tegangan melebihi kekuatan tarik beton, maka masa beton itu akan retak.
Retak-retak yang terjadi demikian itu terdapat pada batas - batas di bagian
bawah, sambungan - sambungan kontraksi serta permukaan luar.
Terdapat dua cara untuk mengontrol suhu yang biasa dilakukan : prapendinginan dan purna-pendinginan. Pertama, komponen-komponen beton
didinginkan terlebih dahulu sampai mencapai suhu 4 o C atau didinginkan
dengan menggunakan serpih-serpih atau pecahan-pecahan es yang berfungsi
sebagai air campuran. Dapat juga dipakai Nitrogen cair dengan suhu -184 oC
sebagai bahan pendingin untuk menahan air dalam sebuah silo pada suhu 2 o C
(AS 1894). Bahan ini dapat mendinginkan agregat kasar sampai 10 o C atau
bahkan kurang dari itu dalam jangka waktu 20-30 menit, sebagai suatu upaya
untuk menurunkan suhu beton pada saat pengecoran sampai di bawah 20 o C
dalam cuaca panas. Kedua, air dingin dialirkan melalui system pipa zig-zag
yang tertanam di dalam beton, dengan dilakukan perubahan arah aliran setiap
24 jam sekali. Setiap lapisan didinginkan dalam jangka waktu yang cukup lama
guna menjamin agar suhu beton dipertahankan dibawah 30 o C selama 5 hari.
Dengan cara purna-pendinginan selama 3-6 minggu, sebuah bendung
busur dapat didinginkan sampai mencapai suhu yang stabil, atau 3 OC di bawah
suhu tersebut sebelum dilaksanakan pengisian sambungan kontraksi dengan
grout. Untuk pengontrolan suhu dapat digunakan pula bahan-bahan berikut
disamping cara-cara pendinginan langsung yang telah dibahas sebelum ini.
1. Semen portland yang mengeluarkan panas hydrasi rendah
2. Penggunaan kadar semen minimum untuk bagian dalam dari masa beton
3. Penggantian sebagian dari semen portland oleh teras sebanyak 20%
4. Memperlambat pengikatan semen portland dengan admixture tertentu,
seperti lignosulphonat
5. Cara-cara pelaksanaan konstruksi yang menguntungkan untuk perbedaan
suhu yang rendah serta mutu yang seragam, seperti membatasi ketebalan
lapisan beton, membatasi perbedaan tinggi antara bagian-bagian monolit
yang letaknya berdekatan yang tebalnya mencapai 15 m
116
air/semen
yang
rendah,
penggunaan
bahan
pembantu
yang
117
di
proyek,
maka
mungkinlah
untuk
secara
memuaskan
lebih
tepat
dengan
memanfaatkan
peralatan
untuk
dengan maksud mencegah air masuk kedalam pipa, dan bagian ujung bawah
pipa harus tetap di bawah permukaan beton sehingga beton tidak langsung
menyentuh air dan menyebabkan semen terbilas. Semua aliran beton harus
keluar dari bagian ujung bawah tremie. Pada awal penuangan, kecepatannya
dikendalikan dengan mengatur variasi jarak antara ujung pengeluaran pipa
tremie dan bagian bawah bekisting. Bila kedalaman pengecoran mencapai 1.5
meter, pipa tremie dapat dinaikkan dengan kecepatan pengangkatan. Aliran
dikendalikan dengan keseimbangan dinamis antara tinggi hidrostatis dan
ketahanan kekentalan beton segar. Penggetaran dilakukan dengan frekuensi di
antara 50-150 Hz.
Jika memungkinkan, pada pengecoran tremie biasanya diterapkan
dengan kecepatan penuangan yang sangat tinggi untuk mengisi keseluruh
cetakan dalam satu pengangkatan. Hal ini karena kemungkinan timbulnya buih
(scummy) yang membentuk lapisan tipis lunak di antara perbatasan beton-air.
Jika dilakukan pengecoran lebih dari satu kali penuangan, maka lapisan tipis
lunak (laitance) ini harus dihilangkan dari permukaan beton, dan ini merupakan
pekerjaan yang mahal dan sulit bagi penyelam, dan membutuhkan penundaan
beberapa jam untuk beton mengalami setting. Jika dilakukan pekerjaan dalam
satu kali penuangan kedalam cetakan, maka terbentuknya lapisan tipis lunak
yang berlebihan dapat dicegah secara parsial dengan menjaga sudut
kemiringan yang sedang di sepanjang permukaan beton.
