Anda di halaman 1dari 21

Nama : Garnis Irawanti

Nim : (146020206011008)
Kelas : AA
Tugas : Review Jurnal sebagai tugas
manajemen keuangan

A Comparative Analysis of the Financial Ratios of Listed Firms Belonging


to the Education Subsector in the Philippines for the Years 2009-2011
Oleh: Florenz C. Tugas, CISA, CPA
Ramon V. del Rosario College of Business
De La Salle University
Manila, Philippines
Edisi: International Journal of Business and Social Science
Vol. 3 No. 21; November 2012, Centre for Promoting Ideas, USA
www.ijbssnet.com

Abstrak
Kebanyakan analisis laporan keuangan berfokus pada perusahaan-perusahaan dan
industri. Hal ini dikarenakan perusahan industri tersebut memberikan kontribusi yang
signifikan untuk pertumbuhan angka perekonomian atau mampu menempatkan dalam
lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Apapun motivasinya, bagi Florenz dan Ramon
didalm jurnalnya memaparkan bahwa analisis laporan keuangan harus dibuat dan tersedia
untuk semua industri untuk alasan komparatif ataupun perbandingan antar subsektor. Seperti
subsektor pendidikan merupakan subsektor yang memiliki andil dalam mendorong
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan. Di Filipina, hanya terdapat tiga sektor yang
tercatat disubsektor pendidikan. Sub sektor pendidikan tersebut ialah Centro Escolar
University (CEU), Far Eastern University (FEU), and iPeople, Inc. (Malayan Colleges).
Penelitian didalam jurnal yang ditulis oleh Florenz dan Ramon bertujuan untuk menganalisis
laporan keuangan ketiga sektor pendidikan tersebut dalam tiga periode (2009,2010 dan 2011)
dengan menggunakan rasio likuiditas, activity ratios, rasio leverage, rasio profitabilitas dan
rasio market value.
Untuk likuiditas, rasio yang digunakan sebagai berikut: current ratio; quick or acidtest ratio; cash flow liquidity ratio; average collection period; dan days payable
outstanding. Sedangkan untuk activity ratios digunakan: accounts receivable turnover;
accounts payable turnover; fixed assets turnover; dan total assets turnover. Kemudian untuk
rasio leverage digunakan: debt ratio; debt to equity ratio; dan times interest earned. Untuk
rasio profitabilitas akan digunakan: operating profit margin; net profit margin; return on
total assets; return on equity; dan basic earning power ratio dan yang terakhir ialah rasio
market value, rasio yang digunakan ialah: price-earnings ratio; market-book ratio; dan
dividend yield.

Dengan menggunakan pendekatan komparatif, penelitian didalam jurnal tersebut


berusaha untuk menunjukan patokan angka-angka yang berguna bagi perusahaan lain (bukan
emiten) milik subsektor pendidikan. Oleh karena itu, untuk melakukan hal tersebut maka,
laporan keungan CEU, FEU dan Malayan diperoleh dari data website Philippine Stock
Exchange (PSE). Informasi yang disajikan berasal dai laporan keuangan yang telah
dirangkum oleh Florenz dan Ramon didalam jurnalnya, dan digunakan untuk menghitung
rasio keuangan untuk periode tiga tahun. Agar memberikan dasar untuk analisis maka
masing-masing rasio keuangan akan dinilai dengan memberikan statement poin kepada tiaptiap subsektor tersebut. Total poin untuk setiap kategori rasio kemudian dihitung untuk
sampai pada dasar keseluruhan analisis. Hasil penelitian yang dipaparkan dijurnal tersebut
menunjukkan bahwa dalam hal likuiditas, FEU peringkat pertama, diikuti oleh Malayan, dan
CEU; dalam hal aktivitas, FEU peringkat pertama, diikuti oleh CEU, maka Malayan; dalam
hal leverage, Malayan peringkat pertama, diikuti oleh CEU, maka FEU; dalam hal
profitabilitas, FEU peringkat pertama, diikuti oleh Malayan, dan terakhir CEU; dan dari segi
market value , CEU dan FEU peringkat pertama dan kemudian diikuti Malayan. Secara
keseluruhan, FEU (44 poin) peringkat pertama, diikuti oleh Malayan (40 poin), kemudian
yang terakhir CEU (36 poin).
1. Introduction
Dibalik angka dan menggambarkan angka dalam laporan keuangan, bahwa tujuan
primordial manajemen keuangan adalah menciptakan kekayaan. Penciptaan kekayaan yang
terbaik dicapai dengan memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengoptimalan penggunaan
sumber daya selama jangka panjang. Dengan kata lain, bahwa akumulasi aset secara terus
menerus dan berkelanjutan dalam waktu lama. Artinya ialah penciptaan kekayaan adalah
faktor yang berasal dari serangkaian keputusan bisnis dengan tahapan pertahapan yang
terstruktur dan ilmiah. Dalam akumulasi penciptaan kekayaan tentunya akan ada risiko.
Risiko suatu hambatan yang akan menghalangi suatu hal untuk mencapai tujuannya. Risiko
tentunya harus dihindari dan diminimalisir dengan keputusan-keputusan yang terstruktur dan
ilmiah juga. Sehingga dalam manajemen keuangan, salah satu langkah terstruktur dengan
menggunakan dasar ilmiah pada keputusan perusahaan yang diambil adalah analisis laporan
keuangan.
Menurut Drake (2010), analisis laporan keuangan adalah seleksi, evaluasi, dan
interpretasi data keuangan termasuk dengan informasi terkait lainnya, untuk membantu
investasi dan pengambilan keputusan keuangan. Selain itu, juga proses mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dengan benar, membangun hubungan antara
item dari neraca dan laporan laba rugi (accounting for management website).
Salah satu alat dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Analisis
rasio keuangan digunakan karena pada umumnya laporan keuangan selalu panjang, maka
akan lebih efisien dan strategis digunakan rasio keuangan untuk mengambil angka yang
penting yang telah ditentukan formulanya untuk dikembangkan oleh keuangan dan pemikir
akuntansi .
Salah satu sektor usaha yang menarik dan menjadi perhatian khusus dari para analis
keuangan saat ini adalah sektor pendidikan dan khususnya pada pendidikan yang lebih tinggi.
Seperti yang dipelajari oleh Johnstone (2009), pembiayaan pendidikan tinggi di seluruh dunia
telah mengalami perubahan dramatis dalam dekade 20-an terakhir dan dekade pertama di
abad ke-21. Perubahan ini terjadi dikarenakan tanggapan atas pembiayaan pendidikan yang
selalu meningkat dam jauh melebihi dari tingkat pendapatan yang ada, terutama pendapatan
usaha yang tergantung pada perpajakan.

