Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perairan merupakan suatu media hidup organisme akuatik. Seiring dengan
semakin meningkatnya aktivitas pembangunan maka menuntut penggunaan lahan
termasuk perairan semakin meningkat mengakibatkan timbulnya pencemaran yang
dapat menurunkan kualitas lingkungan. Salah satu penyebab penurunan kualitas
lingkungan adalah pencemaran air, dimana air yang kita pergunakan setiap harinya
tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia juga.
Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahan
organik (pestisida, deterjen), beberapa bahan anorganik (garam, asam, logam) serta
bahan

kimia

lainnya

sudah

banyak

ditemukan

dalam

air

yang

kita

pergunakan (Mason, 2004).


Bahan-bahan pencemar berasal dari sumber domestik (rumah tangga), antara
lain limbah dari perkampungan, pasar, rumah sakit dan sebagainya serta sumber nondomestik

antara

lain

dari

industri,

pertanian,

peternakan

dan

perikanan (Sastrawijaya 2004). Bahan-bahan buangan yang masuk ke dalam badan


sungai pada akhirnya akan bermuara di kawasan estuarin yang merupakan salah satu
habitat dari ikanikan yang bersifat euryhaline. Ikan komet (Carassius auratus)
merupakan salah satu jenis ikan euryhaline yang banyak dibudidayakan di Indonesia
pada tambak-tambak dan jaring apung di laut karena memiliki toleransi yang tinggi

terhadap berbagai macam keadaan lingkungan dan juga memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Nila dapat hidup pada kisaran kadar garam 035 (Suyanto, 2007).
Perlu dilakukan suatu uji efek zat pencemar terhadap biota yang ada untuk
mengetahui zat/unsur pencemar penyebab terganggunya kehidupan biota dan efek
yang ditimbulkannya terhadap biota dalam suatu perairan, yang bisa dilihat dari suatu
hasil uji dalam bentuk LC50 (Lethal Concentration) suatu biota. Uji tersebut dikenal
dengan uji toksisitas, baik uji toksisitas akut atau uji toksisitas kronis. Toksikologi
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Menurut Cassaret (2000)
dalam Bushido (2007) ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan
fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, dan
interaksi dengan lingkungan. Menurut Butler (1978) dalam Bushido (2007) dengan
demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Ekotoksikologi Perairan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui nilai LC50-96 jam dari bahan toksik deterjen bubuk yang dipaparkan ke
ikan uji; dan
2. Mengetahui nilai IC50-96 jam dari bahan toksik limbah deterjen cair dan sabun colek
yang dipaparkan ke alga.

1.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum Ekotoksikologi Perairan adalah mahasiswa mampu
mengetahui bagaimana mengetahui nilai LC50-96 jam dari bahan toksik deterjen bubuk
yang dipaparkan ke ikan uji, dan mengetahui nilai IC 50-96 jam dari bahan toksik limbah
detergen cair dan sabun colek yang dipaparkan ke alga.

1.4. Waktu dan Tempat


Praktikum Ekotoksikologi Perairan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 1 Juni
2014, di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan
Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai