Metrologi
Metrologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Metrologi adalah besaran ilmu pengukuran teknik umum yang
nilai
sebenarnya, dari benda ukur yang dibuat pada hakekatnya tidak mungkin
dicapai. Produk yang diproduksi secara massal pasti mempunyai
penyimpangan - penyimpangan pengukuran. Penyimpangan bisa terjadi
karena
proses
pembuatan
ataupun
proses
pengukuran,
supaya
1
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
- Lebih mengenal berbagai alat ukur kerja sesuai kegunaannya.
- Mengetahui prinsip kerja alat ukur secara umum.
- Mengetahui cara pemakaian alat ukur dengan baik dan benar.
- Dapat mengaplikasikan dalam suatu pekerjaan.
1.3
Batasan Masalah
Pada praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa STTAL ini
BAB II
2
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
Jangka Sorong
Jangka Sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat
3
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
e
d
f
b
a
Gambar 1.1 jangka sorong
b.
c.
Rahang atas.
d.
e.
f.
4
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
4,7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm
sama dengan 4.74 cm.
2.2
Micrometer
Micrometer adalah alat ukur linier yang mempunyai kecermatan
yang lebih tinggi dari pada mistar ingsut (jangka sorong), umumnya
mempunyai
kecermatan
sebesar
0,01
mm
(meskipun
namanya
6
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
7
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
2.3
Bevel Protactor
Bevel Protactor adalah alat yang bisa digunakan untuk mengukur
8
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
Pembacaan Skala :
a. Untuk sudut kecil / besar,
harga sudut dapat diketahui
tanpa ragu ragu.
b. Untuk sudut yang dekat
dengan 450, timbul keraguan
440 atau 460.
Untuk
menghilangkan
9
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
2.4
Dial Indicator
Dial Indicator merupakan alat ukur dengan skala yang sangat
b.
c.
d.
Pada alat ukur ini di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat
memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang
permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme
pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (pointer).
Klasifikasi
tingkat
pengukuran
Klasifikasi
menunjukkan
skala
ditunjukkan
terkecil,
pada
dan
permukaan
tingkat
dial.
pengukuran
10
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
a.
b.
Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial gauge harus tegak
lurus pada permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
c.
d.
Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas
dan ke bawah. Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol
bila anda tidak memegeng spindle.
e.
f.
2.5
Blok Ukur
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end
gauge, slip gauge, jo gauge (johanson gauge). Sebagai alat ukur standar,
maka blok ukur ini dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai
dengan namanya yaitu alat ukur standar. Alat ukur ini berbentuk segi
empat panjang dengan ukuran ketebalan yang bermacam-macam. Dua
dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar. Kedua
permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu
dengan blok ukur yang lain dapat digabungkan / disusun tanpa perantara
alat lain. Bila penyusunannya dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh
suatu susunan blok ukur yang sangat kuat seolah - olah blok ukur yang
satu dengan yang lain sangat melekat. Dengan menyusun blok ukur yang
mempunyai
ukuran
tertentu
maka
kita
dapat
mengecek
atau
mengkalibrasi ukuran yang lain. Karena blok ukur ini diperlukan untuk
pengukuran presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur ini harus
13
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Biasanya bahan untuk
membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida.
Dengan perlakuan proses panas tertentu maka logam ini mempunyai sifatsifat : tahan terhadap keausan karena tingkat kekerasannya tinggi yaitu 65
RC, tahan terhadap korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan baja
karbon yaitu 12.10-6 0C-1, tingkat kestabilan dimensinya tinggi.
Kegunaan dari blok ukur ini antara lain untuk mengecek dimensi ukuran
alat-alat ukur, mengkalibrasi alat ukur langsung seperti mistar ingsut,
mikrometer dan mistar ketinggian, menyetel komparator dan jam ukur,
menyetel posisi batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran sudut,
dan mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di
dalam ruang inspeksi.
Cara pemakaian :
Untuk pengukuran celah, pilihlah balok-balok tersebut yang sesuai dengan
celah yang diukur, apabila antara celah dan balok terpasang dengan
presisi maka itulah ukuran dari celah tersebut.
