Anda di halaman 1dari 10

http://iinparlina.wordpress.

com/2009/06/12/about-nutrisi-buat-bakteri-pengolahan-limbah/
12 Juni 2009
Diakses 28 Mei 2012

NUTRISI BAKTERI PENGOLAH LIMBAH


Efisiensi proses menyingkirkan polutan bergantung pada interaksi 3 faktor: organisme,
polutan, dan lingkungan. Untuk membuang polutan yang tersedia sebagai nutrisi secara
efisien, organisme harus tumbuh di dalam lingjungan dengan nutrisi, temperatur, pH , dan
intensitas pencampuran di dalam kesetimbangan. Medium tempatnya tumbuh harus
memiliki sumber karbon yang cukup, sumber energi yang cukup, dan suplai ample dari
nutrisi anorganik, serta dalam beberapa kasus dibutuhkan pula sumber nutrisi organik.
Tanpa lingkungan pertumbuhan yang cukup baik dan kesetimbangan kondisi nutrisi,
efisiensi pengolahan limbah yang dari konversi yang kurang sempurna dari sumber organik
dan anorganik menjadi produk dan penghilangan padatan tersuspensi yang tdk efisien.
Dalam beberapa kasus, operator harus dapat mengenali kondisi yang akan menyebabkan
kegagalan proses.
Komposisi sel:
Sel terdiri dari 70-90% air, dan 10-30% berat material kering. Material kering terdiri dari
70-95% bahan organik dan 5-30% bahan inorganik. Karbon, oksigen, nitrogen, dan hidrogen
menjadi pengisi bahan inorganik sebanyak 92% . komposisi sel bakteri bervariasi
berdasarkan tipe bakteri dan kondisi pertumbuhan seperti konsentrasi berbagai nutrisi,
temperatur, pH , intensitas pencampuran, dan tahapan pertumbuhan bakteri itu sendiri.
Oleh karena terdapat elemen yang tidak lebih penting secara kuantitatuf, fraksi organik
dalam biomassa diasumsikan terdiri dario karbon, oksigen, nitrogen, dan hidrogen. Fraksi
organik dari lumpur aktif rata-rata terdiri dari 49.2% karbon, 34.6% oksigen, 8.8%nitrogen,
dan 7.4% hidrogen, dengan variasi yang bergantung faktor yang sebelumnya telah
disebutkan.
limbah domestik dapat didefinisikan menjadi C10H19O3N, limbah lemak C8H16O, dan limbah
karbohidrat C6H12O6, limbah protein sbagai C16H24O5N4. persamaan 3.1 dapat dituliskan untuk
perubahan limbah cair domestik dalam sintesis sel yang memiliki komposisi C 5H7O3N.
C10H19O3N + 3.625 O2 + 0.774NH4+ + 0.775 HCO3 1.775 C5H7O2N + 1.9 CO2 + 5.225 H2O

Komposisi unsure dalam biomassa dapat juga diperoleh dari kondisi defisit nutrisi yang
terjadi.
Komposisi biokimia sel
Prekursor inorganik seperti amonia (NH3), ortoposfat (PO43-), Sulfida (HS-), air, dan nutrisi
lain yang diambil dari sel dan disintesis pertama kali menjadi building block yang disebut
monomer. Nutrisi lain harus dibuat atau direduksi dengan menggunakan tingkat oksidasi
atau reduksi yang setara dengan unsur yang hadir dalam monomer sebelum digunakan
dalam biosintesis. Nutrisi ini meliputi karbondioksida (CO2), nitrat (NO3-), nitrit (NO2-),
nitrogen, sulfat, unsur belerang (S), dan tiosulfat (S2O32-). CO2 dapat direduksi dengan
level oksidasi yang sama sebagai karbohidrat atau lebih rendah seperti NO3-, NO2-, dan N2
menjadi senyawa golongan amino (-NH2); dan SO42-, S, dan S2O32- menjadi senyawa
golongan sulfhidril.
Molekul-molekul besar yang disuplai sebagai protein, polisakarida, dan lipid harus dipecah
terlebih dulu menjadi senyawa yang lebih kecil dan senyawa inorganik yang disintesis
menjadi monomernya. Nutrisi yang lain pun sama, harus disuplai sebagai senyawa dengan
molekul yang cukup sederhana seperti asam amino, purin, atau pirimidin, dan vitamin
karena senyawa-snyawa ini tak dapat disintesis oleh beberapa organisme.
Terdapat 4 kelas monomer yang penting yaitu: asam amino, gula sederhana, asam lemak,
dan nukleotida yang kemudian akan disintesis sel menjadi molekul yang lebih besar
Bentuk dan Fungsi Nutrisi dalam Metabolisme Bakterial
Ketika makromolekul-maromoekul dibentuk, mereka dirakit menjadi senyawa yang
memiliki struktur yang lebih rumit seperti penyususn dinding sel, membrane, ribosom, dan
kromososm yang dibentuk menjadi sel dan organel.
Temperature memiliki pengaruh yang cukup signifkan dalam komposisi sel. Ketika
kanduungan RNA dalam sel bertambah karena pengurangan temperature, kandungan DNA
dalam sel hamper constant.
Bentuk dan fungsi nutrisi dalam metabolism bacteria.
Senyawa-senyawa yang diambil dari lingkungan dibawa dengan menggunakan dua
mekanisme aktifitas metaolisme.: produksi energy (bioenergetka) dan embuatan sel baru
dari bahan material sel (biosintesis).organisme memproduks eneri berbantukan cahaya,

