0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
415 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber penerimaan negara Indonesia, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan sumber lainnya. Ia juga membahas tentang inefisiensi pengelolaan subsidi BBM dan produksi minyak di Indonesia, serta perlunya revolusi anggaran negara dengan menghapus pos pendapatan migas dan meningkatkan sektor produktif lain untuk menambah penerimaan negara.
Deskripsi Asli:
memberi penjelasan mengenai sumber sumber penerimaan negara dan analisa (perspektif) mengenai anggaran negara dimasa pemerintahan SBY
Judul Asli
sumber sumber penerimaan negara dan analisa (perspektif) mengenai anggaran negara
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber penerimaan negara Indonesia, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan sumber lainnya. Ia juga membahas tentang inefisiensi pengelolaan subsidi BBM dan produksi minyak di Indonesia, serta perlunya revolusi anggaran negara dengan menghapus pos pendapatan migas dan meningkatkan sektor produktif lain untuk menambah penerimaan negara.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber penerimaan negara Indonesia, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan sumber lainnya. Ia juga membahas tentang inefisiensi pengelolaan subsidi BBM dan produksi minyak di Indonesia, serta perlunya revolusi anggaran negara dengan menghapus pos pendapatan migas dan meningkatkan sektor produktif lain untuk menambah penerimaan negara.
Kelas 2-AC/no urut absen 25 SUMBER SUMBER PENERIMAAN NEGARA Sumber penerimaan negara berasal dari tiga sumber utama, yakni; sumber penghasilan pajak, sumber penghasilan non-pajak, dan hibah. Penerimaan penerimaan negara ini sangatlah dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan diusahakan meningkat tiap tahunnya. A. PENERIMAAN PAJAK Pendapatan pajak berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Pajak dalam negeri adalah pajak pajak yang dikumpulkan dari masyarakat yang berada di dalam negeri baik sesuai dengan peraturan pemerintah. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.
pendapatan pajak penghasilan (PPh)
2.
pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah
3.
pendapatan pajak bumi dan bangunan
4.
pendapatan cukai
Pendapatan Pajak Internasional
5.
pendapatan bea masuk
6.
pendapatan bea keluar
B. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara, serta PNBP lainnya. Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, PNBP ini memiliki peran yang cukup penting dalam menopang kebutuhan pendanaan anggaran dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) walaupun sangat rentan terhadap perkembangan berbagai factor eksternal. Bumi, Air, dan Kekayaan Alam Pasal 33 UUD 1945 bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar- besarnya.
Tugas Pengantar Perpajakan
Nurul Ilmi SAlsabila Kelas 2-AC/no urut absen 25
Pasal 1 ayat 2 Undang-undang pokok agrarian
bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Bumi, air, dan ruang angkasa milik Bangsa Indonesia merupakan kekayaan nasional Penerimaan pendapatannya berasal dari penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA migas) serta penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA nonmigas). Namun penerimaan minyak bumi dan gas alam (migas) ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah, dan tingkat lifting minyak. Pendapatan bagian laba BUMN 1. pendapatan laba BUMN perbankan 2. pendapatan laba BUMN non perbankan PNBP lainnya a. pendapatan dari pengelolaan BMN b. pendapatan jasa c. pendapatan bunga d. pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi e. pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi f.
pendapatan iuran dan denda
Pendapatan Badan Layanan Umum
a) pendapatan jasa layanan umum Pelayanan pendidikan, Pelayanan kesehatan, dan Pemberian hak paten, hak cipta, dan merk.
