Anda di halaman 1dari 28

BAB III

RANCANGAN CAMPURAN BETON METODE DOE

3.1 Rancangan Campuran Beton


Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material
penyusunnya. Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil
rancangan. Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui
komposisi atau proporsi bahan bahan penyusun beton. Proporsi ini
ditentukan melalui sebuah perancangan campuran( mix design ) beton .
Dalam menentukan proporsi campuran dapat digunakan beberapa metode
yang dikenal, antara lain : 1). Metode American Concrete Institute ( ACI). 2).
Portland Cement Association.3). Road Note No.4.4).British Standard atau
metode Departement of Environment (DoE) dan lain lain. Namun yang
umum diterapkan di Indonesia adalah cara Inggeris atau dikenal dengan
metode Departemen Pekerjaan Umum. Metode ini tertuang didalam SK.SNI.T15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rancangan Campuran Betonmerupakan
adopsi dari cara Departement of Environment (DoE).
Kriteria perancangan:
Perancangan campuran beton merupakan suatu hal yang kompleks
jika dilihat dari perbedaan sifat dan karakteristik bahan penyusunnya.Karena
bahan penyusun tersebut akan menyebabkan variasi dari produk beton yanh
dihasilkan. Pada dasarnya perancangan campuran beton dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu proporsi campuran bahan yang optimal dengan kekuatan
yang maksimum. Pengertian optimal adalah penggunaan bahan bahan yang
minimum dengan tetap mempertimbangkan kriteria standar dan ekonomis
ditinjau dari biaya keseluruhan .
Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dan
hubungannya dengan faktor air semen yang digunakan. Kriteria ini
sebenarnya kontradiktif dengan kemudahan pekerjaan karena menurut
Abram,1920 ( Neville,1981) untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi
penggunaan air dalam campuran beton harus minimum. Jika air yang

46

digunakan sangat sedikit , akan timbul kesulitan dalam pengerjaan sesuai


dengan pendapat Feret (1896) yang mempertimbangkan pengaruh rongga.
Variabilitas:
Variabilitas dalam beton akan mempengaruhi nilai kekuatan tekan
dalam perancangan . Pengertian variabilitas dalam kekuatan beton pada
dasarnya tercermin melalui nilai standar deviasi. Asumsi yang digunakan
dalam perancangan bahwa kekuatan beton akan terdistribusi normal selama
masa pelaksanaan yang diambil melalui hasil pengujian dilaboratorium .
Secara

umum

rumusan

mengenai

kekuatan

tekan

dengan

mempertimbangkan variabilitas :
fcr = f c + kxS
fcr adalah kekuatan tekan rencana rata rata, f c adalah kekuatan tekan
rencana,S nilai standar deviasi dan k adalah suatu konstanta yang diturunkan
dari distribusi normal kekuatan tekan yang diijinkan biasanya diambil sebesar
1,64. Nilai k di Amerika adalah 1,645, di Inggeris dibulatkan 1,64 dan di
Australia 1,65.

Gambar 3.1 Distribusi normal

47

3.2. Perancangan campuran beton metode DoE


Jenis pengujian karekteritik agregat kasar dan halus yang diperlukan
dalam perancangan campuran beton adalah :
Tabel 3.1. Data karakteristik agregat untuk mix design
Jenis pengujian
N0. Agregat halus
(pasir)

Agregat kasar
(kerikil)

1.

Analisa saringan

Analisa saringan

Digunakan pada format mix


design

2.

Berat jenis SSD

Berat jenis

Digunakan pada format mix


design

3.

Penyerapan

Penyerapan

Digunakan pada koreksi


campuran

3.

Berat isi volume

Berat isi volume

Digunakan untuk
mengkonversi berat menjadi
volume

4.

Kadar air

Kadar air

Digunakan pada koreksi


campuran

5.

Kadar organik

6.

Kadar lumpur

7.

1.

Keterangan

Untuk kontrol kualitas

Kadar lumpur

Untuk kontrol kualitas

Keausan

Untuk kontrol kualitas

Buat perancangan campuran ( mix design) beton sesuai dengan


mutu yang ditargetkan ( misalnya K-225, K-250 dan lain lain) berdasarkan
data diatas.

2.

Lakukan perancangan beton


tabel 3.2 (format mix design metode DoE).

