Anda di halaman 1dari 42

Museum Radyapustaka

Indonesia sedang memasuki era modern melalui modernisasi yang bisa


ditempuh secara alamiah atau percepatan yang akhirnya akan menyebabkan
perubahan baik secara struktural maupun kultural. Pengenalan dan
penanaman akan nilai dari sejarah itu perlu dilakukan untuk menumbuhkan
jiwa nasionalisme yang kuat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu
yang bisa dilakukan adalah dengan berkunjung ke museum. Museum pada
dasarnya sebuah ruang bersama untuk mengenali diri sendiri maupun orang
lain. Selain itu museum sendiri merupakan salah satu sarana yang bisa
digunakan
sebagai
media
pembelajaran
untuk
mengenang
dan
memperkenalkan sejarah kepada masyarakat, yang nantinya diharapkan
dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme.
Museum Radyapustaka adalah salah satu dari museum besar dan
penting yang harus mendapat catatan khusus. Berdiri sejak 28 Oktober
1890. Radyapustaka merupakan lembaga ilmu pengetahuan dan museum
tertua di Indonesia yang didirikan oleh putra bangsa.
Sejarah awal museum ini tidak bernama Radya Pustaka melainkan
bernama Pahema Radyapustaka. Secara terminologis, pahema berarti
tempat berkumpul, radya berarti raja/negara, dan pustaka artinya buku
atau kitab. Pahema Radyapustaka didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890
oleh KRA Sosrodiningrat IV, pepatih di Keraton Kasunanan Surakarta pada
masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dan Sri Susuhunan Paku
Buwono X.
Koleksi Museum Radyapustaka, museum ini menyimpan sekitar
10.000 jenis koleksi museum, termasuk 173 arca batu dan perunggu,
diantaranya merupakan sumbangan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dan X,
KGPAA Mangkunegara VII, KRA Sosrodiningrat IV, GPH Hadiwidjojo, serta
sejumlah penyumbang lainnya. Di museum ini kita dapat menemukan
berbagai benda peninggalan sejarah, mulai dari senjata, peralatan kantor,
peralatan dapur, souvenir kerajaan hingga buku-buku kuno.
Sedangakan dari tinjauan masa, koleksi museum Radyapustaka terbagi
dalam dua kelompok besar, yakni benda peninggalan masa prasejarah dan
benda peninggalan masa klasik. Peninggalan masa praseajarah berupa batu
lumpang, batu lesung, menhir, dan batu komboran. Sedangkan masa klasik
yang tersimpan berupa arca Hindu dan arca Budha, prasasti, keramik, koleksi
atnografi, koleksi senjata, koleksi buku, hingga numemastik.

Benda Koleksi Museum Radyapustaka


Koleksi Arca Hindu
-

Arca Shiwa

Arca Ganesha

Arca Wisnu

Fragmen Candi

Arca Durga

Jaladwara/ Nagamakara

1.1 Arca Ganesha

Koleksi Arca Budha


-

Arca Avalokitecvara

Arca Budha Gautama

Arca Dewi Tara

1.2 Patung kartikeya

Dalam museum ini, semua barang koleksi ditempatkan di berbagai ruangan


khusus. Seperti dua koleksi arca diatas tersimpan dalam ruang perunggu
yang disana terdapat koleksi patung Hindu dan Budha, alat ibadah agama
Hindu dan Budha, gamelan pencon. Diruangan ini terdapat 249 buah
koleksi.1
Koleksi Keramik
-

Piring, Gelas Kristal, Guci, Gerabah

Piala Porselin
Bonaparte

dari

kaisar

Napoleon
1.3 Piring Antik dari Dinasti
Ming

1 Buku Mengenal Museum Radyapustaka. Pemerintah Kota Surakarta.


2

1.4 Koleksi Keramik di museum

Sedangkan koleksi keramik ini terdapat ruang khusus, sesuai namanya


koleksi ini ditempatkan dalam ruang Keramik. Yang khusus menyimpan
kristal, gerabah, porselin, alat makan. Di ruangan ini tersimpan 222 buah
koleksi.
Koleksi Etnografika

Kudhi, alat rumah tangga kuno, alat pertanian

Peralatan Tradisional

Peralatan Upacara

Jodhang Sesaji

Peralatan Kesenian

Wayang kulit, wayang beber, wayang gedhog, wayang krucil.

Gamelan slendro dan pelog, gamelan tunggal.

Dalam koleksi Etnografika ini ada dua ruangan yang sebagai tempat
penyimpanannya yaitu ruang Wayang yang khusus menyimpan wayang dan
ruang Etnografika yang menyimpan sisanya seperti gamelan, tandu, mesin
jam panggung, alat Pakinangan, pelana kuda.
Ruang Wayang sendiri memiliki banyak koleksi wayang yaitu wayang purwa,
gedhog, klithik, dupara, madya, golek menak, nang,

2.1 Wayana Purwa

2.2 Wayang
kulit

kaper, wahyu, Bali, suket, beber, dan tepeng kayu. Banyak koleksi wayang
yang ada di museum Radyapustaka, terutama wayang kulit yang berasal
dari berbagai daerah di Indonesia.
Ruang Etnografika sendiri juga menyimpan
banyak koleksi, salah satunya Gender.
2.1 wayang Gender ini terdiri dari beberapa instrumen
yang dikemas menjadi satu dan dimainkan
purwa
seorang pemain. Instrumen itu selain
dimainkan dengan dua tangan, juga
dimainkan dengan dua kaki menggunakan
pedal khusus. Karena itulah instrumen
3.1 Canthik
gender tersebut sering disebut sebagai gamelan tunggal. Gaelan tunggal
tersebut yang diciptakan Ki Partowiyono pada tahun 1920 diberi nama
Gamelan Tunggal Larasadi.
Koleksi Senjata
-

Keris

Tombak

Parang

Pedang

Panah,

Gada

Senapan.

3.2 Senapan
3.3
Tombak

Koleksi senjata ini tersimpan dalam ruangan yang dikenal sebagai ruang
Tosan Aji. Ruangan ini dilengkapi Gedhong/glodhok atau almari penyimpan
pusaka. Koleksi unggulannya adalah keris. Selain keris sudah diakui oleh
UNESCO sebagai karya asli Indonesia, diruangan ini juga dilengkapi cara
mengenai bagaimana pemakaian keris sesuai kondisi dan peruntukannya.
Koleksi Buku

Naskah carik Jawa dan naskah cetak Jawa

Serat, Babad, Tembangan, suluk.

Buku berbahasa Indonesia Klasik dan buku berbahasa Belanda


4

Kitab Al-Quran Huruf Jawa

Dalam koleksi ini tersimpan rapi dalam ruang Perpustakaan. Ruangan ini
tersimpan sekitar 6.000 koleksi. Dari ribuan koleksi tersebut, ada sejumlah
koleksi penting yang tersimpan seperti kitab Al-Quran Huruf Jawa, yaitu kitab
Al-Quran lengkap 30 Juz yang ditulis dengan huruf Jawa.
Koleksi Numismatik.
-

Mata uang kuno dari Nusantar dan Mancanegara

Koleksi
ini
tersimpan
diruang
Numismatika,
dalam
ruangan
ini
tersimpan banyak koleksi mata uang
koin,
kertas,
dan
mendali
WR
Supratman.
Dari semua koleksi diatas, ada 3 ruang
koleksi yang juga penting dalam
Museum Radyapustaka ini yaitu Ruang
Miniatur, Ruang Memorial, dan Ruang Rajamala.

Koleksi Uang Kuno

Ruang Miniatur adalah ruangan yang menyimpan koleksi punggung


Songgobuwono, Moderenggo, Masjid Agung Demak, dan Istana Imogiri.
Ruang Memorial adalah ruangan yang menyimpan koleksi meja kursi kerja
ketua Paheman Radyapustaka, guci gaya Cina, Tongkat, Lukisan ketua
Paheman, lukisan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dan Sri susuhunan Paku
Buwono X, mesin ketik huruf Jawa.
Ruang Rajamala adalah ruangan yang
menyimpan koleksi Canthik (kepala
perahu) Rajamala dan Canthik perahu
pengiringan. Canthik Kyai Rajamala
adalah hiasan yang dipasang di ujung
depan dan belakang atau haluan perahu
yang di ciptakan oelh Sri Susuhunan
Paku Buwono V ketika masih menjadi
Rajamala
putera mahkota. Canthik terbuat dari kayu jatu diambil dari Donoloyo, hutan
khusus milik Kraton Surakarta. Sedangkan warna yang dipilih untuk
memolesnya adalah merah hati.

Itulah koleksi benda dan barang di Museum Radyapustaka yang penuh


dengan sejarah dan estetika seni yang indah karya sespuh dan nenek
monyang orang Jawa khususnya. Kita patut bangga masih sempat melihat
dan menikmati keindahannya sehingga wajiblah kita sebagai generasi muda
harus menjaga dan merawatnya, tidak hanya itu kita harus sering
berkunjung ke museum-museum agar kita tidak akan pernah MELUPAKAN
SEJARAH .....

