Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pengantar Perpajakan

Nurul Ilmi SAlsabila


Kelas 2-AC/no urut absen 25
SUMBER SUMBER PENERIMAAN NEGARA
Sumber penerimaan negara berasal dari tiga sumber utama, yakni; sumber penghasilan pajak,
sumber penghasilan non-pajak, dan hibah. Penerimaan penerimaan negara ini sangatlah
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan diusahakan meningkat tiap tahunnya.
A. PENERIMAAN PAJAK
Pendapatan pajak berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Pajak dalam negeri
adalah pajak pajak yang dikumpulkan dari masyarakat yang berada di dalam negeri baik
sesuai dengan peraturan pemerintah.
Pendapatan Pajak Dalam Negeri
1.

pendapatan pajak penghasilan (PPh)

2.

pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah

3.

pendapatan pajak bumi dan bangunan

4.

pendapatan cukai

Pendapatan Pajak Internasional


5.

pendapatan bea masuk

6.

pendapatan bea keluar

B. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK


Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua penerimaan yang diterima
negara dalam bentuk penerimaan sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan
usaha milik negara, serta PNBP lainnya. Sebagai salah satu sumber pendapatan negara,
PNBP ini memiliki peran yang cukup penting dalam menopang kebutuhan pendanaan
anggaran dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) walaupun sangat rentan
terhadap perkembangan berbagai factor eksternal.
Bumi, Air, dan Kekayaan Alam
Pasal 33 UUD 1945
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh negara dan
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar- besarnya.

Tugas Pengantar Perpajakan


Nurul Ilmi SAlsabila
Kelas 2-AC/no urut absen 25

Pasal 1 ayat 2 Undang-undang pokok agrarian


bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Bumi, air, dan
ruang angkasa milik Bangsa Indonesia merupakan kekayaan nasional
Penerimaan pendapatannya berasal dari penerimaan sumber daya alam minyak bumi
dan gas bumi (SDA migas) serta penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas
bumi (SDA nonmigas). Namun penerimaan minyak bumi dan gas alam (migas) ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah, dan tingkat lifting
minyak.
Pendapatan bagian laba BUMN
1. pendapatan laba BUMN perbankan
2. pendapatan laba BUMN non perbankan
PNBP lainnya
a. pendapatan dari pengelolaan BMN
b. pendapatan jasa
c. pendapatan bunga
d. pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi
e. pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi
f.

pendapatan iuran dan denda

Pendapatan Badan Layanan Umum


a) pendapatan jasa layanan umum
Pelayanan pendidikan, Pelayanan kesehatan, dan Pemberian hak paten, hak cipta,
dan merk.

Tugas Pengantar Perpajakan


Nurul Ilmi SAlsabila
Kelas 2-AC/no urut absen 25
b) pendapatan hasil kerja sama BLU
C. sumber lainnya
Hibah atau hadiah dari pihak manapun; Pencetakan uang (deficit spending) umumnya
dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak ada alternatif
lain yang dapat ditempuh pemerintah; Pinjaman Negara baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
REVOLUSI APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi kiblat dari pelaksanaan urusan
negara terkait dengan keuangan yang dilaksanakan selama satu tahun. Hal ini menjadi penentu
setiap kebijakan, khususnya kemudian menggambarkan secara periodik gambaran kondisi
perekonomian nasional serta pertumbuhannya, dengan asumsi asumsi yang telah ditinjau
sebelum dan selama proses periodikal tersebut berlangsung. Namun, tak dapat dipungkiri
terlalu banyak hal yang menggeser dan membuatnya mudah harus diubah ditengah proses
berlangsungnya suatu periode keuangan nasional ini.
Naiknya turunnya dollar, kuat lemahnya rupiah, serta harga minyak dunia mejadi hal hal yang
selalu membuat pemerintah pusing setiap saat. Terkait hal hal itu, APBN negara ini kemudian
disibukkan dengan penyesuaian sana sini. Khususnya untuk harga minyak. Penyesuaian
penyesuaian ini, dilakukan untuk menjawab tantangan ekonomi global, yang mana dalam hal ini
kita memang dituntut mengikuti perkembangan ekonomi dunia tiap harinya.
Perubahan perubahan yang diinginkan dan dijalankan ini ditujukan sebagai referensi
pengambilan kebijakan, khususnya terhadap subsidi subsidi pembiayaan pembiayaan negara
yang harus tepat tersalurkan secara benar dan efisien. Efisiensi yang diharapkan baik dari
sistem maupun jumlah agar tidak terjadi inefisiensi atau pemborosan penggunaan anggaran
dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan negara ini.
Salah satu yang menjadi polemik di negara ini, sejak reformasi, yakni tentang subsidi bahan
bakar minyak (BBM). Baik pengolahan subsidi untuk rakyat dan juga tentang pendapatan
minyak dan gas. Memang, hal ini menjadi pembahasan yang sangat ditunggu tunggu, Selain
karena hal ini menyangkut kebutuhan pokok yang membantu laju kegiatan social dan
perekonomian, ini juga menjadi sangat krusial karena faktanya terlalu banyak kejanggalan yang
diduga hasil praktik pihak pihak tidak berpihak pada rakyat.
Terkait minimnya kapasitas produksi minyak yang kita hasilkan tiap hari. Tercatat kebutuhan
BBM negeri ini adalah 1,6 juta barel minyak tiap harinya. Sedangkan produksi kilang kilang

Tugas Pengantar Perpajakan


Nurul Ilmi SAlsabila
Kelas 2-AC/no urut absen 25
minyak kita hanya sekitar 930 ribu barel minyak tiap harinya dimana dari data ini maka dapat
disimpulkan bahwa kita kiranya masih harus memasok sekitar 670 ribu barel minyak tiap
harinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang utama menjadi stakeholder, atau pihak
yang bertanggungjawab dalam urusan produksi dan distribusi BBM ini bias saya nyatakan tidak
becus dalam peningkatan mutu dan kualitas. Pasalnya, telah 57 tahun lamanya berdiri sebagai
badan usaha utama, pertamina hanya mempunyai dan mengandalkan sembilan kilang minyak
untuk memproduksi BBM.
Kita memiliki lahan yang sangat luas, tanah air ini mempunyai kekayaan alam yang sangat
banyak. Negara kita diakui oleh dunia mempunyai kekayaan alam yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan mencukupi kebutuhan masyarakat dunia. Baik daratan, maupun lautan. Baik apa
yang ada di permukaan maupun di dalam bumi. Namun, tidakkah kita berpikir, negara yang
hampir mencapai kepala tujuh pada 17 Agustus mendatang -- dengan penduduk hampir
mencapai 250 juta jiwa, hanya mempunyai sembilan kilang minyak. Harusnya kita dapat
membangun, atau paling tidak menyisihkan dulu dana untuk membangun kilang kilang minyak
tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak.
Dengan hanya mengandalkan Sembilan kilang minyak, jelas kapasitas produksi tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap minyak tiap harinya. Akhirnya, minimnya kapasitas
produksi ini kemudian mendesak pemerintah untuk mengimpor minyak dari luar negeri untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tiap hari, seperti data sebelumnya, kita membutuhkan 670
ribu barel minyak tiap harinya.
Pemerintah kemudian menganggarkan dana subsidi untuk BBM. Data menunjukkan bahwa
pemerintah mensubsidi sebanyak 1,6 juta barel minyak tiap harinya. Ini sangat janggal.
Kebutuhan kita kurang lebih hanya 670 ribu barel tiap harinya. Tapi yang disubsidi adalah
sebanyak 930 ribu barel melebihi angka yang seharusnya kita butuhkan. Ini menunjukkan
inefisiensi penggunaan anggaran tiap tahunnya. Kemudian jika memang berlebih hingga
58,1% seperti ini, maka harusnya, sekarang ini kita jelas memiliki cadangan minyak yang
cukup. Namun, fakta berkata lain. Muda ini, kita masih juga dipusingkan dengan kebutuhan
minyak yang tidak kunjung terpenuhi.

Tugas Pengantar Perpajakan


Nurul Ilmi SAlsabila
Kelas 2-AC/no urut absen 25
Pertanyaan selanjutnya, kemanakah perginya 930 ribu barel minyak berlebih tersebut? Ini
menjadi pertanyaan besar dibalik tanggung jawab pertamina sebagai badan pengelola produksi
maupun distribusi minyak di negeri pertiwi ini.
Mengimpor minyak, jelas sangat membebankan APBN. Kita harus membeli minyak dari luar
negeri dengan harga internasional untuk memenuhi kekurangan kebutuhan dalam negeri. Yang
jika kita hitung hitung, biaya mengimpor dari tahun ke tahun akan jauh lebih mahal daripada jika
kita mengusahakan menyisihkan sebagian dana untuk membangun kilang kilang minyak baru.
Mengusahakan untuk mendapatkan lisensi pemerintah dan mencari tempat yang belum pernah
dijejaki, tanpa beralasan akan sulitnya dua hal itu. Kita akan bisa jika ada usaha untuk mencoba
menjalankannya.
Saat ini kita harus mengimpor 670 ribu barel minyak per hari untuk kebutuhan konsumsi
dalam negeri. Namun anehnya, di dalam APBN terdapat postur mata anggaran pendapatan
minyak. Seharusnya, jika kita memang sudah menjadi pengimpor minyak, tidak ada lagi postur
penerimaan migas dalam daftar postur postur penerimaan pendapatan APBN kita.
Karena itu harus dilakukan revolusi pengelolaan APBN Indonesia dengan menghilangkan
atau menghapus pos pendapatan minyak. Dengan menghapus pendapatan migas, pendapatan
negara memang akan sedikit berkurang. Namun, dalam jangka panjang memiliki nilai strategis
yang akan secara psikologi mendorong pemerintah untuk mencari pendapatan di luar minyak
dan gas.sehingga pendapatan pemerintah benar benar murni dari pajak, penerimaan ekspor,
dan pendapatan non pajak tanpa migas.
Dengan dihapusnya pendapatan migas, maka mau tidak mau, pemerintah akan mendorong
sector sector produktif sector riil lainnya untuk maju. Sehingga sector sector ini menjadi potensi
penghasil pajak di negeri ini. Selain itu, dengan didesaknya sector sector produktif agar
ditingkatkan produktivitasnya, maka berpeluang untuk mendorong ekspor terhadap sector
sector tersebut sehingga juga menambah pendapatan negara.
Selain upaya upaya tersebut diatas, maka yang tidak kalah penting juga adalah efisiensi
anggaran. Bahwa perlu kiranya dilakukan penghematan secara besar besaran. Kita, patut
mendorong pemerintah dan mendukung upaya pemerintah terpilih, pemerintahan Jokowi, untuk
melakukan pembatasan pembatasan terhadap pengeluaran pengeluaran yang tidak perlu,
sehingga dapat sedikit banyak membantu negara meningkatkan efisiensi dalam penggunaan

Tugas Pengantar Perpajakan


Nurul Ilmi SAlsabila
Kelas 2-AC/no urut absen 25
anggaran secara tepat sasaran ke bidang bidang yang memang mebutuhkan rekonstruksi
secepatnya. Seperti sarana dan infrastruktur pendidikan, ketahanan pangan, khususnya energi.
(no offense, saya tambahkan opini di tugas ini, pak -_-V)

Anda mungkin juga menyukai