Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN ANAK

GERAKAN KASAR DAN HALUS, EMOSI, SOSIAL


PERILAKU DAN BICARA

Skala Yaumil mimi


(Bag. Psikologi FKUI Bersama Unit Kerja Pediatri Sosial IDAI)
1. Dari lahir sampai 3 bulan :

Belajar mengangkat kepala

Belajar mengikuti obyek dengan matanya

Melihat ke muka orang dengan tersenyum

Bereaksi terhadap suara / bunyi

Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pandangan dan


kontak

Menahan barang yang dipegangnya

Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengolah

2. Dari 3 sampai 6 bulan :

Mengangkat kepala 0 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang


tangan

Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau


diluar jangkauannya

Menaruh benda-benda di mulutnya

Berusaha memperluas lapangan pandangan

Terutama dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

3. Dari 6 sampai 9 bulan :

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap dan berbalik sendiri

Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

Bergembira dengan melempar benda-benda

Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti

Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang

asing / lain

Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian

4. Dari 9 sampai 12 bulan :

Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu

Dapat berjalan dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengarnya

Belajar menyatakan satu atau dua kata

Mengerti perintah sederhana atau larangan

Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya,


inginmenyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

Berpartisipasi dalam permainan

5. Dari 12 sampai 18 bulan :

Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

Menyusun 2 atau 3 kotak

Dapat mengatakan 5 10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

6. Dari 18 sampai 24 bulan :

Naik turun tangga dan menyusun 6 kotak

Menunjuk mata dan hidung serta menyusun dua kata

Belajar makan sendiri

Menggambar garis di kertas atau di pasir

Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK

Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang


lebih besar

Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan


mereka

7. Dari 2 sampai 3 tahun :

Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

Membuat jembatan dengan 3 kotak

Mampu menyusun kalimat dan menggambar lingkaran

Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan


kepadanya

Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya

8. Dari 3 sampai 4 tahun :

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

Berjalan pada jari kaki dan menggambar garis silang

Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

Menggambar orang hanya kepala dan badan

Mengenal 2 atau 3 warna

Bicara dengan baik dan banyak bertanya

Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

Mengenal sisi atas, bawah, muka belakang

Mendengarkan cerita-cerita dan bermain dengan anak lain

Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya

Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

9. Dari 4 sampai 5 tahun :

Melompat dan menari

Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

Menggambar segi empat dan segi tiga

Pandai bicara dan dapat menghitung jari-jarinya

Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu

Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan bercerita

Minat kepada kata baru dan artinya

Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

Mengenal 4 warna

Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil

Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Sumber

dr. Soetjiningsih, DSAK., Tumbuh Kembang Anak, Jakarta Buku


Kedokteran EGC, 1995 (33 35).

Lampiran 5

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


TENTANG PENYAKIT DIARE

1. Topik :
Penyuluhan mengenai penyakit diare, tentang pengertian, tanda dan gejala akibat
dan pengaruh, penanganan dan pencegahan.
2. Tujuan :
Agar keluarga mempunyai pengetahuan tentang penyakit diare, sehingga nantinya
mampu merawat anggota keluarga yang sakit diare.
3. Sasaran :
Keluarga Tn. A
4. Metode :
Ceramah dan tanya jawab
5. Waktu dan tempat pelaksanaan :
Hari Jumat 22 Juni 2001 Pukul 20.00 20.30 WIB
Tempat : Rumah keluarga Tn. A
6. Materi :
a. Pengertian penyakit diare :
Buang air besar yang encer lebih dari tiga sehari dengan / tanpa darah dan / atau
lendir tinja.
b. Tanda dan gejala :
Merasa haus, anak cengeng dan gelisah, mata cekung dan kemungkinan tidak
ada air mata, bibir dan mulut kering, kulit kalau dicubit kembali pelan.
Kemudian kadang-kadang disertai muntah, kencing sedikit, nafsu makan dan
aktivitas menurun, ubun-ubun cekung, dan kehilangan berat badan 5 9%.
c. Akibat dan pengaruh :
Diare mempunyai dampak yang sangat fatal yaitu kematian, bila tidak ditangani
secara cepat dan tepat. Kematian ini disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh.
Disamping itu diare dapat pula menimbulkan kurang gizi, karena :
1. Pada diare zat makanan hilang dari tubuh.
2. Zat makanan yang ada bukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, namun
untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak karena diare.
3. Makanan dihentikan oleh ibu atau anaknya tidak mau makan serta ibu

mungkin tidak memberi makanan dengan baik.


d. Penanganan :
Dalam penanganan diare, kita harus memperhatikan prinsip tata
laksananya, yaitu :

1)

Mencegah terjadinya dehidrasi, bila mungkin

2) Mengobati dehidrasi dengan tepat dan secepatnya bila terjadi


3) Tetap memberi makanan pada anak
3 cara dasar terapi diare di rumah :
a) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, untuk mencegah
dehidrasi :
1) Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit,
makanan cairan (Sup, air tajin) atau air matang. Gunakan larutan oralit
untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (catatan : jika anak
berusia < 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit
dan air matang daripada makanan yang cair).
2) Berikan larutan ini sebanyak anak mau
3) Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
b) Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi :
1) Teruskan ASI
2) Untuk anak < 6 bulan atau telah mendapat makanan padat dapat diberikan
susu yang diencerkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
3) Bila anak 6 bulan atau telah mendapat makanan padat :
(a)Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur
dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambahkan 1 atau 2
sendok teh minyak sayur tiap porsi.
(b)Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.
(c)Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan
baik.
(d)Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
(e)Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan
makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.
c) Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau menderita sebagai berikut :
1) Buang air besar cair lebih sering
2) Mentah berulang-ulang
3) Sangat haus sekali
4) Makan atau minum sedikit

5) Demam atau tinja berdarah


Kebutuhan oralit per kelompok umur
Umur

Jumlah oralit yang

< 12 bulan
1 4 tahun
> 5 tahun
dewasa

diberikan tiap BAB


50 100 ml
100 200 ml
200 300 ml
300 400 ml

Jumlah oralit yang disediakan di rumah


400 ml / hari (2 bungkus)
600 800 ml / hari (3 4 bungkus)
800 1000 ml/hari (4-5 bungkus)
1200-2800 ml/hari

e. Pencegahan:
1) Hanya memberi ASI pada 4-6 bulan pertama (ASI eksklusif) dan
meneruskan pemberian ASI hingga 2 tahun.
2) Mulai memberi makanan pendamping ASI pada umur 4-6 bulan. Makanan
yang baik seperti bubur dicampur kacang-kacangan, sayuran daging atau
ikan dan sedikit minyak sayur, makanan harus dimasak dan dilumatkan.
3) Berikan makanan yang baru disiapkan dan air matang.
4) Berikan susu dan cairan lain dengan cangkir dan sendok pengganti botol
susu.
5) Biasanya seluruh anggota keluarga mencuci tangan dengan sabun setelah
buang air dan sebelum mengolah atau makan makanan.
6) Pastikan seluruh anggota keluarga menggunakan jamban.
7) Membuang tinja anak dalam jamban atau menimbunnya.
8) Memberikan imunisasi campak anak pada umur 9 bulan.
Lampiran 6

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


TENTANG PEMBUATAN DAN PEMBERIAN LARUTAN ORALIT

1. Topik:
Penyuluhan mengenai pembuatan dan cara pemberian larutan oralit.
2. Tujuan:
Membantu keluarga dalam mengetahui pembuatan dan pemberian larutan oralit
dan mencegah persepsi yang keliru terhadap tindakan tersebut.
3. Sasaran:
Keluarga Tn. A
4. Metode:
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
5. Waktu dan tempat pelaksanaan:
Hari Jumat 22 Juni 2001 pukul 20.30 21.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga Tn. A
6. Media dan alat peraga:
a. Bubuk oralit

b. air matang

c. gelas

d. sondok

7. Materi:
a. Pembuatan larutan oralit:
1) Cuci tangan dengan air dan sabun
2) Tuangkan air ke dalam gelas ( 200 cc) air matang dan didinginkan.
3) Tuangkan semua bubuk oralit ke dalam gelas yang berisi air.
4) Aduk sampai larut benar
5) Sebelum diberikan kepada anak, cicipi dulu agar tahu rasanya.
b. Cara memberikan oralit:
1) Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun.
2) Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua.
3) Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih lama
(misalnya sesendok tiap 2-3 menit).
4) Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, berikan cairan lain seperti
dijelaskan pada materi sebelumnya atau kembali ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan tambahan oralit.
Perhatian : 1. Jangan memakai air panas / mendidih
2. Larutan simpan di tempat yang bersih dan tertutup
3. Setelah > 24 jam larutan jangan diminum lagi

Lampiran 7

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


SIFAT, PENYEBAB DAN PENULARAN PENYAKIT
DIARE
1. Topik:
Penyuluhan mengenai sifat, penyebab dan penularan penyakit diare.
2. Tujuan:
Agar keluarga mempunyai pengetahuan tentang sifat, penyebab dan penularan
penyakit diare. Yang pada gilirannya bisa mengenal adanya bahaya / potensial
penularan pada anggota keluarga yang lain.
3. Sasaran:
Keluarga Tn. A
4. Metode:
Ceramah dan tanya jawab
5. Waktu dan tempat pelaksanaan:
Hari Sabtu 23 Juni 2001 pukul 16.00 17.00 WIB
Tempat : rumah keluarga Tn. A
6. Materi:
a. Sifat penyakit diare:
Penyakit diare merupakan penyakit yang menular yang akut (mendadak)
b. Penyebab diare:
1) Infeksi virus, bakteri, parasit (protozoa, cacing perut, jamur)
2) Malabsorbsi karbohidrat, lemak atau protein.
3) Makanan makanan basi, beracun, alergi.
4) Imunodefisiensi
5) Psikologis rasa takut yang cemas.
c. Penularan penyakit diare:
1) Makanan dan minuman yang tercemar kuman.
2) Tangan yang kotor / tidak bersih.
3) Alat makan dan minum yang terkena kuman.
4) Pengolahan dan penyimpanan makanan dan minuman yang tidak sehat.

Lampiran 8

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


TENTANG RUMAH SEHAT
1. Topik:
Penyuluhan mengenai rumah sehat.
2. Tujuan:
Keluarga bisa memahami manfaat rumah sehat, yang bisa berdampak positif
terhadap peningkatan kesehatan keluarga.
3. Sasaran:
Keluarga Tn. A
4. Metode:
Ceramah dan tanya jawab
5. Waktu dan tempat pelaksanaan:
Senin 25 Juni 2001 pukul 19.30 20.30 WIB
Tempat : rumah keluarga Tn. A
6. Materi:
Rumah sehat adalah sebuah lingkungan pemukiman / tempat tinggal dengan
syarat-syarat kesehatan, sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu:
1) Suhu ruangan dalam rumah yang ideal antara 18 20C
2) Pencahayaan malam hari idealnya penerangan listrik, dan pagi hari semua
ruangan mendapatkan sinar matahari.
3) Ventilasi udara setidaknya luas jendela 1/20 luas lantai ruangan.
4) Luas kamar 5 meter persegi per kapita per luas lantai.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis untuk menjamin privacy bagi penghuni
rumah. Ruangan diatur / ditata dengan memenuhi rasa keindahan dan
memungkinkan hubungan yang serasi antara orang tua dan anak.
c. Perlindungan terhadap penularan penyakit:
1) Adanya sarana air bersih.
2) Ada fasilitas pembuangan air kotor.
3) Ada fasilitas penyimpanan makanan.
d. Perlindungan / pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah:
1) Konstruksi rumah harus kuat.

2) Adanya alat pemadam kebakaran.


e.

Penatalaksanaan
Dalam hal penatalaksanaan penderita diare, harus

memperhatikan prinsip tata laksana penderita diare, yaitu:


1)

Mencegah terjadinya dehidrasi, bila mungkin.

2)

Mengobati diare dengan tepat dan secepatnya bila

3)

Tetap memberi makanan pada anak.

terjadi.
Kemudian untuk memberikan terapi terhadap penderita
diare itu berdasarkan derajat dehidrasinya, yaitu:
1)

Tanpa dehidrasi, pilih rencana terapi A.

2)

Dengan dehidrasi ringan / sedang, pilih rencana terapi B.

3)

Dengan dehidrasi berat, pilih rencana terapi C


Adapun rencana terapi tersebut, adalah sebagai berikut:

1)

Rencana terapi A
Digunakan untuk:
a)

Mengatasi diare tanpa dehidrasi

b)

Meneruskan terapi diare di rumah

c)

Memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi

Tiga cara dasar terapi di rumah, adalah sebagai berikut:


a)

Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya

untuk mencegah dehidrasi:


a.1.

Gunakan cairan rumah tangga

yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cair (sup, air tajin)
atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti
dijelaskan dalam kotak di bawah (catatan : jika anak berusia < 6
bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit
dan air matang daripada makanan yang cair).
a.2.

Berikan larutan ini sebanyak

a.3.

Teruskan pemberian larutan ini

anak mau.
hingga diare berhenti.
b)

Beri anak makanan untuk mencegah

kurang gizi.
b.1.

Teruskan ASI

b.2.

Untuk anak < 6 bulan dan belum

mendapat makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan

dengan air yang sebanding selama 2 hari.


b.3.

Bila anak 6 bulan atau telah

mendapat makanan padat:


b.3.1

Berikan

bubur

atau

campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan


kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan, tambahkan 1
atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi.
b.3.2

Berikan sari buah segar

atau pisang halus untuk menambah kalium.


b.3.3

Berikan makanan yang

segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik.


b.3.4

Dorong

anak

untuk

makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.


b.3.5

Berikan makanan yang

sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan


setiap hari selama 2 minggu.
c)

Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak

tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut:


c.1.

Buang air besar cair lebih sering.

c.2.

Muntah berulang-ulang.

c.3.

Sangat haus sekali / nyata.

c.4.

Makan atau minum sedikit.

c.5.

Demam

c.6.

Tinja berdarah

Jika anak akan diberi larutan oralit di rumah, tunjukkan


kepada ibu jumlah oralit yang diberikan setiap habis buang air besar dan
berikan oralit yang cukup untuk 2 hari.
Kebutuhan oralit per kelompok umur
Umur
< 12 bulan
1 4 tahun
> 5 tahun
Dewasa

Jumlah oralit yang

Jumlah oralit yang

diberikan tiap B.A.B


50 100 ml
100 200 ml

disediakan di rumah
400 ml/hari (2 bungkus)
600 800 ml/hari (3-4

200 300 ml

bungkus)
800 1000 ml/hari (4-5

300 400 ml

bungkus)
1200 2800 ml/hari

Cara memberikan oralit:


a)

Berikan sesendok the tiap 2-4 menit untuk anak

dibawah umur 2 tahun.


b)

Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang

c)

Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian

lebih tua.
berikan cairan lebih lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit)
d)

Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis,

beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan pertama kali atau
kembali ke petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit.
2)

Rencana terapi B
Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/Kg BB atau bila

berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan di lapangan,


berikan larutan oralit paling sedikit sesuai tabel ini, yaitu:
Umur
Jumlah oralit

< 1 tahun
300 ml

1-5 tahun
600 ml

anak

> 5 tahun
1200 ml

menginginkan

lebih

Dewasa
2400 ml

a)

Bila

banyak

oralit,

b)

Dorong ibu untuk meneruskan ASI.

c)

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI, berikan

berikanlah.

juga 100-200 ml air masak selama masa ini.


Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit
a)

Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan

b)

Tunjukkan cara memberikannya sesendok the tiap 1-2

menit (< 2 tahun), beberapa teguk dari cangkir untuk anak yang lebih tua.
c)

Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.

d)

Bila anak muntah tunggu 10 menit, kemudian teruskan

pemberian oralit tetapi lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2-3 menit.
e)

Bila kelompok anak bengkak, hentikan pemberian

oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak
tersebut telah hilang.
Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak
menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi A,B atau C
untuk melanjutkan pengobatan.
a)

Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, bila

dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk dan

tidur.
b)

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang,

ulangi rencana B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti rencana A.
c)

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan

rencana C.
Bila ibu harus pulang sebelum selesai
rencana terapi B, maka :
a)

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam

pengobatan 3 jam di rumah.


b)

Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari

lagi seperti dijelaskan dalam rencana A.


c)

Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit.


c.1.

Memberikan oralit atau cairan lain hingga iare

berhenti.
* Mulai makan
diberi cairan
Memberikan
anak IV segera. Bila
penderita
minum,kesehatan
berikan oralit
c.3.
Membawa
anakbisa
ke petugas
bila perlu.
sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100
3)
Rencana terapi C
mg / kg cairan RL (atau garam
Ikuti arah panah. Bila jawaban dari pertanyaan ya,
normal) d bagi sebgai berikut :
teruskan ke kanan. Bila tidak, teruskan
ke bawah.
Umur
Pemberian I
Dapatkah
saudara
Kemudian
memberikan cairan
Ya
30 ml/ dalam 70 ml / kg
intravena ?
dalam
bayi < 12 bln 1 jam 5 jam
anak > 1 th -1 jam 21/23
jam
*
Ulangi bila nadi masih lemah
atau tidak terabi.
* Nilai kembali penderita tiap 1-2
jam. Bila rehidrasi belum tercapai
percepat tetesan intravera.
*
Juga berikan oralit (5ml/kg
/jam) penderita bisa minum, biasanya
tidak
setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam
(anak)
*
Setelah 3-6 (bayi) atau 3 jam
(anak)
nilai
lagi
penderita
menggunakan
bagan
penilaian.
Kemudian pilihlah rencana yang
sesuai (A, B dan C) untuk
melanjutkan pengobatan
c.2.

Adakah pengobatan
terdekat (dalam 30
menit) ?

Ya

tidak

Apakah
saudara
dapat menggunakan
pipa
nasogastrik
untuk rehidrasi ?

Ya

tidak

Apakah
penderita
bisa minum

tidak

Segera rujuk anak


untuk
rehidrasi
melalui nasogastrik
atau intravena

Ya

*
Kirim
penderita untuk
pengobatan IV
*
Bila penderita bisa minum,
sediakan oralit untuk ibu dan
tunjukkan cara memberikan selama
di perjalanan.
*
Mulai
rehidrasi
dengan
selang
nasogastrik
berikan
20ml/kg/jam selama 6 jam (total
120ml/kg).
*
Nilailah penderita tiap 1-2
jam bila muntah atau perut kembung
berikan cairan pelan-pelan
bila rehidrasi tidak tercapai
setelah 3 jam, kirim penderita untuk
terapi IV
*
Setelah 6 jam nilai kembali
penderita dan pilih rencana terapi
yang sesuai
*
mulai rehidrasi melalui mulut
dengan oralit berikan
ml/kg/jam
selama 6 jam (total 120 ml/kg)
*
Nilai penderita tiap 1-2 jam
bila muntah atau perut kembung
berikan cairan pelan-pelan
bila rehidrasi tidak tercapai
setelah 3 jam, kirim penderita untuk
terapi IV
*
Setelah 6 jam nilai kembali
penderita dan pilih rencana terapi
yang sesuai

Catatan :
* Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
memastikan ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang
dengan memberi oralit.
*

Bila umur diatas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah anda,

pikirkan kolera dan beri antibiotik yang tepat secara oral begitu anak sadar.

Anda mungkin juga menyukai