com/2013/08/29/tips-membeli-bibit-tanamanbuah/
Cara memilih bibit yang baik
1. Daun
Parameter pertama yang perlu Anda lihat pada bibit yang baik: warnanya daun yang hijau cerah,
atau pucuknya yang hijau/merah muda. Jika sedang stagnan, daunnya tetap memperlihatkan
hijau tua yang indah mengkilat. Maka bandingkan juga ukuran daunnya bisa tampak besar atau
justru mengecil? Lihat adakah bekas serangan hama atau penyakit? Curigai bila ada yang
menggulung (keriting).
2. Batang
Lihat dulu bekas sambungannya, bila ada benjolan berarti ada ketidakcocokan antara batang
bawah dan atas. Batang ataspun harus tegak mengarah ke atas, tidak boleh bengkok atau
merunduk ke bawah. Kalau sudah besar (untuk tabulampot) lihat apakah pakai rumusan (1, 2, 4,
dst). Artinya pilihlah bibit yang sudah ada percabangannya, bila ketinggiannya sekitar 1 meter.
Adakah jamur yang menempel, berbentuk bultan-bulatan putih? Apakah ada bekas sanyatan
atau bekas penggerek batang? Kalau ada jangan dipilih! Batang yang bagus, lurus, kulit batang
cerah beralur, potongan cabang/dahan tidak dipaksakan, bentuk proposional atas bawahnya.
3. Akar
Setelah bagian atas selesai, Anda lihat media tanamannya. Campuran dari apa? Poros tidak?
Cobalah dibongkar/keduk sedikit, dan lihat adakah akar-akar serabutnya? Bibit yang subur
penuh dengan akar serabut ini dan biasanya sudah sampai ke tepian polybag atau sudah
menembus polybag, dan ujung akar tampak putih.
4. Buah
Bila bibit tanaman sudah berbuah, dan ini sering terjadi pada tanaman buah tertentu yang
mudah berbuah, yang harus diperhatikan adalah apakah daunnya rontok? Bentuk buahnyapun
harus sempurna, tidak berulat, proporsional, tidak mengecil, warna kulit buah cerah atau
biasanya berminyak atau ada bubuk putihnya.
http://tatakebun.blogspot.com/2015/01/tips-memilih-bibit-tanaman-buah.html
1. Mengamati Bagian Daun Bibit Buah
Parameter pertama yang perlu Anda lihat pada bibit buah yang baik adalah pada bagian
daunnya. Warnan daun bibit buah yang baik berwarna hijau cerah, atau pucuknya yang
hijau/merah muda. Jika sedang stagnan, daunnya tetap memperlihatkan hijau tua yang
indah mengkilat. Maka bandingkan juga ukuran daunnya bisa tampak besar atau justru
mengecil? Lihat adakah bekas serangan hama atau penyakit? Curigai bila ada yang
menggulung (keriting).
2. Mengamati Bibit Buah Pada Batangnya
Setelah melihat bagian daun bibit buah dan masuk kriteria bibit buah yang baik ,
selanjutnya kita perlu mengamati bagian batang bibit buah. Amati bekas sambungannya,
bila ada benjolan berarti ada ketidakcocokan antara batang bawah dan atas. Batang atas
harus tegak mengarah ke atas, tidak boleh bengkok atau merunduk ke bawah. Untuk
bibit yang sudah lebih dari 1 meter pilihlah bibit yang sudah ada percabangannya. Lihat
juga apakah ada jamur yang menempel, berbentuk bultan-bulatan putih. Lihat juga bibit
buah apakah ada bekas sanyatan atau bekas penggerek batang? Kalau ada jangan
dipilih! Batang yang bagus, lurus, kulit batang cerah beralur, potongan cabang/dahan
tidak dipaksakan, bentuk proposional atas bawahnya.
3. Melihat Akar Bibit Buah
Setelah bagian atas selesai, Anda lihat media tanamannya. Campuran dari apa? Poros
tidak? Cobalah dibongkar/keduk sedikit, dan lihat adakah akar-akar serabutnya? Bibit
yang subur penuh dengan akar serabut ini dan biasanya sudah sampai ke tepian
polybag atau sudah menembus polybag, dan ujung akar tampak putih.