48

( prosedur rancangan gunakan

Tabel 3.2 Format mix design metode DoE


No Uraian

Reverensi

Kuat tekan yang


disyaratkan (fc)

Ditetapkan

kg/cm2

Standar devisiasi (Sr)

Tabel 3.5

kg/cm2

Nilai tambah/Margin (M)

M = 2,64(Sr) 40,Sr>40
M = 1,64(Sr) , Sr < 40

kg/cm2

Kuat tekan rata-rata yang


direncanakan

fcr = f c + M

kg/cm2

Jenis semen

Ditetapkan

Jenis agregat
1.

agregat halus

Ditetapkan

2.

agregat kasar

Ditetapkan

Nilai

Satuan

Faktor air semen (FAS)

Dihitung (gambar 3.2


atau 3.3 dan tabel 3.6)

Faktor air semen


maksimum

Tabel 3.7( diambil yang


terkecil antara No.7 dan
No.8)

Tetapkan nilai slump

Ditetapkan (Tabel 3.10)

10

Ukuran maksimum agregat Ditetapkan/analisa


saringan

mm

11

Kadar air bebas

2/3 wh + 1/3 wk ( tabel


3.11)

kg/m3

12

Kadar semen

c = 11/8

kg/m3

13

Kadar semen minimum

Tabel 3.7

kg/m3

14

Kadar semen yang


digunakan

Terbesar 12 dan 13

kg/m3

15

Tentukan jumlah susunan


butir agregat halus ( lihat
zona gradasi agregat
halus)

Hasil uji saringan dan


tabel zona pasir

16

Tentukan Proporsi agregat


halus

Gambar 3.4,3.5, 3.6

49

mm

17

Tentukan Proporsi agrerat


kasar

18

Berat jenis SSD

100%-16

1.

agregat halus

Hasil uji karakteristik

2.

agregat kasar

Hasil uji karakteristik

19

Berat jenis SSD gabungan


agregat

(16)x(BJ
pasir)
(17)x(BJ kerikil)

20

Berat jenis beton segar

Gambar 3.7

kg/m3

21

Berat agregat total

20 14 11

kg/m3

22

Berat agregat halus (C)

16 x 21

kg/m3

23

Berat agregat kasar (D)

17 x 21

kg/m3

Catatan : Cara lain untuk menentukan persentase agregat halus yaitu : cara
analitis.
3. Cara menentukan faktor air-semen ( fas) :
1. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari berdasarkan jenis semen dan
agregat kasar serta pengujian kuat tekan ( gunakan tabel 3.6 untuk fas
=0,5 sesuai dengan jenis semen dan agregat )
2. Gunakan gambar 3.2 untuk benda uji silinder dan gambar 3.3 untuk kubus
3. Tarik garis tegak lurus pada fas = 0,5 sampai memotong kurva kuat tekan
yang ditentukan
4. Tarik garis mendatar dari kuat tekan yang diperoleh dari grafik silinder
atau kubus sampai memotong garis tegak lurus untuk fas 0,5 dan lukis
grafik baru
5. Dari kurva baru tersebut tarik garis mendatar untuk kuat tekan yang
ditargetkan sampai memotong kurva baru tersebut.Kemudian tarik ke
bawah hingga diperoleh nilai fas

50

4. Bila komposisi campuran sudah diperoleh, langkah selanjutnya melakukan


koreksi campuran dengan menggunakan nilai penyerapan dan kadar air
agregat kasar dan halus. Adapun rumus koreksi sebagai berikut:
1. Air = B (Ck Ca)xC/100 (Dk Da)x D/100
2. Pasir

= C+(Ck Ca)xC/100

3. Kerikil

= D+(Dk Da)xD/100

4. Semen

= tidak ada koreksi

Keterangan :
B = Jumlah air (kg/m3)
C = Jumlah pasir (kg/m3)
D = Jumlah kerikil (kg/m3)
Ca = Penyerapan air pasir ( %)
Da = Penyerapan air kerikil ( %)
Ck = Kandungan air pasir ( %)
Dk = Kandungan air kerikil (%)
5.Buat tabel kebutuhan material sebelum dan sesudah koreksi sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Kebutuhan material penyusun beton ( kg/m3)
Material

Semen
(A)

Pasir (B)

Kerikil (C)

Air (D)

Total

Sebelum
koreksi

Sesuai
hasil
mix
design

Sesuai hasil
mix design

Sesuai hasil
mix design

Sesuai hasil
mix design

A+B+C+D
=X

Sesudah
koreksi

Tetap

Kemungkinan
berubah

Kemungkinan Kemungkinan
berubah
berubah

A+B+C+D
=X

Catatan : Total material sebelum dan sesudah koreksi harus sama.


