Anda di halaman 1dari 75

TRANSFORMASI SISTEM MANAJEMEN SDM KE

DALAM UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL


NEGARA (UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN
2014)
ACHMAD SANUSI
KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

OUTLINE
1 LATAR BELAKANG
POKOK-POKOK SUBSTANSI
2
UU ASN
3 PENUTUP

1 LATAR BELAKANG

PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI


1. KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PNS MASIH
DIPANDANG RENDAH
2. TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT YANG
SEMAKIN MENURUN
3. MENINGKATNYA KORUPSI DI PEMERINTAHAN
4. PELAYANAN PUBLIK YANG BELUM MEMUASKAN
MASYARAKAT
5. KEMUDAHAN BEKERJA DAN BERUSAHA YANG
MASIH RENDAH
6. MEROSOTNYA NILAI-NILAI MORALITAS DAN
SOSIAL
7. POLITISASI DAN KOOPTASI BIROKRASI MASIH
TERJADI DALAM PEMERINTAHAN

BIROKRASI INDONESIA

Panjang, Berbelit dan Mahal

MANAJEMEN SDM DAN PERMASALAHANNYA

1.Perencanaan Pegawai
2.Pengadaan Pegawai (rekruitmen,
seleksi)
3.Penempatan dalam jabatan
(fungsional, struktural)
4.Penyusunan Pola Karier Pegawai
5.Pengelolaan kinerja pegawai
6.Pengembangan kualitas pegawai
7.Penegakan Disiplin Pegawai
8.Remunerasi

REFORMASI BIROKRASI
.... untuk menjawab tantangan di
masa depan

TRANSFORMASI
BIROKRASI &
PENGELOLAAN SDM
APARATUR
2025
2018

2013

DYNAMIC
GOVERNANC
E PENGEMBAN
PERFORMANCE BASED
GAN POTENSI
BUREAUCRACY
HUMAN
MANAJEMEN
CAPITAL
SDM

RULE BASED
BUREAUCRAC
YADMINISTRAS
I
KEPEGAWAIA

BIROKRAS
I BERSIH,
KOMPETE
N DAN
MELAYANI

2 POKOK-POKOK SUBSTANSI
UU ASN

VISI DAN MISI UU ASN

VISI

mewujudkan Aparatur
Sipil Negara yang
memiliki integritas,
profesional, melayani
dan sejahtera.

MISI

memindahkan Aparatur
Sipil Negara dari
Comfort Zone ke
Competitive Zone
10

Penyelenggaraan kebijakan dan


Manajemen ASN berdasarkan pada asas:

kepastian
hukum;
profesionalitas
;
proporsionalita
s;
keterpaduan;
delegasi;

efektif dan
efisien;
keterbukaan;
nondiskriminatif;
persatuan dan
kesatuan;
keadilan dan
kesetaraan; dan
kesejahteraan.

11

TUJUAN UTAMA UU ASN


a. Independensi dan
Netralitas
b. Kompetensi
c. Kinerja/ Produktivitas
Kerja
d. Integritas

e. Kesejahteraan
f. Kualitas Pelayanan
Publik
g. Pengawasan dan
Akuntabilitas

setkab.go.id

PRINSIP DASAR UU ASN


Memberlakukan SISTEM
MERIT melalui:
Seleksi dan promosi secara adil dan
kompetitif
Menerapkan prinsip fairness
Penggajian, reward and punishment
berbasis kinerja
Standar integritas dan perilaku untuk
kepentingan publik
Manajemen SDM secara efektif dan
efisien
Melindungi pegawai dari intervensi
politik dan dari tindakan semena-mena.

Sistem Merit
adalah kebijakan
dan Manajemen
ASN yang
berdasarkan
pada
kualifikasi,
kompetensi,
dan kinerja
secara adil dan
wajar dengan
tanpa
membedakan
latar belakang
politik, ras,
warna kulit,
agama, asal
usul, jenis

LARANGAN DALAM MERIT


SISTEM
Diskriminatif (SARA dan Gender)
Kolusif, nepotisme, dan
favoritisme
Menghalangi hak konstitusional
Mempergunakan aktivitas
politik yang koersif
Menghalangi hak untuk

14

UU ASN DAN UU POKOK KEPEGAW


UNDANG-UNDANG

UNDANG UNDANG

APARATUR SIPIL
NEGARA

POKOK
KEPEGAWAIAN

PEGAWAI:
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja

PEGAWAI:
Pegawai Negeri Sipil
Tentara Nasional
Indonesia
Kepolisian Negara RI
JABATAN:
Jabatan Struktural
Jabatan Fungsional

STRUKTUR:
XV Bab
141 Pasal

JABATAN:
Jabatan Administrasi
Jabatan Fungsional
Jabatan Pimpinan Tinggi

STRUKTUR:
VI Bab
41 Pasal

SISTEMATIKA UU ASN
BAB I KETENTUAN
UMUM

BAB II

ASAS,
PRINSIP, NILAI DASAR,
KODE PERILAKU DAN
KODE ETIK

BAB III

JENIS,
STATUS, DAN
KEDUDUKAN ASN

BAB IV

FUNGSI,
TUGAS, DAN PERAN
ASN

BAB V

JABATAN
ASN

BAB VI

HAK DAN
KEWAJIBAN ASN

BAB VII
KELEMBAGAAN

BAB VIII
MANAGEMEN ASN

BAB IX

PENGISIAN
JABATAN PIMPINAN
TINGGI

BAB X

PEGAWAI
ASN YANG MENJADI
PEJABAT NEGARA

BAB XI
ORGANISASI

BAB XII

SISTEM
INFORMASI ASN

BAB XIII
PENYELESAIAN
SENGKETA

BAB XIV
KETENTUAN
PERALIHAN

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP

RANCANGAN PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
APARATUR SIPIL NEGARA

19 R-PP
4 R-Perpres
1 R-PermenPANRB

KETENTUAN UMUM
APARATUR SIPIL
NEGARA (ASN):
profesi bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai
pemerintah dengan
perjanjian kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi
pemerintah
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA:
PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
(PPK) dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

MANAJEMEN ASN :
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

ASN SEBAGAI PROFESI


a. nilai dasar;
BERLANDASKAN
PADA PRINSIP:
b. kode etik dan kode
perilaku;
c. komitmen, integritas
moral, dan tanggung
jawab pada pelayanan
publik;
d. kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan
bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan
hukum dalam
melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan

http://sinyo19.blogspot.com

JENIS, STATUS &


JENIS
STATUS
KEDUDUKAN
ASN
PNS
Pasal 1 butir 3 &
Pasal 7

PPPK
Pasal 1 butir 4
& Pasal 7

1. Berstatus pegawai
tetap dan Memiliki
NIP secara Nasional;
2. Menduduki jabatan
pemerintahan.

1. Diangkat dengan
perjanjian kerja
sesuai kebutuhan
instansi dan
ketentuan UU.
2. Melaksanakan tugas
pemerintahan.

KEDUDUKAN
Berkedudukan
sebagai unsur
aparatur negara
Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
Harus bebas dari
pengaruh/interve
nsi golongan &
partai politik

FUNGSI DAN PERANPEGAWAI ASN


Fungsi:
1. pelaksana kebijakan publik;
2. pelayan publik; dan
3. perekat dan pemersatu
bangsa
Peran Pegawai ASN:
Sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme

HAK DAN KEWAJIBAN ASN


JENIS

PNS
Pasal 1 butir 3 &
Pasal 7

PPPK
Pasal 1 butir 4
& Pasal 7

HAK
1. gaji, tunjangan,
dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun
dan jaminan hari
tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan
kompetensi.
1. gaji, tunjangan,
dan fasilitas;
2. cuti;
3. perlindungan;
dan
4. pengembangan
kompetensi.

KEWAJIBAN

setia dan taat pada


Pancasila, UUD NRI
1945, NKRI, dan
pemerintah yang sah;
menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa;
melaksanakan
kebijakan pemerintah;
menaati ketentuan
peraturan perundangundangan;
melaksanakan tugas
kedinasan;
menunjukkan integritas
dan keteladanan;
menyimpan rahasia
jabatan
bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah NKRI

DIISI DARI PEGAWAI ASN

JABATAN ASN
Jabatan
Administr
asi

Jabatan
Fungsion
al

mahir;

madya;

c)

c) ahli

Jabatan
Pimpinan
Tinggi
DIISI TNI
DAN POLRI

Jabatan
Jabatan
Jabatan
Administrator
Pengawas
Pelaksana
memimpin
mengendalika
melaksanakan
pelaksanaan
n
kegiatan
seluruh kegiatan
pelaksanaa
pelayanan
pelayanan publik
n kegiatan
publik serta
serta administrasi
yang
administrasi
pemerintahan
pemerintahan
Jafung keterampilan:
a)
Jafung
keahlian:dan
a) ahli dilakukan
pembangunan
oleh
pejabat
dan
penyelia;
utama;
pelaksana
pembangunan
b)
b) ahli

Jabatan
ASN
tertentu

muda; dan

Jabatan pimpinan
tinggi
d) ahli
Jabatan
pertama.pimpinan tinggi
Jabatan pimpinan tinggi

terampil; dan

utama;
madya;
pemula dan
pratama

d)

KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN


DAN MANAGEMEN ASN
Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN,
mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:
KemPAN merumuskan kebijakan
LAN melaksanakan diklat dan kajian
BKN mengelola pegawai ASN
KASN menjamin perwujudan sistem merit

PRESIDE
N
KEMENPAN-RB

LAN

BKN

KASN
NON-STRUKTURAL
INDEPENDEN

KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA

Menteri/Kementerian PANRB
a. Perumusan dan
penetapan kebijakan,
b. Koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan,
c. Pengawasan atas
pelaksanaan kebijakan ASN;

LAN
a.

Penelitian, pengkajian
kebijakan manajemen ASN,
b. Pembinaan dan
penyelenggaraan Diklat
ASN

BKN
a. Penyelenggaraan
manajemen ASN
b. Pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan
NSPK manajemen ASN
( Mengelola Pegawai ASN )

KASN
Monitoring, evaluasi kebijakan,
dan rekomendasi yang mengikat
untuk menjamin perwujudan
sistem merit & pengawasan

penerapan
asas,
kode
etik, dan kode perilaku
Pasal 25
ASN

Lembaga Administrasi Negara


(LAN)

26

Lembaga Administrasi Negara


LAN memiliki fungsi:
pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;
pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN
baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan
lainnya;
pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan
melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri
maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.
LAN bertugas:
meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai kebutuhan
kebijakan;
membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis
kompetensi;
merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN
secara nasional;
menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan penjenjangan tertentu, serta pemberian akreditasi
dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan K/L terkait;
memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan;
membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik;
dan
membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan
27

Kewenangan LAN
LAN berwenang:
a.mencabut izin penyelenggaraan pendidikan
dan latihan Pegawai ASN yang melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b.memberikan rekomendasi kepada Menteri
dalam bidang kebijakan dan Manajemen
ASN; dan
c.mencabut akreditasi lembaga pendidikan
dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak
memenuhi standar akreditasi.
28

Badan Kepegawaian Negara


(BKN)

29

BKN
BKN memiliki fungsi:
pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis
formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan
pangkat, pensiun; dan
penyimpan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh
Instansi Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pengembangan Sistem Informasi ASN.
BKN bertugas:
mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;
membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta
mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh
Instansi Pemerintah;
membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;
mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN;
menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan
kebijakan Manajemen ASN;
menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan
prosedur manajemen kepegawaian ASN
30

Komisi Aparatur Sipil


Negara (KASN)

31

KOMISI APARATUR SIPIL


NEGARA
Mewujudkan:

Sistem Merit
Unsur pemerintah dan/atau
ASN yg profesional
non-pemerintah, yang
Pemerintahan yg efektif,
terdiri:
efisien, terbuka, & bebas
1 orang Ketua merangkap
KKN;
anggota.
T
O TU ASN yg netral;
1 orang Wakil Ketua
G
JU
G

N
N
merangkap anggota
AProfesi ASN yg dihormati;
A
A
N dinamis & berbudaya.
E A
ASN
5 orang anggota
K
EN
EW
W
N
A
G

S I
A GS
G N
U
T U
F
&

Tugas: menjaga
netralitas;
melakukan
pengawasan atas
pembinaan profesi;
dan melaporkan
hasilnya kepada
Presiden
Fungsi: mengawasi
norma dasar, kode