Bila diperlukan kecepatan pengecoran yang tinggi, dimana pekerjaan
memerlukan keseragaman dan kualitas yang tinggi, perlu dipertimbangkan
adanya batasan kecepatan. Bila kecepatan pengecoran di permukaan
mengakibatkan terjadinya aliran pusaran atau mendidih (boiling), maka resultan
pusaran dalam air dapat membilas sebagian pasta semen dan mengakibatkan
terbentuknya kantong batuan dan perangkap lapisan tipis lunak. Kekuatan
bekisting merupakan faktor pengendalian kecepatan lain, karena harus
menahan tekanan tinggi hidrostatis yang dicapai hingga sebesar 45 MPa.
Disarankan kecepatan rata-rata pengecoran dengan pipa berukuran 35 cm
adalah sebesar 50-75 m3 per jam.
119
di bawah air
maupun di atas permukaan tanah adalah sama. Cetakan diisi dengan agregat
kasar dengan pipa intrusi yang diberi jarak tertentu terhadap massanya.
Campuran grouting kemudian dipompakan kedalam sela butiran agregat, dan
dimulai dari dasar dan bergerak keatas.Penyusutan minimum dan kekuatan
tekan yang tinggi dapat dihasilkan berdasarkan kenyataan bahwa butiran
agregat kasar saling bersentuhan. Keuntungan dari metoda intrusi-grout bahwa
dalam prakteknya hanya sekitar 40 % bahan beton harus yang dicampur
sebelum dituangkan.
120
121
c. Biasanya digunakan campuran yang kaya semen, yaitu 10 sak untuk per
meter kubik beton, dan 11-12 sak untuk pengecoran yang kecil dan rumit
serta 8'sak untuk pekerjaan untuk massa yang besar.
d. Disarankan menggunakan slump dengan nilai 15 - 18 cm dengan nilai
minimum 12.5 cm dan maksimum 20 cm.
e. Berdasarkan pengalaman, penggunaan zat penunda dan plastisizer
memberikan hasil memuaskan dengan atau tanpa unsur air entraining
agent.
2. Campuran untuk Metoda Intrusi-Grout
Pada umumnya metoda jenis ini dipatentkan atau digunakan terkait
dengan lisensi admixture. Campuran tipikal grouting (Prepack) adalah 1 semen,
1.2 bagian halus yang terdiri dari bahan silika aktif, 1/2 bagian pasir halus dan
200 gram bahan admixture untuk setiap meter kubik campuran. Campuran ini
kemudian diinjeksikan kedalam agregat kasar yang berukuran lebih besar dari 8
mm. Rekomendasi pabrik pembuat atau pemegang patent harus diikuti jika akan
menggunakan metoda ini.
3. Campuran untuk Metoda Dump-Bucket
Secara umum menggunakan campuran yang banyak semen (sekurangkurangnya 10 sak /m3) dan harus digunakan dengan perbandingan seperti pada
campuran tremie. Slump yang diperlukan lebih kecil dari campuran tremie tetapi
tidak boleh kurang dari 10- 12.5 cm. Bahan tambahan pengurang kadar air
mungkin diperlukan, tetapi penggunaan zat air entraining hanya berdampak
kecil atau tidak sama sekali.
122
Hal yang paling banyak dijumpai pada pengecoran bawah air akibat
ketidakseragaman dan berkualitas rendah adalah terbentuknya lapisan tipis
yang tidak mengeras atau kantong batuan. Cacat seperti itu pada pekerjaan
tremie biasanya disebabkan oleh jarak tulangan atau teknik pengecoran yang
kurang tepat, dan perencanaan cetakan yang kurang baik untuk pengecoran
123
tremie atau dump-bucket, baja tulangan digunakan dengan ukuran dan jarak
praktis yang sebesar mungkin. Cetakan harus dibuat dengan kemiringan agak
datar pada pojok cetakan dan tidak diperkenankan adanya bukaan pada
cetakan yang berbatasan. Jika memungkinkan, cetakan harus dibuka pada
bagian atas untuk memungkinkan mengisi kekurangan dan membuang lapisan
tipis lunak.
Beberapa hal yang dapat terjadi akibat penundaan pada pengecoran
tremie antara lain seringnya penyumbatan, segregasi, campuran yang terlalu
kering, atau tatoilasnya pasta semen melalui sambungan pipa. Metoda yang
disarankan untuk membersihkan sumbatan adalah dengan cara mengangkat
pipa secepatnya beberapa sentimeter pada setiap pengangkatan. Untuk itu
harus diberikan perhatian khusus agar tidak terjadi benturan yang besar pada
pipa atau jacking yang dapat meningkatkan lapisan tipis lunak dan pusaran air
kedalam campuran beton. Permasalahan umum lain pada pengecoran tremie
adalah hilang atau lepasnya seal akibat koreksi yang berlebihan atau terlalu
bersemangatnya pekerja ketika membersihkan sumbatan. Tremi harus diberi
seal ulang dengan prosedur yang sama ketika pengecoran dimulai, dan
umumnya mengakibatkan pembentukan lapisan tipis lunak secara berlebihan,
dimana hal ini harus dicegah dalam semua kesempatan.
Jarak antar tulangan bukan merupakan masalah kritis pada pengecoran
intrusi-grout, namun pencegahan terbentuknya lapisan tipis lunak bila cetakan
dibuat dengan bentuk yang tidak beraturan. Ukuran agregat harus diseleksi
untuk menjamin jarak yang cukup untuk lewatnya bahan grouting diantara
butirannya. Lapisan tipis lunak dapat terperangkap diantara susunan gradasi
butiran yang kurang baik, karena akan mengurangi lekatan antara pasta dan
tulangan serta menghasilkan beton berkualitas rendah.
Gangguan pemompaan bahan grouting dapat menyebabkan kesukaran
serius seperti' pompa terhenti atau pipa intrusi dicabut (untuk pembersihan),
sehingga perhatian yang sangat ketat harus dilakukan untuk menjamin
penempatan posisi ulang dari pipa. Hal yang sangat mungkin terjadi adalah
seluruh lapisan tipis lunak dapat terperangkap pada saat pengecoran, jika pipa
124
125
(2)
(3)
(4)
Kesulitan pemadatan
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
10 .Durabilitas berkurang
11 .Homogenitas berkurang
Tindakan pencegahan ini dilakukan agar kekuatan dan sifat-sifat beton
segar dapat terjaga. Tindakan pencegahan ini meliputi bahan-bahan pencampur
dan pelaksanaan pada beton segar.
1. Bahan-Bahan Pencampur
a. Portland semen
Penggunaan kadar C3A yang terlalu tinggi agar dibatasi. Hal ini dilakukan
agar proses hidrasi berjalan tidak terlalu cepat, kecuali dikehendaki demikian.
Proses yang terlalu cepat tanpa diikuti dengan tindakan yang baik dalam
pelaksanaan dan perawatan beton segar dan yang telah mengeras akan
menyebabkan retak-retak dalam beton.Kehalusan butir semen juga harus
diperhatikan, karena hal ini akan
hidrasi (heat generation). Untuk itu jumlah semen minimum perlu diperhatikan.
Jumlah semen minimum ini dapat direduksi dengan penggunaan bahan tambah
(admixture) ataupun abu terbang (fly-ash).
126
b. Agregat
Temperatur dari agregat harus diperhatikan karena suhu agregat akan
menyebabkan naiknya temperatur dalam campuran yang pada akhirnya akan
menyebabkan kehilangan panas yang lebih cepat dalam beton segar. Untuk itu
agregat harus diletakan dalam kondisi yang terlindung. Jika agregat diletakkan
dalam lapangan terbuka (stock-field) dengan suhu udara lebih besar dari 30C,
maka pada waktu akan digunakan, agregat sebaiknya disiram terlebih dahulu
(sprinkling) untuk mendinginkan suhu permukaannya.
Bahan-bahan untuk pembetonan pada cuaca panas harus dijaga
sedingin mungkin dan disarankan aturan-aturan berikut ini. Peraturan ini
diterapkan pada pekerjaan yang dilaksanakan pada negara-negara yang
beriklim panas.
1. Timbunan persediaan agregat harus dilindungi dari sinar matahari.
2. Memerciki agregat dengan air secara periodik sangat menguntungkan
karena penguapan air merupakan proses pendingin yang sangat efektif.
Penggunaan air dingin bilamana tersedia, jelas lebih baik untuk
memperoleh pengaruh yang maksimal.
3. Air campuran harus dijaga agar
sedingin
mungkin
dengan
instalasi pen-campur dan pengangkut sebaiknya harus dicat warna putih atau
suatu warna terang pada semua permukaan yang tak terlindung agar mereduksi
kenaikan suhu yang disebabkan oleh sinar matahari. Permukaan yang berwarna
putih dapat 17C lebih dingin daripada permukaan yang hitam atau abu-abu
gelap.
