Nama Mahasiswa
NPM
: 140910354
Dosen
: Tim Dosen
Agama Islam |1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Kuasa, sehingga atas izin
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih pada Dosen pembimbing mata kuliah
Agama Islam yang telah memberikan materi yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mandiri mata kuliah Agama
Islam.
Pendidikan
agama
di
lingkungan
keluarga
sangat
besar
kepribadian
yang
baik
dan
terhindar
dari
pelanggaran-
Agama Islam |2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang..................................................................................1
1.2.
Rumusan
Masalah............................................................................3
1.3.
Tujuan
Penulisan..............................................................................3
1.4.
Manfaat
Penulisan............................................................................3
BAB II: LANDASAN TEORI
2.1. Pendidikan Agama Islam...................................................................4
2.2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam.....................................6
2.3. Metode Pendidikan Agama Islam......................................................8
2.4. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam...........................................11
BAB III: PEMBAHASAN
3.1. Peran Keluarga Bagi Anak-Anak.....................................................14
3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.............................19
3.3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Anak Berkepribadian Buruk
.......22
3.4. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak............................................................26
Agama Islam |3
34
Agama Islam |1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Islam adalah agama yang suci, agama yang sangat memperhatikan
dimaksud
dengan
keluarga
muslim
adalah
keluarga
yang
Agama Islam |2
keluarga bersifat informal yang tidak terikat oleh waktu dan program
khusus.
Peran pendidikan sendiri adalah menjaga generasi sejak masa
kecil dari berbagai penyelewengan ala jahiliyah, mengembangkan pola
hidup, perasaan dan pemikiran mereka sesuai dengan fitrah agar menjadi
pondasi yang kuat, pendidikan yang diberikan akan mempengaruhi anak
dan akan menjadi bagian dari kepribadiannya. Untuk membangun pondasi
yang kuat, dalam diri anak dibutuhkan pendidikan agama semenjak usia
dini. Seorang anak memiliki dua potensi yaitu bisa menjadi lebih baik dan
bisa menjadi lebih buruk. Baik buruknya anak sangat berkaitan erat
dengan pembinaan dalam pembinaan agama Islam dalam keluarga,
masyarakat, dan lembaga pendidikan.
Sejalan dengan semakin pesatnya arus globalisasi yang dicirikan
dengan derasnya arus informasi dan teknologi ternyata dari satu sisi
memunculkan persoalan-persoalan baru yang kerap kita temukan pada
diri individu dalam suatu masyarakat. Masalah kepribadian adalah suatu
masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja. Munculnya
kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, narkoba, penyimpangan seksual,
kekerasan serta berbagai bentuk penyimpangan penyakit kejiwaan,
seperti stress, depresi, dan kecemasan adalah bukti yang tak ternafikan
dari adanya dampak negatif dari kemajuan peradaban kita. Hal ini
kemudian secara tidak langsung berpengaruh tidak baik pula pada
kemapanan dan tatanan masyarakat damai seperti kita semua harapkan.
Buruknya kepribadian yang disebutkan di atas adalah di antara macammacam kelakuan anak-anak yang menggelisahkan orang tuanya sendiri
dan juga ada yang menggelisahkan dirinya sendiri. Tidak sedikit orang tua
yang mengeluh kebingungan menghadapi anak-anak yang tidak bisa lagi
dikendalikan baik oleh orang tua itu sendiri maupun guru-gurunya.
Contoh-contoh dalam hal ini sangat banyak, dapat kita rasakan, saksikan,
dan perhatikan sendiri.
Agama Islam |3
Rumusan Masalah
Manfaat Penulisan
a. Bagi
masyarakat,
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
dalam
saya
dan
wawasan
ilmu
Agama Islam |4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Agama Islam |5
didik
untuk
mengenal,
memahami,
menghayati,
hingga
Agama Islam |6
pendidikan
yang
menitikberatkan
masalah
pada
pendidikan
yang
menitikberatkan
masalah
pada
usaha
yang
mencoba
membentuk
keteraturan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
2.2.
Agama Islam |7
persfektif islam (2007: 157), ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan
agama dalam keluarga. Pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan
hidup yang kelak mewarnai perkwembangan jasmani akalnya. Kedua,
penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan
pengetahuan di sekolah.
Setiap usaha yang dilakukan secara sadar oleh setiap manusia,
pasti tidak lepas dari tujuan. Tujuan utama Pendidikan Agama Islam
adalah mencari ridha Allah SWT. Dengan pendidikan, di harapkan akan
lahir
individu-individu
yang
baik,
bermoral,
berkualitas
sehingga
Agama Islam |8
2.3.
Agama Islam |9
A g a m a I s l a m | 10
nasehat
dalam
mendidik
anak-anaknya
sehingga
karena
anak
tidak
selamanya
berada
di
tengah-tengah
keluarganya dia akan semakin besar dan makin luas dunianya. Oleh
sebab itu, orang tua harus melakukan pengawasan yang baik terhadap
anaknya mulai sejak dini.
e. Metode Hukuman
Bila teladan dan nasehat tidak mampu, maka harus di adakan
tindak tegas yang dapat meletakkan persoalan di tempat yang benar,
tindakan tegas itu adalah hukuman. Hukuman merupakan metode
terburuk, tetapi dalam kondisi tertentu harus di gunakan karena
hukuman adalah cara yang paling terakhir. Oleh sebab itu, ada
beberapa hal yang hendak di perhatikan pendidik dalam menggunakan
hukuman antara lain adalah :
A g a m a I s l a m | 11
Hukuman
yang
olehnya,sehingga
diberikan
dia
hendaknya
sadar
dengan
dapat
kesalahan
dimengerti
dan
tidak
mengulaginya lagi.
Menjatuhkan
hukuman
hendaknya
yang
logis,
yakitu
Hukuman piskis lebih baik dari pada pisik.Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa anak benar-benar membutuhkan perhatian dari
keluarga, khususnya orang tua. Oleh karena ituorang tua memang
harus menjadi teladan yang utama bagi anak-anaknya setadapat
memberikan nasehat-nasehat bila anaknya ada masalah yang
mungkin tidak dapat diselesaikan denagn sendiri oleh anak.
2.4.
a) Pendidikan Akidah
Sesungguhnya tujuan utama kehidupan manusia sebagaimana
digambarkan dalam al-Quran adalah mengesakan dan menyembah
Allah
SWT,
mengenal-Nya
dengan
sebenar-benarnya,
dan
dan
menjaga
ketaatannya;
ketiga,
mengenal
Allah
(marifatullah).
Sebagaimana tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah
membina generasi imani yang mempunyai keimanan kuat dalam
hatinya dan terlihat pengaruhnya pada akhlak dan perbuatannya, Nabi
A g a m a I s l a m | 12
akidah
paling
penting
yang
wajib
diajarkan
maka
berarti
telah
menegakkan
Islam
dan
A g a m a I s l a m | 13
A g a m a I s l a m | 14
diragukan lagi jika seorang tidak belajar adab pergaulan yang benar
sejak kecil, maka ia akan menuai banyak kecaman dari orang-orang di
sekitarnya dan bahkan akan jatuh dalam posisi yang sulit dan
memalukan. Oleh karena itu, salah satu kewajiban orang tua adalah
memperhatikan hal santun umum ketika hadir di suatu majlis semisal
adab
berbicara,
mendengarkan,
minta
izin,
memperkenalkan
A g a m a I s l a m | 15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
dan warga. Kawula artinya abdi yakni hamba sedangkan warga berarti
anggota . Sebagai abdi di dalam keluarga, seseorang wajib menyerahkan
segala kepentingan kepada keluarganya dan sebagai warga atau
anggota, ia berhak untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam
keluarganya.
Sedangkan menurut M.I Sulaiman (1994 : 12) ciri hakiki suatu
keluarga ialah bahwa keluarga itu merupakan : Satu persekutuan hidup
yang dijalin kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang
dikukuhkan
dengan
pernikahan,
yang
bermaksud
untuk
saling
menyempurnakan diri.
Dalam Ensyclopedi Umum yang dimaksud dengan keluarga yaitu
kelompok orang yang ada hubungan darah atau perkawinan yang terdiri
dari ibu, ayah, anak anaknya (yang belum memisahkan diri sebagai
keluarga.
Dalam bahasa Inggris kata keluarga diartikan dengan Family.
Everet Wilson mengartikan family (keluarga ) adalah the face to face
group (kelompok tatap muka). Dia mengartikan lebih ke arah fungsi
keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang
terdiri atas ayah, ibu, anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan
keluarga merupakan tempat di mana anak-anak dibesarkan dan
merupakan lingkungan yang pertama kali dijalanai oleh seorang anak di
A g a m a I s l a m | 16
memperoleh
unsur-unsur
dan
ciri-ciri
dasar
daripada
dan
emosinya
dan
dengan
itu
ia
merobah
banyak
A g a m a I s l a m | 17
kemungkinan-kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan dan kesediannya menjadi kenyataan dalam hidup dan tingkah laku yang tampak. Jadi
keluarga itu bagi seorang individu merupakan simbol atas nilai-nilai yang
mulia, seperti keimanan yang teguh kepada Allah, pengorbanan,
kesediaan
berkorban
untuk
kepentingan
kelompok,
cinta
kepada
kebaikan, kesetiaan dan lain-lain lagi nilai mulia yang dengannya keluarga
dapat menolong individu untuk menanamkannya pada dirinya.
Individu itu perlu pada keluarga bukan hanya pada tingkat awal
hidupnya dan pada masa kanak-kanak, tetapi ia memerlukannya
sepanjang hidupnya, sebab di dalam keluargalah, baik anak-anak, remaja,
orang dewasa, orang tua maupun manula mendapatkan rasa kasih
sayang, rasa tenteram dan ketenangan.
Keberadaan keluarga bukan hanya penting bagi seorang individu,
tetapi juga bagi masyarakat, sehingga masyarakat menganggap keluarga
sebagai institusi sosial yang terpenting dan merupakan unit sosial yang
utama melalui individu-individu yang telah dipersiapkan di dalamnya, baik
berupa nilai-nilai, kebudayaan, kebiasaan maupun tradisi yang ada di
dalamnya. Dari segi inilah, maka keluarga dapat menjadi ukuran dalam
sebuah masyarakat, dalam arti apabila masing-masing keluarga itu
berada dalam keluarga yang sehat, maka akan sehatlah suatu
masyarakat. Dan sebaliknya, jika masing-masing keluarga itu tidak sehat,
dampaknya terhadap masyarakat pun akan menjadi tidak sehat.
Keluarga sebagai tempat di mana anak-anak dibesarkan memiliki
peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, karena pertamapertama yang akan dilihat dan dirasakan oleh anak sebelum orang lain
adalah keluarga. Peranan pendidikan keluarga tidak akan tergeser oleh
banyaknya institusi-institusi dan lembaga-lembaga pendidikan yang ada,
seperti Taman Kanak-kanak, Sekolah-sekolah, Akademi- akademi dan
lain-lainnya.
Begitu
juga
dengan
bertambahnya
lembaga-lembaga
A g a m a I s l a m | 18
berlaku
disebahagian
besar
masyarakat
modern,
termasuk
kesehatan,
psikologikal,
spiritual,
akhlak,
jasmani,
A g a m a I s l a m | 19
kepada
anak
merupakan
faktor
yang
kondusif
untuk
perhatian,
dan
bimbingan
dalam
bidang
agama,
maka
tidak
harmonis,
keras
terhadap
anak
dan
tidak
mengalami
distorsi
atau
mengalami
kelainan
dalam
penyesuaian dirinya.
Apabila
fungsi
keluarga
dalam
kajian
psikologikal
modern
A g a m a I s l a m | 20
cinta, kasih sayang dan ketenteraman, justeru para ahli ilmu jiwa Muslim
jauh sebelum itu telah menekankan perkara ini dalam berbagai tulisannya.
Ulama-ulama Muslim dahulu kala menekankan pentingnya peranan
pendidikan keluarga itu pada tahun-tahun pertama usia anak-anak yang
berdasar kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Di samping
itu, nash-nash al-Quran dan as-Sunnah banyak yang menekankan
pentingnya pendidikan dalam keluarga, di antaranya: Allah berfirman:
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Q.S.(66):6). Juga
Rasulullah bersabda: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
ibu bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani atau Majusi
(H.R.Tabrani dan Baihaqi). Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah
menjelaskan: Awasilah anak-anakmu dan perbaikilah adabnya (H.R.Ibnu
Majah).
Dari bukti-bukti yang dikemukakan di atas, menunjukkan bahwa
mendidik anak dalam keluarga kewajiban paling utama. Kewajiban ini
tidak dapat ditinggalkan kecuali karena udzur, dan juga tidak akan
membebaskan ia dari tanggungjawab ini dengan adanya institusi-institusi
pendidikan yang didirikan khusus untuk anak-anak dan generasi muda.
Sebab, institusi itu tidak akan sanggup menggantikan keluarga dalam
menanamkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anak-anak.
Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, pertama
karena keluarga merupakan lingkungan awal sebelum anak itu mengenal
luar dan utama karena keluarga menjadi lingkungan sosial dan emosional
dimana hal itu sangat memberikan kualitas pengalaman sehingga menjadi
faktor determinan untuk pembentukan kepribadian seorang anak.
Menurut M.I. Sulaeman (1994: 84), fungsi keluarga itu ada delapan
jenis, yaitu: (1) fungsi edukasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi proteksi, (4)
fungsi afeksi, (5) fungsi religius, (6) fungsi ekonomi, (7) fungsi rekreasi, (8)
fungsi biologis.
A g a m a I s l a m | 21
3.2.
A g a m a I s l a m | 22
A g a m a I s l a m | 23
pengakuan
keterbatasan
yang
dikenakan
oleh
sosial, termasuk
A g a m a I s l a m | 24
3.3.
masyarakat.
Keyakinan beragama yang didasarkan atas pengertian yang
sungguh- sungguh dan sehat tentang ajaran agama yang dianutnya,
kemudian
diiringi
dengan
pelaksanaan
ajaran-ajaran
tersebut
sesuatu
menggembirakan,
yang
maka
tampaknya
keimanannya
menyenangkan
cepat
bertindak
dan
meneliti
suasana,
karena
semakin
banyaknya
pelanggaran-
A g a m a I s l a m | 25
atau
ketidakstabilan
suasana
yang
melingkungi
yang
dapat
dicapai
dengan
mempelajari,
tanpa
membiasakan hidup bermoral dari kecil, karena moral itu tumbuh dari
tindakan kepada pengertian. Di sinilah peranan orangtua, guru dan
A g a m a I s l a m | 26
di
antara
suami
isteri.
Tidak
rukunnya
ibu-bapak
A g a m a I s l a m | 27
permainan-permainan
yang
seolah-olah
A g a m a I s l a m | 28
Peran
Pendidikan
Agama
dalam
Keluarga
terhadap
dapat
menciptakan
dan
memelihara
ketenteraman
dan
A g a m a I s l a m | 29
oleh
syiar-syiar
dan
kewajiban-kewajiban
agama,
dan
A g a m a I s l a m | 30
Assalaf-Assaleh
yang
semuanya
mengajak
untuk
A g a m a I s l a m | 31
Sabda
Rasulullah
saw:
Perintahlah
anak-anak
mu
A g a m a I s l a m | 32
dengannya
oleh
sebab
mereka
mendapat
pengaruh
yang
muliayang
diajarkan
Islam
seperti
kebenaran,
pertama
adalah
dirimu
sendiri,
jika
kamu
telah
A g a m a I s l a m | 33
Menunjukkan
bahwa
keluarga
selalu
A g a m a I s l a m | 34
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
A g a m a I s l a m | 35
baik. Dengan demikian, ketiga jenis lembaga ini tidak bisa dipisahkan dan
harus saling mendukung.
Proses pembinaan nilai-nilai agama dalam membentuk kepribadian
aak-anak dapat dimulai sejak anak lahir sampai ia dewasa. Ketika lahir
diperkenalkan dengan kaliamah thoyyobah, kemudian setelah mereka
tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak, maka yang pertama harus
ditanamkan ialah nilai-nilai agama yang berkaitan dengan keimanan,
sehingga anak meyakini adanya Allah dan dapat mengenal Allah dengan
seyakin-yakinnya (marifatullah).
Bersamaan dengan itu, anak-anak juga dibimbing mengenai nilainilai moral, seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik,
bergaul
dengan
baik,
dan
lain-lainnya.
Kepada
anak-anak
juga
A g a m a I s l a m | 36
DAFTAR PUSTAKA
A g a m a I s l a m | 37
Hidayah, 2003.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Rohmat Mulyana. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung:
Alfabeta.
Safyan Sauri (2010), Meretas Pendidikan Nilai, Bandung: Arfino Raya
...................... (2011), Filsafat dan Teosofat Akhlak, Bandung: Rizqi Press.
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2007.
Widodo Supriyono, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976
Zakiah Darajat (1971), Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta:
Bulan Bintang
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, Jakarta: Bumi
Aksara,1991.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.