14
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
15
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
2.6
Batang Sinus
Batang sinus ini merupakan pelat baja yang sudah diproses
Dimana:
dengan
batang
sinus
akan
banyak
dijumpai
17
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
Perlu juga diingat bahwa untuk memastikan bahwa posisi muka ukur
benda ukur betul-betul sejajar dengan meja ukur maka perlu diperhatikan
posisi dari jarum penunjuk jam ukur. Bila jarum penunjuk itu masih
bergerak ke kiri atau ke kanan pada waktu jam ukur digeser ke kiri dan ke
kanan berarti posisi muka ukur belum sejajar dengan permukaan meja
rata. Bila kesejajaran ini belum diperoleh maka perhitungan sudut belum
bisa dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
18
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
3.1
Micrometer
b)
Jangka Sorong
c)
Dial Indicator
d)
Bevel Protactor
b)
Dudukan pemindah
c)
d)
Senter Meja
e)
Blok ukur
f)
3.2
3.2.1
Micrometer
a.
b.
c.
d.
e.
3.2.2
f.
g.
Jangka Sorong
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
3.2.3
Dial Indicator
a.
Benda ukur
Dial Indicator
b.
Meja datar
3.2.4
c.
d.
Bevel Protactor
a.
21
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
3.2.5
b.
c.
b.
Mengatur posisi meja jam ukur pada posisi yang tepat dan
jarum diset pada titik tertentu.
c.
d.
22
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
b.
c.
b.
c.
d.
23
4
L
e.
f.
L
l'
-d
-d
Dinaikan
sebesar Y
d
0
d
+
Rol tetap
Diturunkan
d
sebesar
Y
g.
h.
i.
= arc sin
h'
l
BAB IV
ANALISA DATA
25
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
4.1
Dimensi
1
58.34
54.0
41.10
Diameter Luar
Diameter Dalam
Kedalaman
2
58.44
53.90
40.90
Ukuran (mm)
3
4
58.54
58.34
53.84
54.0
40.80
40.70
5
58.44
54.04
40.80
dengan
menggunakan
jangka
sorong.
Data
hasil
xx
/5 (292.06)
58,42 mm
Nilai Varian
26
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
s2
(0,02832)
0,0836 mm
Nilai Pengukuran
Xx - t 95 % df s / n < < Xx + t 95 % df s / n
58,42 - 2,776 (4)(0,0836) /5 < < 58,42 + 2,776 (4)(0,0836)/5
58,004 < < 58,835
b. Diameter Dalam
Nilai rata-rata
Xx
/5 (269.78)
53,956 mm
Nilai Varian
27
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
s2
(0,0277)
0,0829 mm
Nilai Pengukuran
Xx - t 95 % df s / n < < Xx + t 95 % df s / n
53,956 - 2,776 (4)(0,0829)/5 < < 53,956 + 2,776 (4)(0,0829)/5
53,544 < < 54,367
c. Kedalaman
Nilai rata-rata
Xx
/5 (204,3)
40.86 mm
Nilai Varian
28
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
s2
(0,11)
0,1516 mm
Nilai Pengukuran
Xx - t 95 % df s / n < < Xx + t 95 % df s / n
48,86 - 2,776 (4)(0,1516)/5 < < 40,86 + 2,776 (4)(0,1516) /5
40,106 < < 41,613
Dengan melihat standar deviasi dari jangka sorong dalam
percobaan yang dilakukan dapat diketahui sifat accurasi, repeatability /
precision jangka sorong tersebut dalam proses pengukuran adalah
No
1
2
3
Alat Ukur
Pengukuran diameter luar
Pengukuran diameter dalam
Pengukuran kedalaman
Standar Deviasi
0,083666003
0,082945765
0,151657509
(yang
dianggap
benar)
ukuran
yang
dipakai
untuk
4.2
Analisa Micrometer
Pada alat ukur micrometer ini akan digunakan untuk mengukur
1
5.44
Diameter Luar
Ukuran (mm)
2
3
4
5.44
5.45
5.40
5
5.43
1
140.75
Ukuran (derajat)
2
3
4
140.50 140.50 139.75
5
140.50
4.4
untuk
Dimensi
Hasil Pengukuran
1
0.69
2
0.69
Ukuran (mm)
3
4
0.69
0.70
5
0.70
200 mm
31
21,166
72,214 mm
