Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum III merupakan kegiatan kurikuler wajib untuk keahlian
pekerjaan sosial makro bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
(STKS) Bandung. Kegiatan ini dijadikan media belajar bagi mahasiswa untuk
menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan yang diperoleh di dalam
kelas dan di laboratorium. Selain itu, untuk mengasah kompetensi pekerjaan
sosial serta kepekaan dalam menangani masalah sosial dan pendayagunaan
potensi sumber sosial di tingkat desa.
Praktikum III diarahkan agar mahasiswa dapat melakukan praktik
pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan. Praktik pekerjaan
sosial makro pada Praktikum III mencakup penggunaan berbagai metode
yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran komunitas di tingkat desa
yang terintegrasi dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten.
Praktik

pekerjaan

sosial

makro

berhubungan

dengan

aspek

pelayanan sosial komunitas dan kebijakan yang lebih memfokuskan kepada


pendekatan ecology dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat. Praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan
dilaksanakan dengan menggunakan metode pekerjaan sosial yang meliputi
pengembangan masyarakat (Communnity Development) / Pengembangan
Organisasi (Community Organization) dan Perencanaan Sosial (Sosial
Planning) serta Advokasi Sosial (Sosial Advocacy) / Analisis Kebijakan Sosial
(Sosial Policy Analisys).
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
1

Meningkatkan

keterampilan

mahasiswa

dalam

menerapkan

praktik

pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan pada

tingkat

desa

yang

terintegrasi

dengan

kewenangan

Pemerintah

Kabupaten.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa agar mempunyai kompetensi praktik pekerjaan sosial
makro aras komunitas dan kebijakan, ini meliputi:
a. Kemampuan memahami dan menerapkan konsep dan teoriteori
praktik pekerjaan sosial makro dalam mengembangkan masyarakat
dan analisis kebijakan.
b. Kemampuan mengaplikasikan prinsip dan etika pekerjaan sosial
dalam praktik pekerjaan sosial makro di tingkat desa.
c. Kemampuan berkomunikasi dan mengembangkan relasi pertolongan
dengan target group dan interest group.
d. Kemampuan melakukan inisiasi sosial dengan melibatkan masyarakat
di dalam memahami karateristik masyarakat dan kebijakan yang ada
di tingkat desa.
e. Kemampuan melakukan
f.

asesmen

sosial

dengan

melibatkan

masyarakat untuk pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.


Kemampuan perencanaan sosial dengan melibatkan masyarakat

untuk pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.


g. Kemampuan melakukan intervensi sosial dengan memobilisasi
potensi dan sumber masyarakat untuk pengembangan masyarakat,
dan analisis kebijakan.
h. Kemampuan melakukan evaluasi dalam pengembangan masyarakat
i.

dan analisis kebijakan.


Kemampuan melakukan terminasi dan rujukan dalam pengembangan

j.

masyarakat dan analisis kebijakan.


Kemampuan
membuat
pencatatan
pengembangan

masyarakat

dan

dan

analisis

pelaporan
kebijakan

dalam

(termasuk

kemampuan menulis naskah kebijakan).


C. Manfaat Praktikum

1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatnya kepekaan mahasiswa terhadap masalah sosial yang
dihadapi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) / RTSM
(Rumah Tangga Sangat Miskin) dan pendayagunaan PSKS (Potensi
dan Sumbert Kesejahteraan Sosial) / LKS (Lembaga Kesejahteraan
Sosial) serta perubahan kebijakan di tingkat desa.
b. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan proses
pertolongan praktik pekerjaan sosial makro dalam aras komunitas dan
kebijakan.
c. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam melakukan pencatatan
dan pelaporan dalam pengembangan masyarakat dan analisis
kebijakan termasuk menulis naskah kebijakan.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan nilai
dan

