Disusun Oleh :
SOLIKIN, S.Pd.
NIP. 132255282 / 19750510 2000031 007
MGMP BAHASA INDONESIA KELOMPOK IV
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2011
HALAMAN PENGESAHAN
Judul PTK
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Pule
Trenggalek,
Penulis
S0LIKIN S.Pd
NIP. 19750510 2000031 007
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
ii
Maret 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul
Peningkatan Kemampuan Menceritakan Pengalaman Pribadi Melalui Metode
Cerita Berantai Pada Siswa Kelas IXA Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 Di
SMPN 1 Pule.
. Dalam penyusunan PTK ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang ikut membantu dan membimbing penulis selama
penyusunan tugas akhir ini, khususnya kepada :
1. Bapak Pembina MGMP BERMUTU Bahasa Indonesia kelompok IV atas
fasilitas yang telah diberikan.
2. Nara Sumber MGMP BERMUTU kelompok IV, atas segala upayanya untuk
memandu pembuatan PTK ini.
3. Bapak ibu kolaborator, atas segala tenaganya untuk membantu pelaksanaan
PTK ini
Dengan segala kerendaan hati penulis menyadari masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangan dalam PTK ini. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul . i
Lembar Pengesahan. ii
Kata Pengantar. iii
Daftar Isi..
iv
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat.
14
15
iv
16
A. Hasil Penelitian. 16
1. Kondisi Awal
16
2. Siklus I 17
3. Siklus II
19
B. Pembahasan 24
Bab. V Kesimpulan dan Saran 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran
28
Daftar Pustaka.
29
Lampiran.
30
RPP
31
36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal
di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen
pembelajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kategori utama yaitu guru, isi atau materi pembelajaran dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan
prasara, seperti metode pembelajaran, media pembelajaran dan
penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi
pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan
sentral dalam proses pembelajaran.
Pada awal proses pembelajaran peran guru bisa lebih aktif. Guru
memberikan
pengetahuan
yang
dibutuhkan
siswa
dengan
mengemukakan pendapat, bertanya, menjelaskan, memberikan contoh
yang akan dipelajari siswa. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif dan berpartisipasi secara nyata menerapkan
apa yang telah dipelajarinya dari guru dengan bertanya, berpendapat,
mengerjakan tugas, berlatih atau mencoba.
Di bagian lain pembelajaran bahasa Indonesia yang menekankan
pada aspek berbicara, menyimak, membaca dan menulis menuntut
adanya kreatifitas dan kemampuan yang baik dalam pengelolaan
pembelajaran. Siswa merasa tidak cepat bosan, tetapi justru semakin
tertarik dan mempunyai keinginan untuk lebih mendalami materi yang
disampaikan.
Menceritakan Pengalaman Pribadi merupakan bagian dari aspek
berbicara, yang membutuhkan ketrampilan dan latihan. Ketrampilan
bercerita seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara lain Lingkungan
pembelajar, referensi bacaan dan pengalaman. Unsur-unsur tersebut
harus didukung dengan latihan-latihan, sehingga dapat mengasah
kemampuan untuk bercerita
Dilain pihak kemampuan siswa untuk bercerita sangat kurang,
karena aspek berbicarapun juga masih rendah.
2
Hal ini dapat dilihat dari kondisi SMP Negeri 1 Pule. Pembelajaran
1
bercerita dalam bahasa Indonesia masih banyak terbentur pada
kemampuan siswa untuk menghafal isi sebuah wacana, Sekaligus untuk
membuat kesimpulan dari wacana tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pembelajaran dari Kompetensi Dasar Menceritakan Pengalaman Pribadi,
untuk siswa kelas IX dimana rata-rata kemampuan siswa masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti kelas 9A terhadap
permasalahan rendahnya kemampuan menceritakan Pengalaman
Pribadi tersebut diatas . Untuk meningkatkan kemampuan ini, digunakan
metode Cerita Berantai.
Dengan demikian, judul penelitian yang
diangkat adalah PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN
PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE CERITA BERANTAI
PADA SISWA KELAS IXA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN
1010/2011 DI SMP NEGERI 1 PULE
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimanakah
cara
meningkatkan
kemampuan
menceritakan
pengalaman pribadi melalui metode cerita berantai siswa Kelas 9 A
semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 di SMP Negeri 1 Pule?
C. Tujuan Penelian
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan menceritakan pengalaman pribadi melalui
metode cerita berantai siswa kelas 9A semester 1 tahun pelajaran
2010/2011 di SMP Negeri 1 Pule.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
menceritakan
pengalaman pribadi dengan berpedoman pada pemilihan kata
dan keefektifan kalimat.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode
cerita berantai dalam mengatasi kesulitan menceritakan
pengalaman pribadi
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Meningkatnya kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman
pribadi dengan berpedoman pada pemilihan kata dan keefektifan
kalimat.
b. Bagi Guru
Meningkatknya kemampuan guru dalam menggunakan metode cerita
berantai untuk mengatasi kesulitan bercerita siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Berbicara
1. Pengertian Berbicara
Menurut Tarigan, (1987:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama
berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat mempersatukan
individu-individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan menyampaikan
konsep-konsep umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang
membedakannya dari kelompok-kelompopk lain, dan menetapkan suatu
tindakan tersebut, serta tidak akan dapat bertahan lama jika tidak
masyarakat-masyarakat bahasa.
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan
pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari
Tarigan, (1981:3).
1.1 Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Manusia adalah mahluk sosial, dan tindakannya yang pertama dan
yang paling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling
mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran,
saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta
menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu maka didalam
tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen yang umum, yang samasama di setujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu
masyarakat. Untuk menghubungkan anggota masyarakat maka diperlukan
komunikasi Tarigan, (1981:8).
instrumental
bertindak
untuk
menggerakkan
serta
personal
membolehkan
seorang
pembicara
menyatakan
heuristik
memperoleh
melibatkan
pengetahuan,
bahasa
mempelajari
yang
dipergunakan
lingkungan.
untuk
Fungsi-fungsi
yang menuntut jawaban. Fungsi neuristik ini dalam pertanyaanpertanyaan mengapa mengenai dunia sekeliling mereka.
7. Fungsi imajinatif bertindak untuk menciptakan sistem-sistem atau
gagasan-gagasan
imajiner.
Mengisahkan
cerita-cerita
dongeng,
kata-kata
untuk
mengekspresikan,
menyatakan
serta
memahami
makna
segala
sesuatu
yang
ingin
dikomunikasikan.
B. Pengertian Bercerita
Bercerita diartikan sebagai:
1)
dipandang
sebagai
suatu
karangan,
hal
ini
yang
menyenangkan,
dapat
pula
kejadian
yang
tidak
lebih
detail
dan
sistematis,
metode
cerita
berantai
yang
2.
3.
4.
5.
6.
10
7.
8.
2.
Pesan yang hendak disampaikan guru menyangkut kejadiankejadian yang cukup menarik dan berarti bagi siswa. Misalnya: cara
meningkatkan hasil belajar, penerapan disiplin diri, atau motivasi
belajar.
3.
4.
5.
2.
3.
Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara
siswa dengan guru.
4.
11
2.
3.
Kalimat yang panjang lebih dari tiga kalimat masih sulit untuk
disimak.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas,maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut. Kemampuan siswa dalam menceritakan pengalam pribadi
dapat meningkat, jika diterapkan metode cerita berantai.
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini direncanakan dua siklus, dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
1. Siklus 1 dengan tahapan-tahapan yaitu:
a. T ahap perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyiapkan:
RPP menceritakan pengalaman pribadi dengan alokasi waktu 2x40
menit (1 pertemuan) Sumber/ bahan pembelajaran berupa contoh
teks pengalaman pribadi. bacaan yang diambil dari berbagai
sumber, Instrumen penilaian tes dan non tes serta lembar
observasi Kolaborator untuk kegiatan observasi pembelajaran
b. Tahap pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan urutan kegiatan
sebagai berikut:
Pertemuan Ke-1
pengalam pribadi
e. Siswa menentukan gagasan utama setiap bacaan yang telah
dipilih
f. Evaluasi hasil kerja siswa
c. Tahap pengamatan
Kolaborator mengamati
12 saat kegiatan pembelajaran berlangsung
dan mencatat dalam lembar observasi.
d. Tahap refleksi
1. Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung oleh
guru dan kolaborator.
