Anda di halaman 1dari 63

PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN
andahome@g

MANAJEMEN PRODUKSI - 2015

Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan bagian dari modal kerja y

Pengertian Persediaan
2.
1.
Persediaan
3.
Tingkat likuiditasnya
(Inventory) paling
mrpk elemen
rendah utama

Modal Kerja karena :

dari

Jenis Persediaan
4

Bahan mentah (raw materials)


Part atau barang yang dibeli
Work-in-process
Component parts
Tools, machinery, and equipment
Barang jadi

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan
1.

Jika persediaan terlalu tinggi maka


a)
b)

c)
d)

e)

Biaya penyimpanan tinggi


Biaya bunga tinggi
Jika Investasi dibiayai Modal Asing biaya bunga
Jika Investasi dibiayai Modal Sendiri Opportunity
cost
Biaya pemeliharaan di gudang tinggi
Kemungkinan kerugian karena kerusakan,
turunnya kualitas, keausan.
Memperkecil keuntungan perusahaan

Manajemen Persediaan
2.

Jika persediaan terlalu kecil, maka proses


produksi akan terganggu akibatnya :
Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct
labour tidak bekerja dengan sepenuhnya.
Penjualan turun, akibatnya:

Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan


konsumen
Turunnya market share
Turunnya laba

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INVESTASI DALAM PERSEDIAAN
1.

Tingkat penjualan
Makin tinggi omzet penjualan makin besar investasi pada
persediaan.

2.

Sifat teknis dan sifat produksi

Produksi pesanan persediaan beragam & banyak


Produksi masal persediaan bisa diatur

3.

Lamanya proses produksi

4.

Daya tahan bahan baku dan produk akhir

5.

Barang tahan lama persediaan relatif tinggi


Barang tahan tidak lama persediaan relatif rendah
Barang musiman persediaan tinggi pada musimnya

Lama pembelian & pengiriman

Alasan Penyimpanan
Persediaan

Trade-of antara ongkos simpan dan


ongkos pesan
Menghadapi permintaan tak terduga
Permintaan musiman atau siklikal
Menghadapi variasi permintaan
Memanfaatkan adanya potongan harga
Menghadapi kenaikan harga

PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN


DAGANG

Persediaan Barang Dagangan


PENGENDALIAN

Dengan mempertimbangkan :
Kemampuan menjual
Biaya Pemesanan
Biaya Pengiriman
Biaya Penyimpanan di Gudang
Lama proses pembelian sampai
barang diterima
Harga

PERSEDIAAN PADA
MANUFAKTUR
(Bahan Baku)
1.Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada
Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
Biaya simpan dan biaya bunga tinggi.
Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
Menghambat jalannya proses produksi
2.Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku

Ada 4 cara dalam Pengadaan Bahan Baku


Jumlah
Dibeli

keseluruhan dibeli sekaligus

secara bertahap

Pembeliaan
Just

dengan EOQ

in time (JIT)

Pembelian sekaligus
Keuntungan :
1.
Frekuensi pembelian kecil, sehingga
biaya pembelian dapat minimal
2.
Perusahaan tidak kuatir akan
kekurangan Bahan Baku
3.
Perusahaan mempunyai persediaan
yang cukup, sehingga stock persediaan
rendah
4.
Proses produksi dapat berjalan lancar
Kerugian:
5.
Biaya simpan tinggi
6.
Perusahaan harus menanggung

Pembelian Bertahap
Keuntungan :
1.
Biaya simpan menjadi kecil
Kerugian:
2.
Biaya pesan menjadi tinggi, karena
frekuensi pembelian berulang-ulang

Ongkos Inventory (konkrit)


14

Ongkos simpan

Ongkos pesan

Ongkos untuk menyimpan per unit per perioda

Ongkos memesan per sekali pesan

Ongkos kekurangan persediaan / shortages

Kerugian sementara atau permanen akibat


demand tidak bisa dipenuhi

Bentuk Demand
15

Independent demand: EOQ

Produk jadi
Produk yang dibuat atas permintaan
konsumen
Memerlukan peramalan

Dependent demand: MRP

Part yang merupakan bagian dari suatu


produk
Tidak perlu diramalkan

16

Sistem Pengendalian
Inventory

Fixed-order-quantity system
(Continuous)

Pemesanan konstan pada saat inventory


mencapai jumlah tertentu (reorder point)

Fixed-time-period system (Periodic)

Pemesanan dilakukan setelah mencapai


waktu tertentu yang tetap dengan jumlah
pemesanan tidak tetap

Sistem P

SistemQ
Stock tersedia

Stock

terima

terima

tersedia

Demand
Stock > demand

Demand
No

No

Backorder/Lost
sale

Hitung posisi stock


Perioda review tercapai

No Posisi stock ROP


Yes
Pesan sebesar EOQ

17

Yes

Yes
Tentukan posisi stock
Tentukan order quantity
Max.stock stock position
Pesan sebesar Q

Asumsi Model Dasar EOQ (Economic Order


Quantity)
18

Demand diketahui dengan pasti

Demand konstan sepanjang waktu

Shortages tidak diizinkan

Lead time penerimaan pesanan diketahui dan


konstan

Pesanan diterima sekaligus

Siklus Pemesanan Inventory


19

Inventory Level

Order quantity

Reorder point
0

Lead
time
Order
Order
Placed Received

Lead
Time
time
Order
Order
Placed
Received

Economic Order Quantity


20

Ongkos pesan (bila ada quantity


discount, maka harga per unit pun) turun
dengan kenaikan ukuran pemesanan

Ongkos simpan naik dengan kenaikan


ukuran pemesanan

EOQ adalah jumlah pada saat ongkos


total minimum

Kurva Ongkos Model EOQ


21

Annual
cost ($)

Slope = 0
Total Cost

Minimum
total cost

Carrying Cost
Ordering Cost
Optimal order

Order Quantity

Notasi Matematik
22

R = permintaan tahunan (unit)


P = harga beli per unit
C = ongkos pesan per sekali pesan
H = PF = ongkos simpan per unit per
tahun
Q = ukuran pemesanan (lot size)
F = ongkos simpan tahun sebagai
persentase dari harga per unit

Rumusan Matematis(1)
23

RP = demand * price

Ongkos beli =

R/Q = demand / quantity

Frekuensi pemesanan per tahun =

CR/Q = biaya pesan * frek pesan

Ongkos pesan =

Q/2

Inventory rata-rata =

HQ/2 = biaya simpan * inv rata2

Ongkos simpan =

Ongkos total inventory = o beli + o pesan + o simpan

T = RP + RC/Q + QH/2

Rumusan Matematis(2)
24

T = RP + RC/Q + QH/2
dT/dQ = -RC/Q2 + H/2 = 0
H/2 = RC /Q2
Q2H = 2RC
Q2 = 2RC/H
2RC
EOQ Q*
H

Contoh (1)
25

Setiap tahun PT WM membeli 8000 unit


produk X dengan harga Rp. 10 per unit.
Ongkos pesan adalah Rp. 30 per sekali
pesan dan ongkos simpan adalah Rp. 3
per unit per tahun.
Hitung:

EOQ
Ongkos total tahunan

Contoh (2)
26

R = 8000, C = 30, H = 3
2x8000x30
EOQ Q*
400
3

T = 8000x10 + (8000x30)/400 + 3x400/2


T = Rp. 81.200

27

Economic Order Interval


(EOI)
m = frekuensi pemesanan = R/Q
T = 1/m = Q/R
Bila EOQ Q* 2RC
H

(tahun)
maka

Q
T*
R

2RC
H 2C
R
RH

Model dengan Backorder(1)


Karena t1= (V/R), maka
ongkos simpan selama t1=

28

H(V/2)t1 = HV2/(2R)

R
Q

Ukuran stockout = QV

V
t2

Karena t2= (Q-V)/R, maka


ongkos backorder selama t2=
{K(Q-V)t2}/2 =

0
t1

{K(Q-V)2}/(2R)
t3

Total ongkos selama perioda t3=


QP + C + HV2/(2R) + {K(Q-V)2}/(2R)

Karena ada R/Q kali order per tahun: T = R/Q [QP + C + HV2/(2R) + {K(Q-V)2}/(2R)]

Model dengan Backorder(2)


29

T = R/Q [QP + C + HV2/(2R) + {K(Q-V)2}/(2R)]


Penyelesaian dT/dQ = 0 dan dT/dV = 0 menghasilkan

2 RC
Q*
H

H K
K

2 RC
V*
H

K
H K

Contoh(1)
30

Setiap tahun PT WM membeli 8000 unit


produk X dengan harga Rp. 10 per unit.
Ongkos pesan adalah Rp. 30 per sekali
pesan dan ongkos simpan adalah Rp. 3
per unit per tahun. Bila backorder
dengan ongkos per unit per tahun
sebesar Rp 1, maka hitung EOQ, V* dan
ROP

Contoh(2)
31

2 x8000 x30 3 1
Q*
800
3
1

V*

2 x8000 x30 1
200
3
3 1

RL
8000 x 2
B
(Q V )
600 292
52
52

Quantity Discounts (1)


32

Harga produk per unit diketahui:


Po
untuk
1Q U1
P1
.
.
.
Pj

untuk U1 Q U2

untuk

Uj Q

Quantity Discounts (2)


33

Langkah-langkah
1.

2.

3.

Mulai dengan harga terendah, hitung EOQ pada setiap


tingkat harga sampai EOQ yang valid diperoleh
Hitung ongkos total tahunan untuk EOQ yang valid dan
untuk setiap kuantitas yang lebih besar dari EOQ pada
semua price break
Tentukan ukuran pemesanan dengan ongkos total
minimum

Contoh (1)
34

Perusahaan SC membeli 8000 unit


produk X per tahun. Pemasok
menawarkan harga sebagai berikut: Rp.
10 untuk Q < 500
Rp. 9
untuk Q 500
Bila ongkos pesan adalah Rp. 30 dan
ongkos simpan adalah 30% dari harga
beli per unit per tahun, hitung EOQ

Contoh (2)
35

*
Q10

2x8000x30
400
0,3x10

Q*9

2x8000x30
422
0,3x9

Q10 adalah valid, tetapi Q9 adalah invalid


(karena harga Rp. 9 seharusnya untuk
nilai Q 500). Ongkos total untuk Q10
adalah T10 =Rp. 81.200. Ongkos total
pada price break (Q = 500) adalah T9 =
Rp. 73.155. Dengan demikian maka
ukuran pemesanan adalah Q = 500 unit

36

Economic Production/Manufacturing Quantity


(EPQ/EMQ)

Ongkos setup turun bila ukuran batch


produksi naik

Ongkos simpan naik bila ukuran batch


naik

EPQ/EMQ adalah jumlah pada saat


ongkos total minimum

37

Production, Demand and


Inventory
Economic
Production
Lot
Fluctuating
Inventory

Siklus Produksi
Inventory Level

38

Q
Q1

p
p-r

ROP
0

tp

Waktu

t
p= tingkat produksi; r=tingkat permintaan (r<p); tp= perioda produksi;
t=perioda antar produksi; Q1= tp(p-r)=inventory maksimum; Q= tpp

Rumusan Matematis(1)
39

Harga beli =R*P


Frekuensi pemesanan per tahunR/Q
=

C
Ongkos pesan =

* R/Q
{Q(p-r)}/2p

Inventory rata-rata =

{H*Q(p-r)}/2p

Ongkos simpan =

Ongkos total inventory = T =

R*P + C*R/Q + {H*Q(p-r)}/2p

Rumusan Matematis(2)
40

T
= RP + RC/Q + {HQ (p-r)}/2p
dT/dQ = -RC/Q2 + {H(p-r)}/2p = 0
{H(p-r)}/2p= RC /Q2
Q2{H(p-r)} = 2pRC
Q2 = 2pRC/{H(p-r)}
2pRC
EMQ Q*
H(p - r)

Contoh (1)
41

Permintaan untuk item X adalah 20.000


unit per tahun. Pabrik ini mempunyai
250 hari kerja per tahun dengan tingkat
produksi sebesar 100 unit per hari dan
lead time sebesar 4 hari. Ongkos
produksi adalah Rp. 50 per unit, ongkos
simpan adalah Rp. 10 per unit per tahun,
dan ongkos setup adalah Rp. 20 per
sekali setup. Hitung EMQ dan ongkos
total yang terjadi

Contoh (2)
42

r= R/N= 20.000/250= 80 unit per hari


p= 100 unit per hari
C= 20; H= 10

2x100x20.000x20
EMQ Q*
10(100 - 80)

EMQ = 632

T = Rp. 1.001.264

Model Persediaan dengan Demand


Probabilistik dan LT 0 dan tetap
43

Adanya LT membuat
perlunya ditentukan
REORDER POINT: titik
dimana pemesanan harus
dilakukan

Demand probabilistik
(Distribusi Normal)
membuat terdapat
kemungkinan persediaan
habis sedangkan pesanan
belum datang

Untuk mengatasi dibuat


SAFETY STOCK

Reorder Point dengan Safety Stock


Inventory level

44

Reorder point

Safety stock

LT

Time

LT

45

Demand probabilistik
..

Reorder Point = r besarnya sama dengan


demand selama lead time: r = D.LT
Contoh: jika demand per tahun 10.000 unit;
lead time pemesanan selama 1 minggu; maka:

Reorder Point: r = demand selama 1 minggu


r = 1/52 x 10.000 = 192,3 ~ 193
Artinya jika persediaan mencapai 193 unit maka
pemesanan harus dilakukan

Reorder point tersebut belum


memperhitungkan besarnya Safety Stock

Demand Probabilistik
46

Safety stock dibuat


agar dapat
mengurangi
kemungkinan out of
stock
Dipengaruhi oleh
lama lead time dan
besar variansi dari
demand
Ditentukan dengan
perhitungan:
s=xZ
dimana Z dilihat dari
tabel Normal

Penentuan nilai z:
47

Service level
0.90
0.95
0.98
0.99
0.9986

Stock Out
z value
Probability
0.10
1.28
0.05
1.65
0.02
2.05
0.01
2.33
0.0014
3.75

Demand probabilistik .
48

Dengan demikian keputusan persediaan


yang harus dilakukan adalah:
2 SD
Q0
Lot pesanan:

Saat pemesanan:
r

D.LT .Z

12. Metode Pemesanan Kembali


49

Pada bahasan sebelumnya pemesanan


dilakukan jika tercapai tingkat persediaan
sebesar r = redorder point
Pemesanan kembali juga dapat dilakukan
dengan cara lain, yaitu pada r = waktu
tertentu; misalkan setiap satu bulan
sekali
Keduanya adalah metode pemesanan
kembali, yang disebut:

Metode Continous Review (Metode Q)


Metode Periodic Review (Metode P)

Sistem P

SistemQ
Stock tersedia

Stock

terima

terima

tersedia

Demand
Stock > demand

Demand
No

No

Backorder/Lost
sale

Hitung posisi stock


Perioda review tercapai

No Posisi stock ROP


Yes
Pesan sebesar EOQ

50

Yes

Yes
Tentukan posisi stock
Tentukan order quantity
Max.stock stock position
Pesan sebesar Q

12.1. Metode Q
51

R = Reorder Point
Q = Order Quantity
L = Lead time

Metode Q .
52

Dengan cara pemesanan seperti ini setiap kali


pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan
yang sama (karena itu disebut metode Q)
Untuk memudahkan implementasinya, sering
digunakan visual review system dengan metode
yang disebut Two Bin System:
Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I
berisi persediaan sebesar tingkat reorder point;
Bin II berisi sisanya
Penggunaan stock dilakukan dengan
mengambil isi Bin II; jika sudah habis artinya
pemesanan harus dilakukan kembali;
sementara menunggu pesanan datang, stock
pada Bin I digunakan

12.2. Metode P
53

Metode P ..
54

Periode pemesanan tetap = T

Jumlah yang dipesan sangat bergantung pada sisa


inventory pada saat periode pemesanan tercapai; sehingga
setiap kali pemesanan dilakukan, ukuran lot pesanan tidak
sama

Terdapat kemungkinan persediaan sudah habis tetapi


periode pemesanan belum tercapai

Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif lebih besar


(untuk T dan untuk LT= Lead Time)

55

Metode P: Penentuan jumlah pesanan


q = d(T + L) + Z T+ L - I
Where:
q = quantitiy to be ordered
T = the number of days between reviews
L = lead time in days

Jumlah
Inventory
Maksimum

d = forecast average daily demand


z = the number of standard deviations for a specified service level

T+ L = standard deviation of demand over the review and lead time


I = current inventory level (includes items on order)

Penentuan Nilai Z
56

dT(1- P)
E(Z) =
T+ L
where
E(Z) = expected number units short from a normalized
table where = 1
P = service level desired
dT = demand during the review period where d is daily

T+ L

demand and T is the number of days


= standard deviation over the review period and the
lead time

Penentuan Nilai T+L


57

T+ L =

T+ L
i 1

di

Since each day is independent and d is constant,

T+ L =

(T + L) d 2

The standard deviation of a sequence of


random events equals the square root of
the sum of the variances.

Contoh:
58

Daily demand for a product is 20 units.


The review period is 30 days, and lead time is 10 days.
Management has set a policy of satisfying 96 percent
of demand from items in stock. At the beginning of the
review period there are 200 units in inventory. The daily
demand standard deviation is 4 units.
How many units should be ordered?

Solusi
59

T+ L =

(T + L) d =
2

30 + 10 4 = 25.298
2

dT(1- P) 20(30)(1-.96)
E(Z) =
=
= .949
T+ L
25.298
E(Z)
Z
1.00-0.90
0.92-0.80

By Linear Interpolation,
.029
.10 = -0.836
Z = -.80 .08

Solusi
60

q = d(T + L) + Z T + L - I
q = 20(30 + 10) + (-0.836)(25.298) - 200
q = 800 - 21.149 - 200 = 578.851, or 579 units

To satisfy 96 percent of demand order 579 units


at this review period.

Metode P ..
61

Metode P relatif tidak memerlukan proses


administrasi yang banyak, karena periode
pemesanan sudah dilakukan secara periodik.
Untuk memudahkan implementasinya, digunakan
visual review system dengan metode yang
disebut One Bin System:
Dibuat Bin yang berisikan Jumlah Inventory
Maksimum
Setiap kali periode pemesanan sampai tinggal
dilihat berapa stock tersisa dan pemesanan
dilakukan untuk mengisi Bin penuh

12.3. Perbandingan Cara:


62

Periode pemesanan tidak


tetap
Jumlah yang dipesan
selalu sama
Barang yang disimpan
relatif lebih sedikit
Memerlukan administrasi
yang berat untuk selalu
dapat memantau tingkat
persediaan agar tidak
terlambat memesan

SISTEM Q

Periode pemesanan tetap


Setiap kali pesan dalam
jumlah yang berbeda
Membutuhkan safety
stock relatif lebih besar:
untuk melindungi
variansi demand dan
juga untuk demand
selama periode pesan
belum sampai
Administrasi ringan

SISTEM P

14. Perlakuan terhadap Out of Stock


63

Jika biaya out of stock dapat ditaksir, maka


terdapat dua kemungkinan terhadap kejadian
kekurangan persediaan:
LOST SALE: kekurangan dianggap sebagai
kehilangan kesempatan memperoleh
pendapatan
BACK ORDER: kekurangan persediaan dapat
dipenuhi kemudian dengan biaya-biaya
tambahan dan dengan anggapan konsumen
masih mau menunggu
Keduanya dapat dihitung berdasarkan biaya
per unit kekurangan stock atau
berdasarkan biaya setiap kali terjadi

Anda mungkin juga menyukai