TINJAUAN TERORI
A. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar gukosa dalam darah atau hipergikema. Glukosa seacara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertetu daam darah.
Diabetes
mellitus
(DM)
adalah
penyakit
kronis
yang
ditandai
oleh
B. Kelenjar Pankreas
pankreas merupakan organ yang panjang dan ramping. Panjangnya sekitar
6 inci dan lebarnya 1,5 inci. Pankreas terletak retroperitoneal dan dibagi dalam
3 segmen utama : kaput, korpus dan kauda. Kaput terletak pada bagian cekung
duodenum dan kauda menyentuh limpa. Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar
yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel-sel eksokrin yang berkelompokkelompok disebut asini menghasilkan unsur-unsur getah pankreas. Sel-sel
endokrin atau pulau Langerhans menghasilkan sekret endokrin, insulin dan
glukagon yang penting untuk metabolism karbohidrat. Pankreas merupakan
kelenjar kompleks alveolar. Secara keseluruhan pankreas menyerupai setangkai
anggur, cabang-cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada duktus
pankreatikus utama (duktus Wirsungi). Saluran-saluran kecil dari tiap asinus
mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan di sepanjang
kelenjar, sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vater sebelum
masuk ke duodenum. Saluran tambahan, duktus Santorini, sering ditemukan
berjalan dari kaput Pankreas masuk ke duodenum, sekitar 1 inci di atas papila
duodenum
Fungsi kerlenjar pancreas adalah :
1. Membuat dan menyimpan getah empedu
2. Penghasil hormone insulin dan glucagon
3. Menghasilkan dan mengeluarkan enzim ke usus 12 jari terutama enzim
amylase untuk memcah karbohidrat .enzim lipase untuk memcah
lemak dan ezim protease untuk memcah protei
4. Menghasilkan air dan basa untuk menciptakan PH optimum sehingga
kerja enzim maksimal
Konsep Fisiologis Pankreas
1. Fungsi Eksokrin Pankreas
a.
(autoimun),
infeksi
oleh
agent-agent
Ada beberapa tipe diabetes mellitus yang berbeda: penyakit ini dibedakan
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi
diabetes yang utama adalah
1.
TIPE 1 : Diabetes melitus tergantung insulin
2.
TIPE 2 : Diabetes melitus tidak tergantung insulin
3.
Diabetes melitus gestasional
Diabetes tipe 1
- 5%10
dari
diabetes
Tipe 2
semua -90%-95%
penyandang diabetes
diabetes
-
dari
Tipe 3 gestasional
semua -keadaan intoleransi glukosa
dengan
derajat
apa
pun
Defisiensi
selama
penurunan kehamilan
gangguan autoimun , progresif sekresi insulin dan - pada wanita yang tidak
infeksi
firus
hiperglikemia
dan -Hiperglikemia
Gajalannya:
polydipsia,
selama
terjadi
kehamilan
sekresi
hormon-hormon
yang
normal
telah
mengsekresikan
insulin
ganggguan penglihatan,
hiperglikemia ibu.
gangguan
pertumbuhan
kerentanan
terhadap
infeksi tertentu
-
akibat
Rencana
manjemen
memasukan
tindakan
monitoring
mandiri
insulin,
monitoring
7
kadar
glukosa,
diet
aktvitas
fisik,
regular
insulin
atau
preparat
insulin
rapid
acting
hipoglikrmia
sering
riwayat
terjadi
komplikasi
termasuk
neuropati,
patuh
pada
suntikan perhari
-
Mengecek
keton
hasil
jika
tes
kadar
E. Manifestasi DM
MenurutSmeltzer & Bare, (2002) dan walker & Rodgers, (2008) tanda dan
gejalanya adalah :
1. Tipe I (IDDM) : nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, napas
berbau aseton, dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan
kesadaran, koma bahkan kematian.
2. Tipe II (NIDDM) : kelelahan, poliuri, polidipsi, polifagia, luka pada
kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi kandungan kemih dan vagina,
atau pandangan yang kabur jika kadar glukosanya yang sangat tinggi.
Menurut Corwin, (2001) gejala yang biasa terjadi pada penderita
diabetes melitus adalah :
a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)
Hal ini disebabkan oleh karena glukosa dalam darah meningkat
sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga
terjadi osmotik diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh kencing banyak.
b. Polidipsi (peningkatan rasa haus berlebihan)
Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang
menyebabkan dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel
karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan
gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat).
Dehidrasi
intrasel
merangsang
pengeluaran
ADH
dan
e. Penglihatan kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena innsufisiensi insulin.Akibatnya
terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukan katarak.
F. Patofisiologi
Diabetes tipe I, pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel betapankreas telah dihancurkan
oleh proses autoimun. Hiperglikemia-puasa terjadi akibat produksi
glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
(sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap lagi semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut muncul dalam urin. Ketika glukosa yang disekresikan kedalam
urin, eksresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat
dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori.
Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis
(pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan
glukosa pembentukan glukosa baru dari asam-asam amino serta dari
substansi lainnya, namun pada penderita defisiensi insulin proses ini dapat
terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkanhiperglikemia.
Di samping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan
10
11
12
pada
diabetes
terbagi
tiga
adalah
hipoglikemia,ketoasidosis diabetic.
1. Hipoglikemia ( reakis insulin )
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah ) terjadi
kalau kadar glukosa dalam darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7
hingga 3,3 mmoL). Keadan ini dapat terjadi akibat pemeberian insulin atau
prepart oral yang berlebiha,konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat
pada siang atau malam hari,kejadian ini bisa dijumpai sebelum makan.
Gejala dari hipoglikemia dapat dikelompokan menjadi dua katagori yaitu
gejala adrenergik dan gejala sistem syaraf pusat.
Hipoglikemia ringan ketika kadar glukosan darah menurun sistem
syaaf simpatik akan teransang,pelimpahan adernalin kedalam darah
menyebabkan gejala aspirasi,tremoer,takikardi,palpitasi,kegelisahan dan
rasa lapar.
Hipoglikemia sedang penurunan kadar glukosa darah menyebabkan
sel-sel tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja degnan baik
tanda-tanda ganua fugsi pada sistem saraf mencangkup ketidak mampua
berkonsentasi,sakit keala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, mati rasa
di daerah bibr dan lidah dan berbicara pelo.
Hipoglikemia berat yaitu fungsi sistem saraf pusat mengalami ganguan
yang sangat berat sehinga pasien memerlukan pertolongan dari orang lain
untuk mengatasi hipoglikemia yang di derita nya gejala dapat mencangkup
perilaku
yang
dapat
megalami
disorientasi,serangan
kejang,sulit
13
ini
mengakibatkan
ganguan
pada
metabolisme
Dehidrasi
Kehilangan elektrolit
Asidosis
14
cirikas
diabetes,
katosidosis
menimbulkan
gejala
pada
16
17
Rekomendasi
1. a) dibatasi pada pasien diabetes yang
obesitas
b) tidak boleh melampaui kecukupan
kalori bagi pasien diabetes dengan
berat badan normal
2. paling sedikit separuh dari
total
Lemak
Protein
Garam
Diet
diabetes
tidak
boleh
18
menyebabkan
19
20
yang
dilakukan
akan
22
23
Grade 0
Sebelum
sesudah
Grade 1
Grade 2
Grade 3
atau Luka superfisial Luka mengenai Luka mengenai
terjadi tidak mengenai tendon
ulseratif
kaki
atau tulang
pada
sendi
beresiko terjadi
B
luka
Terdeapat
Terdapat infeksi
infeksi
Terdapat
iskemia
Terdapat infeksi
iskemia
Terdapat infeksi
Terdapat
iskemia
24
dan iskemia
dan iskemia
dan iskemia
Klasifikasi lain yang dapat digunakan adalah klasifikasi wagner sebagai berikut :
1. Grade 0 , tidak terdapat lesi terbuka, mungkin hanya deformitas dan
2.
3.
4.
5.
6.
selulitis.
Grade 1, ulser superfisialis.
Grade 2, ulser dalam samapi tendon, atau tulang.
Grade 3, ulser dengan abses, osteomelitis dan infeksi persendian.
Grade 4, gangren lokal kaki depan kaki atau tumit.
Grade 5, gangren pada seluruh kaki yang memerlukan amputasi.
5. Senam kaki
Panduan dan gerakan senam kaki untuk penderita diabetes melitus yang
dapat dilakukan oleh pasien penderita diabetes melitus secara teratur
dengan sendiri atau bersama-sama :
25
26
27
gangguan tidur
Sirkulasi
Gejala : Ada riwayat HT, kesemutan pada ekstremitas
Tanda
Integritas ego
Gejala : Stress tergantung pada orang lain
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, kebas, potensial, gangguan penglihatan
Tanda : Mengamuk, letargi, stupor, reflek tendon menurun
7. Pernafasan
Gejala
28
Tanda
Tanda
hati
9.
Keamanan
Gejala
Tanda
otot
10. Seksualitas
Gejala
wanita
L. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1 :
Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan yang ditandao
dengan pasien mengatakan kelingking jari kaki sebelah kiri terasa nyeri yang
ditandai dengan pasien tampak pucat, pasien sering menyeringai, pasien nampak
lemas.
1. Tujuan :
-
29
berkurang.
Tujuan : Pasien dapat menerima keadaan yang saat ini dialami keluarganya
2)
30
(1)
R:
(2)
R:
(3)
R:
(4)
R:
sehinga klien dapat menerima dengan lapang dada dengan keadaan yang saat ini.
1.2.2.3 Diagnosa Keperawatan 3 :
Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan tempat
masuknya organisme sekunder akibat pembedahan.
1)
Tujuan
Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi menurun dengan kriteria hasil tidak ada
tanda-tanda infeksi dan peradangan setalah dilakukan pembedahan.
2)
(1)
(4)
(5)
Mencegah infeksi
31
Tujuan :
Kekurangan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil, ada peningkatan energi,
membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
2)
R:
R:
R:
Tujuan :
Mencapai penyembuhan luka dengan criteria hasil luka dapat sembuh dalam
waktu yang ditentukan.
2)
(3) Periksa luka secara teratur dan catat karakteristik dan integritas kulit.
R:
32
Mencegah kontaminasi
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan
ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi
intervensi
yang
sudah
dilakukan
dan
bagaimana
respon
pasien.
E.EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini
adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi
keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. Perawat
mempunyai
tiga
alternatif
dalam
menentukan
sejauh
mana
tujuan
tercapai:
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan
di
tujuan.
dalam
pernyataan
tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang
diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan
33