bahan organic dan inorganic. Bahan inrganik yang teribat dalam pembuatan energy
tersebut, misalnya ammonium, nitrit, sulfide, unsure belerang, thiosulfat, dan ion ferro.
Senyawa-senyawa ini diksidasi dan energy dileaskan selama oksidasai dan digunakan untuk
pertahanan sel seperti sintesis ahan baku pembuatan sel yang baru, dan pergerakan sel
jika sel termasuk ke dalam jenis sel yang motil.
Karbon
Merupkan unsure utama dalam pembentukan sel baru selama biosintesis karbon
merupakan sumber dari bebagai senyawa organic seperti asam amino, asam lemak, gula,
basa nitrogen senyawa-senyawa aromatic, dan berbaga substansi organic lainnya, serta
karbon dioksida. Selama proses biosintesis dari senyawa organic sebagian karbon
diekskresikan dari sel, baik sebagai karbo dioksida, maupun produk limbah organic. Karbon
dioksida, pada gilirannya digunakan oleh bakteri autotrof maupun jenis baktei lainnya
sebagai sumber karbon utama dalam pembentukan sel. Ini diperoleh dari
lingkunganakuatik dari sel bakteri bukan dari udara.
Oksigen dan hydrogen
Osksigen dan hisrogen adalah juga bahan utama pembuatan sel. Adapun sumbernya dapat
berasa dari molekul oksigen dan molekul air, dan senyawa-senyawa organic. Oksigen
sebagai akseptor electron, digunakan sebgai dasar klasifikasi organism, yaitu aerob dan
anaerob. Obligat aerob tidak dapat tumbuh tanpa oksigen, sementara obliigat anaerob
justru akan terbunuh dengan adanya iksigen.
Anaerob aerotolerant dapat mentoleransi oksigen kadar rendah tanpa terjadinya kerugian
besar pada organisme. Mikroaerofilik adalah organism yang tumbuh pada level oksigen
rendah pula, sedangkan organism fakultatif dapat tumbuh pada kondisi hadirnya oksigen
maupun ketidakhadiran oksigen.
Nitrogen
Nitrogen memeiliki komposisi sebesar 14% dari keseluruhan bahan pembangun sel. Dan
merupakan konstituen utama dari protein dan asam nukleat dari sel. Nitrogen juga
ditemukan di dalam peptidoglikan, dinding sel sebagian besar bakteri. Nitrogen terdapat
di alam dalam bentuk s senyawa organic dan senyawa inorganic. Bentuk organic nitrogen
misalnya asam amino, dan basa nitrogen, serta produk mineralisasi dari organism yang