Akibatnya dari adanya peningkatan pembiayaan tersebut, pada akhirnya terdapat


konsekuensi dan tren dalam pembiayaan pendidikan tinggi yang meningkat per-unit nya atau
per student, peningkatan biaya instruksi, peningkatan para pendaftar, ekonomi berbasis
pengetahuan yang semakin diharapkan, sehingga menjadikan penambahan konsekuen pada
pendidikan tinggi untuk melayani dan sebagai mesin utama pengerak ekonomi,
pengembangan dan perbaikan individu, kegagalan pemerintah, atau masyarakat dan
pendapatan untuk mempertahankan pangsa mereka. Sehingga menjadikan kenaikan biaya
tersebut terjadi akibat tekanan dari biaya pengeluaran pendidikan yang lebih tinggi yang
mengarah pada tren peningkatan globalisasi yang memberikan kontribusi untuk lintasan biaya
yang menigkat dan pendapatan pemerintah yang tidak stabil, dan pola peningkatan
liberalisasi ekonomi dan hasil desentralisasi, devolusi, dan privatisasi sistem publik dan
swasta, termasuk lembaga-lembaga pendidikan tinggi (Johnstone, 2009).
Berdasarkan pemaparan diatas, dengan demikian maka sudah saatnya sektor
pendidikan menjadi sasaran dan fokus dari manfaat analisis rasio keuangan. Berfokus pada
lembaga pendidikan tinggi terdaftar di Filipina. Meskipun, Florenz dan Ramon memaparkan
hasil penelitiannya dijurnal tersebut dengan analisis komparatif namun hasil penelitian
tersebut diharapkan dapat menentukan dan menjelaskan kesehatan keuangan pada subsektor
pendidikan tinggi. Untuk itu, Florenz dan Ramon memaparkan angka-angka keuangan pada
subsektor yang akan digunakan untuk perbandingan dan menyoroti peluang solusi atau
perbaikan jika terdapat keuangan yang tidak sehat pada subsketro pendidikan tinggi yang
dijadikan objek peneliti.
1.1 Objectives of financial ratio analysis
Sebelum memulai analisis laporan keuangan pada setiap perusahaan, maka perlu
untuk menentukan tujuan analisis. Menurut Fraser dan Ormiston (2004), tujuan akan
bervariasi tergantung pada perspektif pengguna laporan keuangan dan pertanyaan-pertanyaan
tertentu yang ditangani oleh analisis laporan data keuangan.
Diantara beberapa perspektif yang ada, terdapat kreditur, investor, dan manajemen.
Masing-masing stakeholder harus memiliki pertanyaan yang perlu dijawab. Misalnya,
kreditur biasanya khawatir dengan kemampuan peminjam yang ada atau calon untuk
melakukan pembayaran bunga dan pokok pada dana yang dipinjam. Investor biasanya
mencoba untuk sampai pada estimasi arus laba masa depan perusahaan untuk melampirkan
nilai sekuritas untuk bahan petimbangan pembelian atau likuidasi. Terakhir, analisis laporan
keuangan dari sudut pandang manajemen berkaitan dengan semua pertanyaan yang diajukan
oleh kreditur dan investor yang merupakan kelompok pengguna yang harus puas agar
perusahaan mendapatkan modal yang diperlukan.
Menurut Brigham dan Houston (2009), analisis keuangan melibatkan perbandingan
kinerja perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama dan tren
mengevaluasi posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Salah satu sumber yang kaya
informasi untuk analisis laporan keuangan adalah laporan keuangan yang telah diaudit.
Laporan keuangan biasanya bagian dari laporan tahunan perusahaan yang terdaftar yang
tunduk kepada badan pengatur Securities and Exchange Commission and Stock Exchange
entities.
1.2 Key financial ratios
Ada lima kategori rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. yaitu: (1)
rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan uang
tunai yang muncul; (2) rasio aktivitas atau activity ratio, yang mengukur likuiditas aset
tertentu dan efisiensi pengelolaan aset; (3) rasio leverage, yang mengukur sejauh mana
pembiayaan perusahaan dengan utang relatif terhadap ekuitas dan kemampuannya untuk