6. Hitung kebutuhan material ( semen, pasir, kerikil dan air) hasil
koreksi sesuai kebutuhan volume benda uji yang akan dicor.
Contoh : misalnya akan dibuat benda uji silinder diameter = 15
cm, tinggi = 30cm sejumlah 5 buah.

51

Volume silinder =1/4 . . d2 . t .1,2.5 = 1/4 . . (0,15)2 . 0,3.1,2. 5


= 0,0318 m3 ( faktor pengali 1,2 akibat penyusutan
volume beton gembur menjadi beton padat )
Tabel 3.4 Kebutuhan material penyusun beton ( kg/ 0,0318 m 3)
Volume

Semen (A)

Pasir (B)

Kerikil (C)

Air (D)

1m3

Sesuai hasil mix


design sebelum
koreksi

Sesuai hasil
koreksi

Sesuai hasil
koreksi

Sesuai hasil
koreksi

0,0318 m3

0,0318 x (A)

0,0318x (B)

0,0318 x (C)

0,0318 x (D)

Catatan : Untuk merubah komposisi campuran dalam satuan berat


menjadi volume maka satuan berat dibagi dengan berat isi
masing masing material.

52

3.3. Tabel dan grafik mix design


Tabel 3.5 Standar deviasi berbagai tingkat pengendalian mutu pekerjaan
Volume Pekerjaan

Mutu Pekerjaan

Sebutan

Satuan (m3)

Baik sekali

Baik

Cukup

Kecil

< 1000

45 < S 55

55 < S 65

65 < S 85

Sedang

1000 3000

35 < S 45

45 < S 55

55 < S 75

Besar

> 3000

25 < S 35

35 < S 45

45 < S 65

Tabel 3.6 Perkiraan kuat tekan beton pada FAS dan Jenis Semen serta
jenis agregat kasar yang digunakan
Jenis Semen

Semen
portland tipe I
atau semen
tahan sulfat
tipeII,V

Semen
portland tipe III

Jenis Agregat Kasar

Kekuatan Tekan (Mpa)


Umur(hari)
3

28

91

Batu tak dipecah ( alami)

17

23

33

40

Batu pecah

19

27

37

45

Batu tak dipecah ( alami)

20

28

40

48

Batu pecah

23

32

45

54

Batu tak dipecah ( alami)

21

28

38

44

Batu pecah

25

33

44

48

Batu tak dipecah ( alami)

25

31

46

53

Batu pecah

30

40

53

60

53

Bentuk
benda
uji

Silinder
Kubus

Silinder

Kubus

Gambar 3.2.Hub. antara kuat tekan dan F.A.S benda silinder


( diameter =150 mm, tinggi=300mm)

54

Gambar 3.3. Hubungan antara kuat tekan dan F. A.S benda uji
kubus

(150mm x 150mm x 150mm)

55

Tabel 3.7 Persyaratan jumlah semen minimum dan FAS maksimum berbagai
macam pembetonan dalam lingkungan khusus.
Jumlah semen
minimum
(kg/m3)

Faktor air
semen

a.Keadaan keliling non korosif

275

0,60

b.Keadaan keliling korosif disebabkan oleh


kondensasi atau uap korosif

325

0,52

325

0,60

275

0,60

325

0,55

Kondisi pembetonan
Beton didalam ruangan bangunan :

Beton diluar ruangan bangunan :


a.Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
b.Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a.Mengalami keadaan basah dan kering berganti
ganti

Lihat tabel 4

b.Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau


air tanah
Beton terus menerus berhubungan dengan
air :
a.Air tawar
b.Air laut

56

Lihat tabel 5

Tabel 3.8 Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat
Kandungan semen
minimum kg/m3.
Ukuran nominal
agregat maksimum

Konsentrasi sulfat
dalam bentuk SO3

Kadar
sulfat

Dalam tanah

Total
SO3 (%)

