Iodometri
I-
Cr3+ + I2 Iodida
+ S4O62-
+ Ag+
1,25mmol
1,255 mmol
1,25mmol
1,250mmol
0,005mmol
= 0,005mmol/50,1mL =
[Ag+]
[I-] = 8,3 X 10-17/[Ag+]=12,08
Buat tabel:
mL
titran
0
1
10
24
24,5
24,9
25
25,1
25,5
26
30
pI
1,30
1,336
1,669
2,991
3,297
3,999
8,04
12,08
12,78
13,07
13,74
AgI(s)
Gambar kurva:
3. Sampel bubuk seberat 0,7162 g akan dianalisis kandungan Zn. Sampel dilarutkan
dan dititrasi dengan EDTA 0,01645 M. Titik akhir diperoleh setelah penambahan 21,27
mL EDTA. Hitunglah persen berat Zn dalam sampel.
Zn2+ + EDTA4- [ZnEDTA]2- perhatikan perbandingan mol Zn dan EDTA,
Banyaknya mol Zn sama dengan EDTA = 21,27 mL x (0,01645 mmol/mL) = 0,3499 mmol
Berat Zn = 0,3499 mmol x (65,4 mg/mmol) = 22,88 mg
Persen berat Zn = (22,88 mg/716,2 mg) x 100% = 3,195%
Jawaban :
a. Metoda Volhard, indikator ferri amonium sulfat
b. Warfarin merupakan suatu keton,
1) Mengapa pada saat titrasi iodometri penambahan amylum tidak boleh diawal titrasi, ? Lalu kapan saat
yg tepat kita harus menambahkan amilum ?
Jawabannya :
Penambahan amylum tidak boleh di awal titrasi , mengapa ?
Pada saat awal [I2] msh tinggi, jika kita menambahkam amilum pd keadaan tersenut kemungkinan akan I2
akan mengendap membentuk suatu granul yg tentu akan menggangu pengamatan dan memperlambat titik
akhir titrasi sehingga mengurangi kekuantitatifan analisa. jd ada kemungkinan titik ekivalen tercapai tp
tiitk akhir msh jauh padahal seharusnya titik ekivalen itu harus sedekat mungkin dh ttk akhir.
Maka disiasati penambahan amilum menjelang akhir, yaitu pada saat [I2] sudah relatif kecil yg ditandai
larutan berwarna kuning pucat.
blog. unila.ac.id/widiarto