menutupi bunga dan biaya tetap lainnya; (4) rasio profitabilitas, yang mengukur kinerja
keseluruhan dari suatu perusahaan dan efisiensi dalam mengelola aset, kewajiban, dan ekuitas
(Fraser & Ormiston, 2004); dan (5) Rasio market value, yang membawa harga saham dan
memberikan gambaran tentang apa yang investor pikirkan tentang perusahaan dan prospek
masa depan (Brigham & Houston, 2009).
1.2.1 Liquidity ratios
Rasio lancar. Rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan dalam jangka pendek
solvabilitas, kemampuan perusahaan untuk memenuhi persyaratan utang dikarenakan jatuh
tempo. Current liabilities digunakan sebagai penyebut dari rasio karena dianggap mewakili
utang yang paling mendesak, keperluan pensiun dalam waktu satu tahun atau satu siklus
operasi. Sumber daya kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban ini harus ada terutama
dari kas atau konversi kas dari aset lancar lainnya (Fraser & Ormiston, 2004).
Quick or acid-test ratio. Rasio yang merupakan rasio tes yang lebih ketat solvabilitas
jangka pendek dari rasio saat ini karena pembilang mengeliminasi persediaan, dianggap
aktiva lancar yang paling tidak likuid dan yang paling mungkin menjadi sumber kerugian
(Fraser & Ormiston, 2004).
Cash flow liquidity ratio. Pendekatan lain untuk mengukur solvabilitas jangka pendek
adalah rasio cash flow liquidity ratio, yang menganggap arus kas dari aktivitas operasi. Rasio
cash flow liquidity ratio menggunakan pembilang sebagai pendekatan sumber daya kas, kas
dan surat berharga yang merupakan aset saat ini benar-benar likuid, dan arus uang tunai dari
aktivitas operasi yang merupakan jumlah uang yang dihasilkan dari operasi perusahaan,
seperti kemampuan untuk menjual persediaan dan mengumpulkan uang tunai (Fraser &
Ormiston, 2004).
Average collection period. Average collection period adalah jumlah rata-rata hari yang
diperlukan untuk mengkonversi piutang menjadi uang tunai. Rasio dihitung sebagai
hubungan antara rekening bersih piutang dan rata-rata penjualan harian. Periode penagihan
rata-rata membantu mengukur likuiditas piutang, kemampuan perusahaan untuk
mengumpulkan dari pelanggan (Fraser & Ormiston, 2004).
Days payable outstanding. days payable outstanding adalah jumlah rata-rata hari yang
dibutuhkan untuk membayar hutang tunai. Rasio ini menawarkan wawasan ke dalam pola
pemabayaran perusahaan kepada pemasok (Fraser & Ormiston, 2004).
1.2.2 Activity ratios
Accounts receivable turnover. Para perputaran piutang mengukur rasio berapa kali
rata-rata piutang dikumpulkan dalam bentuk tunai (Fraser & Ormiston, 2004).
Accounts payable turnover. Mengukur rasio berapa kali rata-rata hutang dibayar
selama tahun (Fraser & Ormiston, 2004).
Fixed assets turnover and total assets turnover . Rasio perputaran aktiva tetap dan total
aset turnover terdapat dua pendekatan untuk menilai efektivitas manajemen dalam
menghasilkan penjualan dari investasi dalam aset. Aset tetap turnover hanya
mempertimbangkan investasi perusahaan di bidang properti, pabrik, dan peralatan dan sangat
penting untuk sebuah perusahaan yang padat modal. Total aset turnover mengukur efisiensi
pengelolaan seluruh aset suatu perusahaan (Fraser & Ormiston, 2004).
1.2.3 Leverage ratios
Debt ratio. Rasio total utang terhadap total aset mengukur persentase dana yang
diberikan oleh kreditor (Brigham & Houston, 2009). Hal ini tentunya mempertimbangkan
proporsi semua aset yang dibiayai dengan utang (Fraser & Ormiston, 2004).

Debt to equity. Langkah-langkah debt to equity ialah mengukur keberisikoan struktur


modal perusahaan dalam hal hubungan antara dana yang diberikan oleh kreditur dan investor
(Fraser & Ormiston, 2004).
Times interest earned. Waktu bunga diperoleh, dengan cara mengukur sejauh mana
laba usaha dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu memenuhi biaya bunga tahunan
(Brigham & Houston, 2009).
1.2.4 Profitability ratios
Operating profit margin and net profit margin. Margin laba usaha dan marjin laba
bersih mewakili kemampuan perusahaan untuk menerjemahkan penjualan di peso menjadi
keuntungan pada berbagai tahap pengukuran. Margin laba usaha, ukuran efisiensi operasional
secara keseluruhan dan menggabungkan semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan
bisnis biasa. Sedangkan langkah-langkah net profit margin dilakukan dengan melakukan
tindakan profitabilitas setelah mempertimbangkan semua pendapatan dan pengeluaran,
termasuk bunga, pajak, dan item non-operasional (Fraser & Ormiston, 2004).
Return on total assets and return on equity, merupakan dua rasio yang mengukur
efisiensi keseluruhan perusahaan dalam mengelola investasi total aset dan menghasilkan
return ke pemegang saham. Return on total aset menunjukkan jumlah keuntungan yang
diperoleh relatif terhadap tingkat investasi di total aset. Kembali pada langkah-langkah
ekuitas kembali ke pemegang saham biasa (Fraser & Ormiston, 2004).
Basic earnings power ratio. Dihitung dengan membagi laba operasi (laba sebelum
bunga dan pajak atau EBIT) dengan total aset. Rasio ini menunjukkan kekuatan produktif
baku aset perusahaan sebelum dipengaruhi pajak dan utang, dan ini berguna ketika
membandingkan perusahaan dengan utang yang berbeda dan situasi pajak (Brigham &
Houston, 2009).
1.2.5 Market value ratios
Price-earnings ratio. Price-earnings ratio menunjukkan berapa banyak investor
bersedia membayar per peso yang dilaporkan laporan keuntungan (Brigham & Houston,
2009).
Market-book ratio. Menunjukkan bagaimana investor menganggap atau menilai
perusahaan melalui harga book value-nya dipasar saham (Brigham & Houston, 2009).
Dividend yield. Dividen yield menunjukkan pendapatan tingkat penghasilan para
pemegang saham atas saham berdasarkan nilai pasar. Selain itu, rasio ini menunjukkan
pemegang saham mendapatkan reutrn yang benar-benar tercapai atas investasi mereka,
dengan menggunakan nilai pasar saat ini untuk saham yang tercatat (Hei-Cunningham, 1993).
1.2.6 DuPont equation
Sistem DuPont membantu dalam analis dan melihat bagaimana keputusan dan kegiatan
perusahaan selama periode akuntansi berinteraksi untuk menghasilkan keseluruhan laba
kepada pemegang saham perusahaan, return on equity (Fraser & Ormiston, 2004). Selain itu,
menurut Brigham dan Houston (2009), Dupont adalah rumus yang menunjukkan bahwa
tingkat return on equity dapat ditemukan sebagai produk profit margin, total aset turnover,
dan multiplier ekuitas. Hal ini tentunya akan menunjukkan hubungan antara rasio aktivitas,
leverage, dan profitabilitas.
1.3 The education subsector in the Philippines
Pelayanan pendidikan tinggi di Filipina disediakan oleh perguruan tinggi swasta dan
Negeri. Pada bulan September 2008, ada sekitar 2.060 HEIs di Filipina didistribusikan di 17