etika pekerjaan sosial makro pada aras komunitas dan

kebijakan.
2. Bagi Lembaga STKS
a. Meningkatnya kualitas kurikulum program Diploma IV Pekerjaan
Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung
b. Meningkatnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Pekerjaan
Sosial dalam pelaksanaan Supervisi Praktik Pekerjaan Sosial.
3. Bagi Masyarakat dan Pemerintahan Lokal
a. Diperoleh keberdayaan yang bermanfaat bagi PMKS/RTSM dan
PSKS/LKS di wilayahnya.
b. Diperoleh informasi tentang

pelaksanaan

dan

permasalahan

kebijakan di wilayahnya.
c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mengatasi masalah di lingkungannya.
D. Metode dan Teknik Pekerjaan Sosial Makro
Praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan dengan
menggunakan metode dan teknik pekerjaan sosial yang meliputi:
1. CO/CD (Community Organization and Community Development)
Metode CO/CD yaitu metode dalam pekerjaan sosial yang
merupakan praktik makro yang dirancang untuk menghasilkan perubahan

berencana dalam organisasi-organisasi dan masyarakat (Ellen Netting, et


all., 1993:1) diterjemahkan oleh Nelson A. Dkk dalam praktik pekerjaan
sosial makro (1993:1).
Model yang diterapkan adalah Locality Development/Community
Development, merupakan model pengembangan masyarakat pedesaan
dalam ruang lingkup RW, model ini menekankan kemampuan masyarakat
lokal itu sendiri dalam mengorganisir diri mereka sendiri serta
memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri, dengan demikian
model sangat menekankan arti penting dari partisipasi warga. Locality
Development/Community Development juga memandang perubahan atau
pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik melalui
suatu partisipasi aktif masyarakat lokal. Model ini menuntut keterlibatan
berbagai golongan atau lapisan masyarakat termasuk yang kurang
beruntung dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapi. Perhatian utama model ini adalah prosedur demokrasi,
consensus/permufakatan dan kerjasama sukarela. Peran pekerja sosial
dalam model ini adalah sebagai enabler, catalyst/pemercepat pencapaian
hasil, koordinator serta edukatif dalam meningkatkan keterampilan
memecahkan

masalah

serta

dalam

memberikan

pertimbangan-

pertimbangan etik. Masyarakat didorong untuk mampu mengenali


masalahnya sendiri, serta mengupayakan pemecahan dan perencanaan
kegiatan dengan menggunakan sumber dan potensi yang dimilikinya.
2. Perencanaan Sosial (Sosial Planning/SP)
Metode perencanaan sosial merupakan proses orang-orang
disebuah

masyarakat

yang

membatasi

kebutuhan

mereka

dan

merencanakan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan mereka maupun

mengkordinasikan

pelayanan

dan

sumber

daya

yang

ada

dan

menggunakannya secara maksimal. Perencanaan dan koordinasi ini


pada level akar rumput, dan peran ahli yaitu memfasilitasi proses ini dan
memberikan keahlian tehnis tersebut untuk membantu orang-orang
membuat keputusan mereka tentang priorotas masyarakat.
3.

Advokasi Sosial (Sosial Advocacy/SA) / Analisis Kebijakan Sosial (Sosial


Policy Analisys/SPA).
Seorang pekerja masyarakat akan sering mengambil sebuah
peran advokasi, atas nama kepentingan sebuah masyarakat atau atas
kepentingan sebuah kelompok atau seorang individu yang berada dalam
masyarakat

tersebut.

Suatu

peran

advokasi

menimbulkan

suatu

pertanyaan yang serius mengenai pemberdayaan. Tindakan advokasi


mangandaikan bahwa si advokat dianggap lebih baik untuk bisa mewakili
kasus dari pada individu atau penduduk yang secara langsung terkena
dampaknya.
Peran advokasi adalah suatu peran yang paling kuat, dan adalah
mudah bagi pekerja masyarakat untuk tergoda masuk pada posisi
kekuasaan, khususnya ketika hal itu diasosiasikan dengan retrorika
radikal yang sangat kentara, sebagaimana yang biasa terjadi dalam
kasus-kasus advokasi.
Advokasi mensyaratkan adanya keterampilan untuk mampu
mendengar dan memahami masyarakat, dan juga keterampilan dalam
mempresentasikan kasus itu bagi penduduk didalam forum lain, yang
pertama mensyaratkan penerimaan dan respon, dengan mempunyai
kapasitas untuk mendengarkan, menafsirkan dan memahami, sedangkan
yang terahir mensyaratkan keterampilan dalam presentasi, asertiviats dan
komunikasi.

