Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan dengan lengkap mengenai iodimetri dan iodometri


Iodimetri

Iodometri

Titrasi secara langsung, menggunakan iodin (I2)

Titrasi tidak langsung (back-titration) menggunakan


iodida (I-), I2 yang dihasilkan dititrasi dengan tiosulfat

Iodin merupakan oksidator, sehingga analit yang


dianalisis adalah reduktor seperti logam As, Sn,
Sb, hidrazin, tiosulfat

Iodida merupakan reduktor, maka analit yang dapat


dianalisis haruslah oksidator seperti penentuan MnO4-,
Cr2O72-

Contoh: N2H4 + 2I2 N2 + 4I- + 4H+

Contoh reaksi: Cr2O72- + Iditambahkan berlebih


I2 sisa + S2O32-

Indikator yang digunakan adalah starch (pati)

I-

Cr3+ + I2 Iodida

+ S4O62-

Indikator yang digunakan adalah starch (pati)

2. Gambarkan kurva titrasi 25,0 mL 0,0500 M KI dengan 0,0500 M


AgNO3 diketahui Ksp AgI = 8,3 X 10-17
Reaksi : I- + Ag+
AgI(s)
Titik ekuivalen tercapai pada penambahan: mol Ag+ = mol I- =
25,0x0,0500 =1,25mmol mL Ag+= 1,25 mmol x (1
mL/0,05mmol) = 25 mL
Menghitung pI sebelum titik ekuivalen: missal penambahan 1 mL Ag+
I+ Ag+
AgI(s)
1,25mmol
0,05mmol
0,05mmol
0,05mmol
1,20mmol
[I-] =
1,20mmol/26mL=0,0462
M pI = -log 0,0462
=1,336
Pada titik ekuivalen penambahan 25 mL, dimana tidak terdapat : I- dan Ag+ sehingga perhitungan [I-]
diperoleh dari Ksp AgI
AgI(s)
I- + Ag+
Ksp =8,3 X 10-17 [I-] =
8,3 X 10-17 =9,1 x 10-9
pI = 8,04

Setelah titik ekuivalen: penambahan 25,1 mL Ag+


I-

+ Ag+

1,25mmol
1,255 mmol
1,25mmol
1,250mmol
0,005mmol
= 0,005mmol/50,1mL =
[Ag+]
[I-] = 8,3 X 10-17/[Ag+]=12,08
Buat tabel:
mL
titran
0
1
10
24
24,5
24,9
25
25,1
25,5
26
30

pI
1,30
1,336
1,669
2,991
3,297
3,999
8,04
12,08
12,78
13,07
13,74

AgI(s)

Gambar kurva:

3. Sampel bubuk seberat 0,7162 g akan dianalisis kandungan Zn. Sampel dilarutkan
dan dititrasi dengan EDTA 0,01645 M. Titik akhir diperoleh setelah penambahan 21,27
mL EDTA. Hitunglah persen berat Zn dalam sampel.
Zn2+ + EDTA4- [ZnEDTA]2- perhatikan perbandingan mol Zn dan EDTA,
Banyaknya mol Zn sama dengan EDTA = 21,27 mL x (0,01645 mmol/mL) = 0,3499 mmol
Berat Zn = 0,3499 mmol x (65,4 mg/mmol) = 22,88 mg
Persen berat Zn = (22,88 mg/716,2 mg) x 100% = 3,195%

4. Suatu sampel rodentisida akan dianalisis kandungan warfarin (C19H16O4,


Mr=308,34g/mol). Sampel ditambahkan dengan I2 menghasilkan iodoform (CHI3).
Analisis warfarin ditentukan berdasarkan reaksi iodoform dengan Ag+
CHI3 + 3Ag+ + H2O 3AgI(s)+ 3H+ + CO(g)
Iodoform yang dihasilkan dari 13,96 g sampel direaksikan dengan tepat 25 mL AgNO3 0,02979 M,
kelebihan
Ag+ kemudian dititrasi dengan KSCN 0,05411M hingga tercapai titik akhir setelah penambahan 2,85 mL
KSCN.
1. Metoda apa dan sebutkan indikator yang digunakan

2.Tuliskan reaksi pada setiap tahap prosedur


3. Hitunglah persen berat warfarin dalam sampel

Jawaban :
a. Metoda Volhard, indikator ferri amonium sulfat
b. Warfarin merupakan suatu keton,

apabila bereaksi dengan I2 akan menghasilkan iodoform dalam suasana basa

Dengan demikian reaksi setiap tahapan dalam prosedur adalah:


I. C17H13O3- COCH3 + I2
C17H13COO- + CHI3 perbandingan mol warfarin dengan
iodoform adalah 1:1 Kesalahan soal: seharusnya reaksi ini diberitahukan dalam soal.
II. CHI3 + 3Ag+ + H2O 3AgI(s)+ 3H+ + CO(g)
III. Ag+ + SCN- AgSCN
c. Persen berat dapat dihitung dari banyaknya mol SCNmol Ag+ yang bereaksi dengan
CHI3 mol CHI3
mol C19H16O4
mol SCN = 0,154 mmol
mol Ag+ yang
bereaksi dengan CHI3 = 0,7448 mmol - 0,154 mmol = 0,591 mmol
mol CHI3= 1/3 x 0,591 mmol = 0,197 mmol
mmol C19H16O4 = 0,197 mmol
berat C19H16O4 = 0,197 mmol x (308,34 mg/mmol) =
3,20 mg 60,698 mg
% C19H16O4 = (60,698mg /13960mg)
x 100% = 0,4348%
Sonny Widiarto, M.Sc.
Lab. Kimia Analitik dan Instrumen
Jurusan Kimia

FMIPA Universitas Lampung


swidiarto@unila.ac.id
blog.unila.ac.id/widiarto

1) Mengapa pada saat titrasi iodometri penambahan amylum tidak boleh diawal titrasi, ? Lalu kapan saat
yg tepat kita harus menambahkan amilum ?
Jawabannya :
Penambahan amylum tidak boleh di awal titrasi , mengapa ?
Pada saat awal [I2] msh tinggi, jika kita menambahkam amilum pd keadaan tersenut kemungkinan akan I2
akan mengendap membentuk suatu granul yg tentu akan menggangu pengamatan dan memperlambat titik
akhir titrasi sehingga mengurangi kekuantitatifan analisa. jd ada kemungkinan titik ekivalen tercapai tp
tiitk akhir msh jauh padahal seharusnya titik ekivalen itu harus sedekat mungkin dh ttk akhir.
Maka disiasati penambahan amilum menjelang akhir, yaitu pada saat [I2] sudah relatif kecil yg ditandai
larutan berwarna kuning pucat.

blog. unila.ac.id/widiarto

Anda mungkin juga menyukai