TITRIMETRIK
Nama
25-2012-029
Titrasi Asam-Basa
Terdapat sejumlah besar asam dan basa yang dapat ditetapkan dengan
titrimetri. Jika HA menyatakan asam yang akan ditetapkan dan BOH
basanya reaksinya adalah:
HA + OH- A- + H2O
dan
No.
Nama
Indikator
Asam
Basa
Trayek
pH
1.
Metil Kuning
Merah
Kuning Jingga
2,9 4,0
2.
Metil Jingga
Merah
Jingga Kuning
3,1 4,4
3.
Kuning
Ungu
3,0 4,6
4.
Merah Metil
Merah
Kuning
4,2 - 6,2
5.
Fenol Merah
Kuning
Merah
6,4 8,0
6.
Timol Blue
Kuning
Biru
8,0 9,6
7.
Phenolphtalein
Tidak Berwarna
Merah Ungu
8,0 9,8
Titrasi Oksidasi-Reduksi
(Redoks)
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau
oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan
teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
Suatu zat pengoksidasi lain yang digunakan secara meluas sebagai suatu titran
adalah kalium permanganat, KMnO4. Reaksinya dengan besi (II) dalam larutan
asam adalah:
Titrasi Pengendapan
Ag+ + X- AgX(s)
Di mana X- dapat berupa klorida, bronida, iodida atau tiosianat (SCN -).
Titrasi Kompleks
Titrasi Kompleks
Suatu contoh reaksi dalam mana terbentuk suatu kompleks
stabil antara ion perak dan sianida:
Ag+ + 2CN- Ag(CN)2 Reaksi ini merupakan dasar dari apa yang disebut metode
Liebig untuk penetapan sianida. Reagensia organik tertentu,
seperti asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA), membantuk
kompleks, stabil dengan sejumlah ion logam dan digunakan
secara meluas untuk penetapan titrimetri logam-logam ini.
4.
Diinginkan agar reaksi itu berjalan cepat, sehingga titrasi itu dapat terlengkapi
dalam beberapa menit;
5.
6.
Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun secara fisika.
7.
Stoikiometri
Cabang ilmu kimia yang membahas hubungan
bobot antara unsur-unsur dan senyawa dalam
reaksi kimia disebut stoikiometri
Bobot Ekuivalen
Bobot
Dengan n adalah jumlah mol ion hidrogen, elektron atau kation univalen
yang diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi itu.
Sistem Konsentrasi
Dalam analisis titrimetri sistem konsentrasi molaritas dan
normalitas paling sering digunkan. Formalitas dan konsentrasi
analitis bermanfaat dalan situasi-situasi dimana terjadi disosiasi
atau pembentukan kompleks (Underwood, 1986).
Molaritas
Molaritas
larutan.
Dimana g adalah gram zat terlarut dan BM ialah bobot molekut zat terlarut,
maka:
Formalitas
Bobot
rumus biasanya sinonim dengan
Normalitas
Seperti molaritas dan formalitas, sistem konsentrasi
Normalitas
Hubungan
adalah:
normalitas
dan
molaritas
N = nM
Dengan n ialah jumlah mol ion hidrogen,
mol elektron atau mol kation univalen
yang diberikan atau diikat oleh zat yang
bereaksi.
Titer
Masih ada suatu metode untuk mengungkapkan konsentrasi
yang sering digunakan dalam kimia analisis yaitu titer.
Dibahas disini karena satuan yang digunakan biasanya adalah
mililiter dan miliekuivalen. Titer (T) dapat dengan mudah
diubah ke normalitas, seperti tampak pada hubunganhubungan berikut:
Jadi:
T = N x BE
Standarisasi Larutan
Telah dijelaskan diawal bahwa proses dengan suatu konsentrasi larutan
yang telah dipastikan dengan tepat dikenal dengan sebagai standarisasi.
Suatu larutan standar kadang-kadang dapat disiapkan dengan melarutkan
suatu sampel zat-terlarut yang diinginkan, yang ditimbang dengan tepat,
dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Tetapi metode ini tidak
dapat diterapkan secara umum, karena relatif hanya sedikit reagensia kimia
dapat diperoleh dalam bentuk yang cukup murni untuk memenihi tuntutan
si analis mengenai ketepatan (accuracy) (Underwood, 1986).