wilayah geografis di Filipina. Dari jumlah tersebut, 537 adalah HEIs publik/negeri dan swasta
1.523 HEIs. HEIs swasta yang didirikan berdasarkan Corporation Code Filipina dan diatur
oleh undang-undang khusus dan ketentuan umum. HEIs swasta berada dibawah non-sektarian
yang yang didirikan, dimiliki dan dioperasikan oleh swasta yang tidak berafiliasi dengan
salah satu organisasi keagamaan sementara HEIs swasta yang di bawah sektarian biasanya
non-saham dan nirlaba yang didirikan serta dimiliki atau dioperasikan oleh sebuah organisasi
keagamaan.
Universitas negeri dan perguruan tinggi (SUCs) disewa HEIs publik dan ditetapkan
oleh hukum. Kemudian dikelola dan finansial disubsidi oleh pemerintah. HELs publik
memiliki piagam sendiri yang diberikan oleh Dewan Bupati untuk perguruan tinggi negeri
dan dewan pengawas untuk perguruan tinggi negara mempertahankan formulasi dan
persetujuan kebijakan, peraturan dan standar di SUCs (website CHED).
Dalam klasifikasi Stock Exchange Filipina, pendidikan merupakan subsektor sektor
Jasa. Di antara 2.060 HEIs, hanya tiga yang perusahaan publik.
1.3.1 Centro Escolar University
Centro Escolar University didirikan di Filipina pada 3 Juni 1907 untuk membangun,
memelihara, dan mengoperasikan lembaga pendidikan atau lembaga untuk instruksi dan
pelatihan pemuda di seluruh cabang seni dan ilmu serta menawarkan kelas di tingkat tersier.
CEU menjadi perusahaan yang tercatat pada tanggal 10 November tahun 1986 (situs PSE).
Sesuai dengan Komisi Pendidikan Tinggi (CHED) Memorandum Order No 32,
Universitas Mendiola dan Kampus Makati diberi status otonomi yang berlaku selama lima
tahun mulai semester pertama tahun ajaran 2007 sampai 2008. Di bawah ini status otonomi
yang ada, menyebutkan bahwa universitas tersebut bebas dari kegiatan monitoring dan
evaluasi CHED dan memiliki hak istimewa untuk menentukan dan meresepkan program
kurikuler dan manfaat lainnya seperti yang tercantum dalam urutan memorandum (website
PSE). Di Universitas Malolos diberikan status deregulasi untuk jangka waktu lima tahun dari
11 Maret 2009 sampai 30 Maret 2014 (PSE website).
Universitas yang diinvestasikan di Rumah Sakit, dimulai pada tanggal 10 Juni 2008 dan
dikonsolidasikan mulai 2009. Tujuan utama dari Rumah Sakit adalah untuk membangun,
memelihara dan mengoperasikan rumah sakit, medis dan laboratorium klinis dan fasilitas
lainnya sehingga akan memberikan kesehatan atau metode pengobatan untuk penyakit atau
kesehatan fisik atau mental sesuai dengan kemajuan dalam kemukhtahiran dunia kedokteran
modern dan memberikan pendidikan dan pelatihan serta fasilitas kelanjutan profesi yang
berhubungan dengan kesehatan. Pada tanggal 31 Maret 2011, Rumah Sakit belum memulai
operasi (website PSE).
1.3.2

Far Eastern University

Far eastern university (Universitas atau FEU) tergabung dalam lembaga pendidikan negeri
yang didirikan pada Juni 1928 dan telah didaftarkan pada Securities and Exchange
Commission (SEC) pada tanggal 27, 1933. Pada tanggal 27 Oktober 1983, Universitas
memperpanjang umur perusahaannya selama 50 tahun. Universitas menjadi sebuah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Filipina pada 11 Juli 1986.
Universitas adalah private, lembaga non-sektarian pembelajaran yang terdiri dari
lembaga yang berbeda yang menawarkan program khusus, yaitu, Institute of Arts and
Sciences; Institute of Accounts, Business and Finance; Institute of Education; Institute of
Architecture and Fine Arts; Institute of Nursing; Institute of Engineering; Institute of Tourism
and Hotel Management; Institute of Law; and Institute of Graduate Studies (website PSE).

Pada bulan November 2009, FEU menandatangani Joint Venture (JV) Kesepakatan
untuk membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture Company (JVC) untuk seni
kuliner. Pendaftaran JVC telah disetujui oleh SEC pada tanggal 7 Mei 2010. Pada tahun
2010, Universitas mendirikan atau membangun Kampus FEU Makati (Cabang) di Makati
City. Cabang mulai beroperasi pada bulan Juni 2010 (PSE website).
1.3.3

iPeople, Inc. (Malayan Colleges)

iPeople, inc. adalah sebuah perusahaan saham yang didirikan pada tanggal 27 Juli 1989
dengan hukum di Filipina. Induk perusahaan, anak perusahaan dari House of Investments,
Inc. (HI), adalah perusahaan holding dan manajemen perusahaan berada di 3rd Floor,
Grepalife Building, 219 Senator Gil J. Puyat Avenue, Makati City.
iPeople, inc. dan anak perusahaannya terlibat dalam pendidikan, konsultasi,
pengembangan, instalasi dan pemeliharaanmsistem teknologi informasi (website PSE). Group
Induk Perusahaan utama adalah Pan Malayan Manajemen dan Investment Corporation
(PMMIC). Universitas menjadi sebuah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Filipina pada
tanggal 24 Januari 1990 (situs PSE).
2. Research Framework
Florenz dan Ramon, didalam penelitiannya menggunakan analisis rasio keuangan dengan
menggunakan mencampurkan kerangka kerja Brigham dan Houston (2009) dan Fraser dan
Ormiston (2004). Kedua kerangka kerja tersebut berakhir di apresiasi interaksi dari rasio
yang berbeda seperti yang digambarkan dalam persamaan DuPont. Seperti yang digunakan
dalam penelitian yang dipaparkan didalam jurnal A Comparative Analysis of the Financial
Ratios of Listed Firms Belonging to the Education Subsector in the Philippines for the Years
2009-2011 karya Florenz dan Ramon bahwa rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima
kategori, sub sektor pendidikan menjadi sasaran rasio tersebut, output yang diharapkan
adalah gambaran perbandingan tiap industri, seperti yang digambarkan di bawah ini:

Gambar 1: Framework of analysis blended approach, Brigham and Houston (2009) and Fraser and Ormiston
(2004)
(sumber: Florenz dan Ramon, 2012, h. 178)

3. Research Problem and Objectives


Laporan penelitian dalam jurnal tersebut bertujuan untuk menganalisis laporan
keuangan Centro Escolar University, Far Eastern University dan iPeople, Inc (Malayan
Colleges) untuk periode 2009, 2010, dan 2011 dengan menggunakan rasio keuangan
komparatif. Florenz dan Roman berusaha untuk memberikan jawaban atas pertanyaan: apa
yang menjadi norma-norma, tokoh industri dan keanehan pada subsektor pendidikan di
Filipina dengan menggunakan likuiditas, aktivitas, leverage, profitabilitas, dan rasio nilai
pasar?
Selain itu, penelitian didalam jurnal tersebut secara khusus bertujuan untuk memenuhi
tujuan-tujuan berikut:
1. Untuk menentukan likuiditas, aktivitas, leverage, profitabilitas, dan nilai pasar rasio
CEU, FEU, dan Sekolah Tinggi Malayan;
2. Untuk menentukan norma, tokoh industri, dan kekhasan subsektor pendidikan di
Filipina.
4. Research Problem and Objectives
Didalam jurnal tersebut digunakan pendekatan penelitian eksplorasi dan kuantitatif
dalam konteks dan desain penelitian. Eksplorasi dapat dipahami bahwa peneliti tidak
menemukan literatur yang diterbitkan membahas norma, tokoh industri, dan keanehan dalam
pendidikan sub sektor menggunakan rasio keuangan. Lebih lanjut, penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk menarik keluar kesimpulan dari data keuangan
yang dikumpulkan, dirangkum, dan proses. Sebagai prosedur penelitian, Florenz dan Ramon
memperoleh laporan keuangan yang telah diaudit untuk tiga periode (2009, 2010, dan 2011)
dari Centro Escolar University, Far Eastern University, dan Malayan Colleges dimana data
tersebut diperolah dari situs Bursa Efek Filipina.
Lembaga pendidikan tinggi tersebut merupakan satu-satunya perusahaan yang
terdaftar di PSE sebagai subsektor pendidikan. Informasi keuangan yang diperlukan untuk
rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan tersebut, kemudian diringkas dan diproses
untuk menunjukan rasio keuangan komparatif yang digunakan dalam tahap analisis. Untuk
memberikan dasar analisis pada tiap rasio keuangan maka akan menunjukan satu perusahaan
yang terbaik (menggunakan aturan praktis dan rasio kecenderungan) dengan dikalisifikasikan
kedalam tiga poin, dimana total poin untuk setiap kategori rasio kemudian dihitung untuk
dasar keseluruhan analisis.
5. Results, Analysis, and Learning Insights
Florenz dan Ramon membagi pembahasan result didalam jurnalnya dengan
menggunakan lima kategori rasio keuangan yang telah disusun. Rasio tertentu untuk masingmasing kategori juga disajikan dan dibahas. Sebagai asumsi, meskipun Malayan Colleges
memiliki satu tahun kalender dimana satu tahun kalender tersebut tidak akan memiliki
dampak yang signifikan terhadap analisis komparatif rasio yang dihitung. Oleh karena itu
pada akhir bagian ini, persamaan DuPont juga disajikan dan dibahas.

5.1 Liquidity ratios


Tabel 1. Current ratios of CEU, FEU, and Malayan

(sumber: Florenz dan Raon, 2012,h.179)


Analisis dan pemahaman. Rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban lancar pada neraca date. Harus ada penyangga wajar aktiva lancar atas
kewajiban lancar sebagai indikasi kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya dan
ketika mereka jatuh tempo. Seperti disajikan pada Tabel 1, bahwa aset CEU saat ini
mengalami penurunan terus menurus, sedangkan FEU dan Malayan terjadi sebaliknya, yaitu
mengalami peningkatan. Menggunakan aturan tingkat praktis minimum 1.5, hanya FEU yang
telah secara konsisten menunjukkan hal ini, meskipun secara signifikan melampaui 1,5, yang
bisa berarti lebih aktiva lancar kemungkinan masih diinvestasikan dalam kegiatan kekayaan
yang menghasilkan. Ini berarti bahwa FEU harus kembali mengambil inisiatif penganggaran
modal karena hal ini dapat berarti lebih banyak ruang untuk proyek unggul. Tapi sebagai
barometer jangka pendek likuiditas, rasio saat ini dibatasi oleh sifat komponennya. Sehingga
neraca disusun dalam periode tanggal tertentu, jumlah aktual aset likuid dapat bervariasi dari
tanggal neraca yang telah disiapkan. Selanjutnya, piutang dan persediaan mungkin tidak
benar-benar menjadi cair. Sebuah perusahaan bisa memiliki Current rasio yang relatif tinggi
tetapi tidak dapat memenuhi tuntutan uang tunai karena piutang yang berkualitas rendah atau
persediaan yang dijual hanya dengan harga diskon. Tapi untuk subsektor pendidikan, hanya
rekening piutang pada bulan Mei berlaku sejak perusahaan di subsektor ini cenderung
memiliki jumlah besar persediaan. Secara keseluruhan, FEU diberikan tiga poin, dan
Malayan dan CEU diberikan dua poin dan satu poin.

Tabel 2. Quick or acid-test ratios of CEU, FEU, and Malayan

(sumber: Florenz dan Raon, 2012,h.179)


Analisis dan pemahaman. Sebagai suplemen untuk rasio lancar, Quick or acid-test
ratios bertujuan untuk menunjukkan likuid aktiva lancar yang tersedia untuk membayar
segera payable liabilities. Dengan mengacu pada aset saat ini, hasilnya tidak signifikan
terpengaruh karena persediaan tidak dipertimbangkan di sini. Perusahaan dalam subsektor
pendidikan cenderung untuk memiliki sejumlah bahan persediaan. Dengan demikian, FEU
diberikan tiga poin, dan Malayan dan CEU diberikan dua poin dan satu poin.
Tabel 3. Cash flow liquidity ratios of CEU, FEU, and Malayan

(sumber: Florenz dan Raon, 2012,h.180)


Analisis dan pemahaman. Selanjutnya mengidentifikasi aktiva lancar yang paling
likuid dan menggunakannya dalam menentukan likuiditas perusahaan, sepertinya CEU masih

terus menurun dan Malayan terus meningkat. Apa yang menarik di sini adalah perubahan
likuiditas FEU. FEU telah menjadi tidak konsisten dengan penurunan yang cukup besar
dalam rasio likuiditas. Ini hanya menegaskan bahwa pembahasan yang disajikan dalam
bagian current ratio tidak semua aktiva lancar dari FEU jatuh di bawah aktiva lancar segera
direalisasikan ketika segera dibutuhkan untuk melunasi jatuh tempo utang. Selain itu, rasio
likuiditas CEU dan Malayan meningkat lebih dari keadaan aset saat ini sehingga dapat segera
direalisasikan bila diperlukan. Temuan Florenz dan Ramon menunjukan perubahan
peringkat, dengan Malaya mendapatkan tiga poin, disusul oleh FEU mendapatkan dua poin,
dan CEU mendapatkan satu poin.
Tabel 4. Average collection periods of CEU, FEU, and Malayan

(sumber: Florenz dan Raon, 2012,h.180)


Analisis dan pemahaman. Periode penagihan rata-rata membantu mengukur likuiditas
piutang, dimana adanya kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan dari pelanggan. Hal
ini juga dapat memberikan informasi tentang kebijakan kredit perusahaan. Misalnya, jika
periode penagihan rata-rata meningkat dari waktu ke waktu atau lebih tinggi dari rata-rata
industri, kredit kebijakan perusahaan bisa terlalu lunak dan piutang tidak cukup cair.
Sehingga harusnya melonggarkan kredit agar pada saat mengalami peningkatkan
pendapatan,namun terjadi juga peningkatan baiya perusahan.
Di sisi lain, jika kebijakan kredit yang terlalu ketat, seperti yang tercermin dalam
periode pengumpulan piutang yang shortening dan kurang dari industri pesaing, perusahaan
dapat kehilangan pelanggan yang berkualitas. Dalam kasus disub sktor pendidikan, pelanggan
utama mereka adalah mahasiswa. Berdasarkan Tabel 4 menunjukan kepada kita bahwa
meskipun shortening, FEU memiliki rata-rata terpanjang pada periode pengumpulan. Ini
adalah salah satu alasan utama mengapa FEU memiliki aktiva lancar secara signifikan lebih
tinggi; membutuhkan lebih dari 100 hari untuk mengumpulkan piutang. Sehingga pada
dasarnya, hal ini dapat dikaitkan dengan piutang semester kedua yang tetap dibayar sampai
akhir semester kedua yang jatuh pada bulan April. Selain itu, meskipun meningkat, CEU
memiliki rata-rata terpendek pada periode pengumpulan. Di antara ketiganya, hanya
Malayan telah menunjukkan peningkatan periode pengumpulan piutang dengan jumlah hari
yang diperpendek. Secara keseluruhan, CEU diberikan tiga poin, Malayan dua poin, dan FEU
satu poin.

Tabel 5. Days payable outstanding of CEU, FEU, and Malayan

(sumber: Florenz dan Raon, 2012,h.181)


Analisis dan pemahaman. Rasio ini menawarkan wawasan ke dalam pola perusahaan
dari pembayaran kepada pemasok. Berdasarkan Tabel 5 maka tiga perusahaan dipamerkan
pada rata-rata lebih dari 60 hari sebelum mereka membayar pada saat jatuh tempo. Hal ini
berarti bahwa lebih mungkin daripada tidak untuk mereka melepaskan diskon yang dapat
dimanfaatkan jika mereka membayar dalam waktu 30 sampai 60 hari. Hal ini dapat pahami
bahwa FEU mengingat fakta bahwa ia memiliki periode penagihan rata-rata lebih dari 100
hari. Tapi untuk CEU (meningkat) dan Malaya (memperpendek), rata-rata membayar mereka
memiliki hari yang lebih panjang dari koleksi hari rata-rata mereka. Sehingga dapat diduga
bahwa CEU dan Malaya harus memperbaiki penjadwalan mereka dalam pembayaran
operasional untuk memanfaatkan diskon. Secara keseluruhan, rasio keuangan ini, CEU masih
mendapat tiga poin, dengan FEU dan Malayan mendapatkan dua poin dan satu poin.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua poin atas, dalam
hal likuiditas, FEU mendapat total 11 poin, disusul oleh Malayan dengan 10 poin, dan CEU
dengan sembilan poin.

5.2 Activity ratios


Tabel 6. Accounts receivable turnover of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam


mengelola piutang. Sebagai aturan yang praktis, maka semakin tinggi rasio, semakin efektif
manajemen perusahaan. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat meskipun tertinggi antara ketiga
subsektor pendidikan, rasio CEU yang jumlahnya terus berkurang. Rasio tinggi CEU itu
dapat dikaitkan dengan cara melakukan piutang pada tingkat yang rendah. FEU dan Malayan
tetap konsisten tetapi dengan poin empat dasar-penurunan yang terjadi pada periode terakhir.
Rasio suram FEU dapat dikaitkan dengan inisiatif koleksi miskin seperti yang dibahas dalam
rasio sebelumnya. Dengan demikian, dalam rasio keuangan ini, CEU mendapat tiga poin,
sementara Malayan dan FEU mendapatkan dua poin dan satu poin.

Tabel 7. Accounts payable turnover of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam


mengelola hutangnya. Sebagai aturan praktis, semakin rendah hutang omset menunjukkan
bahwa perusahaan perlu waktu lebih lama untuk membayar hutang. Berdasarkan Tabel 7
dapat dipahami meskipun tertinggi di antara tiga sub sektor pendidikan, rasio CEUs yang
terus menurun sehingga dapat diartikan bahwa pola pembayaran menjadi lebih lama setiap

tahun. Disisi lain. FEU dan Malayan terus meningkatkan. Dengan demikian, rasio keuangan
dalam hal ini menunjukan bahwa FEU mendapat tiga poin, sementara Malayan dan CEU
mendapatkan dua poin dan satu poin.

Tabel 8. Fixed assets turnover of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan Pemahaman. Umumnya, semakin tinggi rasio ini, semakin kecil investasi
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan. Untuk itu, dengan demikian lebih
menguntungkan bagi perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini mengevaluasi efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan aset dan peralatan. Sebagai aturan praktis, harus dianggap
efektif setidaknya 0,30 kali. Dengan ini, dapat dikatakan bahwa ketiga perusahaan menjaga
mekanisme yang efektif pada penggunaan properti, pabrik, dan peralatan untuk menghasilkan
output penjualan. Secara keseluruhan, rasio keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, diikuti
oleh Malayan mendapatkan dua poin, dan CEU mendapatkan satu poin.
Tabel 9. Total assets turnover of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Umumnya, semakin tinggi rasio ini, semakin efektif.
Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan efektivitas menggunakan total aset untuk

menghasilkan pendapatan. Serupa dengan rasio keuangan sebelumnya, sebagai aturan praktis
maka untuk pertimbangan efektif minimal harus 0,30 kali. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa ketiga perusahaan menjaga mekanisme yang efektif pada penggunaan total aset
mereka. Secara keseluruhan, rasio keuangan ini, CEU mendapat tiga poin karena secara
konsisten meningkat, diikuti oleh FEU mendapatkan dua poin, dan Malayan mendapatkan
satu poin. Menyimpulkan semua poin atas, dalam hal aktivitas, FEU mendapat total sembilan
poin, disusul oleh CEU dengan delapan poin, dan Malayan dengan tujuh poin.
5.3 Leverage ratios
Tabel 10. Debt ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Total utang mencakup semua kewajiban lancar dan utang
jangka panjang. Kreditor lebih memilih hutang rendah rasio yang lebih rendah karena rasio,
semakin besar terhadap kerugian kreditur dalam hal maka akan terjadi likuidasi. Disisi lain,
Pemegang Saham, mungkin ingin lebih maksimal karena dapat memperbesar laba yang
diharapkan. Menggunakan perspektif kreditur, sepertinya FEU akan sangat disukai. Di sisi
lain, dengan menggunakan perspektif pemegang saham, sepertinya Malayan akan sangat
disukai. Terjadinya keseimbangan yang mencolok diantara dua perspektif dan menggunakan
0.70 sebagai dasar, Malayan akan sangat disukai. Dengan demikian, rasio keuangan ini,
Malayan mendapatkan tiga poin sementara CEU dan FEU mendapatkan dua poin dan satu
poin.
Tabel 11. Debt to equity ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini menunjukkan ketergantungan pada utang


(pinjaman) keuangan dibandingkan dengan ekuitas pendanaan. Semakin besar
ketergantungan pada pembiayaan utang, semakin besar tingkat bunga dan semakin besar
risiko dari paparan kenaikan suku bunga. Perusahaan yang terdaftar di bursa cenderung
mengikuti pola membesarkan tambahan pembiayaan melalui pinjaman untuk beberapa tahun
dan kemudian ekuitas meningkatkan meskipun menerbitkan saham baru. Ekuitas akan
digunakan ketika tingkat bunga terlalu tinggi. Pasar saham memandang pada tingkat tertentu
pendanaan utang menjadi buruk atau kondisi pasar mendukung penerbitan saham seperti
dalam kasus kenaikan harga saham. Sebagai aturan praktis, rasio harus menjadi 1: 1 hal ini
dilakukan agar taruhannya seimbang. Sehingga, dalam hal ini FEU membutuhkan perbaikan
dengan Malayan relatif memukul rule of thumb dengan rasio yang layak utang dan ekuitas
dalam struktur modal. Satu-satunya masalah dengan Melayan adalah bahwa rasio akan terus
menurun sedangkan CEU konsisten dan stabil. Dengan demikina, berdasarkan rasio keungan
tersebut maka, Malayan mendapat tiga poin, sementara CEU dan FEU mendapatkan dua
poin dan satu poin.
Tabel 12. Times interest earned ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Jika suatu perusahaan menghasilkan keuntungan tinggi,


tetapi tidak ada arus kas dari operasi maka rasio ini menyesatkan. Untuk sub sektor
pendidikan, tiga perusahaan memiliki arus kas yang layak dari operasi selama tiga tahun
terakhir. Dengan demikian, aturan praktis dapat digunakan dengan aman. Tabel 12
menunjukkan bahwa CEU dan Malayan diperlihatkan untuk memiliki kecenderungan
meningkat, sementara FEU menunjukkan cara lain. CEU dapat dikatakan yang paling sensitif
dalam hal tidak memenuhi biaya bunga tahunan. Sedangkan, FEU dianggap sebagai yang
paling sensitif juga. Dengan kata lain, CEU memiliki margin terbesar keamanan dalam
membayar bunga sedangkan FEU memiliki margin of safety terkecil. Malayan hanya berdiri
di tengah. Karena itu, CEU mendapat tiga poin, sementara Melayu dan FEU mendapatkan
dua poin dansatu poin. Menyimpulkan semua poin atas, dalam hal leverage, Malayan
mendapat total delapan poin, disusul oleh CEU dengan tujuh poin, dan FEU dengan tiga poin.

5.4 Profitability ratios


Tabel 13. Operating profit margin percentages of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pamahaman. Rasio ini mengukur rasio pendapatan operasional relatif
terhadap pendapatan peso. Sebagai aturan praktis, marjin operasi yang lebih tinggi akan lebih
disukai karena marjin operasi yang lebih rendah (dibandingkan dengan perusahaan sejenis),
Hal ini bisa berarti biaya operasi yang lebih tinggi. Mengacu pada Tabel 13, maka FEU
konsisten menunjukkan rasio tertinggi, diikuti oleh Malayan, dan CEU terakhir. Dengan
demikian, rasio keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, Malayan mendapat dua poin, dan
CEU mendapat satu poin.

Tabel 14. Net profit margin percentages of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini mengukur relatif laba bersih untuk pendapatan.
Sebagai aturan praktis, lebih tinggi margin keuntungan lebih disukai karena margin
keuntungan yang lebih rendah (dibandingkan dengan perusahaan sejenis) bisa berarti bunga
yang lebih tinggi biaya dikarenakan utang yang lebih tinggi. Mengacu pada Tabel 14, maka
FEU konsisten menunjukkan rasio tertinggi, diikuti oleh Malayan, dan terakhir CEU.