2. Guru menyampaikan kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
3. Kolaborator menyampaikan segala hal yang diamati saat
pembelajaran.
4. Kolaborator menyampaikan masukan untuk memperbaiki
pembelajaran
5. Guru dan kolaborator menyusun rancangan untuk
pembelajaran pada siklus 2
2. Siklus 2
Tahapan dan kegiatan siklus 2 dilaksanakan karena ditemukan
beberapa kekurangan dalam pelaksanaan siklus 1. Kegiatan siklus 2
direncanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran
sesuai dengan hasil pembelajaran siklus 1.
Tahapan kegiatan pada siklus 2 meliputi:
1) pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan urutan kegiatan
sebagai berikut:
Pertemuan Ke-1
a. Membuka pembelajaran
dengan
mengingatkan
kembali
13
b.
Memberi
petunjuk
atas
kekurangan
pada
pertemuan
14
sebelumnya
c.
pengalam
pribadi
e. Siswa menentukan gagasan utama setiap bacaan yang telah
dipilih
f. Evaluasi hasil kerja siswa
2) pengamatan
Kolaborator mengamati saat kegiatan pembelajaran berlangsung
dan mencatat dalam lembar observasi.
3) refleksi
a. Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung oleh
guru dan kolaborator.
b. Guru menyampaikan kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
c. Kolaborator menyampaikan segala hal yang diamati saat
pembelajaran.
d. Kolaborator menyampaikan masukan untuk memperbaiki
pembelajaran
A.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini antara lain: lembar pengamatan, hasil kerja
siswa, catatan proses pembelajaran.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulan dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer,
hasil kerja siswa yang berupa catatan cerita pengalaman pribadi.
D. Teknik Analisis Data
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Kelas IXA SMPN I Pule semester I tahun pelajaran 2010/2011
yang menjadi obyek penelitian terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 21 siswa
perempuan, sehingga jumlah keseluruhan adalah 39 siswa. Keadaan
awal sebelum dilaksanakannya pembelajaran menceritakan pengalaman
pribadi
menggunakan
metode
Cerita
Berantai
yaitu
metode
17
2. Siklus Pertama
16
Pelaksanaan siklus pertama Menceritakan Pengalaman Pribadi
yang
difasilitasi peneliti pada siswa SMPN 1 Pule kelas IXA dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 1 November 2010, di ruang kelas IXA. Observer
dalam pembelajaran ini adalah guru-guru Bahasa Indonesia SMPN 1
Pule yaitu, Gotik, S.Pd dan Tut Wuri Handayani S.Pd. Pelaksanan
pembelajaran ini berpedoman pada RPP siklus pertama (lampiran 1)
yang telah disusun pada fase perencanaan.
2.1 Deskripsi Refleksi Siklus Pertama
a. Komponen yang Perlu Diperbaiki
Pelaksanaan Refleksi dilakukan bersama-sama dengan kedua observer
dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki
serta
menetapkan
pembelajaran
pada
solusinya.
siklus
Hasil
pertama
refleksi
terhadap
diperoleh
dua
kegiatan
komponen
pembelajaran
yang
tidak
sesuai
dengan
karakter
Menceritakan
Pengalaman Pribadi
Pertama, dalam pembelajaran siswa secara mandiri membuat naskah
cerita pengalaman pribadi yang paling mengesankan, kemudian dari
masing-masing siswa cerita tersebut dibawa kedalam kelompok. Setiap
kelompok pada akhir pembelajaran melaporkan hasil kerja setiap
anggota kelompok. Pada tahapan ini peneliti masih meragukan hasil
kerja mandiri dari masing -masing siswa .
18
Kedua, Dari kelompok akan dipilih satu cerita yang dianggap paling baik
untuk ditampilkan dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh
terhadap tingkat subyektifitas dalam pemilihan cerita.
b. Solusi yang digunakan
Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalah Hasil kerja
mandiri siwa masih diragukan, karena siswa masih memungkinkan untuk
membuat naskah cerita, namun tidak orisinill.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah Peneliti harus
menugaskan penulisan naskah cerita pengalaman pribadi tersebut dalam
kelas dan bukan pekerjaan rumah.
Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalah Dari kelompok
akan dipilih satu cerita pengalaman pribadi yang dianggap paling baik
untuk ditampilkan dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh
terhadap tingkat subyektifitas dalam pemilihan cerita tersebut.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah peneliti dibantu
observer memberikan rambu-rambu sebuah cerita pengalaman pribadi
dikatakan baik, kepada masing-masing kelompok.
c. Kesimpulan
Berdasarkan uraian
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
proses
Pertama,
Peneliti
harus
menugaskan
penulisan
naskah
cerita
19
menceritakan
20
tidak
banyak
bertanya,
tetapi
langsung
berusaha
21
Proses
ini
terus
menyenangkan,
berlangsung
karena
siswa
dengan
selalu
suasana
penasaran
yang
begitu
dengan
cerita
Nama
DI EXEL
Keberanian
tampil
Kesesuaian
cerita
Rata-rata
24
c. Kegiatn Penutup
Dalam kegiatan penutup peneliti meminta masukan dari setiap siswa
tentang bagaimana manfaat pembelajaran, proses pembelajaran, dan
sistem penilaian yang baru dilakukannyaa sebagai refleksi terhadap
pembelajaran. Pak saya merasa senang belajar dengan cara ini, oleh
karena itu untuk selanjutnya saya berharap setiap belajar dengan cara
seperti ini. Ini adalah pernyataan Adi sambil mengangkat tangannya.
Peneliti menjawab, Insya Allah Bapak akan menggunakan cara belajar
seperti ini untuk materi-materi yang memungkinkan. Ada yang mau usul
atau bertanya? Setelah ditunggu beberapa waktu tidak ada yang
bertanya lalu peneliti menutup pembelajaran dengan ucapan terimakasih
dan Wasalamualaikum warahmatullahi wabararokatuh.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menceritakan
pengalaman pribadi adalah data dari hasil tes pada siklus pertama dan
siklus kedua. Karena data tersebut berupa angka, maka teknik
pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif.
Teknik kuantitatif yang peneliti gunakan sebagaimana dilakukan dalam
pembelajaran sehari-hari dengan cara sebagai berikut. Pertama, peneliti
membandingkan prosentase ketercapaian setiap tes dari masing-masing
siswa pada siklus kesatu dengan kedua. Kedua, peneliti membandingkan
prosentase
ketercapaian tes dari setiap siswa pada siklus kesatu dan kedua.
18
DIEXEL !!!!
26
Berdasarkan
skor
Tes
pencapaian
siswa
dalam
menceritakan
pengalaman pribadi
diasumsikan
hasil
sebagai
peningkatan
kemampuan
pemahaman
1
5
27
Perbandingan
peningkatan
rata-rata
kemampuan
menceritakan
pengalamn pribadi pada siklus kesatu dan siklus kedua adalah 64,82 : 76,04 =
atau 13 : 15
Berdasarkan data tersebut, terdapat selisih rata-rata kemampuan menceritakan
pengalaman pribadi pada siklus I dan II yang merupakan hasil belajar yaitu 15
-13=2,0. Angka tersebut merupakan kemajuan hasil belajar yang signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil Observasi ditemukan beberapa peningkatan ketrampilan siswa sebagai
berikut..
Berdasarkan skor rata-rata pencapaian terhadap kesesuaian cerita masingmasing bacaaan siklus I dan siklus II diperoleh selisih yang diasumsikan
sebagai hasil peningkatan kemampuan terhadap pemahaman bacaan, yaitu
67,9 : 76,3 = 144,2 atau 47% : 53%=100%
Berdasarkan skor rata-rata pencapaian terhadap keberanian siswa dalam
penampilan pada siklus I dan II diperoleh selisih yang diasumsikan sebagai
hasil peningkatan kemampuan individu dalam bercerita , yaitu 61,8 : 75,8 =
137,6 atau 45% : 55% = 100%
Rata-rata menceritakan pengalaman pribadi pada siklus kesatu adalah 64,82
dan siklus kedua adalah 76,3. Selisih keduanya merupakan hasil belajar yaitu
11,48.
