SGD 4
Defenisi Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang mengenai
sistem saraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin yaitu neurotoksin yang
dihasilkan olehClostridium tetani.
Etiologi Tetanus
Clostridium tetani adalah organisme obligat
anaerob, batang gram positif, bergerak, ukurannya
kurang lebih 0,4 x 6 m.
Sporanya tahan desinfektan kimia, pemanasan dan
pengeringan. Dapat menjadi bentuk vegetatif
dalam suasana anaerobik.
Toksin saat bentuk vegetatif :
Tetanolisin dalam percobaan dapat menghancurkan sel
darah kondisi lokal optimal guna berkembangnya
bakteri.
Tetanospasmin bekerja pada ujung saraf otot dan sistem
saraf pusat yang menyebabkan spasme otot dan kejang.
Etiologi Tetanus
Toksin yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani menyebar dengan
cara :
1.Masuk ke dalam otot
Toksin masuk ke dalam otot yang terletak dibawah atau sekitar luka,
kemudian ke otot-otot sekitarnya dan secara ascenden ke SSP.
Patofisiologi Tetanus
Otitis media atau gigi berlubang dapat
dianggap sebagaiport dentre bila tidak
dijumpai luka tempat masuknya kuman
tetanus.
Bentuk spora akan berubah menjadi bentuk
vegetatif bila lingkungannya memungkinkan
untuk perubahan bentuk tersebut dan
kemudian mengeluarkan ekotoksin.
Kuman tetanusnya sendiri tetap tinggal di
daerah luka, tidak ada penyebaran kuman.
Patofisiologi Tetanus
Gejalanya : kekakuan dan spasme yang menetap disertai sakit otot disekitar atau
proksimal luka.
Tetanus sefal
Disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau otitis media kronis. Gejalanya :
trismus, disfagia dan disfungsi nervus kranial.
Tetanus umum
Gejala : trismus, iritable, kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan perut
(opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai. Kejang dapat terjadi
dengan rangsangan sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
Tetanus neonatorum
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali pusat,
karena tehnik pemotongan tali pusat yang aseptik dan ibu yang tidak mendapat
imunisasi yang adekuat. Gejala : ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan,
irritable diikuti oleh kekakuan dan spasme.
Diagnosis Tetanus
Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat
imunisasi:
Adanya riwayat luka yang terkontaminasi
Imunisasi tidak lengkap
Trismus, disfagia, rhisus sardonikus, kekakuan pada leher, punggung,
dan otot perut (opisthotonus)
Pada tetanus neonatorum keluhan awal berupa tidak bisa menetek
Kesadaran tetap baik.
Temuan laboratorium :
Lekositosis ringan
Diagnosa banding
Diagnosis banding Penyakit-penyakit yang menyerupai
gejala tetanus adalah
- Meningitis bakterialis
- Rabies
- Poliomielitis
- Epilepsi
- Keracunan striknin
- Sindrom Shiffman
- Efek samping fenotiazin
- Peritonsiler abses
Komplikasi Tetanus
1.Komplikasi tetanus yang sering terjadi adalah pneumonia,
bronkopneumonia dan sepsis.
2.Komplikasi pada sistem respirasi antara lain :
Spasme laring atau faring menyebabkan hipoksia dan kerusakan
otak.
Spasme saluran nafas atas menyebabkan aspirasi pneumonia
atau atelektasis.
Penatalaksanaan Tetanus
Pemberian antitoksin tetanus
ATS dewasa : 10.000 20.000 IU IM
anak anak : 10.000 IU IM
Penatalaksanaan luka
Eksisi dan debridemen luka yang dicurigai harus segera
dikerjakan 1 jam setelah terapi sera (pemberian antitoksin
tetanus).
Luka dibiarkan terbuka untuk mencegah keadaan anaerob.
Pemberian antibiotika
Penisilin dewasa : 1,2 juta IU/8 jam IM, selama 5 hari,
anak anak adalah sebesar 50.000 IU/kg BB/hari, hingga 3
hari bebas panas.
Penatalaksanaan Tetanus
Penanggulangan kejang
Diberikan obat antikejang atau pelemas otot
(muscle
relaxant),
misal
diazepam
atau
fenobarbital
Perawatan penunjang
Tirah baring, diet per sonde, dengan asupan
sebesar 200 kalori / hari untuk orang dewasa, dan
sebesar 100 kalori/kg BB/hari untuk anak anak,dll
Pencegahan komplikasi
Defenisi Kejang
Adalah suatu kondisi saat otot tubuh
mengalami kontraksi peregangan
dengan sangat cepat sehingga
membentuk
gerakan
yang
tak
terkendali akibat dari suatu kondisi
patologik tertentu, seperti perubahan
keseimbangan
asam
basa
dan
elektrolit.
Patofisiologi Kejang
Di
tingkat
membran
sel,
fokus
kejang
memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi,
temasuk yang berikut :
1.
2.
3.
neurotransmitter
asam
Penatalaksanaan Kejang
Jenis Obat
Fenobarbital
(Luminal)
3 x 100 mg IM
Klorpromazin
(Largactil)
3 x 25 mg IM
Diazepam
(Valium)
3 x 10 mg IM
Klorhidrat
Algoritma Penatalaksanaan
Kejang