Isi
Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem pernapasan masih menduduki
peringkat yang tinggi sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh
berbagai sebab (Purnawan Junadi; 1982; 206).
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi
bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai
dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup
dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).
Berbagai permasalahan keperawatan yang timbul baik masalah aktual
maupun potensial akibat adanya efusi pleura antara lain adalah ketidak efektifan
pola nafas, gangguan rasa nyaman, gangguan pemenuhan kebutuhan tidur dan
istirahat, kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, gangguan pemenuha
kebutuhan nutrisi yang menyebabkan penurunan berat badan pasien serta masih
banyak lagi permasalahan lain yang mungkin timbul.
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan bronkhitis
ini adalah agar mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan
pada bronkhitis.
2) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
1. Konsep dasar bronkhitis
2. Pengkajian
3. Diagnose keperawatan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea
oleh berbagai sebab (Purnawan Junadi; 1982; 206).
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi
bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga
disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau
croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).
2.2 ETIOLOGI
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti
Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para
influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak
yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma
pneumoniae (Ngastiyah; 1997; 37).
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri
(staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae).
Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur
(Purnawan Junadi; 1982; 206).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau
kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca,
alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan
terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 1997; 37).
Bronchitis yang mengenai bronkus pada lobis atas sering dan memberikan gejala:
1. Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin
berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.
2. Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau
mukopuruen dan kental.
3. Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang
4.
disertai tanda
tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang
menetap.
2.4 PATHOFISIOLOGI
Virus dan kuman biasa masuk melalui port de entry mulut dan hidung
dropplet infection yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/
bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.
Alergen
Aktivasi IG.E
Peningkatan
pelepasan
histamin
Edema mukosa sel
goblet memproduksi
mukus
Infeksi sekunder oleh
beberapa penyakit
Ketidakefektifa
n bersihan
jalan nafas
Perubahan pola
nafas
Penggunaan otot-otot
bantu pernafasan.
Nyeri pada retrosternal
Hipertermi
a
Malaise
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Gangguan
keseimbang
an cairan
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik.
Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif)
maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada
usia dewasa (Ngastiyah; 1997; 37).
Komplikasi
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara
lain :
1. Bronchitis kronik
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami
infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas
bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya
kurang baik.
3. Pleuritis.
Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia.
Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
4. Efusi pleura atau empisema
5. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian.
6. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomisis pembuluh
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan
tindakan beah gawat darurat.
7. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran
nafas.
8. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabangcabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi
arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis
sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi
hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi
gagal jantung kanan.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
3.
Suhu tubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi
dan respirasi dalam batas normal.
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
b. Berikan kompres.
R/ Penurunan panas dapat dilakukan dengan cara konduksi melalui
kompres.
c. Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.
R/ Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
d. Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan
menyerap keringat untuk klien.
R/ Penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi.
e. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik.
R/ Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat pengatur
suhu di hipotalamus.
f. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Peningkatan suhu tubuh mencerminkan masih adanya bakterimia,
viremia
4.
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat dari nutrisi yang
adekuat.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan.
b.
c.
e.
5.
6.
mampu
menjelaskan
lagi
tentang
pengobatan
dan
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tentang pengobatan Bronchitis pada anak.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
mengerti tujuan dilakukannya pemberian terapi/ pengobatan.
b. Jelaskan pada keluarga tentang olahraga yang dapat dilakukan.
R/ Olahraga ringan dapat membantu meningkatkan compliance paru.
c. Jelaskan pada keluarga tentang efek samping penggunaan obat-obatan.
R/ Mencegah terjadinya komplikasi akibat efek samping pengobatan.
d. Observasi pengetahuan keluarga tentang penjelasan yang diberikan oleh
petugas.
R/ Kemampuan keluarga dalam memberikan penjelasan mencerminkan
tingkat pemahaman keluarga.
