Anda di halaman 1dari 28

MASYARAKAT DAN

PEMBANGUNAN
Pengelolaan Sumber Daya Manusia

MULTIKULTUR

STRUKTUR SOSIAL
susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur
sosial yang pokok dalam masyarakat, yaitu
kelompok, kelas sosial, nilai dan norma sosial,
dan lembaga sosial.

Struktur sosial dan peluang


hidup (life chance)
Struktur sosial Identik dengan struktur
peluang hidup (life chance), semakin tinggi
posisi dalam struktur sosial, semakin baik
peluang hidupnya.

LIVABLE CITY

DIFERENSASI SOSIAL
O Diferensiasi sosial berdasarkan ras.
Ras merupakan penggolongan manusia
berdasarkan ciri-ciri fisik-biologis manusia dengan
kecenderungan yang besar.
O Diferensiasi sosial berdasarkan

sukubangsa/etnis
O Diferensiasi sosial berdasarkan agama
O Diferensiasi sosial berdasarkan profesi
O Diferensiasi sosial berdasarkan jenis
kelamin

STRATIFIKASI SOSIAL
Merupakan konfigurasi atau pemilahan
struktur sosial menggunakan parameter
graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam
masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.

O Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial


O

O
O
O
O

Profesi (dalam masyarakat terdapat kelas professional dan


nonprofessional, tenaga ahli, tenaga terampil, dan tidak
terampil)
Pendidikan (tamat S3, S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, tidak
sekolah)
Pekerjaan (pekerjaan kerah biru dan pekerjaan kerah putih)
Keturunan (bangsawan atau bukan bangsawan)
Kasta (brahmana, ksatria, weisyia, dan sudra)

O Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi

Kelas atas (orang-orang yang dengan leluasa dapat memenuhi


kebutuhan hidupnya)
O
Kelas menengah (orang-orang yang leluasa dapat memenuhi
kebutuhan hidup
O
mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan
lainnya)
O
Kelas bawah (orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
O
mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa)
O
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik
Paramater yang digunakan adalah kekuasaan, baik yang kharismatik,
tradisional, ataupun legal rasional.
O

STATUS SOSIAL
Posisi atau kedudukan atau tempat seseorang
atau kelompok dalam struktur sosial
masyarakat atau pola hubungan sosial
tertentu.

Apakah kelas sosial?


O Segolongan orang yang menyandang status relatif
sama
O Memiliki cara hidup (cara berfikir, berperasaan, dan
bertindak) yang tertentu
O Sadar akan privelege (hak istimewa) tertentu, baik
yang bersifat ekonomi, sosial, maupun budaya,
O memiliki prestige (gengsi kemasyarakatan) tertentu
Apakah simbol status?
O Simbol sesuatu yang oleh penggunanya diberi
makna tertentu
O Ciri-ciri/tanda-tanda yang melekat pada diri
seseorang atau kelompok yang secara relatif dapat
menunjukkan statusnya

KONFLIK SOSIAL
Sumber konflik:
O Perbedaan kepentingan
O Perbedaan individual
O Perbedaan kebudayaan
O Perubahan sosial

Macam-macam konflik
Individu atau kelompok (berdasarkan pelakunya perorangan
atau kelompok)
O Horizontal atau vertical (berdasarkan status pihak-pihak yang
terlibat, sejajar atau bertingkat)
Konflik horizontal = antar-etnis, antar-agama, antar-aliran, dll.
Konflik vertical = antara buruh dengan majikan,
pemberontakan atau gerakan separatis/makar terhadap
kekuasaan negara
O Ideologis atau politis (berdasarkan tingkat konflik, apabila
sebatas pemikiran/ideologi, disebut konflik tingkat ideologis
(misalnya pertentangan ideology antara santri denan abangan
dan priyayi), apabila sampai muncul di tingkat tindakan disebut
tingkat politis (misalnya: riot/kerusuhan, demonstrasi,
pemberontakan, makar, dan sebagainya)
O Konflik terbuka, konflik laten dan konflik permukaan
O

Pembangunan
O menaikkan tingkat kesejahteraan hidup

penduduk dan keadilan


O Pada mulanya pembangunan ekonomi
menaikkan tingkat pendapatan penduduk

Faktor Sosial & Pembangunan


Tingkat
Pendidika
n

Sejarah

Tingkat
Kesehata
n

Proses
pemban
gunan

Tradisi &
kebiasaan

Kebudaya
an

PERMASALAHAN SOSIAL dalam


partisipasi pembangunan

Cerita dari Kebumen


O Desa menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa (RPJMDes)


O Pada umumnya, RPJMDes hanya sebagai
dokumen mati. TIDAK di Kebumen
O Sebuah LSM lokal (FORMASI) mendampingi
proses penyusunan RPJMDes sehingga :
Masyakarat miskin ikut bicara, bahkan di
tingkat kecamatan
Rencana Desa tidak hanya membangun
jalan atau jembatan (infrastruktur), tetapi
juga pembangunan ekonomi
Rencana dari bawah melalui proses
musyawarah perencanaan desa, sinkron
dengan proses perencanaan teknokratis
dari Dinas
(Sumber : Bulan, Wahidah R; Hamudy, Muhammad Ilham A;
Foto: dok Formasi
Widyaningrum; Nurul. PerjalananPanjang Reformasi: Jaminan
Kesehatan Jembrana dan Alokasi Dana Desa di Kebumen.
Laporan Studi. Bandung: AKATIGA 2010)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


(PNPM)
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang
turun ke kecamatan (1 3 M) untuk
pembangunan infrastruktur di desa
O Jenis infrastruktur yang dibangun
merupakan pilihan dari masyarakat,
dengan proses perencanaan dari bawah
(sosialisasi, musyawarah penggalian
gagasan di tingkat dusun dan desa,
musyawarah pemilihan usulan di tingkat
desa dan kecamatan)
O Pelaksanaan dan pengawasan dilaksanakan
oleh masyarakat dengan membentuk Tim
Pengelola Kegiatan (TPK)
O

Cara..
kepala
dusun, kepala RT, dan tokoh masyarakat,
agar dalam proses musyawarah PNPM, masyarakat

O Di sebuah desa di Cianjur, kepala desa melobi

memunculkan usulan renovasi pasar. Selain melobi, Kades


juga menjanjikan bantuan perbaikan saluran air dan
dana tunai untuk dusun yang tidak kena manfaat dari rehab
pasar tersebut. (Sumber : AKATIGA, Kelompok Marjinal dalam
PNPM Mandiri Pedesaan, 2010)

O Pertemuan PNPM mensyaratkan ada usulan dari kelompok

perempuan. Namun kelompok perempuan yang datang


cenderung hanya datang, duduk, dengar, diam.. Bahkan ada
contoh di mana usulan dari kelompok laki-laki dititipkan pada
kelompok perempuan agar menang (Sumber : AKATIGA,
Kelompok Marjinal dalam PNPM Mandiri Pedesaan, 2010)

O Di sebuah desa di Lombok, desa-desa sepakat untuk

menggilir jatah dana PNPM setiap tahunnya. Dengan model


semacam ini, desa yang sudah pasti tidak akan mendapatkan
dana cenderung malas menyelenggaraka proses-proses
musyawarah. (Sumber : AKATIGA, Kelompok Marjinal dalam
PNPM Mandiri Pedesaan, 2010)

Terlihat bahwa..
O Usulan

dari bawah, meskipun memang datangnya dari bawah,


tetap berasal dari kelompok elit (tirani kelompok). Kelompok
miskin, marjinal, tidak dapat betul-betul menentukan usulan.
O Alih-alih sebagai proses untuk mendorong pemberdayaan kelompok
masyarakat, partisipasi dipandang sebagai syarat atau proses
yang harus dipenuhi saja.
O Proses pengambilan keputusan yang berjenjang dan lama, tanpa
kejelasan mengenai limitasi anggaran, menghasilkan daftar
proposal yang panjang namun tidak dapat dilaksanakan, berakibat
mendorong kejenuhan warga dalam berpartisipasi

Kesiapan Masyarakat
O Penyakit-penyakit partisipasi adalah adanya dominasi oleh (dan

akibatnya menjadi bias pada) sekelompok partisipan yang


memiliki kelebihan-kelebihan seperti posisi, kekayaan,
pendidikan, kemampuan artikulasi, kepercayaan diri, dan
sebagainya. Suara mereka ini akan mensubordinasi suara
kelompok minoritas, kelompok marjinal, mereka yang kurang
berpendidikan, perempuan, kelompok muda, yaitu mereka yang
selama ini belum terbiasa terlibat atau biasanya tidak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan publik
O Kemampuan untuk meningkatkan nilai ekonomis ruang
O Perhatian terhadap aspek keberlanjutan
O Penerimaan terhadap pendatang
O Keberadaan fasilitator
O Pengakuan atas hasil perencanaan bersama

PARTISIPASI VS STRUKTUR
SOSIAL

Dimensi
Logika

Tujuan

Sistem
Ekonomi

Birokrasi

Kriteria

Orientasi Pembangunan

Pembangunan berpusat pada rakyat


Pembangunan berpusat pada
produksi
Ekonomi-Produksi :
Ekologi manusia;
Exploitasi dan manipulasi sda
Pemanfaatan sumber daya informasi dan prakarsa
kreatif
Maksimalisasi arus barang dan Peningkatan potensi manusiawi (individu sebagai
jasa
aktor). Pencapaian tujuan dengan
mempertimbangkan prakarsa dan perbedaaan lokal
Konvensional:
Swadaya:
skala besart
logika tempat
spesialisasi
rakyat
sumber daya (sistem ekologi manusia)
investasi
keunggulan komparatif
interdependensi global
Birokrasi besar:
Sistem swaorganisasi yang ada di sekitar satuansatuan organisasi manusia dan berskala komunitas
Masyarakat diorganisasikan
dalam satuan produksi yang
efisien dengan pengawasan
terpusat
efisien
nilai produk
memaksimalkan laju kenaikan partisipasi
produktivitas sistem
mutu kehidupan kerja
keberdayaan

Dimensi

Orientasi Pembangunan

Pembangunan berpusat pada


produksi
Teknik Sosial bentuk organisasi sistem
komando
metode analisis keputusan
bebas nilai dan positivistik
pengetahuan dikembangkan
berdasarkan perspektif
fungsional
sistem produksi didefinisikan
secara fungsional
perangkat analisis tidak
mempertimbangkan manusia
dan lingkungan
Proses
sentralisasi
Pembuatan didominasi para ahli
Keputusan
tidak konsultatif
kendali pejabat yang tidak
menanggung akibat keputusan

Pembangunan berpusat pada rakyat

bentuk organisasi swadaya


peran individu dalam proses pembuatan keputusan,
dengan nilai manusiawi sebagai ukuran
pengetahuan dikembangkan berdasarkan perspektif
teritorial
pilihan-pilihan produksi dan prestasi didasarkan pada
kerangka ekologi, yaitu melibatkan manusia dan
menempatkan manusia sebagai proses analisis

memberi rakyat kapasitas hak memasukkan nilai-nilai


kebutuhan lokal dalam proses pembuatan keputusan
kendali pada rakyat yang hidupnya dipengaruhi oleh
keputusan itu

Dimensi
Teknologi
informasi

Orientasi Pembangunan

Pembangunan berpusat pada


produksi
diarahkan pada kebutuhan
sistem komando
menekankan aturan main
hukum
wewenang pengawasan pada
struktur formal

Pembangunan berpusat pada rakyat

sistem belajar swa-organisasi


struktur formal itu dilengkapi dengan berbagai
teknologi organisasi yang kurang formal dan cepat
adaptasi diri
jaringan informasi yang dibangun di sekeliling arus
manusia, nilai dan informasi sebagai tanggapan
terhadap kepentingan dan kebutuhan khusus sesuai
dengan keadaan
kelompok-kelompok sosial yang lebih permanen,
seperti keluarga, RT, organisasi sukarela, dsb.

Anda mungkin juga menyukai