telah mati. Nitrogen organic dalam limbah cair secara parsial tersedia untuk digunakan
sebagai suber makanan.
Nitrogen inorganic dapat digunakan dalam bentuk gas nitrogen, ammonia-nirogen
(NH3+NH4+), nirit, dan nitrat. gas nitrogen diperoleh dari udara yang diperoleh melalui
proses fiksasi nitrogen, Azotobacter, Bacillus, cyanobakteri, Clostridium, dan Rhodobacter.
Dalam proses fiksasi, gas nitrogen pertama direduksi menjadi ammonium (NH 4+), dan
kemudian dikonversi menjadi nitrogen organic. Ammonia-nitrogen dapat ditemukan dala
limbah organic sebagai ammonia yang dapat dibentuk melalui proses unionisasi gas
nitrogen atau ion ammonium:
NH3 + H2O NH4+ + OHIon ammonium memeiliki Ph di bawah 9 dan ammonia memiliki Ph dia atas 9.7. ion
ammonium adalah bentuk nitrogen inorganic ion yang selalu paling siap digunakan karena
tidak membutuhkan reaksi oksidasi-reduksi, atom nitrogen ion ammonium terdapat pada
derajat oksidasi yang sama dengan nitrogen dalam asam amino, purin, dan pirimidin.
Asam amino merupakan precursor untk protein, purin, pirimidin yang merupakan precursor
bagi pembentukan nukleotida. Ion ammonium dapat diasimilasi oleh mikroorganisme
melalui tiga reaksi yaitu aminasi yang berisi pembentukan grup asam amino dari asam
glutamate, asparagin, dan glutamine. Banyak bakteri menggunakan nitrit dan nitrat
sebagai satu-satunya sumber nitrogen. Proses reduksi ini dikenal sebagi proses reduksi
asimilasi nitrat, yang membutuhkan energy. Organism yang membutuhkan energy dari
sumber lain seperti proses oksidasi senyawa organic harus menggunakan energy yang lebih
besar ketika nitrat atau nitrit yang tersedia sebagai stu-satunya sumber nitrogen jika
dibandingkan dengan ketika nitrogen tersedia. Hasilnya adalah perolehan biomassa yang
lebih rendah daripada biomassa yang diperoleh dari proses nitrogen yang bersumber dari
ammonia-nitrogen.
Fosfor
Kandungan fosfor dalam sel kering adalah sekitar 3% massa. Kompenen selular
mengandung senyawa fosfor berenergi tinggi yang disebut Adenosin Triphosfat (ATP) dan
adenosine diphosfat (ADP), nukleotida seperti nikotinamida adenine dinukleotida (NAD),
dan flavin adenine dinukleotida (FAD), asam nukleat, dan phosfolipid. Phosphor tersedia di
alam dalam bentuk garam phosfat dari kalsium, besi, aluminium phosfat dan turunan
organic dan inorganic lainnya. Phosfat inorganic meliputi orthophosfat yang bersifat
mudah larut dalam air, serta poliphosfat dan metaphosfat yang keduanya relative tidak

mudah larut. Poliphosfat dihidrolisis dalam larutan akan menghasilkan orthophosfat.


Kebanyakan phosfat inorganic tidak dapat digunakan sebelum dipecah, melepaskan organic
phosfat bebas dengan menggunakan enzim phosfatase.
Sulfur
Sulfur memeiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan asam amino sistein dan
metionin yang di dalam keduanya terdapat unsure sulfur. Sulfur juga hadir dalam sejumlah
vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan. Sulfur terdapat di alam dalam berbagai
bentuk seperti: sulfuhidril (R-SH), sulfide (HS-), unsur sulfur (S), dan sulfat (SO42-)
Bahan makanan yang lain
Karbon, oksigen, nitrogen, hydrogen, phosphor, dan sulfur dibutuhkan untuk sintesis sel
secara makromolekul. Terdapat elemen yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi tiga
tugas berikut: activator enzim atau koenzim atau kofaktor logam, mentransfer electron
dalam reaksi oksidasi reduksi, dan pengaturan tekanan osmososis.
Kalium dibuthkan untuk mengaktivasi enzim dalam berbagai proses sintesis protein,
mempertahankan tekanan osmosis dan mengatur Ph. Magnesium mengaktivasi berbagai
enzim terutama yang berkaitan dengan transfer phosfat, mengikat enzim dengan substrat
masing-masing, dan merupakan bahan pembentuk klorofil serta terdapat dalam dinding
sel, membrane, ribososm, dan ester phosfat. Kalsium adalah kofaktor untuk enzim
bernama proteinase yang terdapat dalam dinding sel, tempat di mana terdapat integritas
struktur, dalam endospora bakteri dorman sebagai kalsium-dipokolinat, yang akan
menambah hambatan panas dari spora. Natrium dibuthkan dalam pertumbuhan terutama
di wilayah laut, dan lingkungan bergaram, serta hasil produksi bakteri methane. Klorin
penting sebagai anion dalam sel, besi penting sebagai sejumlah enzim seperti enzim
transport electron dalam respirasi protein besi- sulfur dan sitokrom. Besi dalam alam yang
berupa ion Ferri (Fe 3+), ion Ferro (Fe 2+), dan bentuk senyawa organic besi, bentuk ion ferri
berada dalam kondisi aerob dan berfungsi mereduksi bentuk ferro yang ditemukan dalam
kondisi anaerob. Kobalt diperlukan untuk membentuk vitamin B12 dan seng essensial untuk
aktifitas berbagai enzim seperti karbonik anhidrase, alcohol dehidrogenase, dan
polymerase RNA-DNA. Molibdenum memeiliki fungsi dalam mengasimilasi reduksi nitrat
dan resuksi nitrogen. Tembaga memiliki fungsi yang hamper sama dengan besi yaitu dalam
respirasi, sebagai sitokrom oksidase. Mangan berfungsi sebagai activator dalam enzim
tertentu yang berfungsi dalam proses detoksifikasi racun menjadi oksigen,. Nikel

