NAMA PASIEN
: KHOIRUL MUSTOFA
UMUR
: 50 TAHUN
JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI
ALAMAT
PEKERJAAN
: ATLET
STATUS
: SUDAH MENIKAH
AGAMA
: ISLAM
RIWAYAT KESEHATAN
:-
KELUHAN UTAMA
DATA PASIEN
NAMA PASIEN
: KHOIRUL MUSTOFA
UMUR
: 50 TAHUN
JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI
ALAMAT
PEKERJAAN
: ATLET
STATUS
: SUDAH MENIKAH
AGAMA
: ISLAM
RIWAYAT KESEHATAN
:-
KELUHAN UTAMA
: 37,70 celcius
Tekanan Darah
: 100/80 mm/Hg
Berat Badan
: 60
Tinggi Badan
: 170 cm
Frekuensi Pernapasan
: 16
Frekuensi Nadi
: 60
PENGKAJIAN FISIK
Warna Konjunctiva : putih pucat
Muka Pucat
: YA / TIDAK
kg
Turgor kulit
: menurun
Kelembaban Kulit
: kulit kering
Kantung mata
ROLL PLAY
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
Kelompok 9 :
Ayah diperankan oleh Khoirul Mustofa
Anak diperankan oleh Maizan Rahmatina
Perawat I diperankan oleh Ratna Dewi Puspitasari
Perawat II diperankan oleh Betty Retna Ningsih
Pada roll play kali ini kelompok 9 mendapatkan tema tentang pengkajian
pemenuhan kebutuhan cairan. Kami akan bermain peran tentang seorang atlet
bernama Pak Mustofa yang sedang mengalami gangguan yaitu diare yang
menyebabkan dehidrasi sehingga pemenuhan kebutuhan cairan tidak terpenuhi.
Siang itu di sebuah klinik di daerah Sleman, Pak Mustofa datang bersama
anak perempuannya hendak memeriksakan kesehatan.
Pasien datang ke klinik bersama anaknya
Adegan I (Di ruang registrasi)
Perawat I
Anak
Perawat I
Pasien
: Benar sus.
Perawat II
Pasien
: Sus, saya merasa pusing, badan saya lemas, mual, panas dingin,
tenggorokan kering.
Anak
: Tiga hari terakhir ayah saya sering bolak balik ke kamar mandi untuk
buang air besar, sus.
Perawat II
: Selama tiga hari itu, dalam sehari bapak BAB berapa kali?
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
: Tidak sus.
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Anak
sayurnya banyak.
Perawat II
Anak
: Iya, ayah suka sekali makanan yang bersantan, tapi tidak suka
pedas.
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Anak
Perawat II
Anak
Perawat II
Anak
: Tidak sus.
Perawat II
Anak
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Pasien
Perawat II
Anak
: Tidak sus.
Perawat II
: Oh ya sus.
Pasien
: Sus, saya kok masih pusing, rasanya mual ,saya juga masih bolakbalik ke kamar mandi terus sus.
Perawat II
Pasien
: Baik sus
Perawat II
Pasien
Perawat II
Anak
: Oh begitu ya sus. Terus yang tidak boleh ayah makan lagi apa sus?
Perawat II
Anak
Perawat II
: Begini mbak, kalau bapak makan pedas dan bersantan kinerja usus
akan berkontraksi lebih berat dan juga di dalam makanan yang pedas
dan bersantan mengandung racun yang dapat merangsang kerja
Perawat II
Anak
Pasien
: Iya nak.
Anak
: Terus kan ayah saya itu setelah minum banyak terus muntah sus,
supaya ayah saya tidak muntah saya harus gimana ya sus?
Perawat II
Anak
Perawat II
Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, pasien dan anak menuju tempat
penebusan obat.
Anak
Perawat I
: Bapak Khoirul.
Pasien
: Iya sus.
Perawat I
: Ini obatnya.
Pasien
Perawat I
: Iya bapak.
Anak
Perawat I
Pasien
Perawat I
Pasien
: Oh begitu ya sus.
Pasien
: Baik sus..kemudian saya ini tidak perlu minum obat kan sus?
Perawat I
: Untuk sementara ini belum pak, bapak coba minum oralit terlebih
dahulu, jika nantinya diare bapak belum juga sembuh, kami baru
akan memberikan obat pak.
Anak
Perawat I
Anak
Perawat I
: Bisa mbak, caranya siapkan satu gelas air yang telah dimasak (200
ml), lebih baik air hangat agar enak meminumnya. Masukan 1
bungkus bubuk oralit ke dalam gelas. Aduk sampai larut dan di
minum. Jika mbak tidak memiliki persediaan larutan oralit siap pakai
mbak dapat membuat larutan pengganti oralit dengan menggunakan
gula dan garam dapur.
Anak
Perawat I
: Caranya, siapkan satu gelas air yang telah dimasak (200 ml), lebih
baik air hangat agar enak meminumnya. Tambahkan gula satu
sendok teh penuh. Tambahkan garam sendok the. Aduk sampai
larut kemudian di minum.
Anak
: Oh begitu sus.
Perawat I
Anak
Perawat