ABSTRACK
Gambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir
Roxb) dengan cara pengepresan (Amos et al, 2004). Gambir dengan kandungan dua komponen
utama yaitu katekin dan asam katekutannat memiliki daya astringensi, antibakteri, sifat-sifat
farmakologis dan toksis lainnya. Sifat-sifat ini menyebabkan gambir banyak digunakan dalam
industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain. Meskipun gambir
mempunyai banyak kegunaan, eksplorasi tentang manfaat gambir masih belum optimal.
Penggunaan gambir sebagai sediaan obat kumur merupakan salah satu usaha dalam
mengeksplorasi manfaat gambir. Obat kumur gambir akan dapat menggantikan obat kumur
komersial dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi. Penggunaan obat kumur yang
mengandung alkohol sebesar 25% atau lebih, akan meningkatkan resiko timbulnya kanker mulut,
tenggorokan dan faring sekitar 50%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. LARUTAN
Solutiones / Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau kebih
dalam pekarut air suling kecuali dinyatakan kain, dinaksudkan untuk digunakan sebagai obat
dalam,obat luar atau untuk dinasukkan ke dalam rongga tubuh. Untuk larutan steril yang
digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tetera pada injectiones.
Sesuai dengan penggunaan, larutan dibagi menjadi:
1. Larutan steril
Larutan steril meliputi:
larutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan luka atau kulit terbuka.
larutan intraperitoneum.
larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang harus
diramu lebih dulu.
larutan hemosialisa.
Pada pembuatan larutan supaya dihindari sedapat mungkin adanya kontaminasi oleh
bakteri dan jasad renik yang lain.
3. Larutan antiseptika
Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari oleh jasad renik yang telah resisten.
Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru dididihkan,
wadahnya harus betul betul bersih dan tidak menggunakan tutup gabus. Larutan
antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu mingu sejak tutup dibuka.larutan
yang digunakan sebagai antiseptikum untuk mata yang luka atau dimasukkan ke
2
dalam rongga tubuh harus disterilkan duklu. Larutan antiseptik yang steril di dalam
wadah tertutup mudah dibedakan dengan wadah untuk laeutan teansfusi ternasuk
larutan infusi. Pada etiket harus tertera : larutan steril, tidak disuntikan.
Larutan oral
Adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut
dalam air atau campuran konsolven air. Larutan oral yang mangandung sukrosa atau
gula lain kadar tinggi disebut sirup Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air disebut
sirup simpleks (64%). Selain sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti:
sorbitol gliserol digunakan sebagai penghambat terjadinya penghabluran, untuk
mengubah kelarutan , rasa dan sifat sifat lain zat pembawa. Zat anti mikroba untuk
mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi.
Larutan oral lain yang tidak menandung gula , tetapi mengandung pemanis
buaran seperti sorbitol, aspartam, dan bahan pengental seperti gom selulosa
biasanya digunakan untuk pasien diabetes, Larutan yang mengandung etanol
sebagai kosolven disebut eliksir.
Larutan topikal
Adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandung
pelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.
Lotio
Adalah sedian larutan atau suspensi yang digunakan secara topical.
Contohnya : lotio kumerfeldi
Larutan Otik
Adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar. Misal : larutan otik neonisin dan
polimisin B silfat.
Spirit
Adalah larutan yang mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat mudah
menguap, umumnya berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit harus
disimpan dalam wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnya air
disebut air aromatik
Sirup
Adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau
tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan
pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obat atau
pembawa yang wangi, misalnya: syrup akasia, sirup jeruk, dll
Sirup yang mengandung bahan obat terapetik atau sirup obat, misalnya:
antitusif, antihistamin. Komponen sirup: Air, gula, sukrosa, pemanis buatan,
pengawet anti mikroba, pembau, penambah rasa misal minyak jeruk, vanili dan
lain-lain. Contoh pengawet : Asam benzoat (0,1-0.2) %, Na benzoat (0.1-0.2) %,
campuran metil, propil dan butil paraben (total 0.1%).
Eliksir
Adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibanding
dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar
gula lebih rendah, sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa dan bau zat aktif.
Saturasi
Adalah solutio yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu
bikarbonat, yang didalamnya jenuh dengan CO2, biasanya digunakan sebagai
penyegar. Contoh: Potio Riveri.
Potiones
Adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa
hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam golume besar, umumnya 50
ml.
Collyria
Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan
digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet.