Kasunanan Surakarta
Istilah keraton (sering juga ditulis dengan kraton, karaton, atau kedhaton),
berasal dari istilah keratuan yang menunjukkan pengertian tempat kediaman
6

ratu (raja). Biasanya, bangunan sebuah keraton memiliki ciri khusus dan
menjadi salah satu perlambangan identitas kerajaan sekaligus sebagai pusat
pemerintahan, pusat budaya, dan sebagai rumah tinggal raja beserta
keluarga istana. Demikian pula halnya dengan Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat yang dibangun sejak zaman pemerintahan Sri Susuhunan
Pakubuwono II, tepatnya pada tahun 1744. Saat itu, pembangunan Keraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat dimaksudkan sebagai pengganti Keraton
Kartasura yang rusak parah akibat peristiwa Geger Pacinan yang terjadi
setahun sebelumnya, yakni pada tahun 1743. Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat didirikan di Desa Sala (Solo).
Keraton Surakarta merupakan negara (nagari) yang memliki susunan asli,
berpemerintahan sendiri, memiliki daerah atau wilayah tertentu dan rakyat
(kaula) tertentu. Dengan kata lain Keraton Hadiningrat yang telah ada jauh
sebelum berdirinya negara Republik Indonesia, adalah sebuah negara yang
berpemerintahan sendiri (berdaulat) yang dikepalai oleh ratu (Raj) yang
memerintah secara turun-temurun
Dengan demikian Keraton Surkarta adalah peninggalan kenegaraan asli
Indonesia kultur jawa yang memiliki susunan asli, berpemerintahan asli
(jawa), daerah dan rakyat tertentu yang sejak dulu diperintah oleh ratu jawa
yakni sampeyandalem Ingkang Sinuhun kangjeng Susuhunan Paku Buwono
secara turun-temurun, berdasarkan hak asal usul atau hak tradisional dan
bersifat istimewa.
Kasunanan Surakarta Hadiningrat mempunyai berbagai jenis benda
peninggalan, baik dari pelataran utara sampai pendopo utama, dan masih
terwat dengan baik, berikut benda peninggalan yang ada di keraton
Surakarta

Pelataran Utara,

terdapat 8 meriam

Di Pendopo Utama

Di pendopo utama juga terdapat 20 patung hadiah dari dinasti Ming

10

Selain itu di pendopo utama juga terdapat patung bidadari yunani,


merupakan peninggalan dari VOC

Benda-benda di museum dalam pendopo

11

12

13

14

15

MUSEUM ISTANA MANGKUNEGARA

Museum Istana Mangkunegaran berada di dalam Kompleks Pura Mangkunegaran, yang


berlokasi di tengah-tengah Kota Surakarta (Solo). Tepatnya berada di Kelurahan Keprabon,
Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.Museum ini menempati sebuah bangunan utama dari Pura
Mangkunegaran, yaitu Dalem Ageng. Dalem Ageng merupakan bangunan yang berada di Pura
Mangkunegaran yang menjadi tempat diadakan upacara-upacara tradsional dan memiliki bentuk
limasan dengan 8 buah tiang penyangga (saka guru), dan tidak memiliki plafon, sehingga usukusuk dan reng-reng dapat dilihat, yang merupakan simbol dari matahari (surya sumirat). Di
museum ini terdapat suatu koleksi benda-benda purba, yang dikumpulkan mulai tahun 1926.
Koleksi ini sekarang ditempatkan benda-benda perunggu, seperti benda-benda keperluan untuk
meditasi dan barang-barang dari emas, seperti gelang, kalung, subang, anting-anting, rantai,
badong, jam, tempat cerutu dan masih banyak lagi.
Di samping koleksi tersebut, juga dipamerkan barang-barang ampilan upacara, seperti
sumbu (tempat sapu tangan), tempat sirih, kecohan/tempat meludah, dan lain-lain. Senjatasenjata kuna juga dipamerkan, seperti keris, tombak dan pedang. Selain itu, di dalam museum ini
juga terdapat almari besar dengan ukuran MN (Mangkunegaran) yang berisi pakaian-pakaian
yang dilapisi emas untuk tarian Bedhaya Srimpi dan Langendriyan. Semua koleksi tersebut