Hanya

dengan

kombinasi

dari

berbagai

perangkat

keterampilan inilah seorang pekerja masyarakat akan menjadi efektif


dalam peran advokasi.
E. Teknik Pekerjaan Sosial Makro
Praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan dengan
menggunakan berbagai jenis Teknik pekerjaan sosial makro yakni:
1. Community Involvement (CI), Neighbourhood Survey Study (NSS),
Community Night Meeting Forum (CMF)
Community Involvemennt (CI) yaitu teknik dimana praktikan
meleburkan diri / melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat,
baik kegiatan formal maupun informal, baik individu maupun kelompok
yang bertujuan untuk menciptakan keterbukan masyarakat dalam
memberikan informasi-informasi yang diperlukan serta menghindari
adanya tekanan dari pihak manapun.
2. Methodology Participatory Assessment (MPA)
Metode Assesment Partisipatif adalah salah satu tehnik dalam
menjaring ide, kebutuhan, serta masalah yang dirasakan oleh warga.
Dayal, et, al (2000), Methodology for Participatory Assessments (MPA)
adalah metode yang dikembangkan untuk menjalankan penilaian suatu
proyek pembangunan masyarakat (community development). MPA
merupakan alat yang berguna bagi pembuat kebijakan, manajer program
dan masyarakat, sehingga masayarakat setempat dapat memantau
kesinambungan pembangunan dan mengambil tindakan yang diperlukan
agar menjadi semakin baik.
Metodologi tersebut mengungkapkan bagaimana caranya kaum
perempuan dan keluarga yang kurang mampu dapat ikut berpartisipasi,
dan mengambil manfaat dari pembangunan, bersama-sama dengan

kaum lelaki dan keluarga dimana mereka berada. MPA merupakan


pengembangan dari pendekatan-pendekatan partisipatif misalnya PRA
yang merupakan perangkat peralatan dan metode yang selama bertahuntahun telah terbukti efektif untuk membuat masyarakat berpartisipasi.
3. Participatory Rural Appraisal (PRA)
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode
pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan
masyarakat untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan
dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun
informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. PRA
mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data.
Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknikteknik PRA antara lain :
a. Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder. Merupakan
cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan
maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk
mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi
dikumpulkan.
b. Direct Observation Observasi Langsung. Direct Observation adalah
kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu, kejadian,
proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawabanjawaban masyarakat.
c. Semi-Structured Interviewing (SSI) Wawancara Semi Terstruktur.
Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan
pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan
masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan.

SSI dapat dilakukan bersama individu yang dianggap mewakili


informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat
lokal.
d. Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini
berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal
bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh
gambaran terhadap suatu masalah tertentu dengan lebih rinci.
e. Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untuk menentukan
secara tepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk memahami prioritas-prioritas
f.

kehidupan masyarakat sehingga mudah untuk diperbandingkan.


Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang
mengidentifikasi daftar kriteria obyek tertentu. Tujuannya untuk
memahami alasan terhadap pilihan-pilihan masyarakat, misalnya
mengapa mereka lebih suka menanam pohon rambutan dibandingkan
dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin berbeda dari satu orang
dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria tentang

tanaman sayur.
g. Peringkat Kesejahteraan. Rangking Kesejahteraan Masyarakat di
suatu tempat tertentu. Tujuannya untuk memperoleh gambaran profil
kondisi sosio-ekonomis dengan cara menggali persepsi perbedaanperbedaan kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga yang
lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat, menemukan
indicator-indikator lokal mengenai kesejahteraan.
h. Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat
gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar
posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, peternakan,
jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan peta

umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat


i.

maupun lingkungan fisik.


Transek (Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalian
informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan
berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain

j.

di wilayah tertentu.
Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musiman tentang
keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam
kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat. Tujuan teknik ini untuk
memfasilitasi kegiatan penggalian informasi dalam memahami pola
kehidupan

masyarakat,

kegiatan,

masalah-masalah,

fokus

masyarakat terhadap suatu tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan


waktu, sehingga diketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-saat waktu
luang.
k. Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan
sekarang dengan persepsi orang setempat. Tujuan dari teknik ini
adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting di
l.

masyarakat.
Analisa Mata Pencaharian.

Masyarakat

akan

terpandu

untuk

mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek mata pencaharian.


Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi pengenalan dan analisa
terhadap jenis pekerjaan, pembagian kerja pria dan wanita, potensi
dan kesempatan, hambatan.
m. Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan
institusional dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat serta

untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap


institusi-institusi tersebut.
n. Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk mengungkapkan
kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan
daerahnya dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk memahami
perkembangan bidang-bidang tertentu dan perubahan-perubahan apa
yang terjadi di masyarakat dan daerahnya.
Tujuan dari penerapan teknik PRA dalam penyusunan rencana
kegiatan antara lain :
a. Memfasilitasi masyarakat untuk menyusun kegiatan mereka sendiri
berdasarkan masalah/kebutuhan dan potens yang mereka miliki.
b. Mendapatkan peencanaan dari tingkat masyarakat yang akan diambil
oleh lembaga pengembang program sebagai bahan perencanaan
program lembaga itu sendiri di wilayah yang bersangkutan.
4. The Sustainable Livelihood (SLi)
Kerangka kerja ini menempatkan masyarakat sebagai fokusnya,
dalam artian membangun relasi subyek-subyek, atau yang direduksi
dalam

istilah

people-centered

di

mana

komunitas

yang

miskin

(dianggap/diasumsikan atau dipersepsikan miskin), merupakan subyek


yang pengalamannya kami (tentunya juga sebagai subyek), bagikan
dalam kerangkan konseptual yang selanjutnya disebut sebagai kerangka
atau Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan.
Pesan penting dari pendekatan SLi adalah bahwa ia di mulai
dengan analisis kekuatan dan kapasitas lokal, bukannya kebutuhan yang
perlu disuplai dari luar. Pendekatan ini menyiratkan pengakuan akan
potensi yang melekat pada semua orang, pada satuan analisis yang lebih
luas adalah masyarakat apakah potensi itu berasal dari jaringan kerja
sosial mereka yang kuat, akses mereka pada sumberdaya dan prasarana

10

fisik, kemampuan mereka untuk mempengaruhi lembaga-lembaga kunci


maupun faktor lain yang berpotensi mengurangi kemiskinan. Pendekatan
livelihoods ini bersifat fleksibel dalam penerapannya, tetapi tidak lantas
berarti bahwa prinsip-prinsip intinya harus dikorbankan. Buku ini
menggariskan prinsip-prinsip dan menjelaskan mengapa prinsip-prinsip
tersebut bisa memberi sumbangan yang cukup berarti bagi keseluruhan
nilai pendekatan ini.
a. People-centred
b. Holistik
c. Dinamis
d. Membangun kekuatan dan kapasitas lokal
e. Hubungan makro-mikro
f.

Keberlanjutan.

5. Ziel-Orientierte Projekt Planning (ZOPP)


ZOPP adalah singkatan dari Zielobjective Orientierte Project
Planning. Sebagai suatu metode perencanaan, ZOPP secara resmi
diperkenalkan di GTZ (Gesellschaft Fur Technische Zusammenarbit)
pada tahun 1983. Selanjutnya ZOPP selalu diaplikasikan dalam
merencanakan proyek dalam fase persiapan maupun implementasinya.
Kelebihan ZOPP terletak pada kemampuannya menjamin adanya
konsitensi berpikir dan prosedur serta adanya pemahaman yang sama
akan istilah-istilah yang digunakan. ZOPP, selain meningkatkan kualitas
perencanaan proyek, sekaligus dapat memfasilitasi komunikasi dan
kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu proyek.

11

ZOPP banyak digunakan untuk menjamin agar diperoleh peran serta


yang intensif sejak tahap awal perencanaan proyek dari seluruh pihak
yang berperan di dalam proyek atau terkait oleh kerangka yag logis
(logical

framework),

yaitu

suatu

matriks

perencanaan

yang

menggambarkan struktur dasar proyek secara menyeluruh.


6. Technology of Participation (ToP)
Technology of Participation adalah tehnik perencanaan
pengembangan masyarakat secara partisipatif, sehingga seluruh pihak
memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan
menolong setiap orang untuk mampu mengapresiasikan ide orang lain.
Teknologi partisipatif mengeksplorasi munculnya inisiatif-inisiatif, sikap
kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari seluruh anggota
kelompok. ToP berusaha mengatasi masalah-masalah yang muncul
dalam diskusi tersebut di atas.
Teknik ini digunakan untuk mengundang partisipasi kelompok
sasaran secara optimal untuk merumuskan tujuan, merencanakan
kegiatan dan mempersiapkan tim kerja masyarakat (TKM) yang akan
berfungsi penuh sebagai penggerak utama atas semua kegiatan di
masyarakat.
TOP ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
a. Titel Program (Nama Program Kegiatan yang akan dilakukan)
b. Victory Circle (Tujuan dilaksanakannya program kegiatan)
c. Stars Seven (Pihak-pihak yang dapat dijadikan pendukung program
kegiatan)
d. Analisis SWOT atau Kekuatan dari dalam, Kelemahan< peluang, atau
potensi, atau pihak-pihak yang mendukung serta hambatan atau
kendala
e. Time Scheudul / rencana kerja.
f. RAB (Rencana Anggaran Biaya)
g. TKM (Panitia Kegiatan / Tim Kerja Masyarakat)
7. Community Development (CD) & Sosial Assisting (SA)

12

Community

Development

merupakan

usaha

untuk

menggambarkan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan untuk


menyadarkan masyarakat agar menggunakan dengan lebih baik semua
kemampuan yang dimiliki, dan menggali inisiatif-inisiatif masyarakat
setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan dan investasi
guna mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. Secara singkat
Community Development adalah suatu cara kerja untuk memecahkan
masalah masyarakat.
Penggunaan dari kedua metode ini dalam tahap pemahaman
serta analisis masalah di masyarakat dimana community organization
adalah sebagai metode intervensi yang ditekankan terhadap pemecahan
masalah, sedangkan community development adalah sebagai proses
interaksi sosial yang penekanannya terhadap perubahan sosial
8. Promosi Media atau Media Promotion (MP) dan Dengar Pendapat atau
Public Hearing (PH)
Promosi media pada dasarnya dimaksudkan untuk membangun
opini publik. Promosi media melalui media massa merupakan salah satu
alat yang dianggap efektif dalam membangun opini publik. Public Hearing
adalah suatu proses mendengarkan pandangan dan masukan dari
berbagai pihak yang terkait dengan naskah kebijakan termasuk penentu
kebijakan untuk memperoleh respon terhadap kebijakan yang diusulkan.
F. Peran Pekerja Sosial dalam Praktikum
Dalam praktiknya di lapangan, seorang pekerja sosial itu sendiri
memiliki beberapa peran dalam menggerakkan masyarakat, antara lain ialah:
1. Fasillitator
Praktikan berperan sebagai pihak yang memberikan fasilitasi
kepada masyarakat pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan seperti