berfungsi sebagai bahan penyusun enzim hidrogenase yang berfungsi menangkap hydrogen.
Tungsten dan Selenium merupakan bagian enzim yang berfungsi dalam metabolism format.
Asam amino, purin, pirimidin, dan vitamin
Asam amino, purin, pirimidin, tersedia sebagai bahan nutrisi untuk organism yang tak
mampu mensintesis bahan ini sendiri. Ketiganya berfungsi sebagai precursor dalam
building blok dan bahan penyusun berbagai senyawa organic dalam pembangun sel.
Vitamin merupakan senyawa organic yang berfungsi sebagai bukan sumber energy maupun
building blok dari makromolekul melainkan sebagai bagian dari enzim baik itu berupa
koenzim maupun grup proshetik yang merupakan katalis dari berbagai macam reaksi
biologis.
Transportasi Bahan Makanan
Senyawa-senyawa yang memiliki ukuran molekul yang cukup besar dipecah terlebih dulu
sebelum ditransportasikan dengan menggunakan aktifitas ekstraseluler (di luar sel) dari
enzim yang disebut eksoenzim yang diproduksi di dalam sel dan disekresikan melalui
membrane sel untuk bertugas memecah molekul besar.
Adapun mekanisme transportasi yang dapat dilakukan adalah dengan transport aktif dan
transport pasif. Transport pasif merupakan mekanisme transportasi yang tidak memerlukan
energy dari sel untuk mendorong nutrisi masuk ke dalam sel. Yang termasuk ke dalam
transport pasif adalah difusi sederhana dan difusi terfasilitasi. Difusi sederhana terjadi
pada membrane semipermabel secara langsung berdasarkan driving force berupa
perbedaan konsentrasi yaitu pergerakan nutrisi di luar sel yang berkonsentrasi tinggi ke
dalam sel yang memiliki konsentrasi nutrisi rendah. Sedangkan difusi terfasilitasi adalah
difusi yang menggunakan fasilitas pergerakan tanpa energy yang berupa protein pembawa
atau permease. Protein pembawa adalah protein spesifik terhadap satu atau beberapa
jenis protein tertentu yang akan mengikat nutrisi tersebut dan membawanya ke dalam sel.
Transport aktif, merupakan mekanisme transportasi yang melibatkan kombinasi antara
protein pembawa dengan energy karena terjadi perlawanan terhadap gradient konsentrasi
sehingga diperlukan beberapa mekanisme kimiawi seperti pelibatan phosfat berenergi
tinggi berupa ATP, dan lainnya.
Sumber Nutrisi yang Terdapat dalam Limbah Cair

Karbon, oksigen, dan hydrogen terdapat dalam berbagai senyawa organic yang menjadi
bagian dari limbah cair, misalnya dalam limbah domestic, limbah komersial, limbah
industry, dan limbah pertanian dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak, minyak dan
pelumas. Bahan ini juga ditemukan dalam bentuk inorganiknya. Karbon ditemukan dalam
bentuk utama seperti bikarbonat, asam karbonat, dan karbonat. Oksigen tersedia dalam
bentuk oksigen terlarut, air, dan bikarbonat. Sementara hydrogen tersedia dalam bentuk
gas dan air.
Senyawa nitrogen dalam limbah cair tersedia dalam bentuk organic (urea) dan inorganic
(ammonia, nitrit, dan nitrat). Senyawa phosfat dalam limbah cair tersedia dalam bentuk
orthophosfat (PO43-, HPO42-, H2PO4-, H3PO4)dan phosfat organic. Phosfat organic dikonversi
menjadi orthophosfat melalui reaksi hidrolisis, oksidasi, dan polimerisasi. Sumber utama
senyawa phosfat dari limbah cair adalah limbah manusia dan limbah deterjen. Bahan kimia
mengandung senyawa phosfat kadang digunakan untuk mengendalikan korosi dan
pembentukan kerak yang terjadi dalam sistem perpipaan.
Senyawa belerang terdapat dalam limbah domestic, komersial, dan industry berupa
senyawa sulfide, sulfat, sulfit, dan sulfur organic (berupa merkaptan, thioester, dan
disulfide). Nutrisi lain dalam limbah organic misalnya kalium, magnesium, sodium,
kalsium, mangan, seng, tembaga, klorida, nikel, selenium, kobalt, selenium terpat dalam
limbah domestic, limbah bahan kimia dalam perpipaan air, limbah industry, limbah hasil
irigasi, infiltrasi sumur, dan air bawah tanah.
Kebutuhan Nutrisi dalam pengolahan limbah secara biologi
Untuk menunjang seluruh sistem kehidupan mikroba mulai dari energi maupun makanan,
maka nutrisi yang diperlukan harus dalam keadaan dengan jumlah yang cukup penelitian
terakhir menyebutkan, untuk mencukupi kebutuhan senyawa nutrisi selama 5 hari,
dibutuhkan nutrisi dengan perbandingan BOD5: N: P sebesar 100:5:1 untuk memperoleh
pengolahan limbah yang efisien. Rasio ini dapat bertambah seiring dengan pertambahan
usia sludge. Nitrogen dan Phosfor yang dibutuhkan akan berkurang pada pertambahan
sludge karena jumlah sel yang dihasilkan lebih sedikit pada usia sludge yang cukup lama.
Proses anaerob pada umumnya digunakan untuk menstabilisasi lumpur limbah cair dan
lumpur limbah teraktifkan, baik itu diasumsikan mengandung nutrisi yang cukup untuk
mendukung proses stabilisasi anaerob.

Namun, jumlah sel yang baru yang dihasilkan dalam proses anaerob lebih sedikit daripada
yang dihasilkan melalui proses aerob, lebih sedikit jumlah nitrogen dan phosphor yang
dibutuhkan untuk membangun sel baru. Dengan kata lain, proses anaerob membutuhkan
jumlah nitrogen dan phosphor yang jauh lebih sedikit. Proses anaerob memiliki koefisien
perolehan karena sebagian besar energy dalam substrat, hilang dari sistem sebagai
metana, dengan energy yang lebih sedikit yang tersedia untuk sintesis sel baru daripada
proses anaerob.
Defisiensi nutrisi
Defisiensi nutrisi dapat terjadi dan dapat menimbulkan konversi yang kurang sempurna
dari substansi organic maupun inorganic menjadi produk. Selain itu, hal inio akan
menyebabkan ketiideakefisienan dalam menyingkirkan padatan tersuspensi.
Sludge bulking
Peristiwa ini terjadi ketika organism berfilamen jumlahnya sangat berlebih, lumpur aktif
tidak dapat mengendap saat melalui klarifier sehingga proses akan menjadi terganggu.
Kondisi seperti ini disebut sludge bulking. Proses fisika, kimia, dan biologi dapat terjadi
sebelum pengolahan limbah secara biologi dilakukan sehingga konsentrasi nutrisi yang
akan diproses dapat berkurang.
Sludge Foaming
Defisiensi nutrisi tidak hanya diakibatkan oleh berlebihnya pertumbuhan organism
berfilamen, tetapi juga karena aktifitas busa dari lumpur atau disebut sludge foaming.
Sludge foaming ini dapat disebabkan mikroorganisme seperti Microtrhrix Parvicella yang
kekurangan nutrisi. Adapun penyelesaiannya adalah dengan menambahkan vitamin
misalnya asam folat kedalam lumpur sekunder yang secara signifikan dapat mengurangi
keberadaan organismeMicrotrhrix Parvicella tersebut.
Penambahan Nutrisi
Tingginya nilai BOD dalam limbah dan deteriorasi dari karakteristik limbah lumpur aktif
dapat mengurangi nutrisi dalam limbah, sedangkan untuk menyelenggarakan proses yang
memadai dibutuhkan nutrisi memadai pula yang dapat membuat mikroorganisme dapat
hidup secara optimum. Jika defisiensi nutrisi terjadi, jumlah sebagian partikel nutrisi
harus segera didefinisikan jumlahnya dan diketahui di mana kekaurangannya untuk

selanjutnya dilakukan tindakan berupa penambahan nutrisi atau yang dikenal sebagai
nutrient addition atau penambahan nutrisi.
Dosis Nutrisi pada Basis Rasio Influent BOD terhadap massa Nutrisi
Adapun jumlah nutrisi yang ditambahkan diketahui dengan mengurangkan jumlah nutrient
yang dibutuhkan dengan jumlah nutrient yang tersedia.
Jumlah Oksigen yang dibuthkan oleh mikroorganisme
Oksigen yang dibutuhkan organisme dapat didefinisikan dari persamaan pertumbuhan yang
dituliskan sebagai oksidasi substrat dan sintesis material sel baru. Oksigen yang dibutuhkan
untuk proses lumpur aktif tanpa nitrifikasi dapat didefinisikan dari jumlah substrat
berkarbonat yang dioksiodasi per hari.
Nutrisi berlebih
Kelebihan input nutrisi dalam limbah juga dapat mempengaruhi lingkungan secara
signifikan. Jumlah karbon berlebih misalnya, dapat mengurangi oksigen terlarut dalam
sistem air tempat limbah secara keseluruhan, membunuh organism makro seperti ikan.
Tingginya konsentrasi nitrogen dan phosphor yang masuk ke dalam sistem sungai akan
menyebabkan sungai mengalami overfertilisasi atau terlalu subur sehingga menyebabkan
timbulnya eutrofikasi dan blooming alga yang akan menyebabkan efek ikutan yang juga
mengganggu lingkungan. Konsentrasi nitrat berlebih juga dapat menimbulkan
methemoglobinemia, yaitu sejenis penyakit kerusakan darah bayi yang kurang dari usia 3
tahun. Nitrit berlebih yang masuk ke dalam usus manusia dapat bereaksi dengan amina
menghasilkan nitroamina yang bersifat karsinogenik. Selain itu, sulfide berlebih juga
menyebabkan bau di plant pengolahan, bersifat toksik, edema, aprea, dan sampai
kematian. Nutrisi berlebih lainnya juga menimbulkan efek yang merugikan baik untuk
lingkungan maupun untuk manusia.
Penyingkiran Karbon
Proses biologi digunakan untuk menyingkirkan karbon organic dalam bentuk koloid maupun
tersuspensi. Dalam proses, karbon organic dikonversi manjadi gas terutama karbon
dioksida. Proses pengolahan biologi dapat menyingkirkan 80-95% dari influent BOD 5.Adapun
proses yang dapat dilakukan misalnya pengendpan, filtrasi, transfer gas, adsorpsi,
pertukaran ion, fotosintesis, fotooksidasi, dan lain-lain

Penyingkiran Nitrogen
Proses penyingkiran nitrogen secara biologis misalnya dengan menyingkirkan alga secara
manual, assimilasi bakteri, dan pengolahan alami. Proses-proses ini membutuhkan sumber
karbon untuk ditambahkan ke dalam sistem.
Penyingkiran Phosfor
Penyingkiran Phosfor dilakukan dengan menyelenggarakan metabolism organism yang
disebut sebagai luxury uptake misalnya Acinetobacter, Pseudomonas, dan Moraxella.
Factor yang berpengaruh terhadap Penyingkiran Phosfor adalah komposisi dan konsentrasi
substrat, konsentrasi nitrit dan sulfide, serta tingkat DO (kadar Oksigen terlarutkan).
Penyingkiran Element Minor
Penyingkiran Element Minor dilakukan dengan pengambilan secara biologi dan adsorpsi

Anda mungkin juga menyukai