Perbandingan
prosentase
peningkatan
rata-rata
kemampuan
menceritakan pengalaman pribadi pada siklus kesatu dan siklus kedua adalah
64,82 : 76,3 =141,12 atau 46% : 54% = 100%. Selisih prosentase tersebut
adalah 8% yang merupakan peningkatan yang signifikan.
30
LAMPIRAN
31
Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menceritakan pengalaman pribadi yang berkesan
2. Siswa mampu mengungkapkan pokok-pokok peristiwa yang dialami
B. Materi Pembelajaran
Pengertian menceritakan pengalaman pribadi adalah: Mengungkapkan
segala sesuatu yang pernah dialami terutama hal yang mengesankan dalam
bentuk cerita. Dalam bercerita yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Disampaikan dengan bahasa yang singkat, jelas, dan mudah dipahami.
2. Cerita yang disampaikan lengkap.
3. Disampaikan secara runtut.
Contoh Cerita Pengalaman Pribadi:
Pagi tadi, aku bangun terlambat. Bayangkan, aku baru bangun jam tujuh
kurang lima. Itu karena malamnya aku nonton siaran langsung sepak bola.
Aku mandi terburu-buru. Berpakaian terburu-buru. Semua dikejar waktu.
Akhirnya, aku terlambat tiba di sekolah. Aku terlambat sepuluh menit. Aduh
jam pertama pelajaran bahasa Indonesia.
Gurunya sangat disiplin. Tok..tok, kuketuk pintu kelas, Alhamdulillah aku
boleh mengikuti pelajaran. Silahkan kumpulkan tugas kalian! kata Pak
Guru. Ya ampun, aku lupa membawa tugas kliping Koran. Padahal aku telah
membuatnya. Nasibnasib.
32
Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Diskusi
3. Tanya jawab
C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal
a. Siswa bertanya jawab tentang pengalam pribadi
b.
Siswa mencermati contoh cerita pengalaman pribadi
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca sebuah cerita pengalaman pribadi
b. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi
pengalamn pribadi
c. Siswa secara mandiri menulis cerita pengalaman pribadi.
d. Siswa dalam kelompok saling menukarkan hasil pekerjaannya untuk
dipilih dan ditampilkan kedepan kelas
e. Siswa mempelajari cerita terbaik dalam kelompok baik urutan
maupun isi cerita
f. Setiap kelompok tampil dengan satu cerita yang telah dipahaminya,
kemudian guru secara acak menunjuk siapa yang memulai cerita dan
siapa yang melanjutkannya.
2. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Awal
a. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan pada pertemuan yang lalu
2. Kegiatan Inti
a. Siswa kembali membuka naskah cerita terbaik dalam kelompok
b. Siswa mengidentifikasi butir-butir peristiwa
c. Siswa menentukan pokok-pokok peristiwa yang ada dalam cerita
d. Secara bergantian, masing-masing kelompok melaporkan hasil
diskusinya
e. Siswa lain menanggapi presentasi
f. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
33
B. Sumber Belajar
LKS MGMP Bahasa Indonesia kelas IX semester 1 halaman 10
C. Penilaian
1. Teknik
: Tes lisan
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Soal instrumen :
1) Tulislah teks cerita pengalaman pribadimu yang mengesankan !
2) Secara berkelompok pilihlah salah satu cerita pribadi yang paling baik
untuk ditampilkan ke depan kelas
3) Ceritakan kembali kedepan kelas, cerita yang telah kamu pilih
dengan ditunjuk secara acak oleh bapak/ibu guru yang akan memulai
cerita
Pedoman penskoran
NO
1
2
BS
Skor
B
Keberanian tampil
Kesesuaian cerita dengan teks yang ditulis
Keterangan
76 100 = Baik Sekali
51 75 = Baik
0 - 50 = Kurang
S0LIKIN S.Pd
NIP. 19750510 2000031 007
36
Januari 2010
Tristono, Angga Prambudi, 2006, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan
Semarang Barat, Semarang, FIP, Universitas Negeri Semarang.
Suyatno, 2004, Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Surabaya, SIC
Sumiati,Asra,2007,Metode Pembelajaran, Bandung, CV Wacana Prima
Johnson LouAnne,2008, Pengajaran yang kreatif dan menarik, Jakarta,Indeks