4. Amati Buah Jika sudah berbuah
Bila bibit tanaman sudah berbuah, dan ini sering terjadi pada tanaman buah tertentu
yang mudah berbuah, yang harus diperhatikan adalah apakah daunnya rontok? Bentuk
buahnyapun harus sempurna, tidak berulat, proporsional, tidak mengecil, warna kulit
buah cerah atau biasanya berminyak atau ada bubuk putihnya.
Air sangat diperlukan oleh tanaman, baik pada fase vegetatif maupun
generatif. Jika kekurangan air saat fase generatif, maka bunga atau buah bisa
rontok. Tanaman emerlukan air yg cukup saat pembentukan bunga dan
pengisian buah. Kekeringan juga membuat buah masak lebih cepat, sehingga
mengurangi kualitas buah. Terlalu banyak air juga bisa mengganggu
pembungaan, kondisi jenuh air membuat tanaman stress, akar kurang
mendapat oksigen sehingga penyerapan nutrisi terganggu.
[Solusi]
1. Bangun jaringan irigasi yang baik, sehingga tidak kekurangan air saat
musim kemarau.
2. Buat saluran drainase untuk mengatasi kelebihan air saat musim hujan.
3. Cekaman lingkungan (air, suhu, cahaya)
Cekaman (stress) lingkungan akan mengganggu pembungaan dan
pembuahan. Tanaman yang stress akan terganggu kondisi hormonalnya,
hormon dalam tanaman tidak seimbang yg mengakibatkan bunga/buah
rontok. Saat tanaman stress, maka energi tanaman akan digunakan untuk
beradaptasi sehingga metabolisme menjadi terganggu. Tanaman akan
menghasilkanlebih banyak hormon ethylen (yg sifatnya menekan auksin),
suplai auksin yg kurang akan meningkatkan asam absisat pada lapisan absisi
di tangkai buah, sehingga buah rontok.
[Solusi]
1. Hindari tanaman menjadi stress
2. Jika terjadi cekaman, lakukan penyemprotan dengan zat antistress seperti
asam amino, nutrisi mikro, zpt auksin (NAA), dan vitamin (C, B1, B2, B9).
4. Hama dan Penyakit
Adanya hama dan penyakit juga menjadi penyebab bunga rontok. Serangan
thrips atau aphids saat berbunga akan membuat rontok. Jika diperhatikan,
pada bunga mangga biasanya ada kutu daun. Serangan penggerek buah
pada pentil durian juga membuat buah rontok. Lalat buah juga hama yg
banyak menyebabkan kerontokan buah.
[Solusi]
1. Lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida saat fase pembungaan
maupun saat pengisian buah. Jenis dan dosis disesuaikan dengan jenis hama
atau penyakit.
2. Kembangkan musuh alami hama untuk membantu menjaga buah.
5. Penyerbukan
Bunga akan menjadi buah jika terjadi penyerbukan (kecuali untuk yg
partenokarpi). Gagalnya penyerbukan otomatis akan menyebabkan gagalnya
pembuahan. Kualitas polen (serbuk sari) juga bisa mengganggu pembuahan.
[Solusi]
1. Pelajari karakter pembungaan tanaman.
2. Lakukan penyerbukan bantuan (hand polination)
3. Pelihara serangga penyerbuk seperti lebah, tabuhan, dll.
4. Semprotkan asam amino untuk meningkatkan kualitas dan viabilitas polen.
9. http://bppkedungwaru.blogspot.com/2013/02/cara-menanggulangi-tanahmasam.html
Cara PenanggulanganTanah Masam 1.Pengapuran Pengapuran merupakan upaya
pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan: a)Menaikkan PH
tanah Nilai pH tanah dinaikkan sampai pada tingkat mana Al tidak bersifat racun
lagi bagi tanaman dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di
dalam tanah. Peningkatan pH tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian
kapur, tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga,
yang menyebabkan pH akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu
berselang. b) Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) KTK meningkat sebagai
akibat dari peningkatan pH tanah. Namun peningkatan KTK ini juga bersifat tidak
tetap, karena sistem penyangga pH tanah tersebut di atas. c) Menetralisir Al
yang meracuni tanaman. Karena unsur Ca bersifat tidak mudah bergerak, maka
kapur harus dibenamkan sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang
mempunyai konsentrasi Al tinggi. Hal ini agak sulit dilakukan di lapangan, karena
dibutuhkan tenaga dalam jumlah banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu
pemadatan tanah. Alternatif lain adalah menambahkan dolomit (Ca, Mg(CO3)2)
yang lebih mudah bergerak, sehingga mampu mencapai lapisan tanah bawah
dan menetralkan Al. Pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan
yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu
keseimbangan unsur lain. Tanaman dapat tumbuh baik, jika terdapat nisbah
Ca/Mg/K yang tepat di dalam tanah. Penambahan Ca atau Mg seringkali malah
mengakibatkan tanaman menunjukkan gejala kekurangan K, walaupun jumlah K
sebenarnya sudah cukup di dalam tanah. Masalah ini menjadi semakin sulit
dipecahkan, jika pada awalnya sudah terjadi kahat unsur K pada tanah tersebut.
Langkah-langkah Pengapuran a)Gemburkan dan bersihkan tanah dari rumputrumput liar atau gulma b)Areal yang akan dikapur dibagi menjadi luasan yang
lebih kecil sesuai dengan dosis pengapuran. Misalnya dosis yang dianjurkan
adalah 4 ton/hektar atau 0,4 kg/m2, luas lahan 1 ha, berat kapur dolomit per
karung 50 kg, maka satu karung dolomit dapat digunakan untuk luasan 50/0,4 =
125 m2 c)Untuk mempermudah penebaran kapur, lahan 1 ha tersebut dibagi
menjadi 40 petakan kecil dengan memakai patok-patok bambu. Setiap petak
luasnya 250 m2. Letakkan 2 karung dolomit pada setiappetakan, barulah kapur
dolomit ditebarkan secara merata. Penebaran dapat dilakukan dengan tangan
atau alat bantu drop spreader yang ditarik dengan traktor. Setelah kapur
ditebarkan, tanah kembali dicangkul. d)Pengairan setelah penebaran kapur
sangat diperlukan, khususnya jika pengapuran dilakukan pada musim kemarau.
2.Pemupukkan (penambahan Unsur hara) Pemupukan merupakan jalan
termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara, namun bila
kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga
akan hilang percuma. Pada saat ini sudah diketahui secara luas bahwa tanahtanah pertanian di Indonesia terutama tanah masam kahat unsur nitrogen (N),
fosfor (P) dan kalium (K). Oleh karena itu petani biasanya memberikan pupuk N,
P, K secara sendiri-sendiri atau kombinasi dari ketiganya. Pupuk N mudah
teroksidasi, sehingga cepat menguap atau tercuci sebelum tanaman menyerap
seluruhnya. Pupuk P diperlukan dalam jumlah banyak karena selain untuk
memenuhi kebutuhan tanaman juga untuk menutup kompleks pertukaran
mineral tanah agar selalu dapat tersedia dalam larutan tanah. C. Penyemprotan
herbisida Tumbuhan pengganggu atau gulma yang tumbuh dalam lahan yang
ditanami menyebabkan kerugian karena mengambil unsur hara dan air yang
seharusnya dapat digunakan oleh tanaman. Oleh karena itu keberadaan dan
pertumbuhan gulma harus ditekan. Cara kimia juga dipergunakan untuk
menekan pertumbuhan gulma yang banyak ditemukan pada tanah masam
seperti alang-alang, yakni dengan memakai herbisida. Pemakaian herbisida
harus dilakukan secara tepat baik dalam hal jumlah (dosis), waktu dan
penempatannya, demikian pula harus disesuaikan antara macam herbisida
dengan gulma yang akan diberantas. Penggunaan herbisida yang berlebihan
dapat menyebabkan bahaya keracunan pada si pemakai dan pada produk
pertanian yang dihasilkan serta pencemaran lingkungan.
10. http://www.herdinbisnis.com/2013/05/pengukuran-ph-tanah-danmengatasi.html
Kapur pertanian (ca co3) dolomit, Calcit atau Dolomit atau Zeagro
merupakan mineral yang berasal dari alam yang merupakan sumber hara kalsium. Kaptan
yang mempunyai reaksi basa dapat menaikkan pH tanah. Kaptan yang umum banyak
digunakan dalam pertanian adalah kalsit (CaCo3)
Manfaat :
Aturan Pakai
campurkan secara merata kapur dengan tanah melalui pengolahan tanah kedua.
4.
pemberian kapur cukup untuk jangka waktu 5 th oleh karenanya pemberian kapur selalu
diperhitungkan 2-3 kali dari takaran yang di butuhkan.dan selanjutnya pemberian berikut pada tahun
ke 6 dengan jumlah 0.25 dari takaran semula.