya saat peserta didik melakukan pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa : Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta : Rajawali.
http://anizlathifa.blogspot.com/2013/04/makalah-manajemen-peserta-didik.html
diakses pada 27/11/2013 19:57
http://solehhamdani.wordpress.com/sosiologi/manajemen-peserta-didik/

diakses

pada 27/11/2013 18:46


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/BUKU%20manaj%20SISWA.pdf

diakses

pada 27/11/2013 18:25


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

20

LAMPIRAN
A. Wawancara dengan Siswa Kelas VII
1. Berapakah jumlah siswa dalam satu kelas? Dengan jumlah tersebut,
menurut Anda ideal atau tidak?
- 30 siswa. Sudah cukup ideal.
2. Dalam kelas, apakah ada pengelompokkan tersendiri bagi siswa yang
pintar?
- Diacak berdasarkan nilai NEM.
3. Pada setiap kenaikan kelas, apakah ada pengacakan lagi atau tetap
sama selama 3 tahun?
- Diacak lagi, berdasarkan nilai raport.
4. Metode pengajaran seperti apakah yang guru Anda lakukan?
- Mengajar menggunakan LCD. Ada diskusi dalam kelas.
5. Apakah setiap guru menggunakan metode yang sama dalam mengajar?
- Beda. Ada yang berdiskusi, mengerjakan tugas secara individu.
6. Bagaimanakah pendapat Anda tehadap metode pengajaran tersebut?
-

Apakah sudah berjalan dengan efektif atau belum?


Menurut saya sudah berjalan dengan dengan efektif, saya sudah cukup

puas.
7. Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas?
Lengkap atau tidak?
- Tidak.
8. Adakah kritik dan saran untuk menanggapi keadaan sarana dan
-

prasarana yang ada?


Pintunya diberi gembok, temboknya dicat ulang, ternitnya harus

diperbaiki, ditambah LCD.


9. Bagaimanakah tanggappan Anda terhadap tata tertib di sekolah ini?
-

Menurut Anda terlalu ketat atau tidak?


Tidak terlalu ketat.
21

10. Dalam pelaksanaan tata tertib tersebut, sudah baik atau belum?
- Belum, karena sebagian besar siswa belum melaksanakan tata tertib
tersebut.
11. Bagaimanakah pemberian sanksi terhadap siswa yang melanggar?
- Pemberian sanksi berupa poin, lari, diberi surat peringatan,
pemanggilan orang tua siswa.
12. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengisi waktu jika jam
-

pelajaran kosong?
Ke perpustakaan, makan di kantin, ngobrol dan nongkrong di luar

kelas.
13. Menurut Anda, guru yang ideal itu seperti apa?
- Guru yang tegas, guru yang disiplin saat mengajar, guru tidak boleh
mainan hape dan tidak boleh merokok, jika memberi tugas harus
mengajari dahulu.
14. Kegiatan apa saja yang dilakukan sepulang sekolah?
- Sholat di mushola sekolah, absen sholat di mushola, langsung pulang.
15. Adakah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? Apakah Anda ikut
-

berpartisipasi dalam kegiatan tersebut?


Ada, seperti : sepak bola, voli, karawitan, rebana, drum band, basket,

cheerleaders, dll. Saya ikutnya rebana.


16. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan ekkstrakurikuler tersebut?
- Jam 2 siang.
17. Apakah jadwal kegiatan ekstrakurikuler tersebut berjalan dengan baik?
- Ya, sudah.
B. Wawancara dengan Siswa Kelas IX
1. Berapakah jumlah siswa dalam satu kelas? Dengan jumlah tersebut,
-

menurut Anda ideal atau tidak?


23 siswa. Belum ideal, karena menurut saya itu terlalu sedikit sehingga
kurang ramai. Tapi jumlah siwa untuk masing-masing kelas berbeda,
ada yang 23, ada yang 24, ada yang 25. Karena ada yang tinggal kelas
dan juga ada yang pindah. Menurut saya, idealnya sekitar 28 sampai

30 siswa.
2. Dalam kelas, apakah ada pengelompokkan tersendiri bagi siswa yang
-

pintar?
Ada. Bagi anak yang pintar dikelompokkan menjadi satu kelas di kelas
ungulan berdasarkan prestasi akademis dan perilaku siswa.

22

3. Pada setiap kenaikan kelas, apakah ada pengacakan lagi atau tetap
sama selama 3 tahun?
- Diacak lagi.
4. Metode pengajaran seperti apakah yang guru Anda lakukan?
- Dalam mengajar biasanya guru menggunakan LCD tetapi ada juga
yang tidak.
5. Apakah setiap guru menggunakan metode yang sama dalam mengajar?
- Tidak, karena ada pakai LCD ada yang tidak.
6. Bagaimanakah pendapat Anda tehadap metode pengajaran tersebut?
Apakah sudah berjalan dengan efektif atau belum?
- Menurut saya, belum diskusi, karena siswa kurang aktif dalam diskusi.
7. Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas?
Lengkap atau tidak?
- Tidak lengkap.
8. Adakah kritik dan saran untuk menanggapi keadaan sarana dan
-

prasarana yang ada?