16

dipamerkan di museum ini dan sekarang dapat dilihat oleh umum, agar bangsa kita mendapatkan
rasa harga diri karena barang-barang tersebut adalah hasil karya bangsa kita sendiri.
Benda-Benda Koleksi
Aneka koleksi benda yang dipamerkan di dalam Museum Istana Mangkunegaran, antara
lain: Kereta (ada banyak peninggalan kereta yang buatan dari luar seperti London dan
Amsterdam, Kereta yang paling tua bernama Barouchet. Kereta ini mengalami perbaikan pada
tahun 1860 -1880. Sedangkan kereta yang paling besar dan mewah bernama Kyai Condroretno.
Kereta ini merupakan hadiah dari Deen Haag, Belanda dan pernah mengalami perbaikan pada
tahun 1850 1860. Kyai Condroretno pernah digunakan pada acara pernikahan Mangkunagoro
IX dengan istri pertamanya. Kereta yang ketiga bernama Landaulet yang merupakan hadiah dari
Amsterdam, Belanda. Pernah mengalami perbaikan pada tahun 1913. Kereta yang keempat
bernama Glaslaunder, hadiah dari Amsterdam, Belanda. Pernah mengalami perbaikan pada tahun
1890 1900. Dari keenam kereta tersebut, terdapat dua kereta yang sama, bernama Berline.
Merupakan hadiah dari London, Inggris dan pernah mengalami perbaikan pada tahun 1880
1900).
Arca Logam, Arca Batu, Peralatan dari logam, Senjata (pedang), Lukisan dan foto,
Topeng,Tanda Penghargaan, Pakaian Tari, mahkota penari (dimana ada syarat dan
ketentuannya, yaitu yang masih gadis, puasa 3 hari sebelum menari), Wayang Beber, Koleksi
Kristal (kebanyakan dari Eropa).

Banyak sekali peninggalan- peninggalan yang ada di Musim Mangkunegara selain yang tersebut
diatas benda peninggalan lain seperti uang logam, anting, gelang, badong (penutup kelamin
laki, bedong ada dua untuk laki- laki dan untuk perempuan. Dimana bedong ini yang boleh
memasangkan adalah sang istri, begitupun sebaliknya). Selain itu juga ada Asbak, Batok
Kelapa yang tidak bertunas dimana dipercaya sebagai keberuntungan, peralatan dapur
(peralatan masak), cangkir untuk teh dan kopi digunakan sebagai souvenir kerajaan.

17

Kereta dari Amsterdam(1913)

Kereta dari Amsterdam(1890-1900)

Halaman Pertama

Kereta dari London (1890-1900)

18

PEDANG

FOTO RAJA MANGKUNEGARA 9

FOTO ISTRI RAJA MANGKUNEGARA 9

19

GUA SELARONG

Gua Selarong adalah saksi sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dan laskarnya yang
digunakan sebagai markas gerilya melawan penjajahan Belanda. Dari area gua inilah Pangeran
Diponegoro menyusun taktik dan berdiskusi dengan para pengikutnya dalam upaya melakukan
serangan kepada Belanda. Tidak banyak benda peninggalan yang ada di Gua Selarong ini,
pertama kita masuk ke Gua selarong kita akan menjumpai sebuah patung Pangeran Diponegoro
di atas kuda dan juga peta lokasi tempat wisata tersebut. Selain terdapat patung Diponegoro di
atas kuda terdapat dua buah gua kecil di sebelah kanan dan kiri tangga. Gua yang berada di
sebelah kanan tangga bernama Gua Putri. Gua ini dahulu kala merupakan tempat beristirahat
Raden Ayu Ratnaningsih, istri Pangeran Diponegoro. Sedangkan di sebelah kiri tangga terdapat
gua bernama Gua Kakung atau berarti Gua laki-laki. Gua ini adalah tempat istirahat Pangeran
Diponegoro. Dua buah gua ini berukuran kecil, dengan tinggi dan kedalaman gua sekitar 1,5
meter. Lebar Gua Putri lebih panjang daripada Gua Kakung, yaitu sekitar tiga meter. Sedangkan
lebar Gua Kakung adalah sekitar dua meter. Masih di pelataran dua buah gua ini, Anda juga bisa

20

melihat pemandangan dari sebuah gardu pandang sekitar atau untuk melihat air terjun yang juga
berada di area obyek wisata tersebut.
Selain gua, Anda juga bisa mengunjungi sebuah sumber air yang bernama Sendang
Manik Maya. Untuk menuju sendang ini, Anda harus melewati jembatan kecil di atas kali kering
yang merupakan tempat mengalirnya limpahan air terjun di saat hujan. Selain itu Anda juga
harus berjalan kaki melewati jalan setapak sejauh kurang lebih 100 meter untuk sampai ke
sendang. Sendang ini diyakini sebagai sumber mata air abadi yang dahulu digunakan oleh
rombongan Pangeran Diponegoro untuk mandi dan bersuci. Tidak jauh dari Sendang Manik
Maya, terdapat sebuah sumber mata air lainnya yang dikenal dengan nama Sendang Umbul
Mulya. Sendang ini merupakan mata air untuk memasak dan mencuci.
Jadi, di Gua selarong ini terdapat empat peninggalan penting. Yang pertama adalah
Patung Diponegoto, Gua Putri, Gua Kakung dan Sumber mata air.

TANGGA MENUNU GUA SELARONG

21

22

SUMBER AIR DI GUA SELARONG

GUA PUTRI

GUA KAKUNG

KERATON YOGYAKARTA
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana
resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di
Kota Yogyakarta,daerah istimewa Yogyakarta. Kompleks
bangunan keraton masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan
dan rumah tangga istanahnya yang masih menjalankan tradisi
kesultanan hingga saat ini.
Keraton Yogyakarta yang berada di nol kilometer
dijantung kota ini, memiliki suasana khas budaya Jawa dengan
magnet utama bangunan yang sangat indah dan memiliki nilai
budaya yang sangat kental. Peninggalan-peninggalan yang sangat
terlihat yaitu bangunan dari Kerato Yogyakarta itu sendiri yang
tersusun secara konsentrik, seperti yang akan dijelaskan lebih
lanjut dibawah ini :
1. Lapis terluar
23

Dalam lapisan ini terdiri atas dua alun-alun selatan dan


alun-alun utara. Alun-alun utara dengan masjid Agung,
perkapalan, pegelaran, dan pasar. Sedangkan alun-alun
selatan terdiri dari kandang gajah Kepatihan yang
merupakan sarana birokrasi dan benteng sebagai sarana
pertahanan militer.
2. Lapis kedua
Lapis kedua ini terdidri atas Siti Hinggil yanga
merupakan halaman yang disebut juga pelataran yang
ditinggikan yang berada di sebelah utara dan selatan. Siti
Hinggil terdapat tempat yang dinamakan Bangsal Witana
dan Bangsal Maguntur Tangkil. Tempat ini digunakan
untuk upacara kenegaraan. Siti Hinggil Selatan sering
digunakan untuk kepentingan sultan yang bersifat pribadi
misalnya penyaksian latihan para prajurit hingga adu
macan dengan manusia atau banteng. Bagian terakhir dari
lapisan ini adalah Supit Urung / Pamengkang yang
merupakan jalan yang mengitari Siti Hinggil.
3. Lapis ketiga
Lapis ketiga Keraton Yogyakarta ini terdiri dari pelataran
Kemadhungan

Utara

dan

Selatan.

Pelataran

Kemadhungan digunakan untuk ruang transit menuju


ruang utama. Pada Pelataran Kemadhungan Utara
terdapat bangsal yang bernama Pancaniti dan pada
Pelataran

Kemadhungan

Selatan

terdapat

bangsal

Kemadhungan.
4. Lapis keempat
Lapis keempat ini terdiri atas Pelataran Sri Menganti dan
bangsal Sri Menganti yang dipergunakan untuk ruang
tunggu sebelum menghadap Raja. Di bangsal ini terdapat
bangsal Trajumas yang terletak di sisi utara pelataran
Kemagangan sedangkan bangsal Kemagangan berada di
sebelah selatan. Bangsal ini digunakan sebagai tempat
24

transit terakhir sebelum ke pusat istana.


5. Lapis terakhir
Lapis ini merupakan pusat konsentrik yang terdapat
pelataran Kedhaton. Tata ruang yang tersusun dari tratag,
pendopo, prigitan.
Selain bangunan dari Keraton Yoyakarta yang memang
sangat menarik peninggalan berupa benda-banda yang digunakan
oleh pada sultan keluarganya juga masih terawat dengan baik.
Benda-benda peninggalan juga banyak macamnya sehingga
dikelompok-kelompokkan

menjadi

beberapa

kategori.

Kelompok-kelompok peninggalan di Keraton Yogyakarta juga


ditaruh di musium-musium yang terdapat di Keraton Yogyakarta.
Museum Keraton ini mencakup beberapa museum yaitu,
1. Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Museum ini berisi benda koleksi peninggalan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, antara lain :
Meja kursi

Berbagai macam penghargaan berupa medali,


tanda jasa dan surat keputusan presiden RI
tentang penganugerahan pahlawan nasional
untuk Sultan
25

Foto-foto

26

Peralatan dapur dan memasak

Baju dan benda-benda lainnya

27

2. Museum Kristal
Pada museum ini menyimpan koleksi kristal
dan terbagi dalam 2 ruangan. Koleksi-koleksi
dari museum kristal sebagai berikut :
Berbagai macam koleksi guci

Berbagai hiasan

28

3. Museum Batik
Museum batik ini diresmikan pada tanggal 31
oktober

2005

Hamengkubuwono IX.

oleh

Sri

Sultan

Koleksi batik yang

dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri


Sultan Hamengkubuwono VIII dan IX serta
hibah dari pengusaha batik di Jogja. Namun
tidak semua batik di pamerkan sebab koleksi29

koleksi batik juga merupakan koleksi pribadi


Sultan.