Blok Uk
Blok Uk
Blok Uk
Blok Uk
Blok Uk
Nilai
72,214
Keterangan
1 buah
1,004
71,21
1 buah
1,21
70
1 buah
20
50
1 buah
50
Tabel 1.6 susunan blok ukur pada batang sinus
h'
d L / L
2440 m = 2,44 mm
h+y
72,214 + 2,44
74,654 mm
Blok Uk
Blok Uk
Nilai
74,654
1,004
Keterangan
1 buah
32
Blok Uk
Blok Uk
Blok Uk
Blok Uk
73,65
1 buah
1,35
72,30
1 buah
1,30
71
1 buah
21
50
1 buah
50
Tabel 1.7 susunan blok ukur pada batang sinus pada pengukursn kedua
No
1
2
13 x (200 / 50)
52 m = 0,052 mm
h-Y
74,654 - 0,052
74,602 mm
Pengukuran
I
II
D
610
13
Y
2,44
0,025
h'
74,654
0,025
Keterangan
'
arc sin h / L
22,02
2112975
Jadi sudut yang di anggap benar / sudut sebenarnya dari benda ukur
adalah 21 1 2975
33
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
4.6
untuk kebulatan pada satu titik dengan 2 metode yaitu metode V Block
dan metode senter meja. Selain itu diperoleh data dari pengukuran
kesilindrisan pada ketiga titik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 1.9,
2.1 dan tabel 2.2 di bawah ini.
Pengamat
1
2
1
0
0
2
0
-8
3
0
-8
4
0
-8
11
-1
-11
12
+1
-10
13
+1
-10
Pengamat
1
2
1
0
0
11 12
-11 -11
-7
-7
13
-11
-7
Tabel 2.1 hasil pengukuran kebulatan satu titik metode senter meja
Pengamat
1
2
3
10
-6
-13
-10
11
-7
-14
-10
12
-7
-14
-10
34
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
13
-7
-12
-10
Dari tabel data diatas didapatkan data hasil pengukuran, maka dapat di
tentukan juga harga ketidak bulatan obyek ukur. Dimana parameter
kebulatan yaitu suatu harga yang dapat dihitung berdasarkan profil
kebulatan relatif terhadap lingkaran referensinya. Penjelasan dari empat
macam lingkaran referensi dan parameter kebulatan adalah sebagai
berikut :
35
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
Dari data diatas, untuk hasil dari pengukuran kebulatan pada satu
titik dengan metode V Block maupun dengan metode senter meja terjadi
banyak kesalahan meliputi :
a. Pengukuran kebulatan satu titik Metode V Block.
Untuk pengamat 1 pada posisi pengukuran 1 sampai dengan
posisi 9 diperoleh hasil pengukuran sebesar 0 m.
Untuk pengamat 2 pada posisi pengukuran 2 sampai dengan
posisi 9 diperoleh hasil pengukuran sebesar -8 m.
b. Pengukuran kebulatan satu titik Metode senter meja.
Untuk pengamat 1 pada posisi pengukuran 2 sampai dengan
posisi 6 diperoleh hasil pengukuran sebesar 4 m.
36
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
Stylus
tidak
menempel
secara sempurna
Cara melaksanakan
pengukuran dengan dial
indicator yang baik dan benar
adalah dengan menempelkan
stylus pada benda ukur sampai
Stylus
tidak
menempel
berputar
secara sempurna
1 putaran dan
37
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
38
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
39
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
40
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
4.6.1
R = Rmax Rmin.
Perhitungan harga ketidak bulatan
a.
b.
4.6.2
b.
c.
42
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari beberapa percobaan yang telah dilaksanakan oleh para
macam alat kerja ukur dan menggunakan alat kerja ukur tersebut
dengan baik dan benar sesuai dengan tingkat kebutuhan hasil
pengukuran.
b.
Pengukuran
adalah
membandingkan
suatu
besaran
5.2
Penutup
Demikian
laporan
ini
disusun
sebagai
gambaran
tentang
44
Teknik Mesin XXXIII - STTAL
DAFTAR PUSTAKA
45
Teknik Mesin XXXIII - STTAL