BAB I, II, III, Dan Daftar Pustaka
BAB I, II, III, Dan Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai
jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi diIndonesia adalah dibidang
kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan
penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk
semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju
pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana (Depkes RI, 2010).
Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang,
sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan
kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan
ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan
dan pengendalian penduduk (BKKBN, 2007).
Pendapat Malthus yang dikutip oleh Manuaba (1998) mengemukakan
bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam
laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia
laksana deret ukur, sehingga pada suatu titik sumber daya alam tidak mampu
menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan.
Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan setiap keluarga memperhatikan
dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan berkenaan dengan hal
tersebut. Paradigma baru Program KB Nasional telah diubah visinya dari
1
mewujudkan
NKKBS
menjadi
Keluarga
berkualitas
2015
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang IUD (Intra Uterine Device)
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan
sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Hartanto, 2010 : 17).
Intra Uterine Device (IUD) / Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa(baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya),diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus
(Hidayati, 2009 : 29).
IUD adalah alat kontrasepsi yang dumasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline). Ada yang
dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang di batangnya berisi
hormon progesterone (Suratun, 2008 : 87).
IUD adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan
untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke
dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif .
7
2. Tipe-tipe IUD
a. Tipe yang secara kimiawi bersifat lengai (tidak menimbulkan reaksi
kimia apapun) terbuat dari baha yang tidak bisa diserap, yakni
paling sering terbuat dari polyethylene yang diimpregnasi oleh barium
sulfat untuk memberikan radiopasitas (contohnya, spiral/lippes loop).
b. Tipe yang kurang lebih akan mengahasilkan elusi dari alat
dengan substansi kimia yang aktif, seperti alat yang mengandung
unsur tembaga atau preparat progestasional (contoh progestasert
berbentuk huruf T yang melepaskan kurang lebih 65 g progesteron
per hari melalui batang vertikal yang terbuat dari kopolimer vinil
asetat, seperti Copper T). (Wiknjosastro, 2007).
3. Mekanisme kerja IUD
Sampai saat ini mekanisme kerja IUD belum diketahui secara pasti.
Kini pendapat yang terbanyak menyatakan bahwa IUD dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan setempat (endometrium) yang disertai
dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. Pemeriksaan cairan uterus pada akseptor IUD seringkali dijumpai
pula sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa (Hidayati,
2009 : 31).
Sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada
akseptor IUD, yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam
uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Sering ditemukan terjadinya
kontraksi uterus pada pemakai IUD, sehingga dapat mengahalangi
proses nidasi, kontraksi ini terjadi diduga karena adanya peningkatan
kadar prostaglandin dalam uterus wanita tersebut (Hidayati, 2009 : 32).
Pendapat
lain
mengatakan
bahwa
IUD
bioaktif
mekanisme
implantasi
blastokista
dalam
endometrium
dan
ini
dari
Tidak
10
waktu
haid
atau
diantaranya
jarang
apabila
pemasangannya benar).
d. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan.
f. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
g. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan
dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama
pemasangan.
h. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 2 hari.
11
12
oleh
suatu
kehalmilan
dan
kembali
lain
untuk
akseptor
yang
dapat
menggunakan
13
d. Pasien obesitas/kurus.
e.Sedang menyusui.
f. Penderita tumor jinak payudara.
g. Penderita Ca payudara.
h. Pusing-ousing/nyeri kepala.
i. Varises kaki dan vulva.
j. Pernah menderita penyakit seperti stroke, DM, liver, dan empedu.
k. Menderita hipertensi, jantung, malaria, skistosomiasis (tanpa
anemia), penyakit tiroid, epilepsi atau TBC nonpelvis.
l. Pasca KET.
m. Pasca pembedahan pelvis. (Hidayati, 2009 : 37)
pengetahuan.
Apabila
penerimaan
perilaku
didasari
oleh
14
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau
menghubungkan
bagian-bagian
di
dalam
suatu
bentuk
keseluruhan.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
pemikiran terhadap suatu materi atau obyek.
2. Sikap
Sikap
terdiri
Notoatmojo, 2007:126) :
dari
berbagai
tingkatan
yakni
(Soekidjo
15
1) Menerima (receiving)
Menerima
diartikan
bahwa
orang
(subyek)
mau
dan
mengerjakan
dan
jawaban
apabila
ditanya,
saudaranya,
16
positif
kecenderungan
tindakan
adalah
mendekati,
untuk
menjauhi,
perkembangan
objeknya. Sifat
ini
itu
dalam
membedakannya
hubungan
dengan
sifat
dengan
motif-
sendiri,
tetapi senantiasa
mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu
terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan
suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat
juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah
yang membedakan
17
18
karena kebudayaanlah
memberi
individu-individu
corak
pengalaman
yang
masyarakat
asuhannya.
4) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama
sangat
menentukan
sistem
kepercayaan
tidaklah
19
20
manusia,
b. Pembagian Motivasi
1) Motivasi intrinsik
21
mengarahkan,
dalam
mendukung
diri
dan
orang
yang
menghentikan
perilakunya.
2) Teori proses
Teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha untuk
menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan,
memelihara dan menghentikan perilaku individu. (Abraham H.
Maslow 2006).
C. Kerangka Konsep
22
Variabel Dependen
PENGETAHUAN
SIKAP
MOTIVASI
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini bersifat survey deskripsi dengan pendekatan
Cross Sectional, dimana variabel bebas (Independen Variabel) dan dari
variabel terikat (Dependen Variabel) dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wawotobi Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe. Penelitian di lakukan pada tanggal 20
Februari sampai 27 Maret 2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua Pasangan Usia Subur
(PUS) yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Wawotobi Tahun 2015,
yaitu sebanyak 2.499 akseptor.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Accidental
Sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada pada saat penelitian dilakukan. Jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah jumlah semua ibu yang menggunakan alat
24
25
x 100%
Keterangan :
X = Variabel yang diteliti
n
26