10
BAB III
LAPORAN KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK N DENGAN BRONKHITIS
DIBANGSAL MELATI RSU MATARAM
3.1 NARASI KASUS
Ibu mengungkapkan An. N sejak minum es batuk terus menerus selama 2
hari, bila untuk lari anak merasa sesak2 hari sebelum kunjungan ke poli
alergi, klien minum es + jam setelah klien minum es klien batuk-batuk,
diserta dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah berat saat anak larilari. Kemudian oleh ibu anak dibawa ke Poli Anak RSU mataram Anak
duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batukbatuk, tampak agak sesak,
tekanan darah 100/70 mmHg
nadi 92 x/mnt, suhu 37OC,
pernafasan 26 x/mnt teratur.
3.2 PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 desember 2011 pukul 10.00 WIB di
Bangsal Melati RSU MATARAM
1.
: An. N
Jenis kelamin
: perempuan.
: Tn. S/ Ny. T
: Islam
Suku bangsa
: sasak/ Indonesia
Alamat
: majeluk
No. RM
: 10135091
11
Sumber informasi
Diagnosa medis
: Bronkhitis alergika.
Identitas penanggungjawab
Nama
: Ny.T
Umur
: 45tahun
Bangsa
: indonesia
Agama
: islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: IRT
2.
: majeluk
RIWAYAT KEPERAWATAN
1)
Keluhan utama
Ibu mengungkapkan An. N sejak minum es batuk terus menerus
selama 2 hari, bila untuk lari anak merasa sesak.
2)
3)
4)
12
Genogram :
5)
6)
Riwayat imunisasi
Klien telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu: BCG,
Polio, DPT, Campak dan hepatitis.
7)
Riwayat nutrisi
Ibu mengungkapkan An. N diberikan ASI sampai usia 6 bulan,
PASI dimulai pada saat usia anak mencapai 4 bulan, makanan
tambahan berupa bubur susu diberikan pada saat anak berusia 4
bulan. Pada saat pengkajian BB 34 kg, TB 140 cm. Ibu
mengungkapkan anak sulit makan selam sakit ini, makanan yang
disajikan tidak pernah dihabiskan.
8)
9)
Data Psikososial
13
konsisten
padat,warna
urine.
:ibu klien mengatakan klien tidak ada
menggunnakan
sabun,sikat
gigi
anaknya
tidak
14
Saat sakit
3.
berbentuk
simetris,
rambut
bersih,
hitam
dan
DL:
Hb 13 gr %, LED14-28, leukosit 6800, diff. Count -/ -/ 2/ 61 / 35/ 2
Pemeriksaan alergi:
House dust 10,3 mm, tomat 12,7 mm, udang 12,5 mm, histamin 30,8
mm.
Foto thoraks:
Tidak didapatkan kelainan, sinus phrenicostalis tajam.
16
Data
6.
Etiologi
7.
M
as
al
8.
S:
9.
10.
15. Alergen
16.
17. Aktivasi Ig. E
18.
- 11.Wheezing +/+.
- O:Rhonci +/+.
19. Pengeluaran
histamin
RR 26 x/mnt, teratur.
20.
ah
26. B
er
si
ha
n
jal
an
na
fa
s
nafas teratur
13.
22.
14.
sulit
37. Alergi
yang
38.
39. Membutuhkan
pengetahuan
orang tua dan
kepatuhan anak
untuk
penghindaran
alergen
29.sumber alergi.
- Klien menderita alergi sejak 10
30.
bulan dan kambuh kembali pada
31.usia 2 dan 10 tahun.
32.
33.
34.
O:
40.
41. Tidak patuh
36.
42.
43. Ketidakefektifan
penatalaksanaan
regimen
pengobatan
17
44. Pe
na
tal
ak
sa
na
an
re
gi
m
en
ti
da
k
ef
ek
tif
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk
disertai riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu, Wheezing +/+, Rhonci
+/+, RR 26 x/mnt, teratur, Retraksi intercosta ringan.
b. Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan
dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber
alergi
3.5 INTERVENSI
52.
No.
53.
55. DIA
Ha
GNO
57. NOC
58. NI
59. R
SA
54.
56. KEP
JA
ERA
WAT
60.
89.
Ka
61.
90.
62.
63.
64.
65.
91.
92.
93.
AN
126.Ketid
akefe
ktifa
n
bersi
han
jalan
nafas
berhu
bung
an
deng
an
penin
gkata
137.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
ketidakefektifan jalan
nafas dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
18
klien
dan
memadai
keluarga
memungkinka
beberapa
keluarga dan k
tindakan yang
kooperatif dal
dapat
tindakan peraw
dilakukan
165.
untuk
166.
meningkatkan
proses
pengeluaran
167.
168.
66.
94.
67.
95.
68.
96.
69.
97.
70.
98.
71.
99.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
n
prod
uksi
sekre
t
yang
ditan
dai
deng
an
Ibu
meng
ungk
apka
n
anak
batuk
disert
ai
riak
deng
an
sesak
sejak
2 hari
yang
lalu,
Whe
ezing
+/+,Rhon
ci +/
+,
RR
26 x/mn
t,
teratu
r,
Retra
ksi
interc
osta
ringa
n.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
141.
142.
143.
minum
lebih
sekret sehingg
banyak
dan
hangat kepada
mudah dikelua
klien.
3) Ajarkan pada
144.
keluarga
145.
146.
19
172.
nafas
147.
latihan batuk
melepaskan se
148.
efektif
dari tempat
154.
149.
155.
150.
156.
151.
152.
153.
Orang tua mengetahui
faktor-faktor yang mem
pengaruhi
timbulnya
alergi.
Orang tua mengetahui
cara dan tindakan yang
dilakukan
menghindari
dengan alergen.
untuk
kontak
perlekatan, po
drainase
memudahkan
pengaliran sek
157.
batuk efektif
158.
mengeluarkan
4) Kolaborasi
pemberian
ekspektoran.
Observasi:
Pernafasan
(rate,
sekret secara
adekuat
4. Ekspektoran
dalam
pola,
mengandung
regimen yang
berfungsi unt
mengencerka
sekret agar le
penggunaan
otot
mudah dikelu
bantu,5. Tanda vital
irama, suara
merupakan
nafas,
indikator yan
cyanosis),
dapat diukur
tekanan
mengetahui
nadi,
dan suhu.
112.
171.
173.
fisioterapi
darah,
127.
84.
kecukupan su
oksigen, supl
85.
86.
87.
113.
114.
115.
128.
159.
oksigen yang
129.
160.
cukup merup
130.
161.
131.
162.
132.
163.
133.
88.
116.
Ka
patent
174.
175.
penyuluhan
176.
pada keluarga
135.
177.
tentang
c. Ketidakefektifan
117.
11. penatalaksanaan
regimen
bahan-bahan
178.
terutama
179.
118. pengobatan
berhubungan
119. dengan
anak.
ketidakpatuhan
klien dan ke
b. Diskusikan
ditandai
dengan
sudah bebas d
a. Berikan
134.
120. yang
tanda jalan na
Ibu
121. mengungkapkan
sulit mengontrol
dengan
koopertif
te
tindakan peraw
keluarga
180.
mengenai
181.
alternatif
122. makanan
yang
dimakan
oleh
yang
dilakukan
keluarga meru
untuk
jalan keluar
menghindari
sesuai
kontak dengan
keadaan kelua
123. anak
menjadi sumber
124. alergi
136.
125.
182.
alergen.
c. Berikan
183.
Po
reinforcement
positif
reinforcement meningkatkan
pada orang tua percaya
dan anak jika motivasi
kooperatif
164.
ke
untuk berperan
dalam
klien
20
diri
pera
184.
21
I.
1.
IMPLEMENTASI
2. Diagnosa
185. 186. 3. T
4. Krit
187.Pelaksanaan
tindakan 5. INTERVENSI
188.
keperawat
T
uj
eria
an
ua
hasi
n
O-
l
m
7.
8.
Ketidake 9.
Orang
tuaa. Berikan penyuluhan pada keluargaa. Pengetahuan ya
a
fektifan
rang tua
mengetahui
tentang
bahan-bahan
terutama klien dan keluar
d
penatalaksanaan
menunjukkan
faktor-faktor
makanan yang menjadi bahan perawatan.
a
regimen
pengobatan keinginan
yang
mem alergen bagi anak.
10.
n
berhubungan dengan untuk
pengaruhi
b. Diskusikan
dengan
keluarga
11.
189.p
ketidakpatuhan yang berperan aktif
timbulnya alergi. mengenai alternatif tindakan yang
b. aAlternatif cara
ditandai dengan Ibu dalam penata - Orang
tua mungkin
dilakukan
untuk
rmerupakan jala
mengungkapkan sulit laksanaan
mengetahui cara menghindari kontak dengan alergen.
akeadaan keluarg
mengontrol makanan pengobatan
dan
tindakanc. Berikan positif reinforcement pada
f
12.
yang dimakan oleh
dan
perawatan
yang
dilakukan
orang
tua
dan
anak
jika
kooperatif.
190. a.192.Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkanf.
13.
1 agar efektif
anak yang menjadi
untuk
dengan batuk,
tetapi bila sekret kental akan mempersulit
sumber alergi.
setelahpengeluaran menghindari
sekret. Oleh karena itu sekret perlu
191.mendapat
denganlebih banyak dan hangat,
diencerkan kontak
dengan minum
1
penjelasan
minum obat alergen.
sesuai dosis dan tepat waktu.
b. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang
dari petugas.
lebih banyak kepada anak dan yang hangat.
c. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif
yaitu
menghirup
nafas
dalam
kali
kemudian
alergen.
Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber
c. Positif
reinfor
percaya diri d
berperan aktif da
II.
EVALUASI
196.
197.catatan perkembangan
198. nama
ha
dan
paraf
199.
Ju
201.
202.
200.
10
203.
-
215.
- 205.
Ibu tampak menganggukkan kepala saat dijelaskan
oleh petugas.
206.
- Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi +/+.
207.
212.Masalah belum teratasi.
209.
210.
218.
208.
216.
Ju
219.
217.
11
220.
221.
222.
223.
229.
230.
231.
232.
233.
23
228.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.BAB IV
242.PENUTUP
243.
4.1 Kesimpulan
244. Tahap Pengkajian
245.
yang perlu dikaji mulai dari struktur dan sifat pemenuhan kebutuhan dalam hidup seharihari, reproduksi, faktor sosial, budaya, ekonomi, faktor lingkungan, psikologi dan derajat
kesehatan. Sedangkan pada tinjauan kasus seperti kenyataan dilapangan data-data
tersebut dapat dikaji secara keseluruhan.
246. Tahap Diagnosa Keperawatan
247.
terdapat 5 diagnosa keperawatan tetapi dalam tinjauan kasus hanya terdapat 2 diagnosa
keperawatan, 3 diagnosa keperawatan tidak terdapat pada kasus karena kurangnya data
yang menunjang timbulnya diagnosa keperawatan tersebut.
248. Tahap intervensi
249.
dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang telah
diidentifikasi secara teori, pada kenyataan dilapangan perencanaan menentukan masalah
kesehatan atau diagnosa keperawatan terlebih dahulu menentukan sasaran, menentukan
tujuan, perencanaan perawatan yang disusun berpedoman pada landasan teori dan
disesuaikan dengan keadaan yang nyata.
250. Tahap implementasi
24
251.
rencana keperawatan.
252. Tahap Evaluasi
253.
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya, bila hasil
evaluasi tidak atau berhasil sebagaian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga.
254.
259.
260.
261.
262.
263.
265.
DAFTAR PUSTAKA
264.
266.
267.
268.
269.
Ganong F. William, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17, Jakarta EGC ;
1998
270.
271.
272.
273.
26