I.
4. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
6. Perubahan gaya berjalan
7. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi (nyeri ekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
D. Patofisiologis
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah
sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan
mengakibatkan terbatasnya
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwaperistiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan
penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang
bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau
adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang
rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas,
adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).
E. Jenis-jenis
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1. Reumatik Sendi ( Artikuler )
penyakit
autoimun
dengan
proses
peradangan
organ
di
dipersendianmenyebabkan
Peradangansendi
luar
persendian.Peradangan
biasanya
mengenai
yang
beberapa
kronis
terkena.
persendian
pembentukan
pannus
yang
mengakibatkan
kerusakan
autoimun.Bahkan
beberapa
kasus Artritis
Rematoid
telah
suami
atau
istri,
kehilangan
satu-satunya
anak
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tesserologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bias terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persen dianerosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukkan adanya proses radanga septik, cairan dari sendi
dikultur dan bias diperiksa secara makroskopik.
G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
3.
4.
5.
6.
yang sakit.
Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
Dukungan psikososial
Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat
dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya
dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh
diberikan pada penderita osteoartritis.
H. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
limfa
membesar
II.
6. Fungsional klien
a. Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri
atau bergantung dari klien dalam hal: makan, kontinen (BAB/BAK),
berpindah, ke kamar mandi, mandi dan berpakaian. Indeks Katz adalah
pemeriksaan disimpulkan dengan system penilaian yang didasarkan pada
tingkat bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas fungsionalnya.
Salah satu keuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur
perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu, yang diakhiri
evaluasi dan aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi ini meliputi:
Termasuk kategori manakah klien?
1) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi
beratnya
kerusakan
kognitif
dan
mendemonstrasikan
Diagnosa
Nyeri
kronis
Intervensi
b/d NOC :
NIC :
Pain Management
dilakukan 1
Lakukan
pengkajian nyeri
cairan/proses
secara
distruksi sendi.
Kriteria
komprehensif
Hasil :
termasuk lokasi,
Mampu
karakteristik,
mengontrol nyeri
durasi, frekuensi,
(tahu
penyebab
kualitas
nyeri,
mampu
menggunakan
nonfarmakologi
untuk
faktor presipitasi
Observasi reaksi
nonverbal
tehnik
3
dan
dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
mengurangi
komunikasi
nyeri,
terapeutik untuk
mencari
bantuan)
Melaporkan
bahwa
mengetahui
pengalaman nyeri
nyeri
berkurang dengan 4
pasien
Kaji kultur yang
menggunakan
mempengaruhi
manajemen nyeri
Mampu
respon nyeri
Evaluasi
mengenali
nyeri
pengalaman nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi
4
dan
tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman
masa lampau
Evaluasi bersama
kesehatan
setelah
lain
tentang
nyeri berkurang
ketidakefektifan
kontrol
7
nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
8
dukungan
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
10 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
11 Kaji tipe dan
sumber
nyeri
untuk
menentukan
intervensi
12 Ajarkan tentang
teknik
non
farmakologi
13 Berikan analgetik
untuk
mengurangi nyeri
14 Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
15 Tingkatkan
istirahat
16 Kolaborasikan
dengan
dokter
tindakan
nyeri
tidak
berhasil
17 Monitor
penerimaan
pasien
tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
1
Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan
derajat
nyeri
sebelum
2
pemberian obat
Cek
instruksi
dokter
tentang
dan frekuensi
Cek
riwayat
alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika pemberian
5
tipe
beratnya
nyeri
Tentukan
analgesik pilihan,
rute
pemberian,
IM
untuk
pengobatan nyeri
8
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
dan
Berikan analgesik
tepat
waktu
terutama
saat
nyeri hebat
10 Evaluasi
efektivitas
analgesik,
tanda
dengan Joint
NIC:
Movement
: Exercise Therapy :
ambulation
ketidaknyamanan,penurun
Mobility Level
an kekuatan otot
sign
Transfer Performance
sebelum/sesudah
Monitoring vital
dilakukan
asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam,
dengan
klien dapat :
1 Klien
dalam
latihan
Konsultasikan
fisik
meningkat
sesuai
fisik
2 Mengerti tujuan dari
3
dalam
meningkatkan
kekuatan
kemampuan
berpindah
4 Memperagakan
dengan
kebutuhan
Bantu klien untuk
menggunakan
mobilitas
3 Memverbalisasikan
perasaan
tentang
rencana ambulasi
aktivitas
peningkatan
terapi
tongkat
saat
berjalan
dan
cegah
dan
4
terhadap
cedera
Ajarkan
pasien
atau
tenaga
kesehatan
lain
penggunaan
bantu
alat
tentang
untuk
mobilisasi (walker)
teknik
ambulasi
Kaji kemampuan
pasien
dalam
mobilisasi
Latih
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara
mandiri
sesuai
7
kemampuan
Damping
dan
bantu pasien saat
mobilisasi
dan
bantu
penuhi
kebutuhan ADLs
8
ps
Berikan
alat
memerlukan
Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah
dan
posisi
berikan
bantuan
3
Defisit
perawatan
berhubungan
perubahan
diperlukan.