Titrasi Balik
Seringkali analis melewati titik akhir yakni menambahkan
titran terlalu banyak dan kemudian mentitrasi balik dengan
larutan kedua. Perlu diketahui terlebih dahulu normalitas
larutan kedua ini atau hubungan volume antara larutan kedua
ini dengan titran (Underwood, 1986).
Alikuot
Porsi yang diambil dengan pipet ini disebut suatu alikuot. Suatu alikuot
adalah bagian dari keseluruhan, biasanya suatu pecahan (fraksi) sederhana.
Proses pengenceran ke volume yang diketahui ini dan pengambilan satu
porsi untuk titrasi disebut pengambilan suatu alikout (Underwood, 1986).
Pengenceran
Prosedur laboratorium dalam kimia analisis
seringkali mengharuskan pengambilan alikout dari
larutan standar dan mengencerkannya ke volume
yang lebih besar dalam labu volumetri. Teknik ini
dapat
bermanfaat
dalam
prosedur
spektrofotometri untuk menyesuaikan konsentrasi
zat terlarut sehingga galat dalam mengukur
absorban larutan dapat diminimalkan.
Perhitungan
yang
digunakan
dalam
suatu
pengenceran adalah sederhana dan langsung.
Karena tak terjadi reaksi kimia, mol atau milimol,
zat terlarut dalam larutan asli haruslah sama
dengan mol atau milimol dalam larutan akhir
Untuk
menganalisis suatu sampel dengan kemurnian, analis menimbang dengan
tepat satu porsi sampel melarutkannya dengan baik dan mentitrasinya dengan
LATIHAN SOAL
Analisis Titrimetri
3.
HCl yang dikonsentrasikan mempunyai kerapatan 1,5 gr/ml dan 45% dari berat
HCl. Berapa ml asam konsentrat tersebut yang harus dilarutkan dalam 1 L air
untuk membuat larutan sebesar 0,1 M?
4.
5.
6.
Jawab 1
CO32- + 2 H+ H2CO3
= 477 mg
Mmol titrasi balik :
= (0,1 mmol/ml) x 10 ml = 1 mmol NaOH
T:
= mmol titran berlebih mmol titrasi balik
= (0,1 mmol/HCl x 100 ml HCl) 1 mmol
NaOH
= 10 mmol 1 mmol = 9 mmol
% Na2CO3
= x 100 = x 100
= 23,85%
Jawab 2
K2CO3 + 2 HCl H2CO3 + 2 KCl
Mg K2CO3 = 1 ml titran x M HCl x Perbandingan mol x Mr K2CO3
= 1 ml HCl x 0,175 M x x 138
= 12,075
Titer = 12,075 x 30 ml = 362,25 mg
% K2CO3 = x 100 = x 100 = 36,225 %
Jawab 3
M1 x V1 = M2 x V2
x =
x = 18,493 M
H2O)
18,493 V1 = 0,1 V1 + 100 ml
18,493 V1 0,1 V1 = 100 ml
18,393 V1 = 100 ml
V1 = = 5,437 ml asam konsentrat
Jawab 4
H2SO4 + 2NaOH (Na2)SO4 + 2H2O
NaOH = 0,09 M x 7,9 ml = 0,711 mmol
H2SO4 = x 0,711 mmol = 0,356 mmol
2NH3 + H2SO4 (NH4)SO4
H2SO4 = 0,09 M x 6 ml = 0,540 mmol 0,356 mmol = 0,184 mmol
NH3 = x 0,184 mmol = 0,368 mmol
Jawab 5
C2O42- + MnO4- Mn2+ + CO2
C2O42- + MnO4- Mn2+ + 2CO2
5C2O42- + 2MnO4- 2Mn2+ + 10CO2
C2O42-
= vol x m +
= 2 ml x 0,05 M + = 3,831 mol
MnO4-
KMnO4
= = 0,031 M
Jawab 6
Fe(Cl3) Fe3+ + 3ClBM Fe(Cl3) = 162,5
= = 54,16 grek
gr = ek x Be
gr = 0,15 N x x 54,16 grek = 2,031 gr
Daftar Pustaka
1.Day, Jr. R. A dan Underwood, A. L. 1986.
Analisis
Kimia
Kuantitatif.
Jakarta
Erlangga.
2.Keenan, Charles W. dkk. 1991. Ilmu Kimia
Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH