Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anemia aplastik merupakan gangguan hematopoesis yang ditandai
oleh penurunan produksi eritroid, mieloid dan megakariosit dalam sumsum
tulang dengan akibat adanya pansitopenia pada darah tepi, serta tidak dijumpai
adanya sistem keganasan hematopoitik ataupun kanker metastatik yang
menekan sumsum tulang. Aplasia ini dapat terjadi hanya pada satu, dua atau
ketiga system hematopoisis. Aplasia yang hanya mengenai system eritropoitik
disebut anemia hipoplastik (ertroblastopenia), yang hanya mengenai system
granulopoitik disebut agranulositosis sedangkan yang hanya mengenai sistem
megakariositik disebut Purpura Trombositopenik Amegakariositik (PTA). Bila
mengenai ketiga sistem disebut Panmieloptisis atau lazimya disebut anemia
aplastik. Menurut The International and Aplastic Anemia Study (IAAS) disebut
anemia aplastik bila : Kadar Hemoglobin ? 10 gr/dl atau Hematokrit ? 30;
hitung trombosit ? 50.000/mm3; hitung leukosit ? 3500/mm3 atau granulosit ?
1.5
109/I.(1)
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Anemia aplastik?
2. Apa Etiologi dari anemia aplastik?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada anemia aplastik?
4. Apa saja manifestasi dari anemia aplastik?
5. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
6. Apa saja komplikasi nya ?
7. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia aplastik ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Sistem Hematologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia Aplastik .
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah
dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang
konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1
Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam
1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah.
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai
akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik adalah anemia yang normokromik normositer yang
disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang, sedemikian sehingga sel darah yang
mati tidak diganti.
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya
pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang).
(Ngastiyah.1997.Hal:359)
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai
akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum
tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur
pembentukan darah dalam sumsum.(Sacharin.1996.Hal:412)
2.2
Etiologi
a.
b.
Faktor didapat
-
TEM,
vincristine,
rubidomycine
dan
Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain.
2.3
Patofisiologi
Walaupun banyak penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini,
patofisiologi anemia aplastik belum diketahui secara tuntas. Ada 3 teori yang
dapat menerangkan patofisiologi penyakit ini yaitu :
1. kerusakan sel hematopoitik
2. kerusakan lingkungan mikro sumsum tulang
3. proses imunologik yang menekan hematopoisis
Keberadaan sel induk hematopoitik dapat diketahui lewat petanda sel
yaitu CD 34, atau dengan biakan sel. Dalam biakan sel padanan induk
hematopoitik dikenal sebagai, longterm culture-initiating cell (LTC-IC), longterm marrow culture (LTMC), jumlah sel induk/ CD 34 sangat menurun hingga
1-10% dari normal. Demikian juga pengamatan pada cobble-stone area forming
cells jumlah sel induk sangat menurun. Bukti klinis yang yang menyokong teori
gangguan sel induk ini adalah keberhasilan transplantasi sumsum tulang pada
60-80% kasus. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian sel induk dari
luar akan terjadi rekonstruksi sumsum tulang pada pasien anemia aplastik.
Beberapa sarjana menganggap gangguan ini dapat disebabkan oleh proses
imunologik.
Kemampuan hidup dan daya proliferasi serta diferensiasi sel induk
hematopoitik tergantung pada lingkungan mikro sumsum tulang yang terdiri
dari sel stroma yang menghasilkan berbagai sitokin perangsang seperti GMCSF,G-CSF dan IL-6 dalam jumlah normal sedangkan sitokin penghambat
seperti ? (IFN-?), tumor necrosis factor-? (TNF-?), protein macrophage
inflamatory 1? (MIP-1?), dan transforming growth factor ?2 (TGF-?2) akan
meningkat. Sel stroma pasien anemia aplastik dapat menunjang pertumbuhan
sel induk, tapi sel stroma normal tidak dapat menumbuhkan sel induk yang
4
berikatan
dengan
makromolekul
seluler.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering dialami pada anemia aplastik adalah :
Lemah dan mudah lelah
Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena
infeksi bakteri
Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit
Pucat
Pusing
Anoreksia
Peningkatan tekanan sistolik
5
Takikardia
Penurunan pengisian kapler
Sesak
Demam
Purpura
Petekie
Hepatosplenomegali
Limfadenopati
(Tierney,dkk.2003.Hal:95)
2.5
Penatalaksanaan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi
sebagai berikut :
1. Terapi Kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab.
Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak
diketahui. Akan tetapi,hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak jelas
atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.
2. Terapi suportif
Terapi suportif bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat
pansitopenia. Adapun bentuk terapinya adalah sebagai berikut :
a.
Hygiene mulut
4. Terapi Definitif
Terapi definitif merupakan terapi yang dapat memberikan kesembuhan
jangka panjang.
Terapi definitif untuk anemia aplastik terdiri atas dua jenis pilihan sebagai
berikut :
a.
Terapi imunosuprersif
-
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi organ
3. Gagal jantung
2.7
status
perkawinan,
pendidikan,
pekerjaan,
asuransi,
b. Sirkulasi
- Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI
-
Hipotensi postural
c. Integritas Ego
- Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan
mis transfusi darah
-
Depresi
d. Eliminasi
- Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
-
Distensi abdomen
e. Makanan / cairan
- Penurunan masukan diet
f.
Stomatitis
Neurosensori
- Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentrasi
-
Hemoragis retina
Epistaksis
g. Nyeri/kenyamanan
-
h. Pernapasan
-
i. Keamanan
-
Gangguan penglihatan
Limfadenopati umum
B. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Keperawatan
1. Perubahan
Peningkatan
kaji
b.d
kapiler,
penurunan
komponen
seluler
yang
diperlukan
untuk
pengiriman
oksigen/nutrient
KH :
Memberikan
pengisianinformasi
warnatentang
derajat/keadekua
kulit/membrane
Klien
menunjukkan
perfusi
Rasional
adekuat,
misalnya
tanda
vital
stabil.
Tinggikan
perfusi
kepalajaringan
dan
toleransi.
kebutuhan
ke sel.
intervensi.
Awasi
pernapasan
upaya
- Meningkatkan
;ekspansi
paru
auskultasi
bunyidan
napas
perhatikanmemaksimalkan
bunyi adventisius.
oksigenasi untuk
kebutuhan
seluler. Catatan :
kontraindikasi
Selidiki
keluhanbila
ada
penghangat
Gemericik
menununjukkan
gangguan
Kolaborasijantung
pengawasan
hasillama/peningkata
pemeriksaan
laboraturium.
curah jantung.
Berikan
sel
kompensasi
darah
- Iskemia seluler
merah
mempengaruhi
lengkap/packed
jaringan
Berikan
tambahan
potensial risiko
oksigeninfark.
sesuai
-
indikasi.
Termoreseptor
jaringan dermal
dangkal
karena
gangguan
oksigen
Mengidentifikasi
defisiensi
dan
kebutuhan
pengobatan
/respons
terhadap terapi.
- Memaksimalkan
transport
oksigen
jaringan.
12
ke
2. Intoleransi
Dapat
aktivitas
Kaji
kemampuan
- Mempengaruhi
pilihan
ketidakseimban meningkatkan
gan
suplai
intervensi/bantu
antaraambulasi/aktivitas.
- Kaji kehilangan atauan
oksigen
(pengiriman)
dan kebutuhan.
gangguan
KH :
melaporkan
peningkatan
toleransi
aktivitas
keseimbangan, gaya
-
neurology
karena defisiensi
(termasuk aktivitas
vitamin
sehari-hari)
-
menunjukkan
penurunan
Observasi
tanda-
pernapasan,
keamanan
pasien/risiko
sesudah
cedera
dan
fisiologis, misalnyaaktivitas.
nadi,
Manifestasi
kardiopulmonal
dalam
- Berikan lingkungandari
rentang normal
B12
mempengaruhi
intolerasi
Menunjukkan
tenang,
upaya
pengunjung,
danuntuk membawa
tirahadekuat
bila
dijaringan
indikasikan
-
Gunakan
ke
Meningkatkan
teknikistirahat
untuk
menghemat
energi,menurunkan
anjurkan
pasienkebutuhan
tubuh
dandan menurunkan
kelemahan, anjurkanregangan
pasien
aktivitas
semampunya (tanpa
memaksakan diri).
13
Meningkatkan
aktivitas secara
bertahap sampai
normal
dan
memperbaiki
tonus
otot/stamina
tanpa
kelemahan.
Meingkatkan
harga diri dan
rasa terkontrol.
3. Perubahan
nutrisi
dari
Kebutuhan nutrisi
kurangterpenuhi
kebutuhan
makanMengidentifikasi
yang disukai
defisiensi,
KH :
tubuh
b.d
Observasi dan catatmemudahkan
Menunujukkan
kegagalan untuk
masukkan makananintervensi
peningkatan
mencerna atau
pasien
Mengawasi
/mempertahankan
ketidak
masukkan kalori
berat badan dengan
mampuan
Timbang
beratatau kualitas
nilai laboratorium
mencerna
badan setiap hari.
kekurangan
normal.
makanan
konsumsi
- Tidak mengalami
/absorpsi
makanan
tanda mal nutrisi.
nutrient
yang
Berikan makan Mengawasi
Menununjukkan
diperlukan
sedikit
denganpenurunan berat
perilaku,
untuk
frekuensi sering danbadan atau
perubahan
pola
pembentukan sel
atau makan diantaraefektivitas
hidup
untuk
darah merah
waktu makan
intervensi nutrisi
meningkatkan dan
Observasi dan catat Menurunkan
atau
kejadian
kelemahan,
mempertahankan
mual/muntah, flatusmeningkatkan
berat badan yang
dan dan gejala lainpemasukkan dan
sesuai.
yang berhubungan mencegah
14
makan,efek anemia
untukorgan.
penyikatan
lembut.
yang
Berikan
encerkan
pemasukkan
oral.
bakteri,
meminimalkan
Kolaborasi ; pantaukemungkinan
hasil
pemeriksaaninfeksi. Teknik
laboraturium
perawatan mulut
khusus mungkin
diperlukan bila
Kolaborasi; berikanjaringan
obat sesuai indikasi rapuh/luka/perda
rahan dan nyeri
berat.
Membantu
dalam rencana
diet untuk
memenuhi
kebutuhan
individual
Meningkatakan
efektivitas
15
program
pengobatan,
termasuk
sumber diet
nutrisi yang
dibutuhkan.
Kebutuhan
penggantian
tergantung pada
tipe anemia dan
atau adanyan
masukkan oral
yang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.
4. Risiko
tinggiInfeksi tidak
Tingkatkan
cuci
mencegah
terhadap infeksiterjadi.
b.d
oleh
tidakKH :
pemberisilang/kolonisasi
adekuatnya
pertahanan
perilaku untuk
Catatan : pasien
sekunder
mencegah/menuru
dengan
anemia
(penurunan
bebas drainase
granulosit
purulen atau
(respons
eritema, dan
inflamasi
demam.
luka
Berikan perawatan
tertekan).
normal kulit.
menurunkan
i bakteri
Motivasi perubahan
posisi/ambulasi yang
menurunkan
kulit/jaringan
dan infeksi
meningkatkan
Tingkatkanventilasi semua
masukkan
adekuat
membantu
memobilisasi
sekresi
untuk
mencegah
pneumonia
membantu
Pantau/batasidalam
pengunjung. Berikanpengenceran
isolasi
bilasecret
memungkinkan
pernapasan
untuk
mempermudah
pengeluaran dan
adanyacairan
danmisalnya
menggigil
takikardia
tubuh
denganpernapasan dan
ginjal.
Amati eritema/cairan
membatasi
pemajanan pada
luka
bakteri/infeksi.
Perlindungan
isolasi
Ambil
untuk
specimendibutuhkan pada
anemia aplastik,
kultur/sensitivitas
bila
respons
sesuai indikasi
imun
sangat
terganggu.
17
adanya proses
Berikan antisepticinflamasi/infeksi
topical ; antibioticmembutuhkan
sistemik
evaluasi/pengob
atan.
indikator infeksi
lokal. Catatan :
pembentukan
pus
mungkin
membedakan
adanya
infeksi,
mengidentifikasi
pathogen khusus
dan
mempengaruhi
pilihan
pengobatan
mungkin
digunakan
secara
propilaktik
untuk
menurunkan
kolonisasi
atau
untuk
pengobatan
proses
5. Konstipasi atau Membuat/kembali Observasi warna
18
infeksi
local
Membantu
Diare
feses, konsistensi,
berhubungan
fungsi usus.
dengan
KH: Menunjukkan
penurunan
perubahan
Auskultasi bunyi
intervensi yang
masukan diet;
perilaku/pola
usus
tepat.
perubahan
hidup, yang
bunyi usus
proses
diperlukan sebagai
secara umum
pencernaan;
penyebab, factor
efek samping
pemberat.
terapi obat.
mengidentifikasi
pemberat dan
cairan).
meningkat pada
menurun pada
konstipasi
dapat
mengidentifikasi
kehilangan
ml/hari dalam
berlebihan atau
toleransi jantung
alat dalam
mengidentifikasi
defisiensi diet
membantu
Hindari makanan
dalam
konsistensi feses
perianal dengan
bila konstipasi.
sering, catat
Akan membantu
perubahan kondisi
memperthankan
status hidrasi
menurunkan
dan distensi
ekskoriasi kulit
dan bulk.
dan kerusakan
Berikan pelembek
feses, stimulant
ringan, laksatif
serat menahan
pencernaan dan
indikasi. Pantau
mengabsorpsi
keefektifan.
air dalam
(kolaborasi)
alirannya
Berikan obat
sepanjang
antidiare, misalnya
traktus intestinal
Defenoxilat
dan dengan
menghasilkan
dan obat
bulk, yang
mengabsorpsi air,
bekerja sebagai
untuk defekasi.
mempermudah
defekasi bila
konstipasi
terjadi.
20
menurunkan
motilitas usus
Pasien mengerti
Berikan informasi
pengetahuan
dan memahami
tentang anemia
dasar
sehubungan
tentang penyakit,
6. Kurang
sehingga pasien
terapi tergantung
dapat membuat
gat ; salah
pengobatan.
pilihan yang
interpretasi
KH :
beratnya anemia.
tepat.
Menurunkan
mengenal
menyatakan
ansietas dan
sumber
pemahamannya
dapat
informasi.
proses penyakit
persiapan untuk
meningkatkan
dan
pemeriksaan
kerjasama dalam
penatalaksanaan
diagnostic
program terapi
penyakit.
Mengidentifikasi
ansietas/ketakuta
factor penyebab.
n tentang
Melakukan
ketidaktahuan
tiindakan yang
meningkatkan
perlu/perubahan
stress,
pola hidup.
Kaji tingkat
selanjutnya
pengetahuan klien
meningkatkan
Pengetahuan
megetahui
keluarga tentang
dengan
mengetahui
kondisinya
sekarang, klien
diberikan
BAB III
22
PEMBAHASAN KASUS
KASUS
Tuan A,masuk rumah sakit pada tanggal 3 Desember 2009, jam 10.00
WIB.Mengeluhkan sakit kepala pada bagian tengkuknya, badan sering terasa lemas,
dan sering kesemutan pada saat istirahat.Setelah dilakukan pemeriksaan didapat TD
110/ 60 mmhg, SH 34.5oC, Nadi 80x/ menit,HB 3,6 g/dl. Dengan RR normal, BB
menurun, sedangkan pada skelera mata memutih, kuku membentuk koilonikia(kuku
melengkung seperti sendok).
A. ANALISA DATA
NO DATA
PENYEBAB
MASALAH
1: - Tn A mengeluh sakit kepla Penurunan
komponenPerubahan
Perfusi
- Mudah lelah
seluler yang diperlukanJaringan
- Kesemutan
untuk
pengiriman
- kedinginan
oksigen/nutrient ke sel
- mata berkunang kunang
O : - Hb Turun 3,6 g/ dl
- Ekstremitas atas dan bawah
dingin
- Suhu 36o C
- kulit pucat
- Gelisah
2 - Tn A mengeluh badanPenurunan
keinginanPerubahan
nutrisi
meras lemas
untuk makan sekunderkuran dari kebutuhan
O : - keadaan umum lemah terhadap anoreksia
tubuh
- porsi yang disediakan
3
sendok yang dimakan
- tugor jelek
3S : - Tn a mengatakan susahGangguan fungsi perfusiGangguan
rasa
tidur
selebral
nyaman atau nyeri
- nyeri pusing
O : - Tn a tampak menguap saat
ditanya
- mata merah
- tidur lebih kurang 5 jam
- mata cekung
- meringis
23
S : - Tn A mengeluh apakahKurang
informasiKurang pengetahuan
akan cepat sembuh dantentang penyakit nya
tentang
penyakit
kapan bs pulang
tentang
kondisi
O : - cemas atau gelisah
proknosis
- TnA sering bertanya
tentang penyakit nya
B. NCP
NO Diagnosa
Tujuan dan KH :
Intervensi
keperawatan
1
Perubahan
Pperubahan
perfusi
observasi
Rasional
member
informasi
b/d
vital
ketidakKH :
seimbangan 1.kualitas
02
.Di
dengan
pengisian
mengeluh
kepala
lelah,
kesemutan,
kedinginan,
mata berkunangkunang,
ekstremitas
dingin,
jaringan
dan
membantu
menentukan
kebutuhan intervensi
sakit
mudah
ke adekuatan perfusi
kulit
pucat,gelisah,
24
suhu 36 C
tinggikan
meningkatkan
paru
dan
sesuai
memaksimalkan
toleransi
oksigenasi
observasi
upaya
untuk
kebutuhan seluler
dipsnea gemeritik
menunjukan
gejala
atu
peningkatran
kompensasi
curah
jantung
selidiki
keluhan
iskemia
seluler
mempengaruhi
Gangguan
nyaman
b/d
nyeridapat terpenuhi
perfusiKH :
selebral
mengatakan
pusing,
mata
merah,
tidur
dan
mengambil
gangguan
langkah agra tn a
istirahat
dapat
istirahat
dengan tenang
nyeri
mengetahui
Tn A tampak segar
Tn
perubahan
25
lebih kurang 5
jam,
mata
cekung., hb 36
g/dl
kaji
dengan mengetahui
intensitas
tinggi
menentukan
intervensi yang akan
ajarkan
di lakukan
diharapkan derngan
teknik
relaksasi
pusing berkurang
dan
distraksi
jelaskan
agar Tn.A
penyebab
mengerti ,memahami
nyeriatau
penyebab rasa/pusing
pusing
mengganggu istirahat
dan tidur
observasi Diketahui keadaan
Intoleransi
tn a dapat mealakukan-
aktivitas b/d
tindakan aktivitas
ketidak
tanda vital
Tn.A
Mendorng
seimbangan 02 lain
untuk
ditandai dengan, KH :
menggunakanmembatasi
tn a mengeluh
teknik
1. makan menyuap
untuk
pasien
banyak
penyimpangan energi
penghematan dan
mencegah
energi
kelemahan
orang lain, hb
3,6 g/dl
- anjurkan tn akardio
pulmonal
untuk
berlebihan
dapat
menghentika menimbulkan
n
aktivitasdekompensasi
bila
palpitasi,
26
adakegagalan
atau
kelemahan,
pusing,.
4
Perubahan
nutrisi
dari
kaji
kurangKH :
kebutuhan1.
b/d
status
nyeri
keadaan
umum
masuk
badanhabis
tersa
lemah,
sehingga
kekurangan
bahwa
diketahui
tn.Amembaik
mengatakan
dapat
akan
keadaan umum
lemah,
porsi
yang disediakan
3 sendok yang
habis,
tugor
kulit jelek
- jelaskan pd
dapat menjelaskan
agar
pengetahuan
nya
bertambah
dan
di
harapkan
tn.
makan .
berikan - dengan makanan
makanan
yang
merangsang
yang
nafsu
makan,
gizi
makan
5
Kurang
pengetahuan
gelisah, hilang
menghabiskan porsi
yang dihidangkan
berikan
tn.a dan keluarga
penjelasan
tentang kondisiKH :
prognosis
keluarga
kurang
informasi
tanya lagi
tentang penyakit
nya
penyakit nya
penyembuhan
tn.a
dengan
tn.abertambah
mengeluh
tentang
penyakitnya dan
bertanya kapan
bisa pulang, tn.a
gelisah,
bertanya tentang
penyakit nya
28
diharapakan Tn.A
prosedur
perawatan
mengetahui tindakan
dan
mempunyai
dijalankan
semangat dalam
beri menghadapi
support
mental
29
penyaakitnya
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai
akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum
tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur
pembentukan darah dalam sumsum.(Sacharin.1996.Hal:412)
Penyebab dari anemia aplastik adalah :
a.
b.
Faktor didapat
-
santonin-kalomel,
obat
sitostatika
(myleran,
Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain.
3.2
Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
30
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis
Edisi 9. Jakarta : EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A
Guide to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi
ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and
Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta :
EGC
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html
31