Mengenai CEU, tinggi rasio 49% disebabkan oleh selisih penilaian kembali atas tanah yang
dianggap luar biasa, hal itu tentunya tidak terjadi setiap periode. Dengan demikian, rasio
keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, Malayan mendapat dua poin, dan CEU mendapat satu
poin.
Tabel 15, Return on total assets percentages of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini mengukur efisiensi dengan aset yang digunakan
untuk mengoperasikan perusahaan. Sebagai aturan praktis, pengembalian yang lebih tinggi
pada total aset lebih disukai karena lebih rendah ROA (dibandingkan dengan perusahaan
sejenis) bisa berarti tingkat yang lebih tinggi leverage (lebih banyak utang), beban bunga
dikarenakan lebih tinggi dan laba bersih yang lebih rendah. Mengacu pada Tabel 15, maka
FEU konsisten menunjukkan rasio tertinggi, diikuti oleh Malayan, dan CEU terakhir. Dengan
cara yang sama, maka CEU memiliki tinggi rasio 20% disebabkan oleh selisih penilaian
kembali atas tanah yang dianggap luar biasa, hal itu tidak terjadi setiap periode. Dengan
demikian, rasio keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, Malayan mendapat dua poin, dan
CEU mendapat satu poin.
Tabel 16. Return on equity percentages of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi
pemegang saham biasa. Hal ini dianggap sebagai rasio akuntansi yang paling penting karena
terdapat hubungan dengan persamaan DuPont. Sebagai aturan praktis, semakin tinggi ROE,
semakin baik karena ROE rendah tetapi ROA tinggi (dibandingkan dengan perusahaan
sejenis) bisa berarti bahwa perusahaan menggunakan utang yang lebih besar. Seperti
digambarkan dalam Tabel 16, bahwa Malayan konsisten menunjukkan rasio tertinggi, diikuti
oleh FEU, dan CEU terakhir. Dengan cara yang sama, CEU memiliki tinggi rasio 26%
disebabkan oleh selisih penilaian kembali atas tanah yang dianggap luar biasa, hal itu tidak
terjadi setiap periode. Dengan demikian, untuk rasio keuangan ini, Malayan mendapat tiga
poin, FEU mendapat dua poin, dan CEU mendapat satu poin.

Tabel 17. Basic earning power ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset perusahaan untuk
menghasilkan laba usaha. Sebagai aturan praktis, semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
Seperti digambarkan dalam Tabel 17, bahwa FEU dan Malayan menunjukkan meningkatkan
rasio. Disisi lain, CEU tidak konsisten. Rasio tertinggi diamati pada FEU, diikuti oleh
Malayan dan terakhir CEU. Oleh karena itu, FEU mendapat tiga poin, sementara Malayan
dan CEU mendapatkan dua poin dan satu poin. Menyimpulkan semua poin atas, dalam hal
profitabilitas, FEU mendapat total 14 poin, disusul oleh Malayan dengan 11 poin, dan CEU
dengan lima poin.

5.5 Market value ratios


Tabel 18. Price-earnings ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini menunjukkan berapa banyak investor bersedia
membayar per peso keuntungan yang dilaporkan. Di antara tiga, FEU tampaknya menjadi
perusahaan pilihan para investor di sub sektor pendidikan. Rasio ini relatif tinggi untuk
perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang kuat dan sedikit risiko tapi rendah
pertumbuhan. Dalam rasio keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, sementara CEU dan
Malayan mendapatkan dua poin dan satu poin.
Tabel 19. Market-book ratios of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Rasio ini memberikan indikasi lain tentang bagaimana
investor menganggap perusahaan. Sebagai aturan praktis, perusahaan sangat dihormati
memiliki rasio pasar-book tinggi yang berarti mereka berisiko rendah dan pertumbuhan
perusahaan tinggi . Didalam hal rasio pasar-book harus setidaknya 1,0. Sehingga tampak
bahwa ketiga perusahaan telah mengundang rasio. Dan di antara tiga, investor harus
mendapatkan tiga kali lipat ketika berinvestasi di FEU, dan paling banyak dua kali lipat saat
berinvestasi di CEU dan Malayan, meskipun rasio Malayan menurun. Secara keseluruhan,

rasio keuangan ini, FEU mendapat tiga poin, CEU mendapat dua poin, dan Malaya mendapat
satu poin.
Tabel 20. Dividend yield percentages of CEU, FEU, and Malayan

Analisis dan pemahaman. Penting untuk menyadari bahwa rasio ini menunjukkan
pemegang saham kembali untuk mencapai atas investasi mereka, dengan menggunakan nilai
pasar saat ini untuk saham yang tercatat. Sebagai aturan praktis, hasil dari tiga persen menjadi
lima persen dianggap menarik. Seperti digambarkan dalam Tabel 20 bahwa pada rata-rata, di
tiga perusahaan cukup memenuhi standar. Sama dengan rasio sebelumnya, investor dapat
diharapkan untuk berinvestasi di mana saja di antara tiga perusahaan. Dengan demikian,
memilih persentase tertinggi, CEU mendapat tiga poin, Malayan mendapat dua poin, dan
FEU mendapat satu poin. Menyimpulkan semua poin atas, dalam hal nilai pasar, CEU dan
FEU mendapatkan total tujuh poin, sementara Malayan mendapat total empat poin.
5.6 DuPont equation
Pada pembahasan Dupot equation, Florenz dan Ramon memaparkan data berupa
tabel-tabel yang kemudian dianalisis. Hasil analisis menunjukan bahwa setelah dianggap
rasio keuangan individu maupun kelompok rasio keuangan dapat mengukur likuiditas jangka
pendek, efisiensi operasional, struktur modal dan solvabilitas jangka panjang, dan
profitabilitas. Dimana hal tersebut sangat membantu untuk menyelesaikan evaluasi atau
penilaian dari suatu perusahaan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara rasio individu.
Persamaan DuPont berakhir dengan ROE yang dianggap sebagai rasio akuntansi yang paling
penting.
6. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis rasio keuangan yang komprehensif, FEU (44 poin) di
peringkat pertama sebagai yang paling finansial sehat, diikuti oleh Malayan (40 poin), maka
CEU (36 poin).

Anda mungkin juga menyukai