Wadah yang dipakai dapat wadah dari gelas atau plastik yang tertutup kedap.
Gargarisma
diperlukan untuk
melarutkan satu bagian zat.
Kurang dari1
1 sampai 10
10 sampai 30
30 sampai 100
100 sampai 1000
1000 sampai 10000
Lebih dari 10000
Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau dirusak
cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat dikurangi
dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena factor pengenceran
Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air
Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi
Tidak praktis
Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis
reaksi
Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan
parenteral)
1. STERILISASI
tunggal,
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah
yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas
dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat
terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam
tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien,
yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan
dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan tinggi dan luar biasa. Semua
komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang
untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi.
Produk steril termasuk sediaan parentral, mata dan irigasi. Preparat parental bisa
diberikan dengan berbagai rute. Lima yang paling umum adalah intravena, intramuskular,
subkutan, intrakutan dan intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila
diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat
diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan
secara oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain. Injeksi diracik
dengan melarutkan, mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah
pelarut, atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda.
Sediaan steril dapat berwujud:
1. Padat steril : merupakan obat untuk injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila
akan digunakan. Contoh: sodium ampisilin. Karena ampisilin tidak stabil dalam cairan,
maka dibuat padat. Cara pembuatannya yaitu dengaa liofilisasi pada suhu rendah dengan
pengeringan steril, kemudian didinginkan sampai -60 oC untuk pembekuan. Selanutnya
dilakukan sublimasi (dengan pengurangan tekanan secra bertahap), cairan menguap,
sodium ampisilin padat tertinggal.
2. Semi padat, misal salep mata.
3. Cair, misal injeksi.
7
selama terapi.
2. Farmakokinetka obat. Meliputi waktu paruh, absorpsi, t eliminasi, Vd, Cl, dan lainlain.
3. Sifat fisika-kimia meliputi:
Ukuran partikel
Sifat alir
Kompaktibilitas
Ketahanan terhadap kelembapan
9) Stabil. Artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika. Misal jika bentuk sediaan larutan
maka sediaan tersebut tetap berada dalam bentuk larutan (bukan suspensi). Sifat stabil ini
Larutan irigasi yang digunakan untuk mencuci atau menyembuhkan luka terbuka, rongga
badan didefinisikan sebagai larutan irigasi dan diguanakn pada pemakaian luar tidak pernah
secara parenteral
8) Bahan Diagnosis
Larutan yang digunakan secara parenteral untuk tujuan diagnosa seperti injeksi yang
digunakan unutk menentukan volume darah.
9) Ekstrak Allergenio
Ekstrak allergenio adalah konsentrasi steril pada allergen atau bahan-bahan yang tidak bisa
sensitif. Pada beberapa orang digunakan untuk diagnosa atau percobaan pada reaksi alergi.
10) Larutan Dialisis Peritonial
Larutan yang digunakan pada teknik yang dikenal sebagai dialisis peritoneal utnuk
menurunkan kelebihan larutan cairan tubuh, serum elektrolit, bahan-bahan toksik seluruh
pencernaan.
4. METODE STERILISASI
A. Sterilisasi Secara Fisika
1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap
destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak
lemak., paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk,
kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas
kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat
bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan
bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam aytoklaf. Salah satu elemen penting
dalam sterilisasi dengan menggunakan uap aotoklaf. Atau dengan adanya lembab dan
penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme
pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C
(suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45
menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metodee yang tidak cocok untuk
mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan
lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang
10
terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu
pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat
sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121 C selam 12 menit adalah
efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150 C sampai
170 C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160 C paling cepat 1
jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak
lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170 C digunakan
untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagi contoh : bahan-bahan gelas, dapat
disterilkan pada suhu 170 C. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus
disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
Panas kering pada temperatur lebih 160 C efktif menghancurkan
mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara
inversible. Proses ini berjalan relativ lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada
suhu 160 C tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering
merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih efektif untuk pembunuhan
mikroorganisme diIsyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik
disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin,
wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab,
pemaparan lama dan temperature tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi
dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang
digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba
diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya,
ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering menunjukkan
resistensi terhadap inaktivasi panas kering,. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi
untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan
validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol
dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
o 170 C (340 F) sampai 1 jam
o 160 C (320 F) sampai 2 jam
11
Kerugian
yang
paling
prinsip
dan
penggunaan
uap
ini
adalah
Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering
yaitu :
1)
2)
3)
4)
Suhu
Panas tersembunyi yang berlimpah
Kemapuan untuk membentuk kondensasi air
Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121 C selama 12
menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121C
setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol
100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan
cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebeb kematian dengan cara
sterilisai panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian
mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda
dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting adalah
proses oksidasi.
USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di baeah teakana
paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121 C dalam jaringan tekanan.
Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf adalah home preasure cooker.
b. Uap panas pada 100 C.
Uap panas pada suhu 100 C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau
air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir
dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.
Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena
spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan
bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi
tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan
pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri
tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora,
sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan
bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada
13
uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3
menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau
pada inkubator pada 37 C. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama
kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada
saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak
spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini
akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung
pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
c. Pemanasan dengan bakterisida
Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100 C. adanya
bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk
larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa
diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 C selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau
penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5%
klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal
lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga
tidak dibuat dengan metode ini.
d. Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini
harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20
menit. Stetelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah
disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari
air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
3. Cara Bukan Panas
a. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi
kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang
bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut
14
merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 2537 . sinar UV menembus udara
bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan
tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan
cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan
membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal .Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital
dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan
meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika
eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul
mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat
berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan
untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop
radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan
mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta).
Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebebkan kerusakan
mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik
elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah
kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi latal radiasi
pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan rep-roduksi sebagai
hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena tarnsformasi radiasi menjadi molekul
penerima pada sinar x, menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh
tindakan tidak langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang
berenergi tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil.semua ini pada kahirnya,
menyebabkan perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga
hilangnya keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.
Penerapan untuk sterilisasi ini. Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat
digunakan untuk mensterilkan produk-produk pilahan dengan suatu proses
berkesinambungan.
diselenggarakan
Kebanyakan
dalam
batch
prosedur
setrilisasi
15
sterilisasi
dengan
produk
proses
lain
harus
berkesinambungan
memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari
keefektifan sterilisasi.
Radiasi Ionisasi. Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri untuk
alat-alat rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang dan
jaringan dan alat pengobatan seperti alat untuk suntik plastik, jarum, alat beda, tube
palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri. Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan
perubahan dalam molekul organik yang dapat mempengaruhi kemujaraban sediaan
atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi produk juga dapat menghasilakn
perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan plastik.
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetil dan
radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi photon, termasuk ultra dari bahan
radioaktif seperti kobalt 60 atau sesium 137 adalah yang paling sering digunakan
sebagai sumber energi sterilisasi adhesi elektromagnetik. Radiasi partekel atau
molekul termasuk daftar partikel yang steril. Satu-satunya sekarang yang digunakan
untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun
banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi, termasuk penjelasan
singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan.
Prinsip bermuatan negativ sepeti elektron yang berinteraksi langsung dengan
bahan menyebabkan ionisasi seperti elektron elektromagnetik menyebabkan ionisasi
pada mekanisme yang bervariasi yang menghasilkan perpindahan suatu orbital
elektron dengan mekanisme jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden
sinar gamma. Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta
dalam
reduksi.
Oleh
sebab
itu
baik
partikel
maupun
elektromagnetik,
16
kontaminasi, kelembaban, temperature dan konsentrasi dari gas etilen oksida. Konsentrasi
minimum adalah 450 mg/l pada tekanan 27psi. Cara ini digunakan digunakan untuk mensterilkan
obat serbuk seperti Penisilin, juga telah digunakan unutk sterilisasi benang, plastik, tube.
Penggunaan etilen oksida juga untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas
kraft dan lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan untuk
mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptik.
C. Sterilisasi Secara Mekanik
Larutan dapat dibebaskan dari mikroorganisme vegetatif dan sporanya melalui filter
bakteri. Filter bakteri tidak dapaat membebaskan larutan dari virus; bagaimanapun alat ini tidak
mengurangi jumlah virus. Pada prinsipnya dengan absorbsi ke dalam dinding filter dan dengan
menghilangkan partikel kasar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untk larutan farmasetik atau bahan biologi
yang dipengaruhi oleh pemanasan. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan
untuk fltrat bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptic yang
benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini membutuhkan penggunaan bahan
17
bakteriostatik kecuali diarahkan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intrathecal atau
merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volum elebih dari 15 ml tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisid. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini
karena dapat meningnkatkan permeabilitas dari filter terhadap bakteri. Unutk dapat membuat
larutan bebas bakteri dan steril, digunakan filter dengan berbagai tipe. Tipe ini termasuk filter
yang terbuat dari silicon murni, porselin, asbes, dan glass-fritted. Karena alat-alat ini mudah
dibersihkan, filter Seitz yang menggunakan lapisan asbes dan fliter fritted glass mungkin lebih
berguna untuk farmasis. Yang kadang-kadang dubutuhkan untuk menyaring larutan dalam
jumlah kecil.