Ruangannya terlalu sempit untuk siswa yang berjumlah 24 anak,
karena ruangan yang digunakan adalah bekas ruang kurikulum. Kalau
untuk perpustakaan sendiri sudah cukup, jadi tidak perlu diperbaiki

lagi karena siswanya juga tidak terlalu aktif di perpustakaan.


9. Bagaimanakah tanggappan Anda terhadap tata tertib di sekolah ini?
-

Menurut Anda terlalu ketat atau tidak?


Menurut saya, peraturannya sudah cukup baik karena peraturannya
sendiri juga dibuat untuk menertibkan siswa, jadi ketat atau tidaknya

itu tergantung pada siswa yang menjalankan.


10. Dalam pelaksanaan tata tertib tersebut, sudah baik atau belum?
- Sudah. Karena jika ada pelanggaran langsung diberikan sanksi.
11. Bagaimanakah pemberian sanksi terhadap siswa yang melanggar?
- Pemberian sanksi sebenarnya berupa poin, namun pada kenyataannya
lebih sering berupa tindakan langsung, seperti teguran, bersih-bersih
wc dan kelas yang kotor.
12. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengisi waktu jika jam
-

pelajaran kosong?
Kegiatan yang dilakukan jika pelajaran kosong biasanya siswa bermain

di luar kelas, seperti ngobrol, jajan di kantin, ganggu kelas lain.


13. Menurut Anda, guru yang ideal itu seperti apa?
- Menurut saya, guru itu harus aktif dalam memberikan inovasi baru
agar siswa-siswanya semangat belajar, dalam mengajar tidak santai23

santai, ada guru yang dalam mengajar itu menyindir siswanya.


Menurut saya guru harus lebih aktif karena di sini muridnya kurang
aktif dalam pembelajaran.
14. Kegiatan apa saja yang dilakukan sepulang sekolah?
- Mengikuti ekstrakurikuler.
15. Adakah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? Apakah Anda ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut?
- Ada. Saya mengikuti ekstrakurikuler voli.
16. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut?
- Sepulang sekolah, biasanya sekitar jam setengah 2 sampai setengah 4
sore, jika musim hujan tapi kalau bukan musim hujan kegiatan
ekstrakurikuler dilaksanakan dari jam 3 sampai jam 5 sore.
17. Apakah jadwal kegiatan ekstrakurikuler tersebut berjalan dengan baik?
- Sudah, tetapi menurut saya waktu pelaksanaannya kurang pas karena
terlalu sore.

C. Wawancara dengan Guru Mapel


1. Bagaimanakah cara untuk menciptakan kelas yang kondusif dalam
kegiatan belajar mengajar?
- Kalau saya, menciptakan kelas yang kondusif itu dengan cara menarik
perhatian siswa-siswa. Kalau siswa sudah tertarik, maka kelas akan
kondusif.
2. Pembelajaran yang menarik itu seperti apa?
- Kalau dari saya, sebagai guru bahasa Jawa mengaitkan hal apa yang
akan dipelajari dengan kehidupan nyata yang sedang mereka alami saat
ini. Misalkan dalam membuat geguritan, untuk siswa kelas IX kan
sudah tertarik dengan lawan jenis, berarti membuat geguritan yang
berhubungan dengan kasmaran atau katresnan jadi siswa dapat
memahami pelajaran.
3. Di dalam kelas, pasti ada tata tertib. Apakah Anda benar-benar
menerapkan tata tertib secara tegas kepada siswa?
- Kalau tata tertib kan memang harus diterapkan dalam kelas, jadi tugas
guru kan mengingatkan atau menegur jika ada siswa yang melanggar
tata terti tersebut.
24

4. Apakah ada sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib?


- Misalkan tidak mengerjakan PR, untuk pelajaran saya itu diberikan
tugas dua kali lipatnya dan begitu seterusnya jika siswa tidak
mengerjakan PR lagi.
5. Bagaimanakah cara Anda mengatur sebuah kelas dalam suatu pelajaran?
- Kalau menurut saya, misalkan jika ada siswa yang membuat gaduh di
dalam kelas biasanya saya panggil atau saya tegur.
6. Apakah Anda menerapkan CBSA dalam pembelajaran?
Saya kurang sering menerapkan diskusi dalam pembelajaran dalam
mata pelajaran saya, karena untuk mata pelajaran bahasa Jawa siswa
harus di terangkan terlebih dahulu, diberikan contoh kemudian siswa
mengerjakan sendiri dan menampilkannya didepan kelas.
7. Bagaimanakah cara Anda melakukan remidial?
- Remidial untuk ulangan harian, dilaksanakan 1 minggu setelah
ulangan tersebut dan serentak dalam satu kelas karena tingkat
kompetensi dalam satu kelas itu sama. Biasanya dilakukan pada hari
Sabtu. Walaupun telah remidi lagi, tetapi nilainya belum tuntas, maka
akan dilakukan remidi lagi sampai tuntas, batasnya yaitu remidi 3 kali.
Kalau sampai 3 kali masih remidi, saya berikan tugas.
8. Apakah Anda memanfaatkan alat penunjang belajar yang disediakan
secara optimal?
- Kalau untuk pelajaran saya, untuk pembelajaran mendengarkan
menggunakan sound system. Kalau untuk LCD, saya belum
memakainya karena tidak semua kelas ada LCD-nya.
D. Wawancara dengan Wakasek Kesiswaan
1. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan manajemen peserta didik?
-Wah, saya juga kurang tahu.
2.