NIC
diri NOC
Self-Care Assistance
jika
yang Self
care
1. Menyediakan
Deficit
lingkungan yang
terapeutik
atau terapi
(hangat, santai ,
Setelah
diberikan
asuhan keperawatan
selama
2x24
diharapkan
perawatan
jam
deficit
diri
mandi
dan
berpakaian
bisa
terpenuhi
dengan
kriteria hasil :
a Mampu
sendiri
secara
mandiri
atau dibantu
Mampu
untuk
mempertahankan
kebersihan
dan
penampilan yang
secara
mandiri
c
atau
dibantu
Mampu
dan
menyediakan
tempat handuk ,
sabun
dan
mandi
yang
dibutuhkan
di
kamar mandi
4. Memantau
pembersihan diri
menurut
kemampuan
perawatan
diri
pasien.
5. Memantau
integritas
kulit
bantuan
sampai
pasien
mengeringkan
tubuh.
Resiko cidera
tubuhnya.
3. Membantu
pasien
6. Memberikan
membersihkan
mandi/mengelap
lainnya
tubuh
rapi
untuk
peralatan
membersihkan
dan personal )
2. Membantu pasien
sepenuhnya dapat
mengasumsikan
perawatan diri
NOC
NIC
Risk Control
Environment
Kriteria Hasil :
1. Klien
terbebas Managemen
dari cidera
2. Klien
mampu
menjelaskan cara
atau
metode
1. Sediakan
lingkungan yang
aman
bagi
untuk mencegah
injury atau cidera
3. Klien
mampu
pasien
2. Identifikasi
kebutuhan
menjelaskan
keamanan
pasien,
sesuai
lingkungan/
kondisi
fisik,
perilaku personal
4. Mampu
memodifikasi
gaya hidup untuk
mencegah injury
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang
ada
6. Mampu
mengenali
perubahan status
kesehatan
fungsi
kognitif
pasien
dan
riwayat penyakit
terdahulu
3. Menghindari
lingkungan yang
berbahaya
4. Menyediakan
tempat
tidur
yang
nyaman
dan bersih
5. Memasang side
rall
ditempat
tidur
6. Menempatkan
saklar
lampu
ditempat
yang
mudah dijangkau
pasien
7. Menganjurkan
keluarga
menemani
pasiem
8. Mengontrol
lingkungan dari
kebisingan
9. Memindahkan
barang
yang
barang
dapat
membahayakan
10. Berikan
penjelasan
kepada
dan
pasien
keluaraga
atau pengunjung
adanya
perubahan status
kesehatan
dan
penyebab
5
Kurang
(kebutuhan
mengenai
penyakit
NIC
pengetahuan NOC
Process
Berikan
penilaian tentang
berhubungan
tingkat
dengan
kurangnya
Kriteria Hasil :
pemahaman/mengingat
kesalahan
interpretasi
pengetahuan
Pasien
dan
keluarga
informasi.
menyatakan
2
pemahaman
kondisi,
dan
dan
penyakit
dan
bagaimana
hal
yang
dijelaskan secara
dan
fisiologi,
melaksanakan
yang spesifik
Jelaskan
dan
keluarga mampu
benar
Pasien
penyakit
dengan anatomi
pengobatan
Pasien
prosedur
proses
ini berhubungan
program
2
tentang
patofisiologi dari
tentang penyakit,
prognosis
pasien
tepat.
Gambarkan
tanda dan gejala
yang
biasa
muncul
pada
keluarga mampu
penyakit, dengan
menjelaskan
kembali apa yang
proses penyakit,
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengna cara yang
tepat
Sediakan
informasi
pasien
pada
tentang
kondisi, dengan
7
yang kosong
Sediakan
bagi
keluarga
informasi
tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
Diskusikan
perubahan gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
di
proses
pengontrolan
penyakit
10 Diskusikan
pilihan
terapi
atau penanganan
11 Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second
opinion
atau
diindikasikan
12 Eksplorasi
kemungkinan
sumber
atau
dukungan,
dengan cara yang
tepat
13 Rujuk
pasien
di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
14 Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara yang
tepat
D. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencana yang
dilakukan
E. Evaluasi
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan diharapka klien :
1 Rasa nyeri klien berkurang
2 Klien meningkat dalam aktivitas fisik
3 Mampu membersihkan tubuh sendiri secara mandiri atau dibantu
4 Klien terbebas dari cidera dan mampu menjelaskan cara atau metode untuk
5
David.
2014.
Laporan
Pendahuluana
Osteoartritis.
Available
(http://davvhieedreeo.blogspot.com/2014/03/laporan-pendahuluanosteoartritis-oa.html) diakses pada tanggal 7 Mei 2015