Tugas Pengantar Perpajakan
Nurul Ilmi SAlsabila Kelas 2-AC/no urut absen 25 b) pendapatan hasil kerja sama BLU C. sumber lainnya Hibah atau hadiah dari pihak manapun; Pencetakan uang (deficit spending) umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah; Pinjaman Negara baik dari dalam negeri maupun luar negeri. REVOLUSI APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi kiblat dari pelaksanaan urusan negara terkait dengan keuangan yang dilaksanakan selama satu tahun. Hal ini menjadi penentu setiap kebijakan, khususnya kemudian menggambarkan secara periodik gambaran kondisi perekonomian nasional serta pertumbuhannya, dengan asumsi asumsi yang telah ditinjau sebelum dan selama proses periodikal tersebut berlangsung. Namun, tak dapat dipungkiri terlalu banyak hal yang menggeser dan membuatnya mudah harus diubah ditengah proses berlangsungnya suatu periode keuangan nasional ini. Naiknya turunnya dollar, kuat lemahnya rupiah, serta harga minyak dunia mejadi hal hal yang selalu membuat pemerintah pusing setiap saat. Terkait hal hal itu, APBN negara ini kemudian disibukkan dengan penyesuaian sana sini. Khususnya untuk harga minyak. Penyesuaian penyesuaian ini, dilakukan untuk menjawab tantangan ekonomi global, yang mana dalam hal ini kita memang dituntut mengikuti perkembangan ekonomi dunia tiap harinya. Perubahan perubahan yang diinginkan dan dijalankan ini ditujukan sebagai referensi pengambilan kebijakan, khususnya terhadap subsidi subsidi pembiayaan pembiayaan negara yang harus tepat tersalurkan secara benar dan efisien. Efisiensi yang diharapkan baik dari sistem maupun jumlah agar tidak terjadi inefisiensi atau pemborosan penggunaan anggaran dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan negara ini. Salah satu yang menjadi polemik di negara ini, sejak reformasi, yakni tentang subsidi bahan bakar minyak (BBM). Baik pengolahan subsidi untuk rakyat dan juga tentang pendapatan minyak dan gas. Memang, hal ini menjadi pembahasan yang sangat ditunggu tunggu, Selain karena hal ini menyangkut kebutuhan pokok yang membantu laju kegiatan social dan perekonomian, ini juga menjadi sangat krusial karena faktanya terlalu banyak kejanggalan yang diduga hasil praktik pihak pihak tidak berpihak pada rakyat. Terkait minimnya kapasitas produksi minyak yang kita hasilkan tiap hari. Tercatat kebutuhan BBM negeri ini adalah 1,6 juta barel minyak tiap harinya. Sedangkan produksi kilang kilang
Tugas Pengantar Perpajakan
Nurul Ilmi SAlsabila Kelas 2-AC/no urut absen 25 minyak kita hanya sekitar 930 ribu barel minyak tiap harinya dimana dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kita kiranya masih harus memasok sekitar 670 ribu barel minyak tiap harinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang utama menjadi stakeholder, atau pihak yang bertanggungjawab dalam urusan produksi dan distribusi BBM ini bias saya nyatakan tidak becus dalam peningkatan mutu dan kualitas. Pasalnya, telah 57 tahun lamanya berdiri sebagai badan usaha utama, pertamina hanya mempunyai dan mengandalkan sembilan kilang minyak untuk memproduksi BBM. Kita memiliki lahan yang sangat luas, tanah air ini mempunyai kekayaan alam yang sangat banyak. Negara kita diakui oleh dunia mempunyai kekayaan alam yang sangat potensial untuk dimanfaatkan mencukupi kebutuhan masyarakat dunia. Baik daratan, maupun lautan. Baik apa yang ada di permukaan maupun di dalam bumi. Namun, tidakkah kita berpikir, negara yang hampir mencapai kepala tujuh pada 17 Agustus mendatang -- dengan penduduk hampir mencapai 250 juta jiwa, hanya mempunyai sembilan kilang minyak. Harusnya kita dapat membangun, atau paling tidak menyisihkan dulu dana untuk membangun kilang kilang minyak tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak. Dengan hanya mengandalkan Sembilan kilang minyak, jelas kapasitas produksi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap minyak tiap harinya. Akhirnya, minimnya kapasitas produksi ini kemudian mendesak pemerintah untuk mengimpor minyak dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tiap hari, seperti data sebelumnya, kita membutuhkan 670 ribu barel minyak tiap harinya. Pemerintah kemudian menganggarkan dana subsidi untuk BBM. Data menunjukkan bahwa pemerintah mensubsidi sebanyak 1,6 juta barel minyak tiap harinya. Ini sangat janggal. Kebutuhan kita kurang lebih hanya 670 ribu barel tiap harinya. Tapi yang disubsidi adalah sebanyak 930 ribu barel melebihi angka yang seharusnya kita butuhkan. Ini menunjukkan inefisiensi penggunaan anggaran tiap tahunnya. Kemudian jika memang berlebih hingga 58,1% seperti ini, maka harusnya, sekarang ini kita jelas memiliki cadangan minyak yang cukup. Namun, fakta berkata lain. Muda ini, kita masih juga dipusingkan dengan kebutuhan minyak yang tidak kunjung terpenuhi.