SO3 dalam
campuran
Air:tanah =
2:1gr/lt

Kurang
dari 0,2

Kurang
dari 1,0

Sulfat
(SO3)
dalam air
tanah
(gr/lt)

Kurang
dari 0,3

Fas

40

20

10

mm

mm

mm

280

300

350

0,50

290

330

380

0,50

( 15-40%)
atau semen
portlan
pozzolan

270

310

360

0,55

Tipe II atau V

250

290

340

0,55

( 15-40%)
atau semen
portlan
pozzolan

340

380

430

0,45

Tipe II atau V

290

330

380

0,50

Tipe semen

Tipe I dengan
atau tanpa
Pozolan
( 15-40%)
Tipe I dengan
atau tanpa
Pozolan
( 15-40%)

0,2

1,0-1,9

0,3-1,2

Tipe I
Pozolan

Tipe I
Pozolan
3

4
5

0,5 1

1,9 3,1

1,2 2,5

1,0 - 2,0

3,1 5,6

2,5 5,0

Tipe II atau V

330

370

420

0,45

Lebih
dari 2,0

Lebih dari
5,6

Lebih
dari 5,0

Tipe II atau V
dan lapisan
pelindung

330

370

420

0,45

57

Tabel 3.9 Ketentuan minimum semen untuk beton bertulang kedap air

Jenis
beton

Kondisi
lingkungan
berhubung
an dengan

F.A.S
maks.

Kandungan semen
minimum (kg/m3)
Tipe semen
Ukuran nominal
agregat maksimum

Bertulang
atau
prategang

40 mm

20 mm

Air tawar

0,50

Tipe I-IV

280

300

Air payau

0,45

Tipe I + Pozolan

340

380

( 15-40%) atau
semen portlan
pozolan

Air laut

0,5

Tipe II atau V

290

330

0,45

Tipe II atau V

330

370

Tabel 3.10 Nilai slump berbagai jenis pekerjaan beton


Slump (cm)

Uraian

Maksimum

Minimum

12,5

5,0

9,0

2,5

Pelat,balok,kolom dan dinding

15,0

2,5

Pengerasan jalan

7,5

5,0

Pembetonan massal

7,5

2,5

Dinding,pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang


Pondasi telapak tidak bertulang,kaison dan konstruksi
bawah tanah.

58

Tabel 3.11 Perkiraan kadar air bebas


Kadar air bebas (kg/m3 beton)

Ukuran
maksimum
agregat kasar

0 10

10 30

30 60

60 180

Alami

150

180

205

225

Batu Pecah

180

205

230

250

Alami

135

160

180

190

Batu pecah

170

190

210

225

Alami

115

140

160

175

Batu pecah

155

175

190

205

(mm)
10
20

40

pada slump (mm)

Jenis agregat

Gambar 3.4 Prosentase pasir yang dianjurkan untuk Zone 1,2,3 dan 4
( butir maksimum agregat 10mm)
59

Gambar 3.5 Prosentase pasir yang dianjurkan untuk Zone 1,2,3 dan 4
( butir maksimum agregat 20mm)

60

Gambar 3.6 Prosentase pasir yang dianjurkan untuk Zone 1,2,3 dan 4
( butir maksimum agregat 40mm)

61

Gambar 3.7 Berat volume beton segar

62

Perhitungan rancangan beton :


Buat rancangan campuran beton fc= 275 kg/cm2 metode DOE benda uji
silinder berasarkan data percobaan dibawah ini :
Dari Hasil Pengujian Karakteristik diperoleh data sbb:
1. Agregat halus
- Kadar air
= 2,145%
- Berat jenis SSD
= 2,589%
- Penyerapan
= 4,242%
- Modulus kehalusan = 1,546925%
2. Agregat Kasar
- Kadar air
= 1,46%
- Berat jenis SSD
= 2,681%
- Penyerapan
= 2,319%
- Modulus kehalusan = 6,997%
- Gradasi
= Ukuran maks agregat = 20 mm
- Proporsi agregat
= pasir (a)
= 30%
= Batu pecah (b)
= 70%
Data data konstruksi :
1. Volume beton < 1000m3
2. Jenis pekerjaan : dinding beton bertulang
3. Beton diluar ruangan bangunan : tidak terlindung dari
hujan dan terik matahari langsung
Penyelesaian :
Perhitungan diisi kedalam format rancangan beton :
No

Uraian

Reverensi

Nilai

Satuan

Kuat tekan yang


disyaratkan (fc)

Ditetapkan

275

kg/cm2

Standar devisiasi (Sr)

Tabel 4.6

60

kg/cm2

Nilai tambah/Margin (M)

M = 2,64 x 60 4

118,4

kg/cm2

Kuat tekan rata-rata yang


direncanakan

fcr = f c + M 275+118,4

393,4

kg/cm2

Jenis semen

Ditetapkan

Type I

Jenis agregat

1.

agregat halus

Ditetapkan

Alami

2.

agregat kasar

Ditetapkan

Batu
pecah

Dihitung (Gambar 3.1 dan


Tabel 3.6)

0,48

Faktor air semen (FAS)

63

Faktor air semen


maksimum

Tabel 4.8( diambil yang


terkecil antara No.7 dan
No.8) = 0,6

0,48

Tetapkan nilai slump

Ditetapkan (Tabel 3.10)

60-100

mm

10

Ukuran maksimum
agregat

Ditetapkan/analisa saringan

20

mm

11

Kadar air bebas

2/3 wh + 1/3 wk ( tabel 3.11)


= 2/3 (195) + 1/3(225)

204,98

kg/m3

12

Kadar semen (c)

c = 204,98/0,48

427,04

kg/m3

13

Kadar semen minimum

Tabel 3.7

325

kg/m3

14

Kadar semen yang


digunakan

Terbesar 12 dan 13

427,04

kg/m3

15

Tentukan jumlah susunan


butir agregat halus ( lihat
zona gradasi agregat
halus)

Hasil uji saringan dan tabel


zona pasir

Zona 1

16

Tentukan Proporsi agregat


halus

Gambar 3.5

30

17

Tentukan Proporsi agrerat


kasar

100%-16

70

18

Berat jenis SSD


1.

agregat halus

Hasil uji karakteristik

2,589

2.

agregat kasar

Hasil uji karakteristik

2,681

19

Berat jenis SSD gabungan


agregat

30%x2,589)+
2,681)

(70%

x 2,65

20

Berat jenis beton segar

Gambar 4.6

2373

kg/m3

21

Berat agregat total

2373 427,04- 204,98

1740,9
8

kg/m3

22

Berat agregat halus (C)

16 x 21

522,29
4

kg/m3

23

Berat agregat kasar (D)

17 x 21

1218,6
86

kg/m3

Tabel 3.12 Hasil perhitungan bahan sebelum koreksi kondisi SSD (kg/m3)
64

Volume

Semen
(Kg)

Air
(kg/lt)

Pasir
(kg)

Batu
pecah (kg)

Berat total
(kg)

1 m3

427,04

204,98

522,294

1218,686

2373

(Sumber: Hasil perhitungan)


Koreksi perhitungan :
Koreksi perhitungan bahan
a. Kadar air
Pasir
= Kadar air pasir x Berat agregat halus
= 2,145% x 522,294
= 11,20 kg/m3
Batu pecah

= Kadar air batu pecah x Berat agregat kasar


= 1,46 % x 1218,686
= 17,79 kg/m3

Kadar air total = 11,20 + 17,79


= 28,99 kg/m3
b. Penyerapan
Pasir

Batu pecah
kasar

= Absorpsi pasir x Berat agregat halus


= 4,242% x 522,294
= 22,15 kg/m3
= Absorpsi air batu pecah x Berat agregat
= 2,319 % x 1218,686
= 28,26 kg/m3

Absorpsi total = 22,15 + 28,26


= 50,41 kg/m3
c. Hasil perhitungan bahan setelah dikoreksi
Semen
= 427,04
Air
= 204,98 28,99 + 50,41
Pasir
= 522,29 + 11,20 22,15
Batu pecah
= 1218,686 + 17,79 28,26
Total
d. Perhitungan bahan
Untuk silinder 15 x 30 cm
Vol.silinder = . (3,14) x (0,15)2 x (0,30)
= 0,0053 m3

= 427,04 kg/m3
= 226,4 kg/m3
= 511,34kg/m3
= 1208,21kg/m3
= 2373 kg/m3

Kebutuhan bahan untuk 10 buah benda uji (faktor keamanan = 1,2)