Siapa yang berperan dalam melaksanakan manajemen peserta didik?


-Itu merupakan tugas dari bagian kesiswaan.
3. Mulai dari kegiatan awal tahun ajaran baru, bagaimana mekanisme
penerimaan peserta didik baru?
-Kalau sekarang kan lewat online, sehingga kita tidak punya wewenang.
Semuanya telah diatur oleh dinas. Tetapi ada juga yang sebagian langsung
datang ke sekolah.

25

4. Apakah sistem penerimaan peserta didik di SMP 8 Salatiga sudah dapat


dikatakan efektif?
-Ya kalau dibilang efektif atau belum ya sudah efektif. Itu kan sistemnya
se-Salatiga sudah sama, kita dari pihak sekolah hanya menjalankan saja.
5. Apakah penyeleksian calon peserta didik tidak terdapat unsur KKN?
-Tentu saja tidak karena di sini kan tidak ada seleksi, hanya berdasarkan
nilai.Tetapi ada juga yang namanya bina lingkungan yaitu bagi siswa yang
berprestasi dalam bidang olahraga paling tidak juara 1 di tingkat kota
walau secara nilai akademiknya seharusnya tidak masuk.
6. Bagaimana proses kegiatan orientasi siswa baru yang diadakan oleh SMP
8 Salatiga?
-Program kegiatan orientasi siswa baru itu dilakukan serentak se-Salatiga
dan materinya sudah ditentukan oleh kantor pendidikan dan olahraga.
Sedangkan narasumber dan instrukturnya pun dari berbagai instansi.
Misalnya jika yang berhubungan dengan kesehatan diambil dari DKK,
masalah ketertiban lalu lintas dari polres.
7. Adakah praktek perploncoan dalam pelaksanaan orientasi siswa baru?
- Oh tidak ada, di sini sistem MOS-nya tidak fisik tetapi dengan
pendidikan-pendidikan tadi seperti kesehatan, keamanan, dan wawasan
wiyata mandala yaitu pengenalan yang dilakukan intern sekolah sendiri
untuk mengenalkan lingkungan sekolah.
8. Bagaimana tata tertib untuk siswa SMP 8 Semarang? Mencakup apa saja?
-Kompleks sekali itu, ada banyak sekali aturan-aturan yang tertulis di
kesiswaan. Misalnya saja, anak tidak masuk mencapai 15% dari efektif
tidak naik dan contoh yang berat adalah merokok, memakai narkoba, dan
mencuri itu dikeluarkan.
9. Apa saja bentuk hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib?
-Hukumannya bermacam-macam tergantung jenis pelanggarannya. Bisa
dalam bentuk teguran lisan, teguran tertulis, skorsing, dan yang paling
berat adalah dikeluarkan dari sekolah.
10. Bagaimana alur penanganan siswa yang melanggar tata tertib?
-Kita di sini memakai sistem poin. Jadi apabila ada siswa yang melanggar
peraturan akan diberi poin sesuai jenis pelanggarannya dengan poin
maksimal sebesar 100. Jika poin siswa telah mencapai 100 maka siswa
tersebut akan dikeluarkan.
11. Apa saja bentuk kenakalan peserta didik yang sering terjadi di sini?
26

-Ya paling memakai seragam yang tidak sesuai aturan, membolos sekolah,
tidak mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah, dan lain
sebagainya.
12. Lalu, bagaimanakah cara untuk menanggulanginya?
-Kita harus menegakkan aturan-aturan yang ada di sekolah. Untuk siswa
yang melanggar diberikan hukuman sesuai jenis pelanggarannya agar
menimbulkan efek jera.
13. Bagaimana pelayanan kebutuhan belajar untuk peserta didik?
-Kita sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanan kebutuhan
belajar bagi siswa di dalam kelas sesuai dengan kemampuan sekolah. Di
sini juga telah tersedia laboraturium bahasa, laboratorium IPA, dan
perpustakaan untuk menunjang belajar siswa.
14. Apa saja ekstra kurikuler yang ada di SMP 8 Salatiga?
-Lumayan banyak. Ada voli, basket, cheerleaders, sepak bola, badminton,
rebana, drum band, karawitan, tari, dan yang lainnya saya lupa. Di sini
kebanyakan ekstra kurikulernya berbentuk olah raga karena prestasi yang
menonjol di SMP 8 Salatiga ini memang di bidang olah raga.
15. Apakah jenis-jenis ekstra kurikuler tersebut telah memenuhi harapan
siswa?
-Saya kira sudah, karena kami memang mengadakan ekstra kurikuler yang
banyak diminati para siswa.

27

Anda mungkin juga menyukai