TUBERKULOSIS
NAMA : MAULANA SIRINGORINGO
NIM : 3351141088
Defenisi
Tuberkulosis
Mycobacterium
Mycobacterium
tuberculosis
menyerang paru dan sebagian kecil organ
tubuh lain.
Kuman
Etiologi dan
patogenesis
Sumber
Droplet
Etiologi dan
patogenesis
Setelah
FAKTOR RESIKO
Tergantung
pada :
Kepadatan droplet nuclei yang infeksius
per volume udara
Lamanya kontak dengan droplet nuklei tsb
Kedekatan dengan penderita TB.
Risiko terinfeksi TB sebagian besar adalah
faktor risiko external, terutama adalah
faktor lingkungan seperti rumah tak sehat,
pemukiman padat & kumuh.
FAKTOR RESIKO
Risiko
RESISTENSI
Resistensi
EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita di Indonesia ini merupakan jumlah
persentase ketiga terbesar di dunia yaitu 10 %, setelah
India 30 % dan China 15 %.
Penularan TB sangat dipengaruhi oleh masalah :
lingkungan,
perilaku sehat penduduk,
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan.
Masalah lingkungan yang terkait seperti masalah
kesehatan yang berhubungan dengan perumahan,
kepadatan anggota keluarga, kepadatan penduduk,
konsentrasi kuman, ketersediaan cahaya matahari, dll.
Masalah perilaku sehat antara lain akibat dari meludah
sembarangan, batuk sembarangan, kedekatan anggota
keluarga, gizi yang kurang atau tidak seimbang, dll.
EPIDEMIOLOGI
Untuk
PENCEGAHAN TBC
PENCEGAHAN TBC
Meningkatkan
KATEGORI TBC
1.Kategori-1
Pasien baru TBC paru BTA positif
Pasien TBC Paru BTA negatif, foto toraks
positif
pasien TBC ekstra paru
2.Kategori-2
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
pasien kambuh
pasien gagal
pasien dengan pengobatan terputus
DIAGNOSIS
Diagnosis
Penegakan Diagnosis
Uji tuberkulin
cara
Uji tuberkulin
PRINSIP PENGOBATAN
Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh
efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip yang
dipakai adalah :
- Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi
dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan
dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini
untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.
- Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan
obat, pengobatan dilakukan dengan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap
intensif dan lanjutan.
TERAPI FARMAKOLOGI
30 37 kg
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2 KDT
38 54 kg
3 tablet 4 KDT
3 tablet 2 KDT
55 70 kg
4 tablet 4 KDT
4 tablet 2 KDT
> 71 kg
5 tablet 4 KDT
5 tablet 2 KDT
Selama 56 hari
Selama 28 hari
Selama 20 minggu
30 37 kg
2 tablet 4 KDT
+ 500 mg
Streptomisin inj
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2 KDT
+ 2 tablet Etambutol
38 54 kg
3 tablet 4 KDT
+ 750 mg
Streptomisin inj
3 tablet 4 KDT
3 tablet 2 KDT
+ 3 tablet Etambutol
55 70 kg
4 tablet 4 KDT
+ 1000 mg
Streptomisin inj
4 tablet 4 KDT
4 tablet 2 KDT
+ 4 tablet Etambutol
> 71 kg
5 tablet 4 KDT
+ 1000 mg
Streptomisin inj
5 tablet 4 KDT
5 tablet 2 KDT
+ 5 tablet Etambutol
INTERAKSI OBAT
Obat TB
Rifampisin
Obat Lain
Interaksi
Asam aminosalisilat
Asam aminosalisilat
efek rifampisin.
menurunkan
halotan
Dilaporkan
ensefalopati
flukonazol,ketokonazol,
itrakonazol
Rifampisin
dapat
menginduksi
metabolisme antifungi gol. Azol,
ketokonazol dapat mempengaruhi
absorpsi rifampisin sehingga kadar
serum rifmpisin menurun
Buspiron
Klorampenikol
Sulfonil Urea
Antibiotik makrolida
hepatoksisitas
dan
INTERAKSI OBAT
Obat TB
Isoniazid
Obat Lain
Interaksi
Rifampisin
Hepatotoksisitas meningkat
Asetaminofen
Hepatotokisisitas meningkat
Carbamazepin
Toksisitas
Isoniazid
akibat
penguraian
metabolit toksik
Klorzoksazon
Konsentrasi
meningkat
meningkat
Disulfiram
Teofilin
meningkat
menjadi
plasma klorzoksazon
akibatnya
efeknya
TERIMA KASIH