Seringkali diperlukan untuk meningkatkan kadar air beton di dalam
mesin campur, guna mengadakan kompensasi terhadap kehilangan air selama
pengangkutannya. Prosedur ini cukup beralasan dan memenuhi syarat,
meskipun ini menyebabkan lepas-nya kendali terhadap kwalitas beton, sampai
tingkat tertentu. Ada bahaya retak-retak susut yang timbul setelah pengecoran,
bilamana campuran menjadi terlalu basah. Begitu juga, penggunaan kadar air
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan segregasi beton (pemisahan butir) yang
serius ketika beton ini diangkut dan dikelola. Cara lain untuk mengatasi masalah
pencegahan beton cepat menjadi kaku selama penanganannya adalah
penggunaan bahan tambah ( admixture) kedalam campuran yang bersifat
memperlambat pengerasan beton.
Gambar 5.2 Jumlah retak setiap 30 m hari kerja terhadap suhu udara
maksimum selama konstruksi suatu beton jalan raya.
daya
untuk
menjadikan
plastis.
Bahan
penghambat
pengerasan
dibagian pinggir jalan yang dicor pada pagi hari selama perioda penyinaran
matahari terus menerus dan suhu maksimum harian melebihi 21C. Terdapat
129
juga masalah penyusutan plastis yang disebabkan oleh penguapan air dari
permukaan beton yang tak terlindung dengan cepat.
penyusutan plastik biasanya terjadi sekitar satu sampai tiga jam setelah beton
dicor. Meskipun retak ini umumnya dianggap sebagai retak permukaan dan
dapat merugikan penampilan beton, retak ini kadang-kadang diketemukan
menembus seluruh tebal pelat lantai.
Retak plastis ini akan tergantung pada kecepatan penguapan air dari
permukaannya yang selanjutnya akan tergantung pada suhu udara, suhu beton.
kelembaban relatif dan kecepatan angin. Pengaruh faktor ini mungkin ditentukan
dari Gambar 16.2, seperti yang dihasilkan oleh Portland Cement Association .
Di sini disarankan agar, bilamana kecepatan penguapan diharapkan mendekati
1 kg/m2 per-jam, usaha pencegahan harus diadakan untuk mencegah terjadinya
retak plastis.
Peraturan-peraturan untuk menghindari retak plastis ditujukan untuk
mencegah sedapat mungkin penguapan air dari permukaan. Peraturan
perawatan awal mutlak perlu dan pemakaian pelindung untuk perawatannya,
segera setelah permukaan beton berhenti berkilauan karena basah, umumnya
cukup memenuhi syarat. Disarankan untuk menutup permukaan beton dengan
lembaran polythene, dalam setengah jam setelah beton dihaluskan (finishing).
Oleh karena, ini diharapkan untuk mengimbangi kenaikan suhu beton dan
mencegah retak yang disebabkan oleh gradien suhu dan kontraksi yang
berikutnya. Pelindung untuk perawatan harus berisi zat warna putih atau
aluminium untuk memantulkan sinar matahari. Di sini mungkin perlu untuk
menyelimuti seluruh beton selama sekitar empat sampai lima jam untuk
mencegah panas yang berlebihan dari sinar matahari.
Cara lain yang disarankan penggunaannya ialah menyelimuti permukaan
beton dengan "hessian" (sejenis karung) yang dapat menjaga kelembabannya
secara terus menerus, alternatif lain ialah menyemprot permukaan beton secara
berkala dengan air yang dikabutkan. Kedua cara ini mempunyai keuntungan
menjaga beton lebih dingin oleh penguapan, tetapi cara ini mempunyai kerugian
bahwa diperlukan pengadaan air secara tetap. Dalam kasus seperti ini
disarankan untuk menutupkan "hessian" (sejenis karung) atau sejenisnya
beberapa cm jaraknya dari muka beton bila ini dapat dipraktekkan. dan
131
menyirami "hessian" ini tanpa menyebabkan muka beton basah sama sekali.
Hasil percobaan dilaboratorium menunjukkan bahwa beton yang dibuat pada
suhu 38C memberikan hasil uji kubus 28 hari yang kira-kira 15 persen lebih
rendah daripada beton yang dihasilkan pada 18C.
5.4 Pembetonan Cuaca Dingin
Ketika suhu beton turun, kecepatan pengerasan dan peningkatan
kekuatan menjadi lambat hingga pada suatu suhu di bawah titik beku, proses
kimia pengerasan berhenti sama sekali. Bilamana suhu naik lagi proses
pengerasan berlangsung lagi. Bilamana pembetonan berlangsung pada musim
dingin dan bila suhu turun di bawah titik beku, tindakan seperlunya harus
diambil untuk menjamin:
(1) Agar air pada beton yang baru saja dicor tidak membeku dan memuai
karena terbentuk lapisan es.
(2) Agar beton dilindungi pada umur awalnya, yaitu sampai beton ini
melawan siklus pembekuan dan pencairan tanpa mengalami kerusakan.
(3) Agar peningkatan kekuatan dipertahankan, meskipun pada kecepatan
yang rendah daripada pada suhu yang lebih tinggi.
Kecuali bila diberi beberapa bentuk pemanasan dan beton dapat
dilindungi dengan cukup memadai, di sini disarankan agar menghentikan
pembetonan bilamana suhu menuai sekitar 2C (36 F). Sekalipun demikian,
dengan pencegahan tertentu, pembetonan dapat dilanjutkan pada titik beku.
Selama musim "frost" (beku), ketika suhu naik di atas titik beku pada siang
harinya. biasanya cukup untuk menggunakan suatu semen yang cepat keras
dan melindungi beton dengan jerami, "hessian" atau terpal ("tarpaulins"). Acuan
kayu ("timber form work") merupakan insulasi yang cukup meyakinkan, kecuali
beberapa permukaan yang terlindung, terhadap "frost" yang kebetulan terjadi.
Selama berlangsungnya musim ingin, diperlukan beberapa tindak lanjut yang
dapat diuraikan dalam beberapa judul bawah ini.
Suhu Bahan-Bahan:
132
Suhu beton ketika dibuat untuk pertama kalinya tergantung pada suhu,
panas spesifik, dan berat dari bahan-bahan pilihannya. Suhu beton dapat
diperkirakan dengan perhitungan memakai rumus di bawah ini:
tc+A.ta+5w tw
Tc=
1+A+w
Keterangan :
Tc
A
w
tc
ta
tw
= Suhu beton
= Perbandingan agregat/semen
= Perbandingan air/semen
= Suhu semen
= Suhu agregat
= Suhu air
Tc=
1+6+60,6
Air akan menahan panas sebesar lima kali dari pada jumlah panas yang
ditahan oleh agregat atau semen, dan air memberikan cara yang paling mudah
di dalam menjalankan panas kepada campuran beton. Seperti dapat dilihat dari
contoh di atas. Air yang dipanaskan sampai 50C dapat menghasilkan suhu 1
6C pada beton yang dihasilkannya, bahkan bilamana semen dan agregat
mempunyai suhu awal hanya 2C.
Penyediaan semen, baik dalam bungkusan atau "silo" (silinder tinggi),
yang dari kelembaban, tak akan terpengaruh oleh "frost" (pembekuan). Semen
harus dicegah menempel tanah dan harus diselimuti dengan sempurna. Pada
suhu udara di atas 0C, ketika agregat bebas dari es dan gumpalan yang
membeku, suhu beton yang diinginkan biasanya dapat diperoleh dengan hanya
memanaskan air campurannya. Pada suhu udara di bawah 0C, atau bilamana
133
timbunan bahan berisi gumpalan-gumpalan beku, es, atau salju, mungkin perlu
untuk memanaskan agregat. Persediaan agregat yang memadai untuk
pengecoran sehari-harinya, harus dicairkan sedapat mungkin sebelum ditakar
untuk mencapai kadar air dan suhu yang seragam, untuk hal ini dianggap
bahwa 24 jam merupakan suhu yang minimum.
Timbunan persediaan agregat merupakan bagian yang sulit dipanaskan
dengan memuaskan. Ada beberapa cara, seperti uap dalam pipa ulir; air panas
dalam pipa ulir; dibakar dengan api, pemasangan penutup pada seluruh
timbunan serta ditiup dengan udara panas di bagian dalamnya agar udara tetap
panas. Cara yang akan digunakan tergantung pada segi ekonomisnya, dan
mengingat pada banyaknya agregat yang hendak dipanaskan serta pengaturan
instalasinya. Aliran uap umumnya memuaskan bila drainase yang memadai
diberikan pada timbunan bahan ini agar kadar air tetap seragam. Keuntungan
yang dimiliki pada cara ini ialah, uap merembes ke dalam timbunan bahan dan
memanaskan agregat secara cukup merata.