STRUKTUR KELEMBAGAAN
KASN
PRESIDE
N
Memegang kekuasaan tertinggi
pembinaan
dan manajemen ASN
KEMENTERI
AN

LNS

KEMEN PANRB
Merumuskan
kebijakan
LPN
K

LAN

BKN

Melaksanak
an
Kajian dan
diklat

Mengelola
pegawai
ASN

KASN
1. Menjaga
merit
system
2. Monev
Seleksi
JPT
3. Laporan
ke
Presiden

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA


1. Sifat dan Kedudukan:
a. Lembaga Non Struktural
b. Mandiri, bebas dari intervensi politik
c. KASN berkedudukan di ibukota negara
2. Tujuan :
menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan
Manajemen ASN;
mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera,
dan berfungsi sebagai perekat NKRI;
mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif,
efisien dan terbuka, serta bebas dari praktik KKN;
mewujudkan Pegawai ASN yang netral, dan tidak membedakan
masyarakat yang dilayani berdasarkan suku, agama, ras, dan
golongan;
menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati pegawainya
dan masyarakat; dan
mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian
kinerja.

Fungsi dan Tugas KASN

a.
b.
c.

a.
b.
c.
d.

e.

Fungsi
mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik dan kode perilaku
ASN, serta penerapan Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen
ASN.
Tugas
menjaga netralitas Pegawai ASN;
melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; dan
melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Manajemen ASN kepada Presiden.
Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:
melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN;
menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan
kode perilaku Pegawai ASN;
melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri
terhadap dugaan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode
perilaku Pegawai ASN; dan
melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik
dan kode perilaku Pegawai ASN.

35

WEWENANG KASN
4. Wewenang
a. mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT mulai dari
pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman lowongan,
pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon, penetapan, dan
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi;
b. mengawasi dan mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, serta
kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
c. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat mengenai
laporan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN;
d. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik
dan kode perilaku Pegawai ASN; dan
e. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan dari
Instansi Pemerintah untuk pemeriksaan laporan atas pelanggaran
norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
5. Tindak lanjut hasil pengawasan
Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf
b, KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode
etik dan kode perilaku Pegawai ASN.

Tindak Lanjut Keputusan KASN


Ada
pelanggar
an

Hasil
pengawasa
n KASN

Tidak
ada
pelanga
ran

Keputusan KASN:
pelanggaran kode
etik dan kode
perilaku Pegawai
ASN

PPK dan PyB wajib


menindaklanjuti

Ditindakla
njuti

Tidak
Ditindakla
njuti

KASN
merekomendasikan
kepada
Presiden
untuk
menjatuhkan sanksi terhadap
PPK dan PyB yang melanggar
prinsip
Sistem
Merit
dan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:


a. peringatan;
b. teguran;
c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau
pengembalian pembayaran;
d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

37

Kewenangan Menjatuhkan
Sanksi
Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran
Sistem Merit:
Presiden selaku pemegang kekuasan
tertinggi pembinaan ASN, terhadap
keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian; dan
Menteri PANRB terhadap keputusan
yang ditetapkan oleh Pejabat yang
Berwenang, dan terhadap Pejabat
Pembina Kepegawaian di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.

38

SUSUNAN & KEANGGOTAAN KASN


1.
2.
a.
b.

KASN, terdiri atas:


1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.
1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota
5 (lima) orang anggota.

2. Unsur keanggotaan:
terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah
3. Syarat menjadi Anggota KASN
WNI;
setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;
berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan
diri;
tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang
menduduki jab.politik;
mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;
memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang
manajemen SDM;
berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang administrasi
negara, manajemen SDM, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu
pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain;
tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum
lainnya; dan
tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap.