Semen

= 427,04 x 0,0053 x 5 x 1,2


65

= 13,57 kg

Air
= 226,62 x 0,0053 x 5 x 1,2
Pasir
= 511,344 x 0,0053x 5 x 1,2
Batu pecah = 1208,216 x 0,0053x 5 x 1,2

= 7,20 kg
= 16,25kg
= 38,41kg

Tabel 3.13 Kebutuhan bahan untuk 5 benda uji silinder ;


Volume

Semen (Kg)

Air (kg/lt)

Pasir (kg)

Batu pecah (kg)

1 m3

427,04

226,62

511,344

1208,216

0,0053

13,57

7,20

16,25

38,41

(Sumber: Hasil perhitungan)


Perhitungan evaluasi :
Contoh 1.
Dari data standar deviasi (tabel 3.14 kolom 2) untuk rencana
pekerjaan beton dengan kuat tekan 20 MPa, lakukan evaluasi, apakah
pekerjaan memenuhi syarat penerimaan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia.
Penyelesaian:
Hasil hitungan rata-rata = 23.847 MPa dan standar deviasi (s) = 2.602 MPa.
Tabel 3.14 Evaluasi Contoh 2
No.

Rata-rata benda uji


yang
berpasangan(Mpa)

Kata-rata 4
benda uji
berurutan

Syarat I > fc +
0.82s

Syarat II >
0.85fc

23.43

diterima

24.53

diterima

24.46

diterima

21.46

23.47

Diterima

Diterima

22.49

23.24

Diterima

Diterima

24.67

23.27

Diterima

Diterima

27.43

24.01

Diterima

Diterima

26.05

25.16

Diterima

Diterima

25.32

25.87

Diterima

Diterima

10

26.46

26.31

Dierima

diterima

11

20.53

24.59

Diterima

Diterima

66

12

22.08

23.6

Diterima

Diterima

13

21.53

22.65

Diterima

Diterima

14

21.08

21.3

tidak diterima

Diterima

15

24.15

22.21

Diterima

Diterima

16

26.5

23.31

Diterima

Diterima

17

21.08

23.2

Diterima

Diterima

18

! 9.42

22.79

Diterima

Diterima

19

23.53

22.63

Diterima

Diterima

20

29.12

23.29

Diterima

Diterima

21

26.36

24.61

Diterima

Diterima

22

27.57

26.64

Dilerima

Diterima

23

25.36

27.1

Diterima

Diterima

24

22.22

25.37

Diterima

Diterima

25

23.84

24.75

Diterima

Diterima

26

20.56

22.99

Diterima

Diterima

27

22.05

22.17

Diterima

Diterima

28

22.49

22.24

Diterima

Diterima

29

23.43

22.13

tidak diterima

Diterima

30

20.46

22.11

tidak diterima

Diterima

31

25.22

22.9

Diterima

Diterima

32

26.32

23.86

Diterima

Diterima

33

30.91

25.73

Diterima

Diterima

34

25.19

26.91

Diterima

Diterima

35

23.36

26.44

Diterima

Diterima

36

24.81

26.06

Diterima

Diterima

37

22.43

23.94

Dilerima

Diterima

38

21.01

22.9

Diterima

Diterima

39

18.39

21.66

tidak diterima

Diterima

40

24.05

21.47

tidak diterima

diterima

67

41

27.84

22.82

Diterima

Diterima

42

24.15

23.61

Diterima

Diterima

43

20.87

24.23

Diterima

Diterima

44

23.7

24.14

Diterima

Diterima

45

24.84

23.39

Diterima

Diterima

46

24.25

23.42

Diterima

Diterima

Dari Tabel 3.14 dapat dilihat bahwa benda uji yang berpasangan
dengan nomor urut (14), (29), (30), (39) dan (40) tidak memenuhi syarat
sehingga harus dilakukan pengujian lebih lanjut dengan cara melakukan
perbaikan pada beton.
Untuk mempercepat pekerjaan, sebaiknya pekerjaan ini dilakukan
dengan bantuan komputer, misalnya dengan bantuan program Excel . Untuk
mempermudah pembacaan, laporan hasil evaluasi sebaiknya disajikan
dalam gambar (Gambar 3.8 di bawah ini ) :

Gambar 3.8 Evaluasi kuat tekan

Contoh 2.
68

Hasil pengujian kuat tekan dengan menggunakan kubus (150 x 150 x


150) dengan kekuatan tekan rencana 30 MPa (K-350 kg/cm 2) pada
pekerjaan beton untuk struktur pondasi bangunan CF-SILO Optimization
Project II PT. Semen Baturaja (Persero). Adapun data pengujian seperti yang
tercantum dalam tabel 3.9 Evaluasilah kekuatan tekan tersebut menurut SNI.
Tabel 3.15 Data Pengujian Kubus untuk K-350
No.

No.

No.

No.

No.

433

16

489

31

436

46

396

61

449

400

17

444

32

453

47

422

62

447

400

18

307

33

413

48

453

63

413

411

19

356

34

389

49

462

64

436

400

20

342

35

433

50

511

65

424

427

21

356

36

453

51

444

66

444

409

22

400

37

396

52

462

67

422

489

23

444

38

396

53

511

68

458

480

24

458

39

436

54

480

10

411

25

467

40

453

55

418

11

511

26

424

41

444

56

458

12

369

27

400

42

440

57

458

13

456

28

476

43

387

58

489

14

456

29

453

44

436

59

436

15

433

30

400

45

436

60

449

Penyelesaian:

69

Sebelum evaluasi dilakukan, nilai kekuatan tekan kubus harus dikonversi


menjadi nilai kekuatan tekan silinder. Menurut SK.SNI konversinya mengikuti
rumusan sebagai berikut :

f ' ck
f ' c 0.76 0.2 log
f ' ck
15

Tabel 3.15 data pertama (433.3 kg/cm2) konversinya sebagai berikut:


Konversi kubus 433.3 kg/cm2 = 43.33 MPa
fc=[0.76+ 0.2 log (43.33/15)]*43.33 = [0.76+0.2(0.461)]*43.33 =
(0.852)*43.33=36.92
Selanjutnya dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel 3.16 Evaluasi Contoh 2
No.

Rata-rata 4

Syarat I

Syarat II

> fc + 0.82 Sd

> 0.85 fc

(fck)

(fc)

Benda Uji
Berpasangan

433.3

36.923

400

33.808

400

33.808

411.1

34.844

34.846

Memenuhi

Memenuhi

400

33.808

34.067

Memenuhi

Memenuhi

426.7

36.304

34.691

Memenuhi

Memenuhi

408.9

34.638

34.898

Memenuhi

Memenuhi

488.9

42.174

36.731

Memenuhi

Memenuhi

480

41.329

38.611

Memenuhi

Memenuhi

10

411.1

34.844

38.246

Memenuhi

Memenuhi

II

511. 1

44.286

40.658

Memenuhi

Memenuhi

12

368.6

30.892

37.838

Memenuhi

Memenuhi

13

455.6

39.022

37.261

Memenuhi

Memenuhi

14

455.6

39.022

38.306

Memenuhi

Memenuhi

15

433.3

36.923

36.465

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi
-

Memenuhi
Memenuhi

70

16

488.9

42.174

39.285

Memenuhi

Memenuhi

17

444.4

37.967

39.021

Memenuhi

Memenuhi

18

306.7

25.215

35.57

Memenuhi

Memenuhi

19

355.6

29.692

33.762

Memenuhi

Memenuhi

20

342.2

28.459

30.333

Tak Memenuhi

Memenuhi

21

355.6

29.692

28.264

Tak Memenuhi

Memenuhi

22

400

33,808

30.412

Tak Memenuhi

Memenuhi

23

444.4

37.967

32.481

Tak Memenuhi

Memenuhi

24

457.8

39.23

35.174

Memenuhi

Memenuhi

25

466.7

40.07

37.769

Memenuhi

Memenuhi

26

424.4

36.0S8

38.339

Memenuhi

Memenuhi

27

400

33.808

37.299

Memenuhi

Memenuhi

28

475.6

40.913

37.720'

Memenuhi

Memenuhi

29

453.3

38.805

37.403

Memenuhi

Memenuhi

30

400

33.808

36.833

Memenuhi

Memenuhi

31

435.6

37.139

37.666

Memenuhi

Memenuhi

32

453.3

38.805

37.139

Memenuhi

Memenuhi

33

413.3

35.049

36.2

Memenuhi

Memenuhi

34

488.9

42.174

38.292

Memenuhi

Memenuhi

35

433.3

36.923

38.238

Memenuhi

Memenuhi

36

453.3

38.805

38.238

Memenuhi

Memenuhi

37

395.5

33.389

37.823

Memenuhi

Memenuhi

38

395.5

33.389

35.626

Memenuhi

Memenuhi

39

435.6

37.139

35.68

Memenuhi

Memenuhi

40

453.3

38.805

35.68

Memenuhi

Memenuhi

41

444.4

37.967

36.825

Memenuhi

Memenuhi

42

440

37.553

37.866

Memenuhi

Memenuhi

43

386.7

32.57

36.724

Memenuhi

Memenuhi

44

435.6

37.139

36.307

Memenuhi

Memenuhi

45

435.6

37.139

36.1

Memenuhi

Memenuhi

71

46

395.6

33.398

35.062

Memenuhi

Memenuhi

47

422.2

35.882

35.89

Memenuhi

Memenuhi

48

453.3

38.805

36.306

Memenuhi

Memenuhi

49

462.2

39.645

36.933

Memenuhi

Memenuhi

50

511.1

44.286

39.655

Memenuhi

Memenuhi

51

444.4

37.967

40.176

Memenuhi

Memenuhi

52

462.2

39.645

40.386

Memenuhi

Memenuhi

53

511.1

44.286

41.546

Memenuhi

Memenuhi

54

480

41.329

40.807

Memenuhi

Memenuhi

55

417.8

35.47

40.183

Memenuhi

Memenuhi

56

457.8

39.23

40.079

Memenuhi

Memenuhi

57

457.8

39.23

38.815

Memenuhi

Memenuhi

58

488.9

42.174

39.026

Memenuhi

Memenuhi

59

435.6

37.139

39.443

Memenuhi

Memenuhi

60

448.9

38.39

39.233

Memenuhi

Memenuhi

61

448.9

38.39

39.023

Memenuhi

Memenuhi

62

446.7

38.183

38.026

Memenuhi

Memenuhi

63

413.3

35.049

37,503

Memenuhi

Memenuhi

64

435.6

37.139

37.191

Memenuhi

Memenuhi

65

424.4

36.088

36.615

Memenuhi

Memenuhi

66

444.4

37.967

36.561

Memenuhi

Memenuhi

67

422.2

35.882

36.769

Memenuhi

Memenuhi

68

457.8

39.23

37.292

Memenuhi

Memenuhi

Data Statistik:
Kuat Tekan Rencana (fc)

= 30.000 MPa

Rata-rata

= 37.046 MPa

Standar Deviasi

= 3.670 MPa

Syarat I = (fc+0.82sd)

= 33.009 MPa,Syarat II = 0.85 fc= 25.5 MPa

72

Berdasarkan data hasil evaluasi ( table 3.16 ) terlihat bahwa benda


uji dengan No. urut 20, 21, 22, dan 23 tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat
diperbaiki dengan cara melihat saat kapan dan struktur bagian mana yang
menggunakan

bahan

yang

tak

memenuhi

syarat

tersebut.

Secara

proporsional banyaknya benda uji yang tak memenuhi-syarat 4/68 sekitar


5.9%, hal ini masih dapat diterima. Akan tetapi jika melihat bahwa beton yang
diuji merupakan struktur yang sangat membahayakan maka harus diambil
tindakan perbaikan terhadap struktur tersebut, misalnya dengan menambah
perkuatan-perkuatan yang diperlukan dengan sebelumnya melakukan
pengujian langsung.

3.4 Penutup
Untuk mengukur tingkat penguasaan materi perkuliahan ini, maka
anda diwajibkan untuk mengerjakan penyelesaian soal-soal yang ada.
Soal / pertanyaan
1. Jelaskan bagaimana caranya

mengkonversi

nilai kekuatan tekan

kubus terhadap kekuatan tekan silinder


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mix design beton
3. Jelaskan prosedur/urutan perencanaan campuran beton
4. Sebutkan hasil uji karakteristik agregat kasar dan halus yang
digunakan ke dalam format mix design.
5. Jelaskan, apa yang menyebabkan komposisi hasil rancangan beton
perlu dikoreksi

73

Anda mungkin juga menyukai