TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman.
Pestisida nabati sudah digunakan tiga abad yang lalu (Ware, 1982; 1983 dalam
Subiyakto, 2009). Pestisida nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain: Repelan,
yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat. Antifidan,
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, merusak
perkembangan telur, larva, pupa, menghambat reproduksi serangga betina, racun
syaraf, mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga. Atraktan, pemikat
kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga, mengendalikan
pertumbuhan jamur / bakteri (Gapoktan, 2009 dalam Sinaga, 2009).
Beberapa alasan mengapa biopestisida lebih unggul dibandingkan pestisida
sintetis adalah karena:
1. Biopestisida yang terbuat dari bahan-bahan alam tidak mencemari lingkungan.
2.Pemakaian ekstrak bahan alami secara terus menerus juga diyakini tak
menimbulkan resisten pada hama, seperti yang terjadi pada pestisida sintetis.
Beberapa jenis tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili
Meliaceae (nimba), famili Anonnaceae (biji srikaya, biji sirsak, biji buah nona,
dll).
3. Biaya Produksi biopestisida yang murah, menjadikan harga jualnya terjangkau
oleh petani sehingga produksi pertanian yang sebelumnya mencapai 25-40 persen
dengan menggunakan pestisida kimiawi, kini dapat ditekan menjadi sekitar 8-10
persen.
4. Kualitas produk signifikan dan dapat meningkatkan nilai jual (ekonomi) produk
baik pasar lokal, regional maupun internasional. Sehingga margin keuntungan
petani meningkat.
2.2 Tanaman Babadotan
Tanaman babadotan yang banyak ditemui di sekitar lahan pertanian dan
merupakan gulma yang dapat menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tanaman
pertanian, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Dengan
perkembangan teknologi penggunaan pestisida nabati yang aman dan ramah
lingkungan yang berasal dari bahan tumbuhan babadotan dapat menjadi pengganti
pestisida kimia yang banyak digunakan oleh petani untuk mengendalikan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Sekaligus dapat mengurangi
penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, biaya produksi dan dampak buruk
bagi kesehatan petani dan lingkungan.
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tumbuhan dari
familiAsteraceae. Nama babadotan sendiri biasa dikenal di Jawa, sedangkan di
Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura disebut wedusan. Tumbuhan ini
(Sumber: http://wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/
39/Ager_conyz_060503-5349_tdp.jpg/240px-Ager_conyz_0605035349_tdp.jpg
a
a + b
x 100%
Dimana:
P : persentase mortalitas serangga hama tertentu
a : jumlah serangga hama tertentu yang mati
b : jumlah serangga hama tertentu yang hidup
(Fagoone dan Lauge, 1981 dalam Ginting, 1996 dalam Sinaga, 2009)
Pestisida
Nabati.
http://www.slideshare.net/awebellz1/biopestisida-28491062