Mekanisme filtrasi bakteri adalah kompleks. Meskipun ukuran pori filetr penting, tapi
bukan itu saja criteria untuk keefektifan filtrasi. Fliter dengan pori lebih kecil menghilangkan
bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat umtuk tujuan praktek. Dengan meningkatkan
ketebalan filter lilin memungkinkan untuk mencapai efisiensi filtrasi, tetapi nkerugiannya adalah
bahwa kebanyakan bahan aktif dari larutan dihilangkan dengan penyerapan oleh lilin.
Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan ketebalan filter yang optimum, mungkin
diperoleh filter yang efisien dan baik secara cepat. factor lain dilibatkan dalam filtrasi bakteri
termasuk keseimbangan permukaan antara bahan filter dan bakteri dan larutan, suhu, tekanan
yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listril filter, pH bahan yang difiltrasi, dan adsorbsi protein
dan bahan lain.
Filter Seitz
Filter ini dibuat dari bahan asbes yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama
dari filter Seitz ini adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan masalah
pembersihannya berkurang. Efisiensi tergantung pada pengembang serat dari lapisan filter dari
air. Karena larutan alcohol pekat tidak membuat mengembang, filter ini tidak digunakan untuk
mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dalam jumlah besar.
Filter ini mampu dengan volume dari 30 ml hingga lebih dari 100 ml. Kerugian pertama
dari filter ini adalah cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrate. Bahan alkali ini
dapat menyebabkan konsentrasi pengendapan alkaloid bebas dari garamnya dan dapat
menginaktifkan seperti insulin, ekstrak pituari, epinefrin dan apomorfin. Hal ini dapat diatasi
dengan perawatan pertama filter dengan dibasahkan dengan HCl lalu dibilas dengan air.
18
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat pada lapisan filter membuat larutan
tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra
dibawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan dalam filter, atau sebuah filter gelas fritted
dapat ditempatkan pada saluran keluar untuk menghilangkan serat. Filter seitz ini juga cenderung
untuk menghilangkan bahan dari filtrat bahan adsorbsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adat terkhusus yang terdiri dari
lapisan hasbes, bersama dengan screen dan pencuci. Utamanya untuk digunakan filter swinny
dibungkus dengan kertas dan diotoklaf. Bagian yang dipasang dihubungkan pada spoit Luer-lola
dan cairan dimasukkan melalui disk asbes dengan menggunakan tekanan pada saluran spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter fritted-glass disusun dari dasar serbuk, tombol bulat dari gelas digabung bersama
dengan penggunaan panas untuk menentukan sebelumnya ukuran dalam bentuk disk.
Permeabilitas filter barbanding secara tidak langsung dengan ukuran butiran. Setelah disk
dibentuk, kemudian disegel dengan pemanasan kedalam corong gelas pyrex dibentuk seperti
corong buchner.
Filter fritted-glass yang baru harus dicuci dengan penghisap dengan HCl panas dan
kemudian dibilas dengan air sebelum digunakan. Filter dapat dibersihkan dengan membilasnya
dengan air dibawah tekanan. Jika air tidak dapat membersihkan filter, suatu konsentrasi larutan
asam sulfat mengandung 1 % sodium nitrat dipanaskan pada suhu 80 oC dapat digunakan. Filter
fritted dirancang utamanya untuk filtrasi vakum. Jika digunakan filtrasi dibawah tekanan,
perbedaan maksimum pada diks harus tidak boleh dari 15 pouns inci persegi (p.si).
Filter Berkefeld & Mandler
Tes bentuk tube filter pembanding ini, yang dihubungkan dengan dasar logam dan saluran
keluar tubuh adalah dama pada keduanya. Felter mandler dibuat dari silikat murni, hasbes, dan
kalsium sulfat (gips dari paris); filter berkefeld terdiri dari silica murni. Kedua filter ini
bermuatan negative. Fitlrer ini tersedia dalam beberapa tingkatan porositas berdasarkan pada
permeabilitas terhadap air, pada berkefeld atau pada mandler berdasarkan pada jumlah tekana air
dalam pons yang dibutuhkan untuk mendorong udara melalui saluran keluar melawan air.
Saluran berkefeld dan mandler dibersihkan dengan menggunakan air destilasi melalui
saluran dari luar kedalam diikuti dengan menggosok bagian luarnya menggunakan sikat dalam
19
aliran air. Saluran berkefeld dan mandler dapat disterilkan dengan autoklaf pada 121oC selama 20
menit. Tabung harus dibungkus dengan kain atau kertas secara langsung setelah dibilas dan saat
masih basah sebelum ditempatkan di autoklaf.
Selas Filter
Filter porselen buatan Amerika sekarang tersedia dengan nama selas filter porselen
microporous. Filter ini secara kimia inert, menjadi tahan terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silica.
Saluran selas filter dapat dibersihkan dengan menggosoknya dengan sikat, dengan
membilas, pencucian, dengan menggunakan alkali atau detergen asam atau dengan pemanasan
dalam tungku dilaboratorium pada temperatur maksimum 1200oC dan dapat disterilkan dengan
autoklaf.
Saluran Filter Chamberland Pasteur
Filter ini mempunyai bentuk yang mirip dengan berkefeld tetapi filter ini terbuat dari
porselen penyerap yang tidak berlapis dengan pori-pori kecil yang menghasilkan filtrasi yang
lambat. Filter ini dapat dibersihkan dan disterilkan dengan cara yang sama dengan yang
digunakan untuk saluran berkefeld.
5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE STERILISASI
a) Sterilisasi Panas Kering
Keuntungan
Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk
vegetatifnya dari semua
mikroorganisme.
Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap
air panas.
Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti
pada zat kimia kering atau larutan bukan.
Kerugian
Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas kira-kira 140o.
Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air panas, maka diperlukan
temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Ansel; 413)
b) Sterilisasi Uap Panas
Keuntungan
20
Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relative
rendah daripada tidak ada kelembaban.
Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap
temperature yan digunakan dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak
dikehendaki akibat uap air.
Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih muidah dibunuh.
Dipergunakan unutk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan
instrument.
Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif.
Kerugian
Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan berminyak dan
sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang
mungkin rusak oleh uap jenuh.
Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan.
c) Sterilisasi Gas
Keuntungan
Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat disterilkan dengan baik
dengan memaparkan gas etilen oksida atau propilen oksida bila dibandingkan dengan
cara lain.
Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain.
Kerugian
Gas-gas (etilen dan prop[ilen oksida) mudah terbakar bila tercampur dengan udara.
Tidakan pengemasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi dengan car ini daripada
dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar gas dan kelembaban jumlhanya tidak setegas
seperti pada sterilisasi panas kering dan lembab panas.
Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan setelah pemaparan.
Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak dihilangkan sama sekali, sifat
karsinogenik dan mutagenic dari etilen oksida dari sisa-sisa pada bahan yang digunakan
pada manusia.
Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida agak lama.
d) Sterilisasi Dengan Penyaringan
Keuntungan
21
BAB III
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Gambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman
gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan cara pengepresan. Gambir dengan
kandungan dua komponen utama yaitu katekin dan asam katekutannat
mempunyai
banyak
manfaat.
Gambir
memiliki
daya
astringensi,
ataupun menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak gigi. Pada umumnya, plak gigi
dapat menyebabkan penyakit karies gigi dan jaringan pendukung gigi (periodontal).
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu jenis
Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak
penderita karies adalah Streptococcus mutan.
Umumnya gambir mengandung tidak lebih dari 34% bahan tidak larut alkohol,
33% bahan tidak larut air, dan sekitar 15% kadar air. Gambir tidak mudah bercampur
dengan alkaloid dan gelatin (Martindale, 1982). Ekstrak gambir mengandung beberapa
komponen kimia yaitu katekin 7-33%, asam kateku tannat 20-55%, pyrocatechol 2030%, gambir flouresensi 1-3%, kateku merah 3-5%, quersetin 2-4%, fixed oil 1-2%, lilin
1-2%, dan sedikit alkaloid. Tanin yang terdapat pada gambir berupa asam katekutannat.
Tanin pada daun gambir termasuk ke dalam tipe proantosianidin. Daun gambir
mengandung katekin yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah sekali larut dalam
air panas. Tanin ini memiliki khasiat sebagai algisida, juga antibakteri dan antijamur.