Beberapa

koleksi

batik

yang

dipamerkan :

4. Museum Kereta
Museum ini terletak di jalan Rotowijayan.
Didalamnya menyimpan koleksi-koleksi kereta
kuda milik Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Museum kereta ini dirintis sejak pemerintahan
30

Kesultanan Sri Sultan Hamengkubuwono VII.


Koleksi kereta diantaranya masih ada yang
digunakan dalam upacara kebesaran Keraton.
Namun saat observasi kemarin museum kereta
tidak

kita

dikunjungi

sehingga

beberapa

peninggalan-peninggalan tidak bisa kita amati


dan kita ambil fotonya. Ada beberapa gambar
yang bisa diambil dari internet sebagai refrensi
yang perlu kita lihatkan gambarnya :

31

32

BENTENG VREDEBURG
Benteng Vredeburg merupakan sebuah bangunan peninggalan masa colonial
Belanda. Benteng tersebut telah berdiri sejak tahun 1760, dibangun atas
permintaan Belanda dengan dalih untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengku
Buwono I dan istananya. Benteng Vredeburg yang berarti benteng perdamaian,
semula bernama Rustenburg yang berarti benteng peristirahatan. Pada tahun 1992,
tepatnya tanggal 23 November secara resmi Museum Bekas Benteng Vredeburg
Yogyakarta menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) di lingkungan Dorektorat Jenderal
Kebudayaan Departemen Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor :
0475/0/1992, dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.
Koleksi merupakan bagian penting dari sebuah museum, Museum Benteng
Yogyakarta memiliki banyak koleksi menurut bentunya, yakni :
a. Bangunan
Koleksi bangunan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta meliputi bangunan
keseluruhan yang terdapat didalam kompleks museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta lengkap dengan pendukungnya. Bangunan-bangunan tersebut antara
lain :
1. Jembatan dan parit (bangunan A1)
2. Gerbang utama sebelah barat (bangunan B1)
3. Pintu gerbang sebelah timur (bangunan B2)
4. Gedung pengapit selatan (bangunan C1)
5. Gedung pengapit utara (bangunan C2)
6. Gedung barak prajurit barat (gedung D)
7. Gedung barak prajurit utara (gedung E)
8. Gedung fasilitas umum (bangunan F)
9. Gedung societet militaire (bangunan G)
10.Gedung pavilion (gedung H)
11.Gedung gudang mesiu (bangunan I)
12.Gedung gudang perlengkapan non militer / logistic (bangunan J)
13.Gedung dapur utara (gedung K1)
14.Gedung dapur selatan (gedung K2)
15.Gedung rumah tahanan / sel (gedung L1)
16.Gedung kamar mandi timur (gedung L2)
17.Gedung kamar mandi selatan (gedung L3)
18.Gedung perumahan perwira utara I (gedung M1)
19.Gedung perumahan perwira utara II (gedung M2)
20.Gedung perumahan perwira selatan I (gedung M3)
21.Gedung perumahan perwira selatan II (gedung M4)
22.Gedung gudang senjata ringan dan barak prajurit (gedung N1)
23.Gedung gudang senjata berat (gedung N2)
24.Gedung agung Benteng Vredeburg (bangunan P)
25.Gedung garasi (bangunan Q)
26.Gedung istal (kandang kuda) (gedung R)
33

27.Sumur (bangunan S)
28.Anjungan (bangunan O1-O3)

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tampak dari depan (setelah pemugaran).


(foto : dokumen kelompok, 28/05/2015)

Bangunan yang berda dalam kompleks Museum


Benteng

Vredeburg

bangunan

yang

Yogyakarta

bergaya

merupakan

indis

(setelah

pemugaran)
(foto :

koleksi kelompok, 28/5/2015)

b. Diorama peristiwa bersejarah


Secara
keseluruhan
diorama
yang
disajikan di Museum Bentang Vredeburg
Yogyakarta
menceritakan
peristiwaperistiwa bersejarah di Yogyakarta sejak
meletusnya Perang Diponegoro sampai
dengan masa Orde Baru yang divisualkan
34

dalam bentuk diorama


Pencanangan P4 (Pedoman Pelaksanaan Pengalaman
Pancasila) oleh Presiden Soeharto tahun 1974. Adegan tersebut diwujudkan dalam
55 buah diorama yang disajikan dalam 4 ruang pameran tetap.
Ruang diorama I menempati gedung perumahan pewira selatan I (gedung M3)
berjumlah 11 buah, ruang diorama II menempati gedung perumahan pewira utara I
dan II (atau geduung M1 dan gedung M2) sebanyak 19 buah, ruang diorama II
menempati gedung barak prajurit utara (atau gedung E) lantai I sebanyak 18 buah,
dan ruang diorama IV menempati gedung societet militaire (gedung G) lantai bawah
sebanyak 7 buah.`
c. Lukisan
Lukisan yang menjadi koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tidak sematamata dari segi keindahannya namun lebih didominasi dari aspek nila
kesejarahannya. Lukisan-lukisan tersebut mampu memberikan cerita (telling story)
tentang sebuah peristiwa sejarah dan nilai luhur kejuangannya. Judul dari lukisanlukisan yang disimpan dan menjadi koleksi Museum Bentang Vredeburg Yogyakarta
antara lain :
1. Pembangunan Kraton Mataram Di Kotagede
2. Penyerangan Sultan Agung Hanyakrakusuma Ke Batavia
3. Pembangunan Istanan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
4. Raden Ajeng Kartinni
5. Jenderal Soedirman
6. Ki Hadjar Dewantara
7. Pernyataan Negeri Ngayogyakarta
8. Pengibaran Merah Putih Di Gedung Agug
9. Dapur Umum Di Daerah Gerilya
10.Serangan Umum 1 Maret 1949
11.Perjuangan Dari Agresi Belanda I Sampai Degan Perjanjian Renville
12.Poster Drai Kedatangan Bangsa Barat Sampai Dengan Masa Orde Baru
d. Maket
Maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang dll) dalam tiga
dimensi dan skala kecil, biasanya dibuat dari kayu, tanah liat, dan sebagainya.
Maket yang menjadi koleksi Museum Bentang Vredeburg Yogyakarta antara lain :
1.
2.
3.
e.

Maket Balai Mataram Yogyakarta


Maket Senisono Yogyakarta
Maket Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Peta

Peta bernilai sejarah yang dimiliki oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
kebanyakan adalah peta interaktif, yang merupakan peta hasil interpretasi dari
sumber atau data literature. Kebanyakan peta-peta tersebut dibuat dengan bahan
fiberglass. Peta tersebut antara lain ;
35

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta

Wilayah Kekuasaan Sultan Agung


Penciutan Wilayah Mataram
Route Gerilya Pangsar Jenderal Soedirman
Route Konsolidasi Pasukan Wehrkreise III.
Pertempuran Ambarwa
Perlawanan Pangeran Dipeonegoro
Monument Monument Peristiwa Bersejarah Di Yogyakarta

f.

Miniatur

Miniatur adalah tiruan sesuatu dalam skala yang diperkecil. Miniatur yang menjadi
koleksi Museum Bentang Vredeburg Yogyakarta antara lain :
1. Miniatur Kepala Dagang Belanda Yang Mendarat Di Banten
2. Miniatur Pesawat Cureng Dan Guntei
3. Miniatur Kepanduan (Pandu Hizbul Wathan, Kepanduan Bangsa Indonesia,
Pandu Rakyat Dan Pramuka)
g. patung
Patung yang dimiliki oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan dijadikan
koleksi museum tersendiri dari patung utuh (dari kepala hingga kaki) dan patung
dada. Sedang bahannya ada yang terbuat dari perunggu, maupun fiberglass.
Adapun patung-patung yang koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara
lain :
1. Komodor Muda Udara Adisucipto
2. KRT. Tirta Kusuma
3. Dewi Sartika
4. Nti Ageng Serang
5. Ir. Soekarno
6. Drs. M.Hatta
7. Letjen Oerip Soemohardjo (Ukuran Life Size)
8. Pangsar Jenderal Soedirman (Ukuran Life Size)
9. Kol Inf. Anumerta Sugiyono
10.Brigjen Anumerta Katamso
11.Pangeran Diponegoro
12.Dr. Wahidin Sudirohusodo
13.Dr. Soetoomo
14.Ki Hajdjar Dewantara
15.Nyai Hadjar Dewantara
16.Kyai Haji Ahmad Dahlan
17.R.A Kartini Jenderal Ahmad Yani
18.Letjen R. Soprapto
19.Letjen S. Parman
20.Letjen Haryono Mt
21.Letjen Soetojo Siswomiharjo
22.Mayjen D.I Panjaitan
23.Kapten Piere Andreas Tendean
24.Brigadier Polisi Karel Sasuit Tubun
36

25.Jenderal Sudirman

Patung Abdurrahman Saleh : Ahli kedokteran,


perintis siaran Radio Republik Indonesia dan
penerbangan. Prof. Dr. Abdurrahman Saleh
menorehkan prestasi dan perjuangannya di
bidang kedokteran, radio, kepanduan dan
Angkatan Udara Republik Indonesia Rakyat
Indonesia. Rakyat Indonesia mengenang
kepergiannya pada tanggal 29 Juli 1947 ketika
pesawat
pengangkut
obat-obatan
yang
ditumpanginya bersama Adisutjipto dan Adisumarmo ditembak jatuh oleh pesawat
Belanda. Selain itu ia dikenal sebagai Bapak Fisiologi Kedokteran Indonesia.
Bersama
Radio
Republik
Indonesia,
ia
menggelorakan semangat sekali di udara tetap di
udara.
(foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

h. Benda-benda realia
koleksi benda-benda realia adalah benda-benda asli
(autentik) yang benar-benar menjadi saksi dan data
peristiwa sejarah yang terjadi. Maksudnya ketika
peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya terjadi,
benda-benda tersebut berperan langsung dalam
peristiwa tersebut. benda-benda tersebut terdiri
dari peralatan dapur, peralatan makan dan minum,
pakaian, senjata serta perlengkapan lainnya.
Berikut foto-foto benda realia :

kentongan dipasang dirumah pewira Sardio dan


menjadi sarana yang efektif dan efisien sebagai tanda
tentang situasi pada waktu itu.
( foto : dokumen kelompok, 28/05/2015)
37

Jam dinding

Mesin jahit : pernah dipakai oleh Kolonel T.B


Simatupang pada tahun 1948 1949 di
markas perjuangan Banaran, Banjarsari,
Samigaluh, Kulon Progo.
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

Lampu
gantung
:
sebagai
alat
penerangan ketika proses pembuatan
ORI
berlangsung
didusun
Kajor
Selopamioro, Imogiri, Bantul tahun
1948-1949
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

38

Sepedah : pada tahun 1949 sepedah


milik bapak Sosro Pernoto dipakai
sebagai sarana perjuangan tentara
pelajar / TP.
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

Peralatan Makan Bapak Sumardjono :


peralatan makan ini dipakai oleh para
pejuang pada saat menginap di rumah
keluarga Bapak Sumardjono.
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

Pedang Siswo Pawiri : diperoleh ketika bapak


Siswo Pawiro ikut aktif dalam pelucutan
senjata Jepang di Yogyakarrta pada tahun
1945-1946
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

39

Mata Uang Jepang : digunakan sebagai alat pembayaran yang sah pada
kependudukan Jepang tanggal 8 Maret 1942.
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

Peralatan Kedokteran ; digunakan oleh bagian lab ilmu fakultas kedokteran UGM.
Peralatan ini juga digunakan untuk memutar film-film documenter tentang ilmu
kedokteran bagi mahasiswa kedokteran.

Mesin cetak Heidelberg : untuk mencetak


Koran
yang
mampu
mencetak
1000
eksemplar setiap jamannya. Merupakan
mesin cetak paling bergengsi pada masa itu.

Meja MA (Militer Akademi) : merupakan


meja yang dipergunakan oleh siswa
militer akademi Jogja.
( foto : koleksi kelompok, 28/05/2015)

40

i.

Benda replika

Benda replika adalah benda tiruan. Yaitu


dengan ukuran sama 1:1 bisa dengan
bahan sama maupun beda. Ada
beberapa koleksi replika yang disimpan
di
Museum
Benteng
Vredeburg
Yogyakarta, antara lain :
1. Replika Meriam Hasil Temuan
Ketika Dilakukan Ekskavasi Di
2.
3.
4.
5.

Komplek Bangunan Benteng Vredeburg


Replika Senjata Lantakan, Granat Gombyok, Dan Senjata VOC Laras Pendek.
Replika Pakaian Jaman Perjuangan Yang Biasa Dipakai Pada Masa
Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1949
Replika Wayang Diponegoro Yang Mingisahkan Tentanng Perang Diponegoro
Tahun 1825-1830
Replika Lambang Organisasi Maupun Kesatuan Bersenjata.

j. foto
koleksi foto mendominasi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Dari foto-fotoi
tersebut ada yang dibuat duratran, yaitu foto yang tembus caya yang dalam
penyajiannya dibelakang gambar dieri lampu, dengan demikian gambar akan

kelihatan bagus. Koleksi fpoto


tersebut antara lain :

41

1. Foto-Foto Raja-Raja Nusantara Sekitar Awal Abad 18


2. Foto-Foto Masa Pergerakan Nasional 1908-1942
3. Foto-Fot Masa Pendudukan Jepnang 1942-1945
4. Foto-Foto Masa Awal Kemerdekaan 1945-1946
5. Foto-Foto Masa Revolusi Fisik 1947-1949
6. Foto-Foto Masa Pergolakan Di Daerah 1950-1959
7. Foto-Foto Masa Orde Lama 1959-1966
8. Foto-Foto Masa Orde Baru 1967-1998
9. Foto-Foto Masa Reformasi 1998-Sekarang
10.Foto-Foto Nuansa Lama Yogyakarta Temo Dulu
11.Foto-Foto Lama Benteng Vredeburg Dan Sekitarnya

42

Anda mungkin juga menyukai