13

pada asesmen, penyusunan program, pelaksanaan program, serta


evaluasi program.
2. Broker
Praktikan

menjadi

pihak

yang

menjembatani

atau

menghubungkan masyarakat dalam rangka penjangkauan sumber atau


akses terhadap informasi yang belum mereka ketahui, sebagai sarana
dalam rangka memahami masalah dan mengusahakan pemecahannya.
Hal ini dilakukan ketika mengakses narasumber dan mengakses
dukungan dari pihak pemerintah desa.
3. Motivator
Praktikan secara moral memberi dukungan motivasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Peran ini dilakukan melalui
keterlibatan berbagai aktivitas masyarakat, berpartisipasi dalam urusan
dana serta memberikan informasi tentang contoh-contoh keberhasilan
suatu daerah dalam melakukan perubahan.
4. Penggerak Partisipasi
Menggerakkan partisipasi merupakan bagian penting dari proses
pengembangan masyarakat, dengan demikian praktikan harus mampu
mengajak masyarakat dan berusaha semaksimal mungkin dalam
menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan yang ada di masyarakat.
5. Penggerak Pengorganisasian Warga
Praktikan merupakan penggerak
pengembangan

masyarakat

yang

pengorganisasian

memiliki

pengetahuan

dalam
tentang

masyarakat, organisasi sosial, perkembangan dan perilaku manusia serta


memahami asesmen kebutuhan dan program-program sosial. Dalam hal
ini praktikan sebagai penggerak, pembimbing warga dengan mengajak
warga untuk membentuk organisasi yang sesuai dengan sumber dan

14

potensi yang ada serta kemampuan yang dimiliki oleh warga itu sendiri
dalam usaha pemecahan masalah sosial yang ada.

G. Proses Supervise
Tugas supervisor pada dasarnya adalah melaksanakan tiga fungsi
supervise, yaitu education administrative, dan personal support. Proses
supervisi difasilitasi oleh dosen pembimbing kelompok, yaitu Ibu Dra. Yana
Sundayani, M.Pd, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Supervisi

terhadap

mahasiswa,

meliputi:

supervisi

pendidikan,

administratif, dan suportif. Supervisi dilakukan di posko praktikan di Desa


Mekarsari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta .
2. Evaluasi terhadap kegiatan praktikum, mencakup ketercapaian tujuan
praktikum (evaluasi hasil) dan kesesuaian pelaksanaan praktikum dengan
kompetensi (evaluasi proses).
3. Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, mencakup
pemeriksaan pencatatan dan laporan mahasiswa, penilaian proses dan
hasil kerja mahasiswa, penilaian laporan melalui ujian lisan yang
dilaksanakan 13 hari kerja setelah kegiatan praktikum.
H. Langkah-langkah Kegiatan Praktikum
1. Tahap Persiapan
a. Pembekalan Praktikum
Pembekalan praktikum III dilaksanakan pada hari Jumat, 9
Februari 2015 di Ruangan Dikti STKS Bandung. Materi pembekalan
praktikum membahas mengenai rencana kegiatan praktikum III yang
akan dilaksanakan. Praktikum III bersifat makro aras komunitas dan
kebijakan berkenaan dengan proses intervensi bagi masyarakat yang
menjadi sasaran praktikum mahasiswa STKS Bandung. Dimana
lokasi praktikum di tempatkan pada 5 kecamatan dan 52 desa

15

berbeda di daerah Kabupaten Purwakarta selama 2 bulan. Penjelasan


rinci lebih difokuskan pada kegiatan praktikum III yang mana akan
dimulai pada hari Senin,

16 Februari 2015 dengan sistem

penempatan block placement hingga tanggal 16 April 2015.


b. Koordinasi pembimbing praktikum, dilakukan oleh semua dosen
pembimbing praktikum.
c. Bimbingan pra praktik, studi literatur, dan penugasan, dilakukan oleh
pembimbing kepada praktikan satu minggu sebelum pelaksanaan
praktikum. Sebelum praktikan terjun ke lokasi praktikum III, praktikan
melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah
ditentukan oleh lembaga yaitu Ibu Dra. Yana Sundayani.
2. Tahap Pelaksanaan
Praktikum III Praktik Pekerjaan Sosial Makro Aras Komunitas dan
Kebijakan Program Diploma IV Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
Bandung dilaksanakan menyesuaikan dengan matriks kegiatan yang
sudah disetujui oleh dosen pembimbing dengan timeline sebagai berikut:
1. Inisiasi Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 16-20
Februari 2015.
2. Pengorganisasian Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada
tanggal 21-25 Februari 2015.
3. Asesmen Sosial dilaksanakan selama 14 hari yaitu pada tanggal 26
Feb-11 Maret 2015.
4. Perencanaan Sosial dilaksanakan selama 8 hari yaitu pada tanggal 1218 Maret 2015.
5. Intervensi Komunitas dilaksanakan selama 14 hari yaitu pada tanggal
19 Maret - 01 April 2015.
6. Intervensi Kebijakan dilaksanakan selama 8 hari yaitu pada tanggal
02-09 April 2015.

16

7. Monitoring dan Evaluasi Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada


tanggal 10-14 April 2015.
8. Terminasi dan Rujukan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal
15-16 April 2015.
9. Pengakhiran praktikum dan penyusunan laporan dilaksanakan pada

I.

tanggal 20-30 April 2014.


Matriks kerja terlampir.
Sistematika Penulisan Laporan Praktikum
Laporan hasil pelaksanaan Praktikum III (Intervensi Makro) disusun
berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan, yang meliputi aspek-aspek:
BAB I

: Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum,
metode dan teknik pekerja sosial makro, teknologi pekerja
sosial makro, peran pekerja sosial dalam praktikum, proses
supervisi, serta langkah kegiatan praktikum, dan sistematika
penulisan laporan praktikum.

BAB II

: Tinjauan Pustaka
Berisi Kajian Pustaka tentang komunitas dan pemerintahan
desa, tentang kebijakan dan perencanaan sosial, tentang
program dan pelayanan sosial Karang Taruna, tentang praktik
pekerjaan sosial makro dan pengembangan masyarakat.

BAB III

: Gambaran komunitas dan Pemerintahan Desa


Berisi kondisi geografi, kondisi demografi, kondisi sosialekonomi, kondisi adat budaya, kelembagaan sosial, program
dan pelayanan sosial, sistem pemerintahan, rencana dan
anggaran pembangunan, peraturan-peraturan, usaha-usaha
perekonomian, serta potensi dan modal sosial Desa Mekarsari.

BAB IV

: Pelaksanaan praktikum

17

Pelaksanaan Praktik Pekerjaan Sosial Makro aras Komunitas


dan Kebijakan meliputi : inisiasi sosial, pengorganisasian sosial,
asesmen sosial, perencanaan sosial, intervensi sosial, moneva
sosial, dan terminasi serta rujukan sosial.
BAB V

: Evaluasi praktikum
Berisi laporan kegiatan yang memuat tentang refleksi lapangan
dan faktor pendukung dan penghambat, usulan dan masukan
untuk praktik pekerja sosial makro khususnya terkait dengan
metode dan teknik serta teknologi peksos makro.

BAB VI

: Kesimpulan dan Rekomendasi


Berisi kesimpulan tentang komunitas dan pemerintah desa,
tentang proses praktik pekerja sosial makro, hasil yang telah
dan belum dicapai dalam praktikum. Rekomendasi ditujukan
kepada pihak mana, isi teknis rekomendasi, langkah-langkah
untuk menjalankan rekomendasi.

BAB VII : Lampiran


Berisi profil dan potensi desa, proses penerapan teknologi
praktik peksos makro, daftar hadir pertemuan, gambar/peta,
foto, grafik, naskah kebijakan, dll.
Daftar Pustaka

18

Anda mungkin juga menyukai