Gambir yang mengandung dua komponen utama yaitu katekin dan asam
katekutannat mempunyai banyak manfaat. Gambir memiliki tiga manfaat: untuk
menyamak kulit; sebagai suatu perangsang yang dikunyah bersama-sama daun pinang,
kapur dan daun sirih; serta sebagai obat. Manfaat lainnnya ialah sebagai pewarna dalam
industri batik tradisional dan untuk mencelup-hitamkan sutra. Seduhan daun segarnya
dipakai sebagai obat mencret, disentri, dan sebagai obat kumur untuk tenggorokan yang
24
perih. Gambir juga digunakan sebagai penyetop darah (styptic) dan mengobati
pembengkakan gusi.
2. Obat Kumur
Definisi obat kumur (gargarisma/gargle) menurut Farmakope Indonesia III adalah
sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum
digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi
tenggorokan. Menurut definisi yang lain, obat kumur adalah larutan yang biasanya
mengandung bahan penyegar nafas, astringen, demulsen, atau surfaktan, atau antibakteri
untuk menyegarkan dan membersihkan saluran pernafasan yang pemakaiannya dengan
berkumur. Selain bahan aktif yang umumnya sebagai antibakteri, dalam formulasi obat
kumur, bahan tambahan lain yang digunakan adalah: dapar, surfaktan, dan aroma.
Secara garis besar, obat kumur dalam penggunaannya dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Sebagai kosmetik; hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau penghilang
bau mulut.
2) Sebagai terapeutik; untuk perawatan penyakit pada mukosa atau ginggiva, pencegahan
karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernafasan.
3) Sebagai kosmetik dan terapeutik.
5) Obat kumur yang didapar, aktivitasnya tergantung pada pH larutan. Pada suasana
alkali dapat mengurangi mucinous deposits dengan dispersi dari protein.
6) Obat kumur untuk deodoran, tergantung dari aktivitas antibakteri atau dengan
mekanisme lain untuk mendapatkan efek tersebut.
7) Obat kumur untuk terapeutik, diformulasi untuk meringankan infeksi, mencegah karies
gigi, atau untuk meringankan beberapa kondisi patologis pada mulut, gigi, atau
tenggorokan.
3. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pembuatan obat kumur yaitu gambir, sakarin, dan
peppermint oil. Gambir yang digunakan ada tiga jenis, yaitu gambir dengan kandungan
tanin tinggi, katekin rendah, dan katekin tinggi (Tabel 1). Bahan-bahan lain yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu akuades, media Streptococcus Selective Broth
(SSB), Bacto agar, dan biakan bakteri Streptococcus mutans.
Jenis Gambir
Tannin tinggi
Katekin rendah
Katekin tinggi
Kandungan Gambir
Katekin (%)
Asam Katekutannat (%)
5
90-95
25-35
60-65
80-90
10-15
Alat yang digunakan dalam pembuatan obat kumur ini yaitu mortar, erlenmeyer,
gelas piala, sudip, kertas saring Whattman no. 42, pompa vakum, neraca analitik, dan
botol gelas. Untuk pengujian aktivitas antibakteri dan total mikroba digunakan tabung
reaksi, jarum ose, pipet mohr 1 ml, cawan petri, otoklaf, dan penghitung koloni (colony
counter). Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan untuk
pengukuran viskositas digunakan Brookfield viscometer.
4. Pembuatan Obat kumur
Pada penelitian ini, pembuatan obat kumur gambir dilakukan dengan
mencampurkan gambir yang telah dihaluskan, sakarin, peppermint oil dan air.
Konsentrasi gambir yang dicampurkan pada obat kumur adalah 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%
(b/v). Untuk mengurangi endapan yang terbentuk pada obat kumur gambir, maka
dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring Whattman no. 42. Sampel
26
obat kumur gambir tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol gelas, ditutup rapat
dan disimpan pada suhu ruang.
Air Panas
Pengecilan Ukuran
Pencampuran
Sakarin dan
Peppermint
Air PanasOil
27
1. Pengujian Aktivitas Antibakteri
Obat
Kumur
Gambir
2. Pengujian
Stabilitas
Obat Kumur
Penyaringan
SampelTerbaik
Uji
3. UjiGambir
Organoleptik
PengujianPencampuran
Aktivitas Antibakteri
Penyaringan