Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA

PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI DESA BUGBUG KARANGASEM


Ineffect of Low Impact Aerobic Exercise on Blood Pressure among Patients with Primary
Hypertension in Rural Bugbug Village Karangasem
I Gede Agus Ada1, I G.A.A Putri Mastini2, Ni Luh Gede Intan Saraswati3
1
STIKes Wira Medika PPNI Bali1
2
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah2
3
STIKes Wira Medika PPNI Bali3
ABSTRAK
Pendahuluan:Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang masih menjadi masalah utama
di dunia, baik di Negara maju maupun Negara berkembang, termasuk Indonesia. Latihan fisik pada penderita
hipertensi bermanfaat untuk peningkatan denyut jantung dan curah jantung. Salah satu latihan fisik untuk
penderita hipertesi adalah senam aerobik low impact.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
senam aerobik low impact terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi primer. Metode:Jenis
penelitianQuasi eksperimen design dengan rancangan Time series design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 20 orang.Hasil:Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata sistolik pretest adalah 161,13 mmHg sedangkan diastolik adalah 90,33 mmHg. Rata-rata sistolik
posttestadalah 157,64 mmHg sedangkan diastolik adalah 88,62 mmHg. Hasil ujiPaired t Test tekanan darah
sistolik didapatkan p value = 0,000 < 0,05, tekanan darah diastolik didapatkan p value = 0,000 < 0,05.
Hasil ini menunjukkan ada pengaruh senam aerobik low impact terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi primer. Diskusi: Disarankan agar meningkatkan edukasi terutama tentang manfaat olahraga
senam aerobik low impact kepada penderita hipertensi primer serta meningkatkan kualitas hidup.
Kata kunci: Senam Aerobik Low Impact, Tekanan Darah, Hipertensi Primer
ABSTRACT
Introduction:Hypertension is one cardiovascular diseases still being main problem in the world both in
develoved countries and develoving countries, including Indonesia. Physical exercise are provide for berefit
to increas heart rate and cardiac output. One physical exercise for people with hypertension is low impact
aerobics. The of this study was to determine the effect of low impact aerobic exercise on blood pressure
among patients with primary hypertension. Method:Design of this study was of Quasi-experimental research
design using with a Time series design. The participants were selected using purposive sampling.N (20)
participants.Result:The results showed the average systolic pressure was 161,13 mmHg and diastolic
pressure average was 90,33 mmHg. Posttest result showed the averase of systolic pressure was 157,64
mmHg, while diastolic pressure was 88,62 mmHg. The results of Paired t Test showed systolic pressure
before and after intermiten was p value = 0,000 < 0,05, diastolic blood pressure obtained p = 0,000 <
0,05. The results showed there is significant effect of low impact aerobic exercise on blood pressure among
patients with primary hypertension. Discussion:It is suggested that health care waknes improving enhance
their education mainly about the benefits of low impact aerobic exercise patients with primery hypertension in
order to improve their qually of life.
Keywords: Low impact aerobics, Blood pressure, Primary hypertension

__________________________________________________________________
Alamat Koresponden : Jl. Serayu Br. Baruna Gang Dharmawangsa No. 08 Desa Adat Bugbug
Tengahan Kecamatan dan Kabupaten Karangasem Bali
Email

: de.agus.4645@gmail.com

PENDAHULUAN

Karangasem Iterdapat 1362 orang penderita


hipertensi ditahun 2013 dengan kasus
hipertensi primer sebanyak 83,04% atau
1.131 orang sedangkan sisanya 16,96%
atau 231 orang yang menderita hipertensi
sekunder.

Perkembangan penyakit menular


telah menjadi suatu tantangan pada abad
ke-21, penyakit tidak menular menyumbang
tiga juta kematian pada tahun 2006, dimana
60% diantaranya terjadi pada penduduk
berumur dibawah 70 tahun (World Health
Organization atau WHO, 2011). Menurut
WHO dalam profil kesehatan Indonesia
(2012) menyatakan pada tahun 2010,
penyakit tidak menular cukup banyak
mempengaruhi angka kesakitan dan angka
kematian di dunia diantaranya penyakit
kanker, diabetes mellitus (DM), dan penyakit
kardiovaskuler. Sebanyak 1 milyar orang di
dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
hipertensi, bahkan diperkirakan jumlah
penderita hipertensi akan meningkat menjadi
1,6 milyar menjelang tahun 2025 (Wirawan,
2013)

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai


tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,
2002; 896). Corwin (2009) menyatakan
hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi
sekunder dan primer. Sekitar 20% populasi
dewasa mengalami hipertensi, lebih dari
90% diantara mereka menderita hipertensi
essensial (primer), dimana tidak diketahui
penyebab medisnya. Sisanya mengalami
kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder)
Beberapa faktor resiko yang dapat
diubah yang berkaitan dengan hipertensi
primer sebagai berikut: alkohol, diet,
merokok, obesitas, dan stres. Faktor resiko
yang tidak dapat diubah, yaitu: genetik, jenis
kelamin, usia. Corwin (2009; 448)
mengatakan, sebagian besar manifestasi
klinis terjadi setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, intervensi farmakologis dan
nonfarmakologis dapat membantu individu
mengurangi tekanan darahnya.
Ardiansyah (2012; 68), menyatakan
terapi obat pada penderita hipertensi dimulai
dengan salah satu obat berikut:
hidroklorotiazid (HCT), reserpin, propanolol,
kaptropil, nifedipin, dll. Terapi non
farmakologis menurut Ardiansyah (2012; 68),
langkah awal biasanya adalah dengan
mengubah pola hidup penderita, yakni
dengan cara: Menurunkan berat badan
sampai batas ideal, pembatasan konsumsi
garam, mengurangi konsumsi alkohol,
berhenti merokok dan olahraga yang tidak
terlalu berat salah satunya senam aerobik
low impact.
Latihan fisik pada penderita hipertensi
bermanfaat dimana saat dilakukan latihan
fisik terjadi peningkatan denyut jantung dan
peningkatan
curah
jantung
untuk

Riset Kesehatan Dasar 2013 yang


diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, melalui
pengukuran pada umur 18 tahun,
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
25,8%. Terjadi peningkatan prevalensi
hipertensi berdasarkan wawancara (apakah
pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan
minum obat antihipertensi) dari 7,6%pada
tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013.
Prevalensi kasus hipertensi di daerah
Bali menurut Riset Kesehatan Dasar 2007
sebesar 19,6 persen penderita hipertensi
(Dinkes Bali, 2012). Prevalensi hipertensi di
Bali mengalami peningkatan pada tahun
2013 yang mencapai angka 19,9% penderita
hipertensi
(Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Kasus hipertensi juga menempati urutan ke4 pada 10 besar penyakit pada pasien di
Puskesmas daerah Provinsi Bali yaitu
sebesar 88.092 orang dan 90% dari kasus
hipertensi yang ada merupakan hipertensi
primer (Dinkes Bali, 2012). Berdasarkan
data yang didapat dari Puskesmas
2

mensirkulasi darah keseluruh bagian tubuh.


Di
USA
warga
dewasa
disana
direkomendasikan melakukan intensitas
aktifitas 30 menit atau lebih selama
beberapa hari dalam satu minggu (CDC,
Centers for Disease Controls and Prevention
USA, 2011).
Senam aerobik low impact sendiri
merupakan senam yang gerakannya
menggunakan seluruh otot, terutama otototot besar sehingga memacu kerja jantungparu, dan gerakan badan secara
berkesinambungan pada bagian-bagian
badan. Bentuk gerakan dengan satu atau
dua kaki tetap menempel dilantai serta
diiringi musik. Untuk kebugaran tubuh,
senam aerobik memberi manfaat banyak
antara lain meningkatkan daya tahan
jantung, paru-paru, menguatkan otot-otot
tubuh, kelenturan dan membakar kalori
(Susanto, 2008). Kelebihan dari senam
aerobik low impact ini adalah gerakannya
cukup mudah dan ringan seperti berjalan di
tempat, menekuk siku, dan menyerongkan
badan.Senam aerobik low impact inilah yang
tepat digunakan untuk dewasa dan lansia.
Tingginya tekanan darah yang lama
tentu saja akan merusak pembuluh darah di
seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata,
jantung, ginjal dan otak. Maka konsekuensi
yang biasa pada hipertensi yang lama tidak
terkontrol adalah gangguan penglihatan,
oklusi koroner, gagal ginjal dan stroke.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada tanggal 26 Januari
2014 di Desa Bugbug dengan pemeriksaan
fisik, observasi yang dilakukan langsung
pada responden oleh peneliti serta data dari
Desa Bugbug didapatkan penderita
hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 98
orang, mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu 49% dari tahun sebelumnya.
Didapatkan 86% atau 84 orang yang
menderita hipertensi primer sisanya 14%
atau 14 orang yang menderita hipertensi
sekunder.
Dari jumlah penderita hipertensi
primer sebanyak 89% penderitanya adalah
perempuan, sedangkan sisanya 11%
penderitanya laki-laki. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah masingmasing diatas 140/90 mmHg. Sampel yang
dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Menurut

wawancara terhadap responden secara


langsung, mereka sudah pernah melakukan
pengobatan farmakologis seperti obat
antihipertensi namun belum didapatkan hasil
yang signifikan sedangkan dari Puskesmas
belum pernah memberikan senam aerobik
low impact sebagai terapi hipertensi primer
di Desa Bugbug Karangasem.
Berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh
Senam Aerobik Low Impact terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Primer di Desa Bugbug Karangasem.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah Quasi Experiment
Design, dengan menggunakan rancangan
Time Series Design yaitu rancangan ini
seperti rancangan pretest posttest,
keuntungan dengan melakukan observasi
pengukuran
yang
berulang-ulang
(Notoatmodjo, 2012). Tempat penelitian
dilaksanakan
di
Desa
Bugbug
Karangasemdan dilakukan pada tanggal 9
Juni sampai 5 Juli 2014.
Populasi dari penelitian ini adalah
semua penderita hipertensi primer yang
terdata di Desa Bugbug Karangasem yakni
berjumlah 84 orang. Pada penelitian ini,
sampel yang digunakan sebanyak 20
penderita yang mengalami tekanan darah
tinggi pada penderita hipertensi primer
Pada penelitian ini teknik sampling
yang digunakan adalah Non probability
sampling dengan teknik purposive sampling
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan
cara mengambil subjek bukan didasarkan
atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh (Arikunto, 2006).
Variabel bebas dari penelitian ini
adalah senam aerobik low impact dan
variabel dependent (terikat) adalah tekanan
darah penderita hipertensi primer. Instrumen
penelitian
ini
menggunakan
sphygmomanometer,
stetoskop
dan
Checklist atau SOP
3

Tabel 2. Distribusi Tekanan Darah Penderita


Hipertensi Primer Setelah Diberikan Senam

Tekan
an
Darah

Sistolik 161
pretest ,13
Sistolik 157
postte
,64
Tekana Mea
st
n Darah
n
Diastol 90,
ik
33
Sistolik 157,
pretest
64
Diastol 88,
Diastoli 88,6
ikpostt
62
k
2
est

HASIL
Karakteristik responden berdasarkan
umur di Desa Bugbug Karangasem dapat
dijelaskan seperti tabel di bawah ini.
20%
40-50 tahun

30%
51-60 tahun

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Umurdi Desa Bugbug
Karangasem

PEMBAHASAN
Tekanan darah sebelum diberikan senam
aerobik low impact pada penderita
hipertensi primer.

Karakteristik responden berdasarkan


jenis kelamin di Desa Bugbug Karangasem
dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini.

Hasil penelitian menunjukan rata-rata


tekanan darah sistolik penderita hipertensi
primer sebelum diberikan senam aerobik low
impact adalah 161,13 mmHg dengan nilai
minimum 137,9 mmHg dan maksimum 184,2
mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik
penderita hipertensi primer sebelum
diberikan senam aerobik low impact adalah
90,33 mmHg dengan nilai minimum 88,2
mmHg dan maksimum 93,7 mmHg. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
pasien
mengalami hipertensi sedang.
Hasil penelitian yang didapat
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mustika (2012), dengan judul Pengaruh
Terapi Bekam terhadap Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi di Klinik Bekam DeBesh
Center Ar Rahmah dan Rumah Sehat
Sabbihisma Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan desain pre eksperiment
designs dengan model one group pretest

Laki-laki

95%

Perempuan

Gambar 2.Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bugbug
Karangasem
Hasil pengamatan terhadap obyek
penelitian berdasarkan variabelpenelitian
Tabel 1. Distribusi Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Primer Sebelum Diberikan Senam
AerobikLow Impact di Desa Bugbug
Karangasem
Teka
nan
Dara
h
Sistol
ik
Diast
olik

95%
CI
Lower
Upper
161,13 162 137,9- 14,49 154,3184,2
167,9
90,33 90,4 88,2- 1,77 89,593,7
91,1
Mean Media
n

MinMak

95% CI
Seli
p
val
Lo Upp sih
mea ue
we
er
n
r
14,4 15 167, 3,49 0.0
9 4,3
9
00
13,7 15 164,
95%
9 1,1
1
Medi MinSD
CI
an
Mak
Lower1,77 89, 91,1 1,71 0.0
Upper
5
00
157, 135,8- 13,79 151,19
179,7
164,1
1,48 87, 89,3
88,2 86,3- 1,48 87,99
91,7
89,3
S
D

Tabel 5. Hasil Pengaruh Senam Aerobik Low


Impact Terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi Primer di Desa Bugbug
Karangasem

50%
> 60 tahun

5%

Me
an

SD

posttest pada 20 responden hipertensi yang


memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
diperoleh secara acidental sampling. Hasil
uji univariat menunjukkan rata-rata tekanan
darah sistolik sebelum terapi bekam 153,10
mmHg, dengan standar deviasi 21,361
mmHg, nilai minimum 132 mmHg, dan nilai
maksimum 199 mmHg. Sedangkan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum terapi
bekam 94,50 mmHg, dengan standar deviasi
10.817 mmHg, nilai minimum 80 mmHg, dan
nilai maksimum 120 mmHg.
Hasil penelitian yang didapat juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Hamarmo (2013) yang meneliti tentang
pengaruh latihan relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tekanan darah klien
hipertensi primer di KotaMalang. Penelitian
ini menggunakan desain quasiexperiment
dengan tehnik pengambilan sampel
consecutive sampling. Besar sampel adalah
40 responden, dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.Hasil analisis didapatkan rata-rata
umur responden dari kedua kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol adalah 52,8
tahun, umur termuda 42 tahun dan umur
tertua 59 tahun. 80 % responden penelitian
mempunyai jenis kelamin perempuan pada
kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol, sedangkan 20 % responden
penelitian mempunyai jenis kelamin laki-laki
baik pada kelompok perlakuan maupun
kelompok kontrol. Hasil analisis data
didapatkan rata rata tekanan darah sistolik
kelompok perlakuan sebelum latihan
relaksasi otot progresif adalah 155,05
mmHg. Rata rata tekanan darah sistolik
kelompok kontrol sebelum adalah 157,20
mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik
responden pada kelompok perlakuan adalah
94,20 mmHg sedangkan pada kelompok
kontrol adalah 98,4 mmHg.
Peningkatan tekanan darah yang
dialami oleh responden dapat disebabkan
oleh berbagai faktor salah satunya adalah
umur, dimana responden sebagian besar
yaitu 10 orang (50%) berumur 51-60 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Price
(2006) yang mengatakan bahwa tekanan
darah dewasa meningkat seiring dengan
pertambahan umur, pada lansia tekanan
darah sistoliknya meningkat sehubungan

dengan penurunan elastisitas pembuluh


darah.
Teori diatas didukung oleh teori
Smeltzer & Bare (2002) penderita hipertensi
umumnya paling tinggi dijumpai pada usia >
40 tahun. Penderita kemungkinan mendapat
komplikasi (kelainan) pembuluh darah otak
6-10 kali lebih besar pada usia > 40 tahun,
dengan bertambahnya umur, maka tekanan
darah juga akan meningkat karena dinding
arteri akan mengalami penebalan oleh
karena adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku.
Bangun (2002) menyebutkan pada
premenopause perempuan mulai kehilangan
sedikit demi sedikit hormone estrogen yang
selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya
sesuai
dengan
umur
perempuan secara alami, yang umumnya
mulai terjadi pada perempuan umur 45-55
tahun. Premenopause cenderung memiliki
tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki.
Tekanan darah setelah diberikan senam
aerobik low impact pada penderita
hipertensi primer.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata
tekanan darah sistolik penderita hipertensi
primer setelah diberikan senam aerobik low
impact adalah 157,64 mmHg dengan nilai
minimum 135,8 mmHg dan maksimum 179,7
mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik
penderita hipertensi primer setelah diberikan
senam aerobik low impact adalah 88,62
mmHg dengan nilai minimum 86,3 mmHg
dan maksimum 91,7 mmHg. Hasil penelitian
ini menunjukkan terjadi penurunan tekanan
darah setelah diberikan senam aerobik low
imfact yaitu tekanan darah sistolikpretest
dan posttest sebesar 3,49 mmHg dan
penurunan tekanan darah diastolikpretest
dan posttest sebesar 1,71 mmHg.
Hasil penelitian yang didapat
didukung oleh penelitian yang dilakukan
olehMustika (2012), dengan judul Pengaruh
Terapi Bekam terhadap Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi di Klinik Bekam DeBesh
Center Ar Rahmah dan Rumah Sehat
5

Sabbihisma Kota Padang. Penelitian ini


menggunakan desain pre eksperiment
designs dengan model one group pretest
posttest pada 20 responden hipertensi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
diperoleh secara acidental sampling. Hasil
uji univariat menunjukkan rata-rata tekanan
darah sistolik setelah terapi bekam 143,75
mmHg, dengan standar deviasi 19,740
mmHg, nilai minimum 124 mmHg, dan nilai
maksimum 186 mmHg. Rata-rata tekanan
darah diastolik setelah terapi bekam 89,60
mmHg, dengan standar deviasi 10,923
mmHg, nilai minimum 80 mmHg, dan nilai
maksimum 111 mmHg.
Terjadinya penurunan tekanan darah
setelah responden melakukan senam
aerobik low impact. Brick (2002)
menyebutkan senam aerobik low impact
merupakan senam yang gerakannya
menggunakan seluruh otot, terutama otototot besar sehingga memacu kerja jantungparu, dan gerakan badan secara
berkesinambungan pada bagian-bagian
badan. Tubuh akan beradaptasi dengan
program latihan aerobik dalam waktu
beberapa
minggu.
Sehingga
akan
mengetahui bahwa detak jantung yang
beristirahat dan tekanan darah akan turun.
Hasil penelitian yang didapat sesuai
dengan teori Wicaksono (2011) mengatakan
senam aerobik low impact merupakan suatu
aktivitas fisik aerobik yang terutama
bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dan daya tahan
jantung, paru, peredaran darah, otot dan
sendi.
Kalau olahraga aerobik dilakukan
berulang-ulang, lama-kelamaan penurunan
tekanan darah akan berlangsung lama.
Itulah sebabnya latihan aktivitas fisik senam
aerobik yang dilakukan secara teratur bisa
menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga
yang efektif menurunkan tekanan darah
adalah olahraga aerobik dengan intensitas
sedang. Frekuensi latihannya 3-5 kali
seminggu dengan lama latihan 20-60 menit
sekalilatihan.
Hasil penelitian yang didapat juga
didukung oleh teori Anggriyana (2010)
menyebutkan keuntungan dan manfaat yang
diperoleh dengan olahraga senam aerobik
low impact yaitu setelah berlatih olahraga

senam aerobik low impact secara bertahap,


teratur dan cukup lama, maka jumlah dan
besarnya pembuluh darah menjadi lebih
efisien, olahraga ini menaikkan elastisitas
pembuluh-pembuluh darah, hingga dapat
mengurangi
kemungkinan
pecahnya
pembuluh-pembuluh pada tekanan darah
yang meningkat.
Pengaruh senam aerobik low impact
terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi primer.
Berdasarkan hasil uji statistik Paired t
Testtekanan darah sistolik didapatkan nilai p
value = 0,000 < 0,05, uji statistik Paired t
Testtekanan darah diastolik didapatkan p
value = 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan ada pengaruh senam aerobik
low impact terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi primer di Desa Bugbug
Karangasem. Selain itu dapat dilihat adanya
penurunan tekanan darah sistolikpretestdan
posttestsebesar 3,49 mmHg dan penurunan
tekanan darah diastolikpretest dan posttest
sebesar 1,71 mmHg.
Hasil penelitian yang didapat
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mayunantar (2013), melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Jalan Kaki Terhadap
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Desa Pererenan Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung.Jenis Penelitian yang
digunakan adalah pre-experimental dengan
rancangan pretest posttest without contol
group design.Hasil uji statistik dengan uji
wilcoxon
menunjukkan
ada
pengaruhpemberian pelatihan jalan kaki
terhadap perubahan tekanan darah sistolik
(p = 0,001 z = -3,330) dan diastolik (p 0,008
z = -2,673).
Hasil penelitian menunjukkan ada
pengaruh senam aerobik low impact
terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi primer, sesuai dengan teori
menurut Suharno (2009) manfaat senam
aerobik low impact khususnya pada lansia
ialah
menaikkan
fungsi
jantung,
denganmenaikkan detak jantung selama 15
menit dapat meningkatkan dayatahan dan
kekuatan, meningkatkan kinerja paru-paru,
membantuuntuk memperluas permukaan
paru-paru dan mempermudah jalannafas,
6

menjaga jantung dan paru-paru untuk


bekerja dengan baik. Penurunan tekanan
darah ini antara lain terjadi karena
pembuluhdarah mengalami pelebaran dan
relaksasi.
Hasil penelitian yang didapat sesuai
dengan teori Guyton, (1990) pada awal
olahraga aerobik, terjadi peningkatan curah
jantung atau jumlah darah yang keluar dari
jantung setiap menit. Peningkatan curah
jantung selama melakukan olahraga dapat
mencapai 4-5 kali dibanding saat istirahat.
Jantung dirangsang untuk meningkatkan
frekuensi
jantung
dan
kekuatan
pemompaan. Kemudian pembuluh darah
dari sirkulasi perifer berkontraksi dengan
kuat kecuali pembuluh di dalam otot yang
aktif, yang melebar oleh efek vasodilator
setempat dari otot itu sendiri.
Hasil penelitian yang didapat juga
sesuai dengan teori More (2000) dan
Decungkringo (2012) energi yang digunakan
untuk latihan fisik aerobik terutama berasal
dari lemak, karena lemak merupakan
cadangan energi ideal dimana setiap unit
berat volume akan memproduksi lebih
banyak energi jika dibandingkan karbohidrat
maupun protein. Penggunaan asam lemak
untuk energi tersebut menyebabkan
penurunan kadar asam lemak untuk energi
tersebut menyebabkan penurunan kadar
asam lemak darah. Sumber energi asam
lemak didapat dari lipolisis yang akan
menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Mengurangi trigliserida berarti
mengurangi partikel-partikel yang bisa
memicu penimbunan lemak di dinding
pembuluh darah sehingga menurunkan
tekanan darah.

aerobiklow impactadalah 157,6 mmHg


sedangkan tekanan darah diastolik adalah
88,6 mmHg.
Hasil uji statistik Paired t Testtekanan
darah sistolik didapatkan nilai p value =
0,000 < 0,05, uji statistik Paired t
Testtekanan darah diastolik didapatkan p
value = 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan ada pengaruh senam aerobik
low impact terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi primer di Desa Bugbug
Karangasem tahun 2014. Selain itu dapat
dilihat adanya penurunan tekanan darah
sistolikpretest dan posttestsebesar 3,49
mmHg dan penurunan tekanan darah
diastolikpretest dan posttest sebesar 1,71
mmHg.
Saran
Bagi Puskesmas Karangasem I
Mengingat bahwa senam aerobik low
impact berpengaruh terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi primer, diharapkan
pihak Puskesmas membuat program
olahraga senam aerobik low impact serta
melakukan evaluasi dan monitoring terhadap
pelaksanaan olahraga senam aerobik low
impact sehingga dapat diketahui apakah
pelaksanaan olahraga senam aerobik low
impact sudah dilaksanakan sesuai prosedur
serta dapat disusun standar operasional
prosedur (SOP).
Bagi perawat di Puskesmas Karangasem I
Disarankan untuk meningkatkan
edukasi pada penderita hipertensi primer
terutama tentang manfaat olahraga senam
aerobik low impact serta mengajarkan
olahraga senam aerobik low impactkepada
penderita hipertensi primer agar dapat
melakukan secara mandiri di rumah.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dari
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
acuan dalam meneliti lebih lanjut tentang
olahraga senam aerobik low impact pada
penderita hipertensi primer dengan berbagai
metode yang lainnya sehingga nantinya
dapat dijadikan pembanding dari hasil yang
telah didapatkan sekarang dan beberapa
kekurangan yang ditemui pada penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian diatas


dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut: Rata-rata tekanan darah sistolik
penderita hipertensi primer sebelum
diberikan senam aerobik low impact adalah
161,13 mmHg sedangkan rata-rata tekanan
darah diastolik adalah 90,33 mmHg. Ratarata tekanan darah sistolik penderita
hipertensi primer setelah diberikan senam
7

seperti mengendalikan faktor-faktor yang


mempengaruhi tekanan darah seperti pola
makan, obesitas, diet dan tingkat stres, serta
pemilihan sampel disesuaikan nilai tekanan
darah sistolik dan diastolik yang sama.
Desain peneltian ini menggunakan
Time series design tanpa kelompok
pembanding
(kontrol),
sebaiknya
menggunakan kelompok kontrol karena
rancangan dengan kelompok kontrol lebih
memungkinkan adanya kontrol terhadap
validitas internal sehingga keutungannya
lebih menjamin adanya validitas internal
yang tinggi dan jumlah populasi yang
diperlukan lebih besar.
Peneliti selanjutnya agar mencari
lebih banyak petugas yang melakukan
pengukuran tekanan darah sehingga waktu
yang digunakan cukup optimal dan
memberikan hasil yang valid.

prediction of hip fractures: The Study of


Osteoporotic Fractures Research Group
Lancet. Journal neurology, 72 (5), 341.
Dinkes Provinsi Bali.2007a. Profil Kesehatan
provinsi Bali. Denpasar
Dinkes Provinsi Bali.2012b. Profil Kesehatan
provinsi Bali. Denpasar
Dinkes Provinsi Bali.2013c. Profil Kesehatan
provinsi Bali. Denpasar
Depkes RI. 2007a. Pharmaceutical Care
untuk penyakit hipertensi Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.Retrieved
from
http://www.depkes.go.id. (15 Maret
2014)
Depkes RI, 2011b. Penyakit Menular
Penyebab Kematian Terbanyak Di
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
http://www-.depkes.go-.id-/index-.php/be
rit-a/press-release/1637-penyakit-tidakmenular-ptmpenyebab-ke
matianterbanyak-di-indonesia.html(15 Maret
2014)
Divine. 2012. Program Olahraga Tekanan
Darah Tinggi. PT Intan Sejati
Ganong, WF. 2005a. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC
Ganong, WF. 2008b. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC
Giriwijoyo, S. 2007. Olahraga untuk
kesehatan. Jakarta: Balai Pustaka.
Glisenzinski D, et al. 2003. AEROBIK
training emprove exercise induced
lipolysis in SCAT and lipid utilization in
overweight Men. AJP endocrine metab
285: E984-990
Gray, HH, dkk. 2003. Lecture Notes
Kardiologi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Guyton, A.C. 1990. Fisiologi Manusia dan
Mekanisme Penyakit. Edisi 3. Jakarta.
EGC
Guyton & Hall. 2007a. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran,Edisi 11. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. 2012b. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran,Edisi 11. Jakarta : EGC
Harber, P.M., & Scoot, T. 2009.Aerobic
exercise training improves whole muscle
and single Myofiber size and function in
older woman. JournalPhysical Regular
Integral Company Physical, 10, 11-42.
Hidayat, Alimul Aziz. A. (2007).Metode
Penelitian Keperawatan Dan Teknik

KEPUSTAKAAN
Anggriyana Tri Widianti. 2010. Catatan
Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM). Yogyakarta : Nuha Medika
Ardiansyah.2012. Medikal Bedah untuk
Mahasiswa. Jakarta. Diva Press
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Yogyakarta: Rineka Cipta
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI,2008. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007.
Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013)
Bangun, AP. 2002. Terapi Jus & Ramuan
Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Brick, L. 2002.Bugar dengan Senam
Aerobik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
CDC, 2011. State-Specific Trend In Self
Report
3rd
Blood
Pressure
Screeningand High Blood PressureUnited
States
19911999.MMWR.2002;51(21):456.
Corwin, E. 2009.Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta: EGC
Cummings, S.R., Black, D.M, & Nevitt, M.C.
1999. Bone density at various sites for

Analisis Data.Jakarta : Penerbit


Salemba Medika.
Hoan, T. dan Rahardja, K. 2007.Obat-obat
Penting, Kasiat, Penggunaan dan Efekefek Sampingnya. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Karim, F. 2005. Panduan kesehatan
olahraga bagi petugas kesehatan
Depkes RI.Jakarta: Salemba Media.
Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian
Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: PPM.

Notoatmodjo.2005a. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo 2010b.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012c. Promosi
kesehatan
dan
Perilaku
Kesehatan.Jakarta : Rineka cipta
Nugroho.2008. Keperawatan Gerontik dan
Geriatrik. Edisi 3, Jakarta: EGC.
Nursalam. 2009a. Konsep & Metode
Keperawatan (ed. 2) .Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam 2013b.Konsep & Metode
Kozier, Erb, Berman, Snyder. 2010.
Keperawatan (ed. 2) .Jakarta: Salemba
Fundamental
Keperawatan:
Medika
Konsep,Proses, & Praktek, Edisi 7.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2005a.Fundamental
Jakarta, EGC
of nursing edisi 4.Jakarta: EGC.
Kozier.2009a.
Buku
Ajar
Praktik
Potter, P.A & Perry, A.G. 2010b.
Keperawatan Klinis. Edisi 5, Jakarta:
Fundamental of nursing edisi 4. Jakarta:
EGC
EGC.
Kozier. 2011b. Buku Ajar Fudamental
Price, S.A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis
Keperawatan Konsep, Proses, dan
Proses-proses Penyakit. Volume 6.Edisi
Penyakit. Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC.
6. Jakarta: EGC.
Kusmaedi, N. 2004.Penjasorkes. Jakarta:
Saryono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Ghalia Indonesia Printing.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Liana. 2009. Penderita Hipertensi Harus
Scanlon, S. 2006. Buku Ajar Anatomi
Disiplin.
Fisiologi.Edisi 3. Jakarta: EGC
Available:http://id.shvoong.com/f/medici
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika
ne-andPPNI Bali. 2014. Buku Panduan
health/alternativemedicine/1951821Penyusunan Skripsi Program Studi Ilmu
penderita-hipertensi-harus-disiplin/. (19
Keperawatan. Denpasar
Maret 2014)
Silbernagl, S. 2006. Teks & atlas berwarna
Lumbantobing. 2009. Tekanan Darah Tinggi.
patofisiologi. Jakarta: EGC
Jakarta:
Fakultas
Kedokteran
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari
Universitas Indonesia.
Sel ke Sistem. Edisi Kedua. Jakarta:
Michael, dkk. 2009. Gizi kesehatan
EGC.
Masyarakat. Jakarta: EGC
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar
Mitchell, dkk. 2009.Buku Saku Dasar
Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Patologis Penyakit (ed 7). Jakarta: EGC
Suddarth edisi 8, vol2. Jakarta. EGC
More-Rodriguez, Ricardo and Edward F.
Stanley, M & Patricia, G.B. (2007).Buku ajar
Colev. 2000, Effect of Plasma
keperawatan gerontik edisi 2. Jakarta:
Epinephrine on Fat Metabolism During
EGC.
Exercise: Interactions With Exercise
Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Intensity. Am J Physiol. Endocrinol
Dalam, Edisi V jilid II. Jakarta : Internal
Metab 278: E669-E676.
Publishing
Murti, B. 2006.Desain dan Ukuran Sampel
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian.
untuk Penelitian Kuantitatif dan
Bandung: Alfabeta
Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Suharno, 2009.Latihan jasmani dalam
Yogyakarta: Gadja Mada University
pencegahan
penyakit
jantung
Press
koroner.Jakarta: Salemba Media.
Sukawana, IW. 2008. Pengantar Statistik Untuk Keperawatan. Denpasar: Poltekes Denpasar.
Susanto & Luknas, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rjawali Pers
Sylvia, P. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.jakarta: EGC
9

Tambayong, J. (2003). Patofisiologi untuk keperawatan . Jakarta. EGC Tamher.


Tangkudung, J. (2004). Cerdas dan bugar dengan senam. Jakarta: Gramedia.
Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistemik. Vol. 2. Jakarta: EGC
Vilarreal, D.T., Binder, E.F., & Yarasheki, K.E. (2004).Effects of exercise training on bone mineral
density in frail elderly woman.Topics in JournalAmerica Geriatric Soc, 4(33), 13-19.
Vitaheath.2004. Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga Hipertensi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Wicaksono, F. (2011).Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Printing.
World Health Organization (WHO)., 2011a. Hypertension fact sheet. Department of Sustainable
Development
and
Healthy
Environments
September
2011.
http:-//www.searo.who.int/linkfiles/non_communicable_diseases_hypertension-fs.pdf
World Health Organization (WHO).2011b. Physical activity.Retrieved from Institute website:
http://www.who.int/en/.(29 Maret 2014).
Wirawan, T. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes.Jakarta: PLATINUM.
Yogiantoro, dalam sudoyo, A.W. 2009. Hipertensi Essensial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2.
Edisi 5. Jakarta: E

10

Anda mungkin juga menyukai