Tugas Pengantar Perpajakan
Nurul Ilmi SAlsabila Kelas 2-AC/no urut absen 25 Pertanyaan selanjutnya, kemanakah perginya 930 ribu barel minyak berlebih tersebut? Ini menjadi pertanyaan besar dibalik tanggung jawab pertamina sebagai badan pengelola produksi maupun distribusi minyak di negeri pertiwi ini. Mengimpor minyak, jelas sangat membebankan APBN. Kita harus membeli minyak dari luar negeri dengan harga internasional untuk memenuhi kekurangan kebutuhan dalam negeri. Yang jika kita hitung hitung, biaya mengimpor dari tahun ke tahun akan jauh lebih mahal daripada jika kita mengusahakan menyisihkan sebagian dana untuk membangun kilang kilang minyak baru. Mengusahakan untuk mendapatkan lisensi pemerintah dan mencari tempat yang belum pernah dijejaki, tanpa beralasan akan sulitnya dua hal itu. Kita akan bisa jika ada usaha untuk mencoba menjalankannya. Saat ini kita harus mengimpor 670 ribu barel minyak per hari untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri. Namun anehnya, di dalam APBN terdapat postur mata anggaran pendapatan minyak. Seharusnya, jika kita memang sudah menjadi pengimpor minyak, tidak ada lagi postur penerimaan migas dalam daftar postur postur penerimaan pendapatan APBN kita. Karena itu harus dilakukan revolusi pengelolaan APBN Indonesia dengan menghilangkan atau menghapus pos pendapatan minyak. Dengan menghapus pendapatan migas, pendapatan negara memang akan sedikit berkurang. Namun, dalam jangka panjang memiliki nilai strategis yang akan secara psikologi mendorong pemerintah untuk mencari pendapatan di luar minyak dan gas.sehingga pendapatan pemerintah benar benar murni dari pajak, penerimaan ekspor, dan pendapatan non pajak tanpa migas. Dengan dihapusnya pendapatan migas, maka mau tidak mau, pemerintah akan mendorong sector sector produktif sector riil lainnya untuk maju. Sehingga sector sector ini menjadi potensi penghasil pajak di negeri ini. Selain itu, dengan didesaknya sector sector produktif agar ditingkatkan produktivitasnya, maka berpeluang untuk mendorong ekspor terhadap sector sector tersebut sehingga juga menambah pendapatan negara. Selain upaya upaya tersebut diatas, maka yang tidak kalah penting juga adalah efisiensi anggaran. Bahwa perlu kiranya dilakukan penghematan secara besar besaran. Kita, patut mendorong pemerintah dan mendukung upaya pemerintah terpilih, pemerintahan Jokowi, untuk melakukan pembatasan pembatasan terhadap pengeluaran pengeluaran yang tidak perlu, sehingga dapat sedikit banyak membantu negara meningkatkan efisiensi dalam penggunaan
Tugas Pengantar Perpajakan
Nurul Ilmi SAlsabila Kelas 2-AC/no urut absen 25 anggaran secara tepat sasaran ke bidang bidang yang memang mebutuhkan rekonstruksi secepatnya. Seperti sarana dan infrastruktur pendidikan, ketahanan pangan, khususnya energi. (no offense, saya tambahkan opini di tugas ini, pak -_-V)