Kotak pasir harus selalu ditempatkan sedekat mungkin pada ujung
pengeluaran uap karena ini menjamin distribusi uap yang lebih rata ke dalam
kotak-kotak lainnya Suatu kotak agregat kasar yang terdekat pada ketel berarti
bahwa sejumlah tekanan uap, hilang melewati kotak ini sebelum mencapai
kotak lainnya. Permukaan agregat yang tak terlindung harus diselimuti dengan
terpal ("tarpaulin") atau lembaran "polythene" untuk mempertahankan distribusi
panas yang merata dan untuk mencegah terbentuknya es yang keras. Di sini tak
mungkin untuk menyimpulkan secara umum, berapa jumlah lap air yang
dibutuhkan, karena ini akan tergantung pada faktor-faktor, seperti jumlah
agregat, suhu yang diperlukan, dan efisiensi dari terpal penutup ("tarpaulin").
Tetapi, sebagai contoh dapat diutarakan, sebuah ketel uap menghasilkan 1500
kg uap air 1500 liter air digunakan setiap harinya) dalam cukup untuk
memanaskan 150 m3
menghasilkan beton pada alat pencampur yang mempunyai suhu 17C di atas
suhu udara. "Thermometer" harus sering dipergunakan untuk memeriksa suhu
134
agregat yang umumnya, harus dipanaskan sampai suhu antara 10C sampai
20 C.
Pekerjaan kecil di mana biaya untuk memasang ketel tak terjangkau.
agregat harus diselimuti dengan tanda timbunan bahan, dan keseluruhannya
dipanaskan dengan kompor atau
agregat tak membeku sama sekali. Pada timbunan kecil, pencairan nya dapat
dipercepat dengan sering membalik-balik timbunan. Bila dikerjakan secara
demikian, maka asap dari alat panas harus diberi ventilasi keluar bagian yang
tertutup ini untuk menghindari keracunan karbon monoksida. Cara ini mungkin
untuk memanaskan agregat d rata sampai suhu jauh di atas 7C dan harus
dianggap hanya sebagai suatu alat menjaga agar agregat berada dalam
keadaan bebas "frost" (pembekuan).
Selama musim "frost", bila agregat tidak sedang dipakai, timbunannya
harm selimuti. Hal ini penting, terutama pada malam hari. Lembaran terpal
("tarpaulin. atau "polythene" berguna untuk suhu hanya beberapa derajat di
bawah titik beku, di sini disarankan agar digunakan juga selimut isolasi, karena
ini lebih efisien.
Air Pencampur:
Secara umum diketahui bahwa cara yang paling murah dan mudah
untuk manasan awal beton ialah dengan memanaskan air campurannya. Suhu
yang dibutuhkan pada air ini ialah antara 50C - 60C, dan harus diperhatikan
agar suhu air dipastikan tak lebih dari 70C. Bilamana air campuran dipanaskan
di atas 60 C, pemanasan yang berlebihan dapat menghasilkan pengikatan
beton yang cepat atau mengurangi workabilitas yang cukup mendatangkan
kesulitan pada pengecoran . Bilamana tersedia uap air, air pipa dapat
dipanaskan dengan suatu pipa diameternya sekitar 40 mm, dari ketel sampai
pada suatu persediaan air yang di dekat alat pencampur. Tangki air ini adalah
tambahan dari tangki pengukur pada campur, dan harus dipasang di atas alat
campur dengan rangka-rangka penyangga. Tangki berukuran 450 liter ternyata
cukup memenuhi syarat untuk digunakan alat pencampur 350 liter.
135
Alternatif lain ialah penggunaan kalor gas yang pada tahun-tahun ini
penggunaannya cukup meluas. Kalor gas dimasukkan dalam pipa ke unit bakar
yang memanaskan udara yang dimasukkan ke dalam suatu "penukaran" panas
dalam tangki penyediaan air. Air yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam
tangki pengukur pada alat pencampur, yang harus disekat luarnya dengan busa
"polystyrene", "fiberglass" atau isolasi sejenisnya agar kehilangan panas dapat
dihindari. Pemeriksaan yang rutin terhadap suhu air dalam tangki diperlukan,
terutama bila alat pencampur berhenti untuk waktu yang lebih lama dari pada
siklus waktu penakaran yang normal, bila suhu air naik kecuali bila pengadaan
uap air dikurangi, Bilamana suhu air pencampur naik sampai melebihi 60 C,
sejumlah air dingin harus ditambahkan atau sejumlah air pencampur dibuang
sampai suhunya di bawah 60C. Ketel air panas dengan bahan bakar disel atau
batubara dapat juga digunakan untuk menghasilkan air panas. Jenis pemanas
elektris yang dicelupkan telah digunakan tetapi alat ini mahal bila dijalankan
untuk jangka waktu yang lama.
Penakaran dan Pencampuran:
Telah disebutkan tentang pemasangan tangki air tambahan untuk
pemanasan di atas tangki pengukur alat pencampur yang biasa dipakai. Seluruh
instalasi pencampur sedapat mungkin ditutupi dengan selimut. Kadang-kadang,
mungkin juga untuk menempatkan keseluruhannya, termasuk agregat dalam
suatu bagian bangunan, bila ini tak memungkinkan, instalasi harus ditempatkan
dalam suatu tempat, yang sedapat mungkin terlindung seperti di bawah suatu
dinding. Pemecah angin harus digunakan untuk memberikan perlindungan
terhadap angin kencang dan menghindari terhadap hujan atau salju.
Suhu beton ketika meninggalkan alat campur tak boleh kurang 10 o C
terdapat kehilangan panas yang tak terhindarkan selama pengangkutan dan
pengecoran liat di bawah ini. Di sini jarang diperlukan untuk menaikkan suhu
sampai lebih dari pada sekitar 20C. Sebagai patokan umum, suhu beton ketika
sedang dicampur harus 3C - 8C lebih tinggi dari pada suhu yang dibutuhkan
setelah pengecoran; nilai lebih nya tergantung pada suhu di sekitarnya.
136
Pengecoran:
Beton harus dicor secepat mungkin setelah pencampuran karena panas
hilang dengan cepat, dan bahkan bila pekerjaan berlangsung dengan sangat
efisien, turunnya suhu dari pencampuran sampai pengecoran mungkin sebesar
3C sampai 8C. Di bawah keadaan normal kehilangan sebesar 3C dapat
terjadi selama pengangkutan saja, tetapi suatu pengangkutan yang berlebihan,
mungkin tak terhindarkan kehilangan suhu sample 5C.
Suhu yang dibutuhkan beton setelah pengecoran akan tergantung
sebagian panas massa betonnya. Misalnya, dalam hal tampang melintang yang
tipis, tujuannya harus untuk mencapai suatu suhu sebesar 10C sampai 15C
dalam betonnya, sesaat setelah pengecoran, dan untuk tiga hari yang pertama.
Untuk massa beton, suhu yang sesuai ialah antara 5C dan 10C.
Bahaya utama selama suhu rendah adalah kemungkinan membekunya
air pada beton yang baru dicor. Beton yang membeku mungkin disalah tafsirkan
sebagai berat yang telah mengadakan ikatan secara normal, hal ini jelas pada
beton semacam ini yang telah diambil acuannya ("shutter"), dan keruntuhan
tidak harus terjadi sampai selanjutnya bagian yang beku mulai mencair.
Kejadian semacam ini, tentu saja
menghindarkan hal ini, suhu beton ketika dituang ke dalam acuan ("form") harus
sekurang-kurangnya 5C, suhunya, dan suhu beton harus dijaga agar di atas
suhu ini sampai beton ini mengeras. Riset telah menunjukkan bahwa, bilamana
tak jenuh dengan air, konstruksi beton yang normal tahan terhadap kerusakan
137
akibat pembekuan bilamana beton ini telah mencapai kekuatan kubus minimum
5N/mm2.
Perlindungan Beton Setelah Dicor :
Perlindungan beton setelah dicor dapat diadakan dalam bentuk isolasi
terhadap
permukaannya
atau
pemasangan
tutup
sementara
dengan
perlu
untuk
melindungi
permukaan
beton
dengan
lembaran
"polythene". Penggunaan air untuk merawat beton pada kondisi yang dingin tak
diinginkan.
Lantai beton yang tergantung mungkin dijaga agar tetap panas setelah
pengecorannya dengan memasang selimut yang disokong rangka batang di
atasnya dan menurun di samping pelat, dengan suatu gas "prophane" udara
panas, alat penyembur meniupkan udara panas ke ruang udara, sehingga
terbentuklah pemanasannya. Isolasi permukaan atas harus terdiri atas
138
"fiberglass" atau dua lapis anyaman jerami yang tebal 25 mm di antara dua
lapis "polythene". Alternatif lain ialah penggunaan lapisan jerami yang terurai
tebal. Pemanas listrik dengan isolasi sekarang sudah tersedia, terutama
berguna untuk menjaga pelat beton pada suhu perawatan yang diperlukan.
Bagian atas tihang, balok dan dinding harus diselimuti dengan suatu
bahan isolasi sesaat setelah pengecoran selesai, pada kondisi yang sangat
dingin. Terpal yang membentang melintasi atas ke dinding atas dengan
pemanas parafin atau "prophane" di dalam "sel" ini, akan membantu untuk
mempertahankan suhu pada batasan yang dibutuhkan, tetapi harus diambil
usaha pencegahan terhadap kemungkinan keracunan oleh karbon monooksida. Bila panas diberikan dengan memadai, selama dua hari berikutnya
untuk mempertahankan suhu beton di atas 5C, acuan vertikal dapat dibuka
setelah 24 jam. Lantai atas membutuhkan perlindungan khusus selama musim
dingin mengingat pada tebalnya yang tak seberapa. Di sini disukai untuk
menutup ruangan di atas lantai dan dipelihara suatu suhu sebesar 5C atau
lebih pada beberapa setelah pengecoran. Pemanas harus di isolasi dengan
baik mulai atas dengan suatu lapisan pasir yang tebal, dan daerah di sekitarnya
dilindungi terhadap pengeringan sebelum waktunya.
Suhu Beton Pada Kondisi Tak Terjadi Peningkatan Kekuatan ("Maturity of
Concrete)
Kemampuan beton untuk mempertahankan diri terhadap kerusakan
akibat suhu di bawah titik bekunya dihubungkan dengan kekuatan beton dan
secara berturut-turut telah diperhatikan, tergantung pada suhu perawatan dan
umurnya. Beberapa penyelidik telah berusaha untuk menyatakan kekuatan
beton sebagai fungsi dari "maturity" (yaitu, suhu di bawah mana beton tak mau
naik kekuatannya.
Plowman menemukan bahwa suhu dasar untuk "maturity" (yaitu, suhu
di bawah mana beton tak mau bertambah kekuatannya) adalah -12C (11F).
Oleh karena itu, "maturity" = (suhu + 12) X umur dalam jam bilamana suhu
dinyatakan dalam 0C .Plowman juga mengemukakan suatu "hukum" yang
139
1000
Suhu dasar perhitungan "maturity" adalah -12C (1 1F). Nilai tetapan A
dan B tergantung pada batasan kekuatan beton yang disarankan oleh Plowman
seperti terlihat pada label 15.1. Nilai A tergantung pada keadaan musim,
maturity berdasarkan pada C jam atau F jam. Harga tetapan untuk empat
buah batasan kekuatan yang ditetapkan, adalah cukup teliti untuk semua
pekerjaan yang normal, bilamana suhu awal beton antara 16C dan 27C (60F
dan 80F), dan diberikan kekuatan pada maturity 19800C jam (35600F jam),
kekuatan beton pada tingkatannya untuk maturity yang lain dapat dihitung.
Acuan ("Form Work") :
Sebelum pembetonan dimulai, semua acuan dan penulangan, mutlak
perlu bebas es. Bilamana acuan dan tulangan dirakit pada hari sebelum
pembekuan, dengan menyelimuti di atasnya dan pemberian pemanasan
dengan pemanas udara akan cukup memadai untuk memelihara acuan dan
tulangan bebas es, sedemikian sehingga pembetonan dapat dimulai saat
pertama pada hasil berikutnya. Bilamana tersedia uap air, pipa tambahan dari
ketel uap dapat menyalurkannya ke bangunan tersebut dengan hubungan keran
di tiap lantai bangunan. Sebuah penyembur uap air dapat dipakai untuk
memanaskan acuan dan tulangan.
Terapan
A
Untuk o C jam
Untuk o F jam
10
21
32
42
-7
6
18
30
68
61
54
46,5
Kekuatan jenis campuran beton 1:6 menurut beratnya yang dijaga pada
suhu 2C selama tujuh hari adalah kurang dari separuh kekuatan beton yang
sama yang dirawat secara terus menerus pada suhu 18C, dan tetap rendah
selama beberapa minggu. Oleh karena itu, bahkan pada suhu di atas titik beku,
tapi di bawah, katakanlah 10C, harus diperhatikan agar tak membuka acuan
terlalu cepat dan jangan membebani beton sebelum ini mempunyai kekuatan
yang memadai untuk memikul beban semacam ini.
5.5. Penutup
Untuk mengukur tingkat penguasaan materi perkuliahan ini, maka anda
diwajibkan untuk mengerjakan penyelesaian soal-soal yang ada.
Soal / pertanyaan :
1. Jelaskan apa saja yang menjadi masalah dalam pembetonan masif.
2. Jelaskan bagaimana mengatasi masalah yang tiimbul dalam pembetonan
massal
3. Sebutkan metode pengecoran dibawah air
4. Jelaskan cara pencampuran pengecoran didalam air metode IntrusiGrout dan tremi
5. Jelaskan kerugian temperatur tinggi dalam proses pengecoran bila tidak
dilakukan perbaikan dalam proses pengecoran
6. Jelaskan cara pengecoran pada kondisi dingin
142