ASISTEN KASN
KASN dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dibantu
oleh Asisten dan Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan.
Asisten KASN diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN
berdasarkan persetujuan rapat anggota KASN.
Asisten KASN dapat berasal dari PNS maupun non-PNS yang
memiliki kualifikasi akademik paling rendah S2 di bidang
administrasi negara, manajemen publik, manajemen SDM,
psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan,
dan/atau S2 di bidang lain yang berkaitan dengan manajemen
SDM.
Asisten KASN tidak sedang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik, tidak merangkap jabatan, serta diseleksi secara
terbuka dan kompetitif dengan memperhatikan rekam jejak,
kompetensi, netralitas, dan integritas moral.
Asisten KASN memiliki dan melaksanakan nilai dasar, kode etik
dan kode perilaku serta diawasi oleh anggota KASN.
40

PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN


ANGGOTA KASN
1. Penetapan
Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KASN
dari anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.
2. Masa Jabatan
Ketua, Wakil Ketua, dan anggota KASN ditetapkan dan diangkat
oleh Presiden untuk masa jabatan selama 5 tahun dan hanya
dapat diperpanjang untuk 1 kali masa jabatan.
3. Pemberhentian karena :
meninggal dunia; mengundurkan diri; tidak mampu jasmani
atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban
sebagai anggota KASN;
dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang
sudah memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan; atau
menjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan
negara.

Seleksi Anggota KASN


Anggota KASN yang berasal dari PNS diberhentikan sementara dari
jabatan ASN.
Anggota KASN yang berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari
PPPK.
Anggota KASN yang berasal dari non-pegawai ASN harus
mengundurkan diri sementara dari jabatan dan profesinya.
Anggota KASN diseleksi dan diusulkan oleh tim seleksi yang
beranggotakan 5 (lima) orang yang dibentuk oleh Menteri.
Tim seleksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Menteri dan
melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan sejak pengangkatan.
Anggota tim seleksi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan
netralitas.
Tim seleksi melakukan proses seleksi anggota KASN dengan
mengumumkan secara terbuka lowongan tersebut kepada
masyarakat secara luas, melakukan penilaian pengetahuan,
kompetensi, integritas moral, rekam jejak calon, dan uji publik.
Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN untuk
dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.
42

a.
b.
c.
d.

e.

Pengangkatan dan
Pemberhentian
Anggota
KASN
Presiden menetapkan ketua, wakil ketua, dan anggota KASN dari
anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.
Ketua, wakil ketua, dan anggota KASN ditetapkan dan diangkat
oleh Presiden untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan
hanya dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Anggota KASN berhenti atau diberhentikan oleh Presiden pada
masa jabatannya, apabila:
meninggal dunia;
mengundurkan diri;
tidak mampu jasmani atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai anggota KASN;
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;
atau
menjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan
negara.
43

Majelis Kehormatan KASN


KASN memiliki dan melaksanakan kode
etik dan kode perilaku.
Dalam hal terjadi pelangggaran kode etik
dan kode perilaku sebagaimana dimaksud,
Presiden membentuk Majelis kehormatan
kode etik dan kode perilaku.
Majelis kehormatan kode etik dan kode
perilaku sebagaimana dimaksud terdiri
atas 5 (lima) orang yang berasal dari luar
KASN dan memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan kompetensi di bidang
ASN, rekam jejak yang baik, integritas
moral, dan netralitas, serta berusia paling
rendah 55 (lima puluh lima) tahun.
44

MANAJEMEN ASN
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN
dapat mendelegasikan kewenangan MENETAPKAN pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan
tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama
kepada:
Menteri di kementerian;
Pimpinan lembaga di LPNK;
sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;
gubernur, di provinsi; dan
bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat yang Berwenang (PyB)

Presiden dapat mendelegasikan kewenangan PEMBINAAN


Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di
kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga negara,
sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi
dan kabupaten/kota.

MANAJEMEN ASN
Manajemen PNS meliputi:
a. penyusunan dan
penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. pangkat dan jabatan;
d. pengembangan karier;
e. pola karier;
f. promosi;
g. mutasi;
h. Penilaian kinerja
i. penggajian dan tunjangan;
j. penghargaan;
k. disiplin;
l. pemberhentian;
m.pensiun dan tabungan hari
tua; dan
n. perlindungan.

Manajemen PPPK
meliputi:
a. penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. penilaian kinerja;
d. penggajian dan
tunjangan;
e. pengembangan
kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g. disiplin;
h. pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan
i. perlindungan.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN
1.
Pendidikan
dan
Latihan
3.
Kursus
5. Praktik
Kerja
Di Instansi
Pusat dan
Daerah
selama 1
tahun

2.
Seminar
4.
Penatara
n
6.
Pertukara
n PNS dan
Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN


RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI &
TERTUANG DALAM RENCANA KERJA
ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI

PEMBERHENTIAN PNS

TIDAK DENGAN
HORMAT

a. penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NRI 1945;


b. dihukum penjara/kurungan yang berkekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau
yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana
umum;
c. MENJADI ANGGOTA DAN/ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK;
atau
d. dihukum penjara yang berkekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling

BATAS USIA PENSIUN


Batas usia pensiun PNS
yaitu:
58 (lima puluh delapan) tahun
bagi Pejabat Administrasi;
60 (enam puluh) tahun bagi
Pejabat Pimpinan Tinggi; dan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan bagi Pejabat
Fungsional.

KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TIN


SE KEPALA BKN TGL 17 JANUARI 2014 PERIHAL BUP
PNS

Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan


Tinggi Madya, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan
eselon II)
1

PEJABAT
PIMPINA
N TINGGI

PEJABAT
PIMPINA
N TINGGI

BUP 60 tahun

Usia < 60
tahun

Telah
diberhentikan
(TMT akhir
Januari 2014)

Tidak
diberhentikan
dari jabatannya

BUP 60 tahun

Telah
diberhentikan
dari jabatannya

BUP 58 tahun

Telah
diberhentikan
dari jabatannya,
Usia > 58 tahun

Diberhentikan
dgn hormat

KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TIN


3

PEJABAT Usia < 60


PIMPINA
N TINGGI tahun

Telah
diberhentikan
(TMT akhir
Januari 2014)
dan SK
pensiun telah
ditetapkan

SK pensiun
Ditinjau
Kembali
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas

Surat
pernyataan
bermaterai
kepada PPK
SK pensiun
berlaku

Usia >58 saat


berakhirnya
MPP

PEJABAT
PIMPINA
N TINGGI

Masa Bebas
Tugas/ MPP

Usia < 58 tahun


saat
berakhirnya
MPP
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas

Diberhentikan
dgn hormat
Ditugaskan
kembali & tidak
berhak
mengajukan
MPP
Surat
pernyataan
bermaterai
kepada PPK
Diberhentikan
dgn hormat

KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRAS


Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat
Pelaksana
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke
bawah dan fungsional umum)
1

PEJABAT
ADMINISTRA
SI

BUP 58 tahun

Telah
diberhentikan
Usia
PEJABAT
(TMT akhir
< 58 tahun
ADMINISTRA
Januari 2014)
SI
dan SK
pensiun telah
ditetapkan

SK pensiun
Ditinjau
Kembali
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas

Surat
pernyataan
bermaterai
kepada PPK
SK pensiun
berlaku

KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRAS

PEJABAT
ADMINISTRA
SI

Masa Bebas
Tugas/ MPP

Usia < 56 tahun


saat
berakhirnya
MPP
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas

Ditugaskan
kembali & tidak
berhak
mengajukan
MPP
Surat
pernyataan
bermaterai
kepada PPK
Diberhentikan
dgn hormat

KETENTUAN BUP LAINNYA


1

BUP pejabat
fungsional yang tidak
ada perpanjangannya
sesuai peraturan
perundangan saat ini

PNS yang
diberhentikan
sementara krn ditahan
dan menjadi terdakwa
tindak pidana

PNS yang
diberhentikan dari
jabatan organik
karena diangkat
sebagai Pejabat
Negara atau Kepala
Desa
BUP bagi PNS yang
menduduki jabatan
lain yang ditentukan
Undang-Undang
(Guru, Dosen, dan
Jaksa, dll)

Akan diatur lebih


lanjut dengan
Peraturan
Perundangundangan

Usia < 58
tahun

BUP 58 tahun

Usia < 58
tahun

BUP 58 tahun

Tetap berlaku

MANAJEMEN PPPK
Pengad
aan

Penilaia
n
Kinerja
Disiplin

Hak

Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan,


pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan.
Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan
kebutuhan.
Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat
Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit
diperpanjang.
atau
PPPKorganisasi.
tidak dapat diangkat secara otomatis
Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja,
menjadi calon PNS
pemberian tunjangan, dan pengembangan
kompetensi.
PPPK
Pemberhentian
jika tidak
mencapai
target
kinerja.
wajib mematuhi
disiplin
dan akan
dijatuhi
hukuman disiplin jika melanggarnya
Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan
kpd APBN/APBD.
Diberikan kesempatan untuk pengembangan
kompetensi.
Dapat diberikan penghargaan.
Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari

PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT


Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi ketua, wakil ketua,
NEGARA
dan anggota MK; BPK; KY; KPK; Menteri dan jabatan setingkat
menteri; Kepala perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan
sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh DIBERHENTIKAN
SEMENTARA DARI JABATANNYA DAN TIDAK KEHILANGAN
STATUS SEBAGAI PNS.
Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan
menjadi Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan
anggota DPR; DPD; gubernur dan wakil gubernur;
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota WAJIB
MENYATAKAN PENGUNDURAN DIRI SECARA TERTULIS
SEBAGAI PNS sejak mendaftar sebagai calon.

PENGISIAN JABATAN
PIMPINAN TINGGI

POLA KARIR JPT


a. Diduduki maksimal 5
(lima) tahun.
b.dilarang diganti selama 2
(dua) tahun
c. harus memenuhi target
kinerja yang diperjanjikan.
d. Bila tidak memenuhi
kinerja dalam waktu 1
(satu) tahun, diberikan
kesempatan selama 6
bulan
untuk perbaikan, harus
e. (enam)
Bila tidak
menunjukan
memperbaiki
kinerjanya.
mengikuti
seleksi
ulang uji kompetensi
kembali. Hasilnya bisa dipindahkan pada
jabatan lain atau ditempatkan pada jabatan

PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA


K/L PUSAT
Laporan
8
PRESID 7
EN KEPUTUSAN PRESIDEN
MEMASTIKA
N
SISTEM
MERIT

JPT TERPILIH

KASN

MENYAMPAIKAN 3
CALON

PENGAWASAN
PEMBENTUKAN PANSEL DAN
KEPUTUSAN MENGIKAT

KOORDINA
SI

MEMBENTU
K

MENYAMPAIKA
N 3 CALON JPT

PANSEL

PENGAWASAN
4 PELAKSANAAN SELEKSI
DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT

PIMP K/L /PPK

MENYELEKSI JPT SECARA


TERBUKA

MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA


K/L PUSAT
PRESID 8
7 Laporan
EN Pembatalan,
Peringatan dan
Teguran

KASN

MEMASTIKAN
SISTEM MERIT

PPK
2 PENGAWASAN

PEMBENTUKAN PANSEL DAN


KEPUTUSAN MENGIKAT

KOORDINA
SI

4 PENGAWASAN
PELAKSANAAN SELEKSI
DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT

1 MEMBENTU
K

6
MEMILIH &
MENETAPKAN
5

PyB

MENYAMPAIKA
N 3 CALON JPT

PANSEL
3
MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MEKANISME SELEKSI JPT MADYA


DI DAERAH
Laporan
9
PRESID 6
MENYAMPAIKA
EN
KEPUTUSAN PRESIDEN
8
N
KASN
JPT TERPILIH

MEMASTIKAN
SISTEM MERIT

3 CALON

7 PENGAWASAN DAN
KEPUTUSAN MENGIKAT
2 PENGAWASAN

PEMBENTUKAN PANSEL DAN


KEPUTUSAN MENGIKAT

MENDAGRI

GUBERNUR/
PPK

MEMBENTU
K 1

KOORDINA
SI
PENGAWASAN
4 PELAKSANAAN SELEKSI
DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT

MENYAMPAIKA
N 3 CALON JPT

PANSEL
3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

ORGANISASI ASN
KEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI
untuk menyalurkan aspirasinya.
TUJUAN :
a. Menjaga kode etik profesi dan
pelayanan profesi ASN; dan
b. Mewujudkan
jiwa
korps
ASN
pemersatu bangsa.

standar
sebagai

FUNGSI :
a.
b.

c.

d.

Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;


Memberikan perlindungan hukum dan advokasi
terhadap dugaan pelanggaran sistem merit dan
masalah hukum dalam melaksanakan tugas;
Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik
instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan
kode perilaku profesi;
Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan
kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai
dengan peraturan perudang-undangan

SISTEM INFORMASI ASN


1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas,
Akurasi Pengambilan
Keputusan dalam manajemen
ASN.
2. Sifat:
Nasional
dan
terintegrasi antar instansi.
3. Pembangunan
dan
pemutakhiran Data secara
berkala.
4. Berbasis TI yang mudah
diaplikasikan, mudah diakses
dan
memiliki
sistem
keamanan terpercaya.
5. Pengelola: BKN dan dapat
digunakan/diakses
oleh
instansi terkait baik untuk

KETENTUAN PERALIHAN
PENYETARAAN JABATAN
UNDANG-UNDANG

UNDANG UNDANG

APARATUR SIPIL
NEGARA

POKOK
KEPEGAWAIAN

Jabatan Pimpinan Tinggi


Utama
Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya

Jabatan eselon Ia
Kepala lembaga
pemerintah non
kementerian
Jabatan eselon Ia dan
eselon Ib

Jabatan Pimpinan Tinggi


Pratama

Jabatan eselon II

Jabatan Administrator

Jabatan eselon III

Jabatan Pengawas

Jabatan eselon IV

Jabatan Pelaksana

Jabatan eselon V dan


fungsional umum

KETENTUAN PENUTUP
Peraturan
pelaksanaan
Undang-Undang
ini
harus
sudah
ditetapkan
paling
lambat 2 (dua) tahun sejak
Undang-Undang
ini
diundangkan.

Ketentuan
peraturan
perundang-undangan
mengenai kode etik dan
penyelesaian
pelanggaran
terhadap
kode etik bagi jabatan
fungsional
tertentu
dinyatakan tetap berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
Undang-Undang ini.

KETENTUAN AFIRMATIF
Kebijakan dan Manajemen ASN yang
diatur dalam Undang-Undang ini
dilaksanakan
dengan
memperhatikan:
a.kekhususan daerah-daerah tertentu;
dan/atau
b.Warganegara berkebutuhan khusus.
Penjelasan Pasal: Yang dimaksud dengan daerah-daerah
tertentu misalnya daerah yang memiliki otonomi khusus,
daerah tertinggal, daerah konflik, daerah terpencil, daerah
istimewa dan lain-lain.

SEBUTAN
Pegawai
Negeri
Sipil Pusat
Pegawai
Negeri
Sipil Daerah

Pegawai
Aparatur
Sipil Negara
(ASN)

4 PENUTUP
TANTANGAN DAN PELUANG

1.KOMPETISI
BERBASIS
KOMPETENSI
SECARA
TERBUKA
2.HAK
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI

setkab.go.id

ANTISIPASI REKRUITMEN GENERASI Y


(GEN-Y)

GEN-Y

(R.J. STONE DLM KEMENKEU & PERTAMINA, 2013)

CEPAT BELAJAR & PINTAR


KRITIS
BEKERJA MOBILE
MELEK TEKNOLOGI
MUDAH BERGAUL

SELEKTIF MEMILIH PEMIMPIN

BERORIENTASI PD TIM
SUKA TANTANGAN BESAR
TIDAK TERINTIMIDASI OLEH
ATASAN/ SENIOR

HASIL SURVAI KEMENTERIAN KEUANGAN TERHADAP 25


UNIVERSITAS DI INDONESIA TAHUN 2013

KEMENKEU

PERTAMIN
A
KEMENKE
U
PEMDA
KEMENLU
KEMDIKBU
D
KEMKOMINF
O

SUMBER: KEMENKEU-RI, 2013

SELEKSI CPNS 2013


MENGGUNAKAN CAT
Muara Enim

Kem. PU

Sidoarjo

STRATEGI REKRUITMEN GEN-Y


1. PROMOSI
DAN REBRANDING

2. KEJELASAN
POLA KARIER
PROGRAM
RETAINING YG
KOMPREHENSIF

3. SISTEM
REKRUITME
N YG BAIK

- Kompetitif,
- Adil,
- Objektif,
- Transparan,
- Bebas Unsur
